TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Mixing
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis
mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan satu
propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan satu propeller adalah
mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan
mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas
tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan
massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari
waktu ke waktu (Suryani, dkk., 2002).
Pencampuran
merupakan
operasi
yang
bertujuan
mengurangi
ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu
yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi
pencampuran. Pencampuran fasa cair merupakan hal yang cukup penting dalam
berbagai proses kimia. Pencampuran fasa cair dapat dibagi dalam dua kelompok.
Pertama, pencampuran antara cairan yang saling tercampur (miscible), dan kedua
adalah pencampuran antara cairan yang tidak tercampur atau tercampur sebagian
(immiscible). Selain pencampuran fasa cair dikenal pula operasi pencampuran fasa
cair yang pekat seperti lelehan, pasta, dan sebagainya; pencampuran fasa padat
seperti bubuk kering, pencampuran fasa gas, dan pencampuran antar fasa.
Mixer merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan
menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang
seragam dari beberapa konstituen baik cair padat, padat padat , maupun cair gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fasa kontinyu dan yang
lebih sedikit disebut fasa disperse. (Fellows, 1988).
2.1.1
Proses Pencampuran
3. Kelengkapannya:
a. ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki
pandangan lintang
= 2 H ..................................................................
4
Pers.1
Dimana :
V = 4 . 2 . Z .......................................................
Pers.2
Pers 3
Pers 4
Dimana :
Pd =
(2 1 )
1000
60
Dimana :
T
........................................... Pers 5
102
1 2
............................................................. Pers 6
dimana :
ds =
1/3
Cb
Pers 7
digunakan mesin pencampur yang lebih ringan dari pada bahan viscous.Dalam hal
ini digunakan ribbon blender dan double cone mixers. Ribbon blender terdiri dari
silinder horizontal yang di dalamnya dilengkapi dengan screw berputar dan
pengaduk pita berbentuk heliks. Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada
sumbu yang sama. Yang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah,
sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa
kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang
diinduksi oleh pengaduk yang beraksi berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban
padatan sepanjang rongga aduk. Beberapa ribbon blender beroperasi secara batch
yaitu dengan membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur
rata. Ribbon blender tipe
diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung
lainnya. Ribbon blender adalah pencampur yang efektif untuk tepung tepungan
yang tidak mengalir dengan sendirinya. Beberapa unit batch memiliki kapasitas
yang sangat besar sehingga mampu memuat sampai 9000 galon bahan padat.
Kebutuhan daya umumnya berukuran sedang.
Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko (1992), yang menyatakan bahwa
satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan
berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara
material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Untuk bahan dengan
viskositas tinggi dan berbentuk pasta ini banyak menggunakan model pencampur
seperti:pencampur tipe pancim, pencampur dengan pisau berbentuk z.
Planetery mixer merupakan alat pencampur bahan padat yang bekerja
berdasarkan perputaran planet dimana beater berputar mengitari bowl sedangkan
bowl tidak berputar sehingga menghasilkan adonan yang lembut dan merata.
Aplikasi alat ini adalah pada industri bakery (roti dan kue).
Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2 kerucut
yang berputar pada porosnya, jika kerucut berputar maka tepung granula berada di
dalam granula yang berada di dalam volume kerucut akan teragitasi dan
tercampur. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar.
Oleh karena itu diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah
menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari
produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus dilengkapi dengan alat
pendingin.
Yang umum ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar
didalam suatu can atau vessel dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini
adalah disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan dan
selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin terhadap adonan.
2.1.4 Alat Pencampur Bahan Pasta/Viscous
Dibandingkan dengan pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran
pada bahan viscous memerlukan tenaga yang lebih banyak. Hal ini disebabkan
oleh kenyataan bahwa pada bahan viscous dan juga bahan padat tidak mungkin
terbentuk aliran yang dapat memindahkan bagian yang belum tercampur ke
daerah pencampuran di sekitar impeller seperti pada pengadukan bahan cair.
Pada pencampuran bahan viscous seluruh bahan yang akan dicampur
harus dibawa ke pengaduk atau pengaduknya sendiri yang mendatangi seluruh
laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya
dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan
derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas
pencampuran. Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar
atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya
hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran laminar tidak
memindahkan momentum sebaik aliran turbulen [Walas, 1988].
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi
dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan
dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Oleh
sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi
pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk. Pencampuran yang baik akan
diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena
akan mempengaruhi keefektifan proses pencampuran, serta daya yang diperlukan.
Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1.
Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran.
2.
3.
secara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk yang
digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan Pencampur
dengan menggunakan satu pengaduk biasanya digunakan untuk mengaduk bahan
dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu
propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. Untuk
merencanakan Luas kipas dapat dicari dengan menggunakan rumus;
V = P x Lx t............................................... Pers 8
Di mana;
P
Pemilihan pengaduk (impeller) yang tepat menjadi salah satu faktor penting
dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis
baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan
aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Secara umum, terdapat empat jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu
pengaduk
balingbaling (propeller),
pengaduk
turbin (turbine),
pengaduk
dayung (paddle)
2.2.1
arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki
viskositas rendah dan tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas
sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head. Dalam
perancangan propeller, luas sudu biasa dinyatakan dalam perbandingan luas area
yang terbentuk dengan luas daerah disk. Nilai nisbah ini berada pada rentang 0.45
sampai dengan 0.55.
Pengaduk propeler terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran
meninggalkan pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu
sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki. Ada beberapa jenis pengaduk
atau impeller yang biasa digunakan, yaitu:
a. Marine propeller
b. Hydrofoil propeller
c. High flow propeller
Fs = m
dengan r =
pers 9
dimana :
(m/s2) .......................................................................
pers 10
60
(m/s) ...................................................................
pers 11
d = diameter pengaduk ( m)
n = putaran dari poros pengaduk (rpm)
Kecepatan Pengadukan
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan
komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical
shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola
aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing action). Pengadukan pada
kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran melingkar di sekitar
pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks.
Vorteks dapat terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat tangki yang
tidak menggunakan baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam industri karena
beberapa alasan. Pertama: kualitas pencampuran buruk meski fluida berputar
dalam tangki. Hal ini disebabkan oleh kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama.
Kedua udara dapat masuk dengan mudahnya ke dalam fluida karena tinggi fluida
di pusat tangki jatuh hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya
vorteks akan mengakibatkan naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara
signifikan sehingga fluida tumpah.
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran
adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran
pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan
daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara
umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan
putaran rendah, sedang dan tinggi.
2.3.1
larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
2.3.3 Kecepatan Putaran Tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.
2.4
Jumlah Pengaduk
Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap
Dua Pengaduk
bervariasi
Gambar 2.6 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda,
(a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
Tabel 2.2 Daerah Penggunaan Berbagai Tipe Pengaduk Berdasarkan Viskositas
(Sumber:Demal didalam Hardjomidjoo,1992)
Viscositas (Centipoises)
Tipe Pengaduk
10 -4
10-3 10-2
10-1
10-0
101
102
Heliks Berulir
Paddle
Propeller
Turbin
Keterangan :
Proses Batch
Dari tabel 2.2. Pada Gambar dibawah diperlihatkan pembagian (daerah kegunaan)
Tipe Pengaduk berdasarkan viskositas. Pengaduk turbin dapat diguanakan pada
kisaran viskositas 0,0001 - 5 Pa.s, sedangkan pengaduk baling - balig (propeller)
dapat berkisar 0,0001 - 1 Pa.s
Propeller, turbine dan paddle secara umum digunakan pada sistem yang
kekentalannya rendah dan beroperasi pada putaran dengan kecepatan tinggi.
Kecepatan dari tipe turbine berada pada 3 m/s. Propeller memiliki kecepatan
lebih cepat dan paddle lebih rendah dari tipe turbine.
Secara umum dapat dikelompokkan bahwa propeller, turbine, dan paddle
digunakan untuk mencampur dengan kekentalan rendah, campuran antara cairan
dengan cairan, membubarkan gas dalam cairan dengan kekentalan rendah,
menyingkirkan benda padat pada cairan dengan kekentalan yang rendah. Untuk
anchor, helical ribbon dan helical screw digunakan untuk mencampur dengan
kekentalan tinggi.
2.5
Aliran Fluida
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan atau gas..
Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu, baik benda padat maupun fluida
adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan dengan hukum gaya
yang sesuai.
Salah satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalah dengan
membagi bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang
dapat dinamakan partikel fluida dan mengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung aliran,
bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah
bentuknya dan fluida yang pada suatu saat berada didalam sebuah tabung akan
tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran
adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan
luas penampangnya. (pantar,s, 1997)
2.5.1 Macam Aliran fluida
Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti:
turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak
seragam, rotasional, tak rotasional. Aliran fluida terdapat dua jenis aliran yaitu :
1. Aliran laminer
2. Aliran turbulensi
Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam keadaan
laminer. Dalam aliran fluida
kecepatan aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan
tentang medan fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat
ditentukan dengan instrument yang sesuai.
Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju
aliran, volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran
dan optik.
Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat
fluida yang melalui suatupenampang dalam suatu selang waktu tertentu.
Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi
tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa di titik pada suatu
penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran
yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik dengan
berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang
dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.
2.5.3
3 5
...................................................................pers12
Dimana :
Np
= Bilangan Power
= Daya
...................................................................pers13
Dimana:
N Re = Bilangan Reynold
= Kekentalan ( kg/m.detik)
Dt
= Diameter pengaduk ( m )
()2
...................................................pers14
= Bilangan Fraude
Polietilena
Polietilena adalah bahan termoplastik yang digunakan secara luas oleh
konsumen sebagai produk kantung plastik. Polietilena adalah polimer yang terdiri
dari rantai panjang monomer. Di industri polietilena disingkat dengan PE molekul
etana C2H4 adalah CH2 = CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda.
sulit melihat sifat fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi
bergantung pada tipe polietilena. Pada tingkat komersil, polietilena berdensitas
menengah dan tinggi, titik lelehnya berkisar 120oC hingga 135oC. Titik leleh
polietilena berdensitas rendah berkisar 105oC hingga 115oC. Kebanyakan LDPE,
MDPE, dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang sangat baik dan tidak
Jenis Polietilena
Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan
termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Pertama kali diproduksi oleh
Imperial Chemical Industries (ICI) pada tahun 1933 menggunakan tekanan tinggi
dan polimerisasi radikal. LDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 4 pada
simbol daur ulang.
LDPE dicirikan dengan densitas antara 0.910 - 0.940 g/cm3 dan tidak reaktif
pada temperatur kamar, kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut
dapat menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan pada temperatur 90 oC
dalam waktu yang tidak terlalu lama. LDPE memiliki percabangan yang banyak,
lebih banyak dari pada HDPE sehingga gaya antar molekulnya rendah.
LDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 4 pada simbol daur ulang.
LDPE dicirikan dengan densitas antara 0.910 0.940 g/cm3 dan tidak reaktif pada
suhu kamar, kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut dapat
menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan pada temperatur 90 oC dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
LDPE memiliki percabangan yang banyak, lebih banyak dari pada HDPE
sehingga gaya antar molekulnya rendah. Ketahanan LDPE terhadap bahan kimia
diantaranya:
1. Tak ada kerusakan dari asam, basa, alkohol, dan ester
2. Kerusakan kecil dari keton, aldehida, dan minyak tumbuh-tumbuhan
3. Kerusakan menengah dari hidrokarbon alifatik, aromatik dan oksidator.
4. Kerusakan tinggi pada hidrokarbon terhalogenisasi.
Ketahanan LDPE terhadap bahan kimia diantaranya:
1. Tak ada kerusakan dari asam, basa, alkohol, dan ester.
2. Kerusakan kecil dari keton, aldehida, dan minyak tumbuh-tumbuhan.
3. Kerusakan menengah dari hidrokarbon alifatik dan aromatik dan
oksidator.
4. Kerusakan tinggi pada hidrokarbon terhalogenisasi.
LDPE memiliki aplikasi yang cukup luas, terutama sebagai wadah pembungkus.
Produk lainnya dari LDPE meliputi:
1. Wadah makanan dan wadah di laboratorium
2. Permukaan anti korosi
3. Bagian yang membutuhkan fleksibilitas
4. Kontong plastik
5. Bagian elektronik
Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
baik didalam rumah tangga ataupun peralatan dan mesin industri. Panas yang
dihasilkan oleh elemen pemanas listrik ini bersumber dari kawat ataupun pita
bertahanan listrik tinggi ( Resistance Wire) biasanya bahan yang digunakan
adalah niklin yang dialiri arus listrik pada kedua ujungnya dan dilapisi oleh
isolator listrik
2.8
fluida secara numerik dengan bantuan komputer. Aliran fluida dalam kehidupan
nyata memiliki banyak sekali jenis dan karakteristik tertentu yang begitu
kompleks, CFD melakukan pendekatan dengan metode numerasi serta
menggunakan
persamaan-persamaan
fluida.
CFD
merupakan
metode
( )
( )
( )
= 0 ....................... pers15
. ( ) = 0 .................................................. pers16
Pada persamaan
dari persamaan.
Hukum ini dikenal juga dengan hokum Newton II tentang gerak. Tingkat
kenaikan momentum partikel fluida sama dengan jumlah gaya gaya pada partikel
atau resultan gaya yang bekerja pada suatu objek sama dengan percepatan
dikalikan dengan massa objek tersebut. Suatu elemen kecil fluida dengan dimensi
dx, dy dan dz ditunjukkan pada Gambar 2.22. Pada gambar tersebut hanya gaya
searah x yang ditampilkan. Sebagai catatan, untuk kasus ini, terdapat enam gaya
normal dan geser yang bekerja pada permukaan.
a. Gaya-gaya permukaan:
Gaya tekanan
Gaya viskos
b. Gaya-gaya badan:
Gaya gravitasi
Gaya sentrifugal
Gaya coriolis
Gaya elektromagnetik
Dalam menyoroti kontribusi yang disebabkan gaya-gaya permukaan sebagai
bagian tersendiri dalam persamaan momentum dan memasukkan gaya-gaya badan
sebagai suku source.
Keadaan tegangan dari sebuah elemen fluida didefinisikan dalam suku suku tekanan dan sembilan komponen tegangan viskos ditunjukkan dalam
Gambar 2.9. Tekanan, sebuah tekanan normal, di tandai oleh . Tegangan-tegangan
viskos ditandai oleh .Notasi akhiran yang biasa digunakan untuk menandakan
arah tegangan viskos.akhirani dan j dalam menandakan bahwa komponen
tegangan bekerja dalam arah j pada sebuah permukaan normal kearah.
Dengan mengacu kepada elemen fluida tersebut, maka persamaan
konservasi momentum dapat dituliskan sebagai:
() () () ()
+
+
+
+ 2
3
+. ...................................................................
() () () ()
+
+
+
+ 2
3
+. ..................................................................
Pers 17
Pers 18
( ) ( )
+
=
+
+
3
...........................................................................................
Pers 19
( )
dihilangkan.
Pers
Hukum ini juga dikenal sebagai hokum pertama termodinamika. Gaya yang
bekerja adalah gaya karena medan tekanan, karena gaya normal dan gaya geser;
dan juga karena gaya bodi seperti di tunjukkan pada Gambar 2.10 di bawah ini.
=
+
+
+ + (. ) +
..........................................................................................
Pers 20
() ()
+
=
+ +
.........................................................................................
Pers 21
energi dalam yang timbul pada elemen sama dengan nol, dapat juga dihilangkan
dari persamaan.
Meskipun persamaan pembentuk aliran di atas terlihat sangat rumit,
namun persamaan tersebut berasal dari hokum konservasi yang sangat sedarhana
yaitu konservasi massa, momentum dan energi. Pada kasus tiga dimensi , humum
ini menjadi lima persamaan yang berbeda. Mereka merupakan system yang
disatukan dari persamaan diferensial parsialnonlinear.Sampai saat ini belum ada
solusi analitik dari persamaan-persamaan tersebut.Dalam hal ini, persamaan ini
bukan tidak memiliki solusi namun sampai saat ini belum ditemukan. Metode
yang lain yang digunakan untuk menyelesakan persamaan tersebut adalah dengan
metode numerik yang dikenal dengan Computational Fluid Dynamics (CFD).
Dengan metode ini, persamaan ini akan diselesaikan dengan iterasi untuk
menemukan solusi yang mungkin berdekatan dengan solusi sebenarnya.
2.8.2 Metode CFD Menggunakan Perangkat Lunak FLUENT
CFD memungkinkan penyelesaian persamaan pembentuk aliran dengan
menggunakan suatu perhitungan numerik yang disebut dengan metode volume
hingga (finite volume methods). Untuk memudahkan perhitungan numerik, telah
tersedia banyak perangkat lunak computer. Salah satu perangkat lunak yang
terkenal dalam perhitungan dan simulasi CFD adalah FLUENT.
FLUENT adalah program komputer yang dikembangkan oleh ANSYS Inc.
untuk memodelkan aliran fluida dan perpindahan panas dalam geometri yang
kompleks. FLUENT merupakan salah satu jenis program CFD (Computational
Fluid Dynamics) yang menggunakan metode diskritisasi volume hingga.
pers 22
Dimana
= rapat massa