7 Ymd PDF
7 Ymd PDF
ISSN 1829-6084
ABSTRAK
Senyawa fenol merupakan polutan yang sering ditemukan dalam perairan laut, yang berasal dari tumpahan
minyak atau pembuangan limbah minyak ke laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
mikroorganisme laut dalam mendegradasi senyawa fenol yang terkandung dalam limbah minyak bumi.
Penelitian ini menggunakan larutan artifisial senyawa fenol yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi
senyawa fenol yang terkandung pada limbahminyak yaitu sebesar 15 mg/l. Pengukuran konsentrasi fenol
menggunakan larutan amino antipirin dengan metoda spektrofotometri. Penelitian biodegradasi dilakukan
dengan menggunakan tiga buah reaktor batch menggunakan larutan artifisial senyawa fenol. Reaktor I dan
Reaktor II menggunakan bakteri laut yang telah diaklimatisasi dan diseeding. Sedangkan reaktor III sebagai
percobaan kontrol untuk melihat penurunan konsentrasi senyawa fenol tanpa menggunakan bakteri. Dari hasil
penelitian diperoleh laju degradasi fenol sebesar 1,8 mg/l-10,9 mg/l per hari dengan bantuan bakteri.
Sedangkan untuk kondisi tanpa bantuan bakteri diperoleh laju degradasi 1,3 mg/l-4,2 mg/l per hari.
Kata Kunci: Degradasi, Mikroorganisme laut, Senyawa Fenol (C6H5OH)
ABSTRACT
Phenol is one of pollutants that can be found in the ocean, derived from oil spills or discharge of waste oil into
the sea. This study aimed todetermine the ability ofmicroorganisms from oceantodegradephenol in the wasteoil.
In this study uses an artificial solution of phenol compounds whose concentration equal to the concentration of
phenol compounds in the waste oil, i.e., 15 mg/l. Measurements using a solution of amino phenol antipirin
concentration with spectrophotometric method. Biodegradationstudiesconducted usingthreebatchreactors, first
and second reactor were used for bacteria from ocean that have been acclimatized and seeding. The third
reactor as a control experiment to see a decrease in the concentration of phenol compounds without using
bacteria. The results showed that the phenol degradation rate was 1.8 mg/l 10.9 mg/l per day in the use of
bacteria. In the condition without using bacteria the phenol degradation rate is 1.3 mg/l 4.2 mg/l perday.
Keywords: degradation, bacteria from ocean, phenol (C6H5OH)
59
PENDAHULUAN
Fenol merupakan senyawa yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap, bersifat racun
dan korosif terhadap kulit (iritasi),
menyebabkan gangguan kesehatan manusia
dan kematian pada organisme yang terdapat
pada air dengan nilai konsentrasi tertentu
(Qadeer&Rehan, 1998).Fenol terdiri dari
rantai dasar benzene aromatik dengan satu
atau lebih kelompok hidroksil. Tingkat
toksisitas fenol beragam tergantung dari
jumlah atom atau molekul yang melekat
pada rantai benzene-nya. Untuk fenol
terklorinasi, semakin banyak atom klorin
yang diikat rantai benzena maka semakin
toksik rantai tersebut. Klorofenol lebih
bersifat toksik pada biota air, seperti
akumulasi dan lebih persisten dibanding
dengan fenol sederhana. Fenol sederhana
seperti phenol, cresol dan xylenol mudah
larut dalam air dan lebih mudah didegradasi.
Senyawa fenol merupakan polutan yang
sering ditemukan diperairan laut. Sumber
pencemar di laut berasal dari tumpahan
minyak mentah, tumpahan bahan bakar
kapal maupun pembuangan limbah industri
minyak bumi. Kehadiran senyawa fenol di
laut dapat membahayakan kehidupan biota
laut karena fenol bersifat toksik. Senyawa
fenol
dapat
didegradasi
oleh
mikroorganisme pengurai fenol, namun
jumlah dan kemampuan mikroorganisme
pengurai fenol sangat terbatas karena sifat
toksiknya.
Kemampuan mikroba dalam mendegradasi
fenol dipengaruhi beberapa faktor seperti
jenis mikroba, konsentrasi fenol dan kondisi
lingkungan.
Proses degradasi dapat dilakukan dengan
bantuan mikroorganisme yang ada pada air
laut (Qadeer&Rehan, 1998). Proses biologis
melalui biodegradasi berpotensi untuk
60
pengolahan
limbah
minyak
bumi.
Pengoptimalisasian proses biodegradasi ini
dapat dilakukan dengan pengkondisian
faktor lingkungan, seperti pemberian nutrisi,
pemberian aerasi, serta bakteri yang dapat
mendegradasi hidrokarbon minyak bumi,
sehingga dapat dilihat kemampuan dari
bakteri pendegradasi tersebut. Namun di
perairan proses degradasi terjadi secara
alami, tanpa penambahan nutrisi. Aerasi di
laut dapat dibantu dengan adanya
gelombang air laut. Limbah minyak bumi
sering di buang di buang ke laut, sehingga
perlu dilakukan suatu penelitian untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi degradasi senyawa fenol,
mengetahui nasib (fate) senyawa fenol di
perairan
laut,
mengetahui
jenis
mikroorganisme yang dapat membantu
proses degradasi fenol pada perairan laut.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
dapat mengetahui penurunan kadar fenol
dari limbah cair industri pengolahan minyak
bumi yang dapat mencemari lingkungan
perairan, mengatur jadwal pembuangan
limbah minyak ke laut dan memberikan
masukan bagi pihak terkait
untuk
melakukan
pencegahan
terhadap
pencemaran limbah cair industri pengolahan
minyak bumi.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Penelitian Teknik Lingkungan Universitas
Andalas Padang. Penelitian dilakukan dalam
skala laboratorium. Pengambilan sampel
limbah minyak bumi dilakukan untuk
mendapatkan data primer. Data primeryang
diukur pada penelitian ini berupa
karakteristik
limbah
yang
meliputi
pengukuran suhu, salinitas,COD, BOD, DO
VSS, suhu, fenol, pH dan konsentrasi fenol.
62
Air
Laut
Satuan
BOD
231
229
mg/l
2.
COD
332
344
mg/l
3.
pH
9,2
8,7
4.
Fenol
15,04
0,03
mg/l
5.
Temperatur
30
28
6.
VSS
30,8
50,8
mg/l
7.
Salinitas
26
mg/l
8.
DO
mg/l
No
Parameter
1.
Isolasi
dan
Identifikasi
Pendegradasi Fenol
Bakteri
Bakteri
Pseudomonas
sp.
Acinotobacter
sp.
Bacillus sp.
0,089
0,031
0,045
0,034
0,051
500
400
300
200
100
0
24
Waktu (Jam)
63
64
Konsentrasi Fenol
Reaktor I
14
12
Konsentrasi Fenol
Reaktor II
10
Konsentrasi Fenol
Reaktor III
6
4
2
0
0
6
12
18
24
30
50
56
62
68
74
80
86
92
98
104
110
116
122
128
134
140
sehingga
Waktu (Jam)
66
900
800
Konsentrasi
VSS Reaktor I
700
Konsentrasi VSS (mg/l)
600
Konsentrasi
VSS Reaktor II
500
Konsentrasi
VSS Reaktor III
400
300
200
100
0
0
6
12
18
24
30
50
56
62
68
74
80
86
92
98
104
110
116
122
128
134
140
Waktu (Jam)
tersebut
karena
oksigen
terlarut
digunakan bakteri untuk respirasi.
Kebanyakan dari bakteri pendegradasi
fenol merupakan bakteri aerob (Afriati,
2003). Pada reaktor I penurunan nilai
DO terjadi pada jam ke-42 dimana pada
jam ini nilai VSS mulai menurun karena
bakteri mulai memasuki fase kematian.
Pada reaktor II nilai DO mulai
mengalami penurunan pada jam ke-34.
Pada reaktor II nilai DO lebih cepat
mengalami
penurunan dikarenakan
jumlah bakteri yang terkandung dalam
reaktor II lebih banyak daripada reaktor I
sehingga kebutuhan oksigen bakteri
lebih banyak pada reaktor II. Nilai DO
pada reaktor I dan II pada jam ke-64
bernilai 6 mg/l sesuai dengan nilai DO
perairan pada umumnya yaitu 6 mg/l
(Afriati,
2003).
Nilai
DO
ini
dipertahankan dengan menggunakan
aerator sebagai supply oksigen ke dalam
reaktor.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Senyawa fenol dengan bantuan bakteri
membutuhkan waktu 64 jam untuk mencapai
konsentrasi 0 mg/l. Senyawa fenol mencapai
konsentrasi di bawah baku mutu pada jam
ke-48 yaitu dengan konsentrasi 1,79 mg/l.
72
Fenol.
Press.
Shinta.
2001.
Biodegradasi
Hidrokarbon
Minyak
Bumi.
Universitas Andalas: Padang
Bakteri.
Tchobanouglous
&
Burton.
2004.
Wastewater Engineering Treatment,
Disposal and Reuse. New York: Mc
Graw Hill Inc.
73