Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu
genetalia interna dan genetalia eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks
yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ
reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan
sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir
sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotr opin / steroid dari poros hormonal thalamus hipothalamus hipofisis adrenal
ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan organ reproduksi wanita?
2. Bagaimanakah organ reproduksi pria?
C.Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan organ reproduksi wanita.
2. Menjelaskan organ reproduksi pria.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi Wanita


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul.

Eksternal

(sampai

vagina)

fungsi

kopulasi

Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan


fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus hipothalamus hipofisisadrenal
ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi
oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
1. Genitalia Eksterna

a.

Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons

pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan
lemak
di
bagian

anterior

symphisis

os

pubis.

Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.


c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri

berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu
(pada commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
e.

terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.


Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis

pada

pria.

Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa

yaitu

selaput

dara

hymen,

utuh

tanpa

robekan.

Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah

melahirkan/

para.

Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan
kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk

kopulasi

(persetubuhan).

Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.

Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i.

Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor
Perineal

body

urethra).
adalah

raphe

median

m.levator

ani,

antara

anus

dan

vagina.

Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.
2. Genitalia Interna

a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding
rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
-

Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar

Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah

Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.


Fungsi utama uterus :

1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan
pelepasan dari endometrium

2) Tempat janin tumbuh dan berkembang


3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

1) Serviks uteri (mulut rahim)


Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah
cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,
setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.
2) Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.

3) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,


ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul,
seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh
jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh
limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan
jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodts ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini
membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke
kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4) Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kirakira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan
anastomose dengan arteria ovarica.

b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan
memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan
arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi
melalui vena renalis sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kirikanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di

korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen
oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Fungsi ovarium adalah :
1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium

terfiksasi

oleh

ligamentum

ovarii

proprium,

ligamentum

infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta


abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae,
sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding
vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain
forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san
arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
-

Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim

- Alat untuk bersenggama


-

Jalan lahir pada waktu bersalin

B. Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon
pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi
luar.

1. Organ Reproduksi Dalam


Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a.

Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan
kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5
cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).

Fungsi testis, terdiri dari :


1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari
peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus.
epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.

b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju
vas deferens.
2) Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan
dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica
menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
3) Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah
kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris

merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
Cowper.
1) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuklekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2) Kelenjar prostat

prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur
ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara
histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan
fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan
vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume
total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada
cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang
terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
2. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis

Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang ronggarongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat
melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a) Jaringan erektil adalah jaring jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum
dibawah pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum
internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul.

Eksternal

(sampai

vagina)

fungsi

kopulasi

Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan


fetus, kelahiran.
Anatomi Saluran Reproduksi pada pria, terdiri dari:
1. Struktur luar
a. Penis
o Akar (menempel pada didnding perut)
o Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
o Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
o Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)
o Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
b. Skrotum
c. Testis
2. Struktur dalamnya
a. Vas deferens.
b. Kelenjar Prostat

c. Vesikula seminalis.
d. Epididimis
e. Funikulus Spermatikus
f. Uretra

BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.1.1

Gangguan Sistem Reproduksi Pria


Prostatitis

Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan


peradangan (-itis) prostate.
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat
sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi
saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling
dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan
penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis
vesika urinaria.
Penyebab dari Prostatitis
Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa
dari bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E. coli,
Klebsiella, dan Proteus.
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada
dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan
keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi
testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.
Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis

Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.

Disfungsi ereksi.

Biasanya ada urgensi.

Frekwensi dari membuang air kecil.

Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).

Demam.
2.1.2

Epididimitis

Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan
pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan
sperma yang sudah dewasa.
Penyebab dari Epididimitis

Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara
seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba
penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan gejala dari Epididymitis

Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti
nyeri pada testis atau epididimis.

Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.

Darah di dalam air mani (hemospermia)

Demam

Ejakulasi yang menyakitkan

Nyeri pada testis

Nyeri saat buang air kecil (disuria)

Sebuah benjolan atau gumpalan di testis


2.1.3

Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi
hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di
perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan
hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar
testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan
hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang
mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik
berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik.
Penyebab Hipogonadisme

Infeksi pada testis


Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
Sindrom Klinefelter
Pengobatan kanker
Radang buah zakar
Hemokromatosis
Sindrom Kallman
HIV/AIDS
Penuaan
Obesitas
Tumor

Tanda dan gejala dari Hipogonadisme

Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin

Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.


Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.

Hipogonadisme yang terjadi saat puber

Suara kurang mendalam


Massa otot menurun
Pertumbuhan penis dan testikel terganggu

Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa

2.1.4

Mandul
Disfungsi ereksi
Kelelahan
Penurunan gairah seksual
Impotensi

Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala


ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk
berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis
dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan
medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat
gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk
ereksi.
Penyebab Impotensi
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berikut :

Impotensi Organik.

Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi


dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.

Impotensi Fungsional.

Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau


penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah,
pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat
kronis.

Impotensi Psikis.

Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya


adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada
pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was,
dan lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan
hanya bisa dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat
melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan
terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang
bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara
terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat
diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.
2.2 Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
2.2.1 Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium,
sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono,
1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor
ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim
yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok
jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak
berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik
(Sarwono, 1996).
Penyebab Kanker serviks
Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang
dapat menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.

2.2.2

Pendarahan setelah senggama/berhubungan


Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
Nyeri ketika berhubungan seksual.
Vaginitis

Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri,
parasit atau jamur (Manuaba,2001)
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada
vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
Penyebab dari Vaginitis

Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan
rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih
kekuning-kuningan dengan bau yang khas.

Bakteri

Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut


bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan
beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti
pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.

Virus

Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit


hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim.
Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di
sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma
memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang
ibu hamil

Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang
menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental
dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan
ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam,
menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala :

Pruritus vulvae

Nyeri vagina yang hebat

Disuria eksterna dan interna

Rash pada vulva

Eritematosa

Sekret khas seperti keju lembut.

Secret banyak dan bau busuk

Edema vulva

Vagina berbau busuk dan amis

Perdarahan pervaginam

Dispareunia
2.2.3

4.

Bartolinitis

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan
disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam,
seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas

Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.


Jamur : kandida albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.

Tanda/Gejala Bartolitis

Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar,


nyeri tekan.

Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau


duduk,juga dapat disertai demam

Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa
sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di
sekitar alat kelamin.

Terdapat abses pada daerah kelamin

Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
2.2.4

Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling
sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf
atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium
ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista Ovarium
Gaya hidup tidak sehat.

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat


Zat tambahan pada makanan
Kurang olah raga
Terpapar denga polusi dan agen infeksius

Sering stress

Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.

perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.

nyeri saat bersenggama.

perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :

Asites

Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus
dan hati)

Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,

Gangguan buang air besar dan kecil.

Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

2.3 Pengkajian.
2.3.1
Pola sehat sakit
Riwayat penyakit sekarang : PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin.
2.3.2

Pola aktivitas sehari hari

Nutrisi : Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia
berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi.

EliminasiPerubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi /


oliguri

Istirahat / tidur
o Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan
adanya inflamasi dan adanya rasa nyeri.
o Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya

2.3.3

Riwayat psikologis

Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri
klien berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.
2.3.4

Riwayat social ekonomi

Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit


klien. Misalnya yang suka berganti ganti pasangan dapat mudah terkena uretritis karena ia
mudah terkena penyakit kelamin.
2.3.5

Riwayat kep
Fisiologis

Apakah klien mempunyai kelainan/penyakit yang dapat menyebabkan gangguan dalam


sistem reproduksi pria, misal; DM, PMS, Hipertensi, dll.

Apakah klien mendapat pengobatan/pengetahuan tentang yang dapat mengganggu


sistem reproduksi, misal : terapi obat antihipertensi dgn efek samping disfungsi ereksi,
riwayat konsumsi alkohol dan perokok.
Perkembangan
Apakah klien beresiko tinggi karena usia atau situasi sosial, misal; lansia.
Psikologis
Adanya masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko
gangguan pada sistem reproduksinya, Misal menyangkal adanya gejala PMS, disfungsi
ereksi, depresi.
Sosial kultural
Adakah faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yg menempatkan
klien pada peningkatan resiko atau mempengaruhi kemampuan untuk mematuhi arahan
tenaga medis, Misal Klien hanya mampu memenuhi resep obat tingkat rendah tapi tidak
mampu memenuhi resep dengan biaya yang lebih mahal.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.
Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.
Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.
Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.
Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/
Http//info.medis.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai