Contoh PTK Ipa
Contoh PTK Ipa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar
menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan
hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat
dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,
gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu
dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi
lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan
pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan
rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta
terhadap
tanah
air,
mempertebal
semangat
kebangsaan
dan
rasa
guru
secara
langsung
dapat
mempengaruhi,
membina
dan
peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar
yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undangundang Nomor 2 tahuan 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri
serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1998: 3). Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat
umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan
dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi
tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci
menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
(Purwanto, 1988 :2). Tujuan instruksional dijabarkan menjadi Tujuan
Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK).
Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada mata pelajaran
IPA di Sekolah Dasar, khususnya di SDN Sumberbulus 03 masih banyak
mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata
pelajaran IPA dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya,
mata pelajaran IPA peringkat nilainya menempati urutan paling bawah dari
enam mata pelajaran yang diebtanaskan, bertitik tolak dari hal tersebut di atas
perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar
siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA tidak mengalami kesulitan,
sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran
IPA dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak.
Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA.
Metode
pembelajaran
jenisnya
beragam
yang
masing-masing
dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul
dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.
Sedangkan penggunaan metode eksperimen
diharapkan dapat
D.
Manfaat Perbaikan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA dengan metode
eksperimen.
2. Bagi guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan
bantuan metode demonstrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapi
dengan baik.
3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang
salah satu alternative cara pembelajaran IPA pada siswa dengan
pemanfaatan metode pengajaran dalam mencapai tujuan intruksional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat
dengan
pernyataan
tersebut
Sutomo
(1993:
68)
metode
ilmiah
dalam
rangkan
menemukan
suatu
kebernaran.
5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana
konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan
metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil
(produk).
C. Proses Belajar Mengajar IPA
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen
atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya
saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan
(Usman, 200: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal
ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami
proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek
pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman,
2000: 5).
Mengajar
merupakan
suatu
perbuatan
yang
memerlukan
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama,
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu
alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya
belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
-
Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variablevariabel yang harus dikontrol dengan ketat.
Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
10
11
cara
membangkitkan
motivasi
ekstrinsik
dalam
belajar
mengajar
guru,
hendaknya
terlebih
dahulu
12
13
bergerak dan mengerjakan sesuatu. Cara mereka belajar boleh jadi tampak
sembarangan dan tida karuan.
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis
cara belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22
diantaranya
rata-rata
dapat
belajar
dengan
efektif
selama
gurunya
14
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut
Oja
dan
Sumarjan
(dalam
Titik
Sugiarti,
1997:
8)
15
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi KelasV SDN Sumberbulus
03 Tahun Pelajaran 2008/2009 pada pokok bahasan Perubahan Cahaya
dan Sifatnya.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas,
2000: 3).
tujuan
utama
dari
PTK
adalah
untuk
16
Putar
an 1
Refleksi
Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Putar
an 3
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
model
eksperimen .
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
17
18
a. Validitas Tes
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk
mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
N XY X Y
rxy
N X
N Y
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
Dengan: rxy
X2
2r1 / 21 / 2
(Suharsimi Arikunto, 20001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Dengan: r11
r1/21/2
B
Js
Dengan: P
: Indeks kesukaran
19
Js
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
D
B A BB
PA PB
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
PA
BA
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
PB
BB
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
20
X
N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
21
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan belajar dengan metode eksperimen dan
pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes
formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan belajar dengan metode eksperimen.
A. Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis
tes yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45
2. Reliabilitas
23
Soal-soal
yang
telah
memenuhi
syarat
validitas
diuji
21 soal mudah
15 soal sedang
10 soal sukar
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 soal.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarasyarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
B. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 2 April 2009 di Kelas V dengan jumlah
siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
24
NAMA SISWA
SKOR
60
30
80
60
40
80
70
80
80
70
60
80
50
100
70
70
80
70
80
60
80
70
50
Andrik Afriandi
Abdul Rasid
Hamidi
Hamari
Junaidi
Mutmainnahsolihin
Fitriah
Erfan Efendi
Mery Ningsih
Moh. Erfan
Muhakki Romadhan
Rohiki Mahtub
Siti Kholifah
Shofiatul Ningsih
Suningsih
Vian Lestari
Wanib Habibi
Yuliatin
Zuyyinatul Jannah
Ida Mujriwati
Rudianto
Fitriatul Jannah
Abdullah
Keterangan:
KETERANGAN
T
TT
TT
TT
T
TT
TT
T
T
T
T
T
TT
T
TT
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
TT
T
TT
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal
: Tuntas
: Tidak Tuntas
: 15
:8
: Belum tuntas
Uraian
25
Hasil Siklus I
68,26
15
65,22
26
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut.
Table 4.4. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus II
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Andrik Afriandi
Abdul Rasid
Hamidi
Hamari
Junaidi
Mutmainnahsolihin
Fitriah
Erfan Efendi
Mery Ningsih
Moh. Erfan
Muhakki Romadhan
Rohiki Mahtub
Siti Kholifah
Shofiatul Ningsih
Suningsih
Vian Lestari
Wanib Habibi
Yuliatin
Zuyyinatul Jannah
Ida Mujriwati
Rudianto
Fitriatul Jannah
Abdullah
Keterangan:
SKOR
80
60
60
70
70
90
70
80
80
70
60
80
70
90
80
90
90
80
80
60
80
70
60
KETERANGAN
T
TT
T
TT
TT
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
TT
T
TT
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal
: Tuntas
: Tidak Tuntas
: 18
:5
: Belum tuntas
Uraian
27
Hasil Siklus II
74,78
18
78,26
28
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
siklus III adalah sebagai berikut.
Table 4.6. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus III
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Andrik Afriandi
Abdul Rasid
Hamidi
Hamari
Junaidi
Mutmainnahsolihin
Fitriah
Erfan Efendi
Mery Ningsih
Moh. Erfan
Muhakki Romadhan
Rohiki Mahtub
Siti Kholifah
Shofiatul Ningsih
Suningsih
Vian Lestari
Wanib Habibi
Yuliatin
Zuyyinatul Jannah
Ida Mujriwati
Rudianto
Fitriatul Jannah
Abdullah
Keterangan:
SKOR
80
60
60
90
90
90
90
80
90
80
80
80
70
100
80
90
90
80
90
80
100
80
60
KETERANGAN
T
TT
T
TT
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
TT
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal
: Tuntas
: Tidak Tuntas
: 20
:3
: Tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
29
30
konsep,
menjelaskan,
memberi
umpan
31
BAB V
PENUTUP
32
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode eksperimen memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,22%),
siklus II (78,26%), siklus III (86,95%).
2. Penerapan metode eksperimen mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata
jawaban siswa hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa tertarik
dan berminat dengn metode eksperimen sehingga mereka menjadi
termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan belajar dengan metode eksperimen memerlukan
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan
atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode
eksperimen dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang
sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
33
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and
Bacon, Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak.
Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
34
35
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
36
SIKLUS 1
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/ Semester
: V/ 2
Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
6.1.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat menyebutkan sifatsifat cahaya dengan benar
Materi Ajar
Cahaya dan Sifatnya
Metode
Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran
o Kegiatan Awal
Salam
Absensi
Apersepsi
o Kegiatan Inti
o Kegiatan Akhir
37
Evaluasi
Salam
Penilaian
o Bentuk Penilaian
Tes tulis
Performance tes
o Instrumen Penilaian
Soal
1. Sebutkan sifat cahaya yang terjadi pada percobaan tadi?
2. Mengapa kelereng yang dimasukkan ke dalam air posisinya seakanakan berubah?
3. Kita dapat melihat bayangan kita dicermin, mengapa?
4. Terjadinya pelangi merupakan penerapan sifat cahaya, yaitu.
5. Mengapa dasar sungai yang airnya keroh tidak bias kita lihat?
Kunci Jawaban
1.
2.
3.
4.
penguraian cahaya
5.
Pedoman Penskoran
38
AHMADIYANTO
NIM. 813661975
Lampiran 2
39
: IPA
Kelas/ Semester
: V/ 2
Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
6.1.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat menyebutkan sifatsifat cahaya dengan benar
Materi Ajar
Cahaya dan Sifatnya
Metode
Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran
o Kegiatan Awal
Salam
Absensi
Apersepsi
o Kegiatan Inti
40
o Kegiatan Akhir
Evaluasi
Salam
Penilaian
o Bentuk Penilaian
Tes tulis
Performance tes
o Instrumen Penilaian
Lembar pengamatan performance
NO
NAMA
SISWA
keaktifan
Aspek Penilaian
ketrampilan
penggunaan
keruntutan
alat
kerapian
JUMLAH
1
2
3
4
5
Keterangan:
rentang skor
Keaktifan
: 0 - 25
Ketrampilan Alat
: 0 - 25
Keruntutan
: 0 - 25
Kerapian
: 0 25
Ledokombo, 9 April 2009
Guru Kelas
AHMADIYANTO
NIM. 813661975
Lampiran 3
41
: IPA
Kelas/ Semester
: V/ 2
Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
6.1.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat menyebutkan sifatsifat cahaya dengan benar
Materi Ajar
Cahaya dan Sifatnya
Metode
Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran
o Kegiatan Awal
Salam
Absensi
Apersepsi
o Kegiatan Inti
42
o Kegiatan Akhir
Evaluasi
Salam
Penilaian
o Bentuk Penilaian
Tes tulis
Performance tes
o Instrumen Penilaian
Lembar pengamatan performance
NO
NAMA
SISWA
keaktifan
Aspek Penilaian
ketrampilan
penggunaan
keruntutan
alat
1
2
3
4
5
43
kerapian
JUMLAH
Keterangan:
rentang skor
Keaktifan
: 0 - 25
Ketrampilan Alat
: 0 - 25
Keruntutan
: 0 - 25
Kerapian
: 0 25
AHMADIYANTO
NIM. 813661975
44
Lampiran 4
DATA KEADAAN SISWA KELAS V
SDN SUMBERBULUS 03 LEDOKOMBO JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
NAMA SISWA
L/P
Andrik Afriandi
Abdul Rasid
Hamidi
Hamari
Junaidi
Mutmainnahsolihin
Fitriah
Erfan Efendi
Mery Ningsih
Moh. Erfan
Muhakki Romadhan
Rohiki Mahtub
Siti Kholifah
Shofiatul Ningsih
Suningsih
Vian Lestari
Wanib Habibi
Yuliatin
Zuyyinatul Jannah
Ida Mujriwati
Rudianto
Fitriatul Jannah
Abdullah
L
L
L
L
L
P
P
L
P
L
L
P
P
P
P
P
L
P
P
P
L
P
L
L
P
45
Alamat
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
Sumberbulus
11
12
46