Anda di halaman 1dari 19

PENYULUHAN MENOPAUSE

Tugas Maternitas Sosial

Oleh :
Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA (Mei, 2016)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering
dianggap menjadi hal yang menakutkan dalam kehidupan wanita. Sebagian besar
wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya tercapai
pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar
25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita
akan mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun (Rostiana 2009).

Menurut perhitungan para ilmuwan pada tahun 2030 mendatang diperkirakan


jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan mencapai 1,2
milyar orang. Itu artinya sebanyak 1,2 milyar perempuan akan memasuki usia lebih
50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat angka sensus tahun 1990 tentang
jumlah perempuan menopause. Sementara di Indonesia menurut badan pusat statistika
(BPS), pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Siswono 2001).
Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan
organ reproduksi wanita. Perubahan fungsi indung telur akan memengaruhi hormon
dalam yang kemudian memberikan pengaruh pada organ tubuh wanita pada
umumnya. Tidak heran apabila kemudian muncul berbagai keluhan fisik, baik yang
berhubungan dengan organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya.
Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita
(Rostiana 2009).
Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya,
pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan
mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya.
Selain itu, bisa memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang
akan memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan biasa.
Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya (Rostiana 2009).
Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah perasaan murung,
kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas emosi, merasa tidak
berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan,
merasa tidak berharga. Sementara gejala-gejala fisik yang timbul pada menopause
adalah semburan rasa panas (hot flushes) dan keringant pada malam hari, kelelahan,
insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit kepala,
palpitas (denyut jantung cepat dan teratur), dan berat badan bertambah (Glasier dan
Gebbie 2006).
Pada pengkajian Ny. L, diketahui Ny. L belum mengetahui secara pasti apa itu
menopause, tanda dan gejalanya serta cara menghadapinya. Oleh karena itu Ny. L
perlu diberikan penyuluhan kesehatan tentang menopause karena usia Ny. L sudah
hampir mendekati usia menopause.

1.2

Tujuan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang menopause, diharapkan Ny. L
mampu memahami pengertian dan pemahaman tentang menopause termasuk gejala
yang menyertai serta bagaimana cara menghadapi menopause.

BAB II
PENGKAJIAN

2.1

Identitas
Nama

:T

Umur

: 44 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama

: Islam

Suku Bangsa : Indonesia


Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Identitas
Nama

:A

Umur

: 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Agama

: Islam

Suku Bangsa : Indonesia


Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Identitas
Nama

:RT

Umur

: 50 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Agama

: Islam

Suku Bangsa : Indonesia

2.2

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Wawancara pada Ny.T


Ny. T adalah seorang wanita yang berumur 44 tahun. Ny. T pertama kali
mengalami menstruasi pada usia 14 tahun. Ny. menikah pada usia 22 tahun dan hamil
anak pertama setelah satu tahun menikah. Saat ini Ny. T memiliki 3 orang anak, ketiga
anaknya dilahirkan secara normal dan tidak ada riwayat abortus. Ny. T mengatakan
bahwa ibunya mengalami menopause pada usia 53 tahun. Saat ditanya tentang siklus
menstruasinya, Ny. L menjawab dahulu siklus menstruasinya teratur, tetapi semenjak
memasuki usia 43 tahun siklus menstruasinya mulai tidak teratur. Ny. L mengatakan
terkadang ia 3 bulan tidak mengalami menstruasi, menstruasi yang sedikit, ataupun
hanya muncul flek saja.
Ny. A adalah seorang wanita yang berumur 45 tahun. Ny. A pertama kali
mengalami menstruasi pada usia 13 tahun. Ny. menikah pada usia 25 tahun dan hamil
anak pertama setelah satu tahun menikah. Saat ini Ny. T memiliki 3 orang anak,
ketiga anaknya dilahirkan secara normal dan tidak ada riwayat abortus. Ny. A
mengatakan bahwa ibunya mengalami menopause pada usia 53 tahun. Saat ditanya
tentang siklus menstruasinya, Ny. L menjawab dahulu siklus menstruasinya teratur,
tetapi semenjak memasuki usia 44 tahun siklus menstruasinya mulai tidak teratur. Ny.
A mengatakan terkadang ia 3 bulan tidak mengalami menstruasi, menstruasi yang
sedikit, ataupun hanya muncul flek saja.
Ny. RT adalah seorang wanita yang berumur 50 tahun. Ny. RT pertama kali
mengalami menstruasi pada usia 13 tahun. Ny. menikah pada usia 21 tahun dan hamil
anak pertama setelah satu tahun menikah. Saat ini Ny. T memiliki 5 orang anak,
ketiga anaknya dilahirkan secara normal dan tidak ada riwayat abortus. Ny. RT
mengatakan bahwa ibunya mengalami menopause pada usia 53 tahun. Saat ditanya
tentang siklus menstruasinya, Ny. RT menjawab dahulu siklus menstruasinya teratur,
tetapi semenjak memasuki usia 46 tahun siklus menstruasinya mulai tidak teratur. Ny.
RT mengatakan terkadang ia 5 bulan tidak mengalami menstruasi, menstruasi yang
sedikit, ataupun hanya muncul flek saja.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

Pokok Bahasan

: Menopause

Sub Topik Bahasan

: Pengetahuan tentang menopause

Hari/Tanggal

: Sabtu, 14 Mei 2016

Jam

: 10.00 11.30 WIB

Tempat

: Jln. Madang Dalam II (Rumah Ny. L)

Waktu

: 90 menit

Sasaran

: Wanita dalam rentang usia 40-60

Penyuluh

: Kelompok 5

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang menopause diharapkan Ny. L memahami
pengertian dan pemahaman tentang menopause termasuk gejala yang menyertai dan
cara menghadapi menopause.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang menopause diharapkan Ny. L
mampu :
1. Memahami pengertian tentang menopause
2. Memahami gejala yang menyertai menopause
3. Memahami cara menghadapi menopause
C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah dan diskusi
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
N
o.
1.

Waktu
5 menit

Kegiatan
Penyuluh
Pembukaan :
1. Memberikan
salam
2. Menjelaskan
tujuan

Klien
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. memperhatikan

penyuluhan
3. Menyebutkan
materi/pokok
bahasan

yang

akan
2.

15 menit

disampaikan
Pelaksanaan :
1. menjelaskan
materi

Menyimak
memperhatikan

penyuluhan
secara berurutan
dan teratur.
Materi :
-

pengertian
pramenopause

dan menopause
tanda dan gejala

menopause
perubahan yang
terjadi pada saat

menopause
cara
mengatasi
menopause

3.

5 menit

Evaluasi :
1. memberikan
kesempatan pada
sasaran

untuk

bertanya.
2. Memberikan
kesempatan
kepada

sasaran

untuk
menjelaskan
kembali

secara

Merespon dan bertanya

dan

singkat
4.

tentang

menopause.
Penutup :

5 menit

Menyimpulkan materi

Menjawab salam

Mengucapkan salam.

G. Pengorganisasian
Pembicara

: Putri Mayang Sari

Klien

:Ny. T, Ny. A, Ny. RT

H. Struktur Ruangan

Keterangan :

: Penyaji
: Klien

BAB IV
EVALUASI KEGIATAN

4.1 Evaluasi Struktur


1. Rencana kegiatan, materi, serta leaflet untuk penyuluhan kesehatan telah
dipersiapkan dari jauh hari sebelum kegiatan dilakukan, dan waktu
pelaksanaan kegiatan juga dipilih sesuai dengan kebutuhan klien.

4.2 Evaluasi Proses


1. Tempat, peralatan yang akan digunakan. dan materi penyuluhan tersedia.
2. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 30
menit.
3. Klien kooperatif dalam mengikuti kegiatan.

4.3 Evaluasi Hasil


1. Klien mampu menjelaskan tentang pengertian menopause.
2. Klien mampu menyebutkan gejala yang menyertai menopause
3. Klien mampu menyebutkan bagaimana cara menghadapi menopause.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid. Sebagian
besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya
tercapai pada usia 50 tahun. Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi,
otomatis terjadi perubahan organ reproduksi wanita. Tidak heran apabila kemudian
muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ reproduksinya
maupun organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali
memengaruhi keadaan psikis seorang wanita oleh karena itu wanita usia 40-an

sebaiknya memahami apa itu menopause agar dapat mempersiapkan diri ketikatandatanda menopause sudah mulai muncul.

5.2 Saran
Penyuluhan tentang menopause sebaiknya sering dilakukan oleh tenaga
kesehatan kepada wanita usia 40 tahunan keatas, agar para wanita siap secara fisik dan
psikis ketika akan menghadapi masa menopause.

DAFTAR PUSTAKA

Glasier, A dan Gebbie, A. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (edisi 4).
Jakarta :ECG.
Kasdu. (2004). Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Jakarta: Gramedia.
Rostiana, Triana. (2009). Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause (Skripsi).
Depok : Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma.
Takesihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Gramedia.
Drajat, Z. (2000). Menghadapi Masa Menopause, Mendekati Usia Tua. Jakarta: Bulan
Bintang.

Lampiran
MATERI PENYULUHAN
MENOPAUSE

A Pengertian Menopause
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir
(Marmi,2013). Menopause merupakan berhentinya masa kesuburan dan masa
reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus

bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Menopause dalam bahasa
biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi wanita yang terjadi diusia
pertengahan empat puluh tahun ke atas. Diagnosis dibuat setelah terdapat amenorhea
sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid didahului oleh siklus haid yang
lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause
dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola hidup. Terjadinya menopasue
ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi makin lambat
menopasue timbul sehingga masa reprosuksi menjadi semakin panjang (Marmi,
2013).
Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah
seksual pun semakin menurun secara alami dari hormon esterogen dan progesteron.
Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur
mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan mengembangkan payudara wanita
serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat
kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron
bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur
yang telah dibuahi.
Menopause alamiah menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat
mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya
kadar esterogen dan progesterone. Namun demikian, dibandingkan dengan
menopause yang almiah, menopause yang artificial karena operasi dan radiasi
umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak.
B Tahap-Tahap Menopause
1

Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejalagejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak
teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta
nyeri haid.

Peri Menopause

Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause.


Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid
yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang. Menopause haid di alami
terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Keluhan-keluhan
yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hi, mudah marah,
sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan
vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi,
mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta
depresi.
C Gejala Menopause
1

Ketidakteraturan siklus haid

Gejolak rasa panas (Hot Flushes)

Keluar keringat di malam hari

Sering kencing dan mengompol

Sulit tidur

Kerapuhan tulang

Badan menjadi gemuk

Linu dan nyeri otot sendi

Ingatan menurun

10 Kecemasan dan mudah tersinggung


11 Stress
12 Depresi
D Perubahan yang terjadi saat menopause

1) Perubahan psikis
Perubahan psikis pada masa menopause sangat bergantung pada masing-masing
individu. Pengetahuan yang cukup akan membantu seorang wanita memahami dan
mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan lebih baik, perubahan yang
terjadi berupa (Marmi,2013):
a

Rasa khawatir: perasaan merasa tua, tidak menarik lagi, takut tidak bisa
memenuhi kebutuhan seksual suami.

Rasa tertekan karena takut menjadi tua

Lebih sensitive dan emosi (marah, cemas, depresi).

2) Perubahan fisik
a. Sakit kepala
b. Rambut menjadi tipis
c. Payudara dan puting menjadi kecil dan rata (tipis)
d. Kulit menjadi kendor
e. Kulit menjadi kering dan keriput
f. Kulit menjadi mudah terbakar sinar matahari
g. Timbul pigmentasi pada kulit
h. Payudara mulai lembek
i. Vagina menjadi kering
j. Epitel vagina menipis
k. Dyspareunia
l. Perasaan panas dan berkeringat pada malam hari (hot fluse)

m. Tidak dapat menahan air seni


n. Hilangnya jaringan penunjang
o. Penambahan berat badan
p. Gangguan mata
q. Nyeri tulang dan sendi.

E Cara Menghadapi Menopause


1

Konsumsi susu, namun jika anda tidak menyukai susu dapat diganti dengan
mengkonsumsi tahu, tempe atau sayur, tentunya dengan dosis yang lebih rendah.
Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang mengandung fitoestrogen,
cukup untuk sehari.

Dalam memasak jenis sayuran apapun jangan terlalu lama karena vitamin yang
terdapat dalam sayuran akan larut dalam air bila dimasak terlalu lama.

Cobalah mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau mentega rendah
kalori untuk memasak makanan anda baik dalam menumis atau hanya
menggoreng biasa, agar tidak terlalu banyak minyak yang masuk ke dalam tubuh.

Mengkonsumsi vitamin dengan dosis yang tepat, terutama vitamin A dan D.


Karena vitamin A dan D tidak dengan mudah dikeluarkan oleh tubuh, jika
berlebihan dapat menimbulkan racun dalam tubuh. Jangan sembarangan
mengkonsumsi vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu
tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus
dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh.

Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya


menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah
dan makanan berlemak.

Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun,


menopause pasti akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih
bijaksana menghadapi sikap wanita yang menopause.

DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Oleh
Kelompok 5
Stase Keperawatan Maternitas

Anda mungkin juga menyukai