Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha
sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Konseling
merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses
pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian
pertemuan langsung dan tatap muka antara guru atau konselor dengan klien
itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya,
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan
dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan
yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.
Pada setiap sekolah peran seorang pendidik bimbingan dan
konseling sangat penting untuk semua siswa, karena semua siswa perlu
bimbingan dalam menghadapi perkembangan dan masalah yang dialaminya.
namun

masih banyak dari pendidik yang masih belum mengetahui tentang

jenis juga teknik konseling yang harus ia fahami dan terapkan di sekolah. Hal
ini jika dibiarkan akan menghambat proses konseling di sekolah, padahal
konseling di sekolah sangat penting karena berhubungan langsung dengan
pembelajaran peserta didik.
Karena hal itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang
struktur program bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.

Apa itu layanan dasar ?


Apa itu layanan responsif ?
Apa itu pelayanan perencanaan individual ?

d.

Apa Evaluasi dan Akuntabilitas ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Selain itu juga bertujuan agar
dapat memahami secara mendalam mengenai Struktur program bimbingan
dan konseling.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktrur progam pelayanan bimbingan dan konseling


Program Bimbingan dan Konseling mengandung empat struktur pelayanan,
yaitu: pelayanan dasar bimbingan, pelayanan responsif, perencanaan individual,
dan dukungan sistem.
1.

Pelayanan Dasar

a.

Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
siswa melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan
dalam menjalani kehidupannya.

b.

Tujuan
Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama), (2) mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya,
(3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4)
mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

c.

Fokus Pengembangan
Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar
kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2)
motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan
pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi,
(6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku bertanggung jawab. Hal-hal
yang terkait dengan perkembangan karir (terutama di tingkat SMP/SMA)
mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2) pemantapan
pilihan program studi, (3) keterampilan kerja professional, (4) kesiapan pribadi
(fisik-psikis,

jasmaniah-rohaniah)

dalam

menghadapi

pekerjaan,

(5)

perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar

pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9) bahayanya perkelahian masal


(tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.
d.

Strategi Implementasi Program Pelayanan Dasar


1) Bimbingan Klasikal
2) Pelayanan Orientasi
3) Pelayanan Informasi.
4) Bimbingan Kelompok
5) Pelayanan Pengumpulan Data

2. Pelayanan Responsif
a. Pengertian
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
b. Tujuan
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa
yang

mengalami

hambatan,

kegagalan

dalam

mencapai

tugas-tugas

perkembangannya.
c.

Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan
siswa. Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk
memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya
secara positif.
Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami siswa
diantaranya : (1) merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3)
berperilaku

impulsif

(kekanak-kanakan

atau

melakukan

sesuatu

tanpa

mempertimbangkannya secara matang), (4) membolos dari sekolah/madrasah, (5)


malas belajar, (6) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa
bergaul, (8) prestasi belajar rendah, (9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan

bebas (free sex), (11) masalah tawuran, (12) manajemen stres, dan (13) masalah
dalam keluarga.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan
cara asesmen dan analisis perkembangan siswa dengan menggunakan berbagai
teknik, misalnya inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), angket siswa,
wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir siswa, leger, psikotes, dan daftar
masalah siswa atau alat ungkap masalah (AUM).
d. Strategi Implementasi Program Pelayanan Responsif
1. Konseling individual dan kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu siswa yang
mengalami kesuliatan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. melalui konseling, siswa dibantu untuk mengidentifikasi
masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara
individual maupun kelompok.
1) Referal (rujukan atau alih tangan)
Apabila guru BK merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani
masalah siswa, sebiknya dia mereferal atau mengalihtangankan siswa kepada
pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan
kepolisisan. Siswa yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki
masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba dan
penyakit kronis.
2) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
Guru BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran dan
pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa dan mengidentifikasi aspekaspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
3) Kolaborasi dengan orang tua

Guru BK perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa.


Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya
berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.
4) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama
dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan
mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1)
instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang
tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater dan dokter, (5) MGP (Masyawarah
Guru Pembimbing) dan (6) DEPNAKER (dalam rangka analisis bursa
kerja/lapangan pekerjaan).
5) Konsultasi
Guru BK menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak
pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan
persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan
lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan siswa,
melakukan referal dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
6) Bimbingan teman sebaya (peer guidance/peer facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa
terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya
diberikan latihan atau pembinaan oleh guru BK. Siswa yang menjadi pembimbing
berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik.
7) Konferensi kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu pertemuan
yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa itu. Pertemuan konferensi
kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
8) Kunjungan rumah

Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang siswa


tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya melalui
kunjungan ke rumahnya.
3. Pelayanan Perencanaan Individual
a. Pengertian
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
b. Tujuan
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1) memiliki
pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
c.

Strategi Perencanaan Individual


Perencanaan individual bagi siswa diimplementasikan melalui beberapa
strategi sebagai berikut (Uman Suherman : 2009) :

(a) Penilaian individual / kelompok kecil


(b) Pemberian saran pada individual / kelompok kecil
d. Fokus pengembangan
Fokus

pelayanan

perencanaan

individual

berkaitan

erat

dengan

pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Secara rinci cakupan


fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek: (1) akademik meliputi
memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan
atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan
memahami nilai belajar sepanjang hayat; (2) karir meliputi mengeksplorasi

peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami


kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan (3) sosial-pribadi meliputi
pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial
yang efektif.
e.

Strategi Implementasi Program Pelayanan Perencanaan Individual


Guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki
pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.

f.

Dukungan Sistem
Dukungan

sistem

merupakan

komponen

pelayanan

dan

kegiatan

manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan


komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional guru BK secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar
penyelenggaraan pelayanan di atas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya
adalah

untuk

memperlancar

penyelenggaraan

program

pendidikan

di

sekolah/madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek: (1) pengembangan


jejaring (networking), (2) kegiatan manajemen, serta (3) riset dan pengembangan.
g. Penempatan dan Penyaluran Layanan Bimbingan dan Konseling
Purwoko (2008: 59) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan
penyaluran adalah serangkaian kegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa
agar siswa dapat menempatkan dan menyalurkan segala potensinya pada kondisi
yang sesuai. Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Mulyadi (2003:26)
yang menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di

dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program latihan,
magang, kegiatan ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta
kondisi pribadinya.
h. Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah
Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dapat berupa (a) penempatan
siswa di dalam kelas, (b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompokkelompok belajar, (c) ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, dan (d) ke dalam
jurusan/program studi yang sesuai.
i.

Penempatan dan Penyaluran Lulusan


Pada setiap akhir tahun ajaran ratusan ribu atau bahkan jutaan anak muda
menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu. Pada umumnya mereka
mendambakan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih
tinggi. Atau bagi yang memang tidak bermaksud untuk melanjutkan pendidikan,
mereka mendambakan untuk dapat diterima pada lapangan kerja yang sesuai.
Saat seperti itu merupakan saat yang kritis bagi kebanyakan para lulusan,
baik tamatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi.
Mereka berada dalam masa transisi dari satu tingkat pendidikan ke tingkat
pendidikan lainnya atau dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Dalam suasana ini,
mereka dihinggapi oleh berbagai perasaan seperti cemas, bingung, tidak menentu,
dan sebagainya. Perasaan-perasaan seperti ini terutama sekali dialami oleh lulusan
yang sebelumnya kurang mempersiapkan dirinya dengan baik.
Masalah lain yang dihadapi ialah banyak di antara para lulusan tadi yang
setelah diterima pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi, justru tidak dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan. Mereka mengundurkan diri atau pindah
ke sekolah yang lain, atau terhambat kemajuan belajarnya di sekolah yang sama.
Begitu juga bagi yang diterima pada lapangan kerja tertentu, banyak di antaranya
yang merasa tidak betah pada jabatan/pekerjaan itu, sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, dan sebagainya.

j.

Penempatan dan Penyaluran ke dalam Pendidikan Lanjutan

Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat


dilakukan secara acak, tetapi memerlukan perencanaan yang matang sebelum
siswa tamat dari bangku sekolah yang sedang didudukinya. Karena hal ini, baik
langsung maupun tidak langsung, juga akan menyangkut citra sekolah secara
keseluruhan, maka sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
menyelenggarakan pelayanan penempatan dan penyaluran para siswanya setelah
mereka tamat nantinya. Masalah-masalah sebagaimana dikemukakan di atas tidak
perlu terjadi atau setidak-tidaknya dapat dikurangi bilamana sekolah memberikan
bantuan dalam pengembangan dan penyusunan rencana pendidikan lanjutan bagi
para siswanya.
k. Penempatan dan Penyaluran ke dalam Jabatan/Pekerjaan
Di samping penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu para
siswanya yang akan memasuki dunia kerja. Walaupun di keliling siswa tersedia
berbagai lapangan kerja, tetapi tidak semua lapangan kerja itu dapat dengan
mudah atau cocok untuk dimasuki.
4. Evaluasi dan Akuntabilitas
a. Pengertian Evaluasi BK
Evaluasi ini dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data)
untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan.
Penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan bimbingan dan konseling
ditujukan untuk menilai bagaimana kesesuaian program, bagaimana pelaksanaan
yang dilakukan oleh para petugas bimbingan, dan bagaimana pula hasil yang
diperoleh dari pelaksanaan program tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa evaluasi terhadap kegiatan bimbingan dan konseling, mengandung tiga
aspek penilaian, yaitu:
a) Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling.
b) Penilaian terhadap proses pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c) Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling.

10

b. Tujuan Evaluasi BK
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan
ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.
a) Tujuan Umum
Secara umum, penyelenggaraan evaluasi bimbingan dan konseling bertujuan
sebagai berikut:
(1) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang
telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
(2) Mengetahui tingkat efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu.
Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling ditujukan untuk:
1. Meneliti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan
konseling.
3. Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu
diadakan perbaikan dan pengembangan.
4. Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha
menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
b) Tujuan Khusus
Sedangkan secara khusus tujuan evaluasi bimbingan dan konseling adalah:
(1) Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah
sudah ada atau belum diberikan kepada siswa di sekolah/madrasah.
(2) Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah yang perlu dimasukkan
kedalam program bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan.
(3) Untuk membantu kepala sekolah/madrasah, guru-guru termasuk
pembimbing atau konselor dalam melakukan perbaikan tata kerja
mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan tiap-tiap siswa.
(4) Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program
bimbingan yang perlu diadakan perbaikan-perbaikan.

11

(5) Untuk mendorong semua personil bimbingan agar bekerja leih giat
dalam mengembangkan program-program bimbingan.
b. Fungsi Evaluasi BK
Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing


(konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan

dan konseling.
Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata
pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku,
atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara
bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi
program bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah.

c.

Aspek-aspek yang Dievaluasi

Aspek yang dinilai baik prosesnya maupun hasil antara lain:


a) kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
b) keterlaksanaan program;
c) hambatan-hambatan yang dijumpai;
d) dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;
e) respon peserta didik, personel sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat
terhadap pelayanan bimbingan;
f)

perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan pelayanan

bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar, dan


keberhasilan peserta didik setelah menamatkan sekolah/madrasah baik pada studi
lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.
d. Langkah-langkah Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi program ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
1) Merumuskan masalah atau instrumentasi.
2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data.
3) Mengumpulkan dan menganalisis data.
4) Melakukan tindak lanjut (follow up).

12

e.

Akuntabilitas
Secara harfiah, konsep akuntabilitas atau accountability berasal dari dua

kata, yaituaccount (rekening, laporan atau catatan) dan ability (kemampuan).


Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kemampuan menunjukkan laporan atau
catatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
f.

Analisis Hasil Evaluasi Program dan Tindak Lanjut


Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan,

kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam


melaksanakan program, serta dampak program terhadap perubahan perilaku
peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses
pembelajaran

dan

peningkatan

mutu

pendidikan.

Hasil

analisis

harus

ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan


program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan bimbingan dan
konseling lebih optimal, melakukan referal bagi peserta didik-peserta didik yang
memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan komitmen baru
kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan dan konseling
selanjutnya.

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen Bimbingan dan Konseling mengandung empat
komponen pelayanan, yaitu: Pelayanan dasar, Pelayanan
responsif, Perencanaan individual dan Dukungan sistem. Dari
masing masing layanan tersebut, mereka mempunyai
pengertian, tujuan dan fokus pengembangan yang berbeda
beda, sesuai dengan kebutuhan yang siswa butuhkan.
B. Saran
Saya berharap makalah ini akan memberikan sumbangan bagi proses
pembelajaran Bimbingan dan Konseling. Saya menyadari banyak kekurangan
pada makalah kami, maka kritik dan saran demi memperbaiki makalah ini
senantiasa kami harap dan nantikan.

14

DAFTAR PUSTAKA
Makalah

BK

kelompok

3.

Departemen

Pendidikan

Matematika

UPI

(2015) KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.


Depdiknas. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Dipublikasikan oleh Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Diltz

, Dilani

Perera& Kimberly

Mason:

2010.

"Exploration

of

Accountability Practices of School Counselor : A National Study": Journal of


Professional Counseling,

Practice,

Theory,

&

Research. Austin: 38 Spring .1sted; pg. 52, 19 pgs.


Mulyadi, A. 2003. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Prayitno, Prof. Dr dan Drs. Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Purwoko, Budi. 2008. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press.
Syamsu, Yusuf Dr., L.N. dan Dr. A. Juntika Nurihsan. 2009. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Rosda.

15

Anda mungkin juga menyukai