Anda di halaman 1dari 9

Tugas dan Wewenang Lembaga Negara

1. Presiden
a. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
b. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
c. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan
dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta
mengesahkan RUU menjadi UU.
d. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(dalam kegentingan yang memaksa)
e. Menetapkan Peraturan Pemerintah
f. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
g. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR
h. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan
DPR
i. Menyatakan keadaan bahaya
j. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta,
Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
k. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
l. Memberi
grasi,
rehabilitasi
dengan
memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung
m. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
n. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang
diatur dengan UU
o. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih
oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah
p. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh
Komisi Yudisial dan disetujui DPR
q. Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan
Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung
r. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR
2. MPR

a. Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik


Indonesia 1945), (Undang-Undang Dasar)
b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil
pemilihan umum
c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah
Konstitusi) untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
dalam masa jabatannya
d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya
e. Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa
jabatannya
f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya
Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan
pasal-pasal UUD, menentukan sikap dan pilihan dalam
pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak protokoler.
Setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan wakil presiden
dipilih langsung oleh rakyat tidak lagi oleh MPR.
3. DPR
a. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama
b. Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah
Pengganti UndangUndang
c. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD
yang
berkaitan
dengan
bidang
tertentu
dan
mengikutsertakannya dalam pembahasan
d. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
e. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN,
serta kebijakan pemerintah
f. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
g. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan;

h. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan


dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial
i. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan
Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh
Presiden
j. Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan
mengajukannya kepada Presiden untuk ditetapkan;
k. Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat
duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan
pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi
l. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan
perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara
lain
m. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat
n. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undangundang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama;
o. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama
4. DPD
a. Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran, dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi
lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah. DPR kemudian mengundang DPD untuk
membahas RUU tersebut.
b. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan
RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
c. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan
anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
d. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan

penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan


sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
e. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk
dijadikan bahan membuat pertimbangan bagi DPR tentang
RUU yang berkaitan dengan APBN.
Anggota DPD juga memiliki hak menyampaikan usul dan
pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.
5.

MA
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh UndangUndang
b. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
c. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi
dan rehabilitasi

6. MK
a. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
b. Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Wewenang Mahkamah Konstitusi
-

Menguji undang-undang terhadap UUD

19451.
negara

Memutus sengketa kewenangan antar lembaga


yang kewenangannya diberikan oleh UUD

1945.

Memutus pembubaran partai politik.3.

Memutus perselisihan tentang hasil

pemilu.
7. KY
a. Wewenang
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
b. Tugas
Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung Komisi
Yudisial mempunyai tugas:
a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung;
b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung;
c. Menetapkan calon Hakim Agung; dan
d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.
Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran
Martabat Serta Perilaku Hakim Komisi Yudisial mempunyai
tugas:
a. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku
hakim,
b. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran
perilaku hakim, dan
c. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi
yang disampaikan kepada Mahkamah Agung dan
tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.
8. BPK
a. Memelihara transparansi dan akuntabilitas seluruh aspek
keuangan Negara.
b. Memeriksa semua asal usul dan besarnya penerimaan Negara
dari manapun sumbernya.
c. Memeriksa dimana uang negara itu disimpan.
d. Memeriksa untuk apa uang negara tersebut dipergunakan.

e. Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang,


badan pemerintah atau badan swasta sepanjang tidak
bertentangan terhadap undang undang.
f. Memeriksa tanggung jawab keuangan Negara apakah telah
digunakan sesuai yang telah disetujui DPR.
g. Memberitahukan kepada DPR hasil pemeriksaan keuangan
negara di Indonesia bukan saja tercermin pada APBN dan
APBD. Keuangan negara itu juga tercermin pada kegiatan
BUMN

dan

BUMD,

yayasan,

dana

pensiun

maupun

perusahaan yang terkait dengan kedinasan.Bahkan, keuangan


negara juga mencakup bantuan atau subsidi kepada lembaga
sosial milik swasta.
9. LPNK
Lembaga
(LPNK),

Pemerintah
dahulu

Nondepartemen

Nonkementerian disingkat

bernama

Lembaga

(LPND)

Pemerintah

adalah lembaga

negara di Indonesiayang dibentuk untuk melaksanakan


tugas pemerintahan tertentu dari presiden. Kepala LPNK
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat
menteri yang mengoordinasikan.
Saat ini terdapat 30 LPNK yakni :
1. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
2. Badan Ekonomi Kreatif (BEK)
3. Badan Informasi Geospasial (BIG)
4. Badan Intelijen Negara (BIN)

5. Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla)[3]

24.Lembaga Administrasi Negara (LAN)

6. Badan Kepegawaian Negara (BKN)

25.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

7. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional (BKKBN)

26.Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah (LKPP)

8. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

27.Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas)

9. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

28.Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)

10.Badan Narkotika Nasional (BNN)

29.Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)

11.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

30.Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas)

12.Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)


13.Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI)
14.Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
15.Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
16.Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
17.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
18.Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas)

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)


Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Fungsi
Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
kearsipan

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas


lembaga

Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi


pemerintah di bidang kearsipan

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi


umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.

19.Badan Pertanahan Nasional (BPN)


20.Badan Pusat Statistik (BPS)
21.Badan SAR Nasional (Basarnas)
22.Badan Standardisasi Nasional (BSN)
23.Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)

Badan Intelijen Negara


Tugas dan Fungsi
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen.
Badan Kepegawaian Negara
Untuk dapat menyelenggarakan fungsinya, BAKN mempunyai
tugas sebagai berikut :
Merencanakan pembinaan kepegawaian sesuai dengan
kebijaksanaan Presiden;

Merencanakan peraturan perundang-undangan di bidang


kepegawaian;

Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian dan tata


usaha pensiun;

Menyelenggarakan pengawasan, koordinasi dan


bimbingan terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian dan pensiun pada
departemen-departemen dan lembaga-lembaga
negara/Lembaga-lembaga Pemerintah Non departemen.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga
berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi
Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas


BKKBN.

Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi


pemerintah, swasta, LSOM dan masyarakat dibidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi


umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan,

kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah


tangga.
Badan Koordinasi Penanaman Modal
Tugas
Untuk merumuskan kebijakan pemerintah di bidang
penanaman modal, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Badan Informasi Geospasial
Tugas
Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

Koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi,


klimatologi, kualitas udara dan geofisika

Memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi


pemerintah dan swasta di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika

Penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan


penyebaran, pengolahan dan analisis serta pelayanan di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika

Penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang


meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi


umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga

10. LNS
Lembaga
Nonstruktural (disingkat LNS)
adalah
lembaga yang dibentuk melalui peraturan perundangundangan tertentu guna menunjang pelaksanaan fungsi
negara dan pemerintah, yang dapat melibatkan unsurunsur pemerintah, swasta dan masyarakat sipil, serta

dibiayai oleh anggaran negara. LNS tidak diatur dalam


Undang-Undang
Nomor
39
Tahun
2008
tentang Kementerian Negara, namun dalam dinamika
penyelenggaraan negara dan pemerintahan terdapat
tugas dan fungsi lain yang dinilai harus diselenggarakan,
sehingga perlu dibentuk lembaga independen. Dinamika
dimaksud melahirkan bermacam varian LNS dengan
tugas dan fungsi masing-masing, seperti mempercepat
proses terwujudnya penegakan dan kepastian hukum,
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat,
dan
juga
pengembangan kehidupan sosial budaya di Indonesia.

Berikut adalah daftar LNS yang ada di Indonesia hingga saat ini:

1. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia


2. Badan Amil Zakat Nasional
3. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional
4. Badan Nasional Pengelola Perbatasan
5. Badan Nasional Sertifikasi Profesi

13.Badan Pengembangan Wilayah Surabaya - Madura


14.Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam
15.Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Bintan
16.Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Karimun
17.Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang
18.Badan Perlindungan Konsumen Nasional
19.Badan Pertimbangan Kepegawaian
20.Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional
21.Badan Pertimbangan Perfilman Nasional
22.Badan Restorasi Gambut

6. Badan Olahraga Profesional

23.Badan Standarisasi dan Akreditasi Nasional


Keolahragaan

7. Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal

24.Dewan Energi Nasional

8. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo

25.Dewan Jaminan Sosial Nasional

9. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan


Air Minum

26.Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan


Bebas Batam

10.Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas

27.Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan


Bebas Bintan

11.Badan Pengawas Pemilihan Umum


12.Badan Pengelola Dana Abadi Umat

28.Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan


Bebas Karimun

29.Dewan Kelautan Indonesia

49.Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

30.Dewan Ketahanan Nasional

50.Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

31.Dewan Ketahanan Pangan

51.Komisi Nasional Lanjut Usia

32.Dewan Koperasi Indonesia

52.Komisi Pemberantasan Korupsi

33.Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus

53.Komisi Pemilihan Umum

34.Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas

54.Komisi Penanggulangan AIDS Nasional


55.Komisi Pengawas Haji Indonesia

35.Dewan Nasional Perubahan Iklim


56.Komisi Pengawas Persaingan Usaha
36.Dewan Pengupahan Nasional
57.Komisi Penyiaran Indonesia
37.Dewan Pers
58.Komisi Perlindungan Anak Indonesia
38.Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
59.Komite Akreditasi Nasional
39.Dewan Pertimbangan Presiden
60.Komite Inovasi Nasional
40.Dewan Riset Nasional
61.Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
41.Dewan Sumber Daya Air Nasional
62.Komite Nasional Keselamatan Transportasi
42.Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional
43.Kantor Staf Presiden

63.Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian


Influenza) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi
Influenza

44.Komisi Banding Merek


64.Komite Olah Raga Nasional Indonesia
45.Komisi Banding Paten
46.Komisi Informasi Pusat
47.Komisi Kejaksaan
48.Komisi Kepolisian Nasional

65.Komite Pengarah Pengembangan Kawasan Ekonomi


Khusus di Pulau Batam, Pulau Bintan, dan Pulau
Karimun
66.Komite Privatisasi Perusahaan Perseroan

67.Komite Standar Akuntansi Pemerintahan


68.Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran
69.Konsil Kedokteran Indonesia
70.Lembaga Kerja Sama Tripartit
71.Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
72.Lembaga Produktivitas Nasional
73.Lembaga Sensor Film
74.Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
75.Ombudsman Republik Indonesia
76.Otoritas Jasa Keuangan
77.Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
78. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan


(PPATK)
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) adalah lembaga independen yang dibentuk dalam
rangka mencegah dan memberantas tindak pidana
pencucian uang.
Lembaga
ini
memiliki
kewenangan
untuk
melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasaan
pencucian uang sekaligus membangun rezim anti pencucian
uang di Indonesia.
Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam upaya
menjaga stabilitas sistem keuangan dan menurunkan
terjadinya tindak pidana asal (predicate crimes).
PPATK didirikan pada tanggal 17 April 2002,
bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang No. 15
Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Tugas
PPATK adalah :

1.

Mengumpulkan,
menyimpan,
menganalisis,
mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh PPATK.
2. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang
dibuat oleh Penyedia jasa keuangan.
3. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan.
4. Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang
berwenang tentang informasi yang diperoleh oleh PPATK.
5. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia
jasa keuangan tentang kewajibannya yang dan
membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang
mencurigakan.
6. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai
upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang.
7. Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang
berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada
Kepolisian dan Kejaksaan.
8. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil
analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara
berkala 6 bulan sekali kepada Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat dan lembaga yang berwenang
melakukan
pengawasan
terhadap
penyedia
jasa
keuangan.
9. Memberikan informasi kepada publik tentang kinerja
kelembagaan sepanjang pemberian informasi tersebut
tidak bertentangan dengan undang-undang ini.
Wewenang PPATK adalah :
1. Meminta dan menerima laporan dari Penyedia Jasa
Keuangan.
2. Meminta informasi mengenai perkembangan penyidikan
atau penuntutan terhadap tindak pidana pencucian
uang yang telah dilaporkan kepada penyidik atau
penuntut umum.
3. Melakukan audit terhadap penyedia jasa keuangan
mengenai
kepatuhan
kewajiban
sesuai
dengan
ketentuan dalam Undang-undang dan terhadap
pedoman pelaporan mengenai transaksi keuangan.
4. Memberikan
pengecualian
kewajiban
pelaporan
mengenai transaksi keuangan yang dilakukan secara
tunai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf b

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)


Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), adalah
sebuah lembaga independen di Indonesia yang dibentuk
untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun 1999
tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat.
Tugas KPPU adalah :
1. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
2. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau
tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai
dengan Pasal 24;
3. melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya
penyalahgunaan
posisi
dominan
yang
dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam
Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
4. mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi
sebagaimana diatur dalam Pasal 36;
5. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan
Pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat;
6. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan
dengan Undang-undang ini;
7. memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja
Komisi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Wewenang KPPU adalah :


1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku
usaha tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat;

2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan


usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap
kasus dugaan praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau
oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi
sebagai hasil penelitiannya;
4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan
tentang ada atau tidak adanya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
6. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan
setiap orang yang dianggap mengetahuipelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku
usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana
dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia
memenuhi panggilan Komisi;
8. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam
kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan
terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan
undang-undang ini;
9. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat,
dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau
pemeriksaan;
10.memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya
kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat;
11.memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha
yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;
12. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif
kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undangundang ini.

Anda mungkin juga menyukai