Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1

Data Pengamatan
A. Data Biologis

Pengamatan
Bobot badan
FrekuensiKelompok
jantung
Laju nafas
refleks
Tonus otot1
Kesadaran2
Rasa nyeri3
4
Gejala lain :
5
Salifasi 6
7
Defekasi
8
Urinasi

Tikus
147 gram
152/menit
Larutan
120/menit
+++
Air
+++
NaCl
+++0,9%
NaCl
+++3%

NaCl 3%
MgSo4 1,5%
MgSo4 1,5%
++ 1,7%
MgSo4
MgSo4 1,7%

B. Hasil pengamatan
V awal
2 ml
1,8 ml
0,9 ml
0,6 ml
1,1 ml
0,4 ml
0,6 ml
0.9 ml

V akhir
0,7 ml
0,3 ml
0,5 ml
0,7 ml
0,9 ml
0,1 ml
0,4 ml
0,1 ml
4.2

kejang

Rata-rata
volume akhir
0,7 ml
0,3 ml
0,6 ml
0,5 ml
0,25 ml

Perhitungan
Urethane 25% ( 1,8

g/kg BB )
Dosis konversi :

1,8 gram
x
~
1000 gram
147 gram
1,8 gram x 147
=0,2646 gram
=
1000 gram

Dosis Penyuntikan

4.3

25 gram
0,2646 gram
~
100 ml
x ml
100 ml x 0,2646 gram

=1,0584 ml 1,06 ml
25 gram

Pembahasan
Obat pencahar atau laksansia adalah zat yang dapat menstimulasi gerakan

peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus
dan dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar dan
meredam sembelit. Akan di bahas .mengenai laksansia garam retensi air, di mana
pada praktikum ini untuk mengetahui cara kerja laksansia dan efeknya bagi tubuh.

Tahap awal yaitu membuat hewan uji coba pingsan sampai tidak sadarkan
diri, obat yang digunakan sebagai anastesi adalah urethane 25%. Urethane 25%
adalah senyawa etil ester dari asam karbaminik, menimbulkan efek anaestesi
dengan durasi yang panjang seperti choralose. Biasanya senyawa ini digunakan
untuk percobaan fisiologi dan farmakologi. Menurut literatur, uretan memiliki
efek yang kecil pada respirasi dan tekanan darah arteri. Uretan tidak digunakan
sebagai anaestesi dalam kedokteran hewan, tetapi dianjurkan dalam
penggunaannya untuk tujuan eksperimen (percobaan).
Ada beberapa macam bahan yang akan di uji sebagai obat laksansia
diantaranya air, NaCl 0,9%; NaCl 3%; MgSo4 1,5%; MgSo4 1,7%. Air
merupakan larutan hipotonis dimana konsentrasi dalam larutan rendah, air akan di
absorbsi ke luar usus hingga tercapai kesetimbangan di dalam maupun di luar
usus. Oleh karena itu volume air berkurang dari 2 ml menjadi 0,7 ml. Larutan
isotonis yaitu NaCl 0,9%, NaCl 3% merupakan larutan hipertonis, larutan
hipotonis yaitu MgSo4 1,5% dan MgSo4 1,7%. Kelompok kami mendapatkan
pengujian terhadap MgSo4 1,5%. MgSo4 sering juga disebut garam inggris atau
garam epson. Usus yang di suntikkan MgSo4 mengalami penurunan volume
sebesar 0,5 ml. Di mana MgSo4 yang berperan sebagai pencahar garam yang
dapat meningkatkan peristaltic usus karena daya osmotiknya sehinggga air di tarik
ke dalam lumen usus dan tinja akan melembek.
MgSO4 merupakan obat laktansia garam yang terdiri dari kation yang
tidak bisa diserap (Magnesium) dan anion yang tidak bisa diserap pula (Sulfat)
yang bekerja membentuk massa, juga menghasilkan stimulus pada aktivitas
peristaltik sehingga bekerja cepat untuk mendorong garam tersebut. Tetapi
meskipun begitu konsentrasi cairan obat ini bisa mengiritasi perut dan
menstimulus terjadinya muntah. Obat ini bekerja sangat cepat, biasanya selama
tiga sampai empat jam dan yang perlu diingat adalah karena begitu banyaknya
cairan yang hilang melalui usus, akan mengakibatkan terjadinya dehidrasi. Oleh
sebab itu untuk menanggulangi terjadinya dehidrasi perlu cairan seperti Isotonis,
yang merupakan keadaan dimana konsentrasi larutan dan air dalam keadaan
seimbang didalam tubuh.

Pencahar pembentuk tinja (bulk laxative) Pencahar jenis ini umum beredar
di pasaran, baik yang berasal dari serat alamiah seperti psyllium ataupun serat
buatan sepertu metil selullosa. Keduanya sama efektif dalam meningkatkan
volume tinja. Obat yang mengandung MgSO4 cukup aman digunakan dalam
waktu yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup. Pelembut
tinja/feses. Obat yang mengandung MgSO4 dipakai oleh usia lanjut sebagai
sebagai pelembut feses. Obat ini mempunyai efek sebagai surfaktan yang
menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga dapat meresap dan feses jadi
lembek. Jika terlalu sering mengkonsumsi obat tersebut akan menyebabkan diare
dan jika dibiarkan akan membuat penderita kekurangan cairan.

Anda mungkin juga menyukai