PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme.
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya,
Suwanto, 2001). Faktor resiko yang umum pada UTI mencakup ketidakmampuan
atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan isisnya secara lengkap,
penurunan mekanisme pertahanan alamiah dari pejamu, peralatan yang dipasang
pada traktus urinarius, seperti kateter dan prosedur sistokopi.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan
dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut.
Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan
angka populasi umur, kurang lebih 515%.Infeksi traktus urinarius adalah satu
dari masalah paling umum yang ditemui oleh tenaga kesehatan, terhitung 6-7 juta
dari kunjungan klinik pertahun. Mayoritas kasus di dominasi oleh wanita. seperti
infeksi selama kehamilan harus di tangani dengan tepat. Meskipun gejala tidak
tampak, karena terdapat peningkatan resiko untuk terjadinya pielonefritis akut dan
kelahiran frematur angka kejadian bakteriuri pada wanita meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Prevalensi selama periode
sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Ini
dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kelompok wanita yang
tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
yang sudah menikah (Sukandar, 2006). Menurut Journal of Oxford prevalens
infeksi saluran kemih meningkat dari 0,47% pada tahun 2000 menjadi 1,7% pada
tahun 2003 (Calbo, 2006). Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring
dengan meningkatnya usia. Pada usia 4060 tahun mempunyai angka prevalensi
1
3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka
prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki
maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut
usia.
Infeksi saluran kemih terjadi pada wanita dibandingkan dengan rasio 10 :
1 sampai 50 : 1. Insiden tahunan UTI diantara wanita yang masih aktif secara
seksual adalah 3 10% .
Satu dari setiap lima wanita di Amerika Serikat mengalami UTI selama
kehidupan mereka.meskipun kebanyakan episode UTI pada wanita adalah
sederhana, infeksi non komplikasi (90%),
Berdasarkan data dari medical record RSU Mokopido Tolitoli jumlah
penderita ISK pada tahun 2011 adalah 132(14,7%) lebih banyak terjadi pada umur
21 30 tahun sebanyak 37 (28%) dan yang terendah pada umut 71 80 tahun
dengan jumlah penderita 4 (3%), tahun 2012 periode bulan Januari Juli
berjumlah 79 (8,8%) lebih banyak terjadi pada umur 41- 50 tahun sebanyak
21(26,6%) dan yang terendah umur 7180 berjumlah 4(5%)
Meningkatnya
diperlukan asuhan keperawatan untuk mencegah infeksi yang lebih berat yang
dapat menimbulkan kerusakan pada berbagai macam organ, mencegah atau
menghentikan deseminasi kuman dan produk yang dihasilkan oleh kuman pada
sirkulasi sistemik .
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :Asuhan Keperawatan Pada Kasus Dengan Diagnosa
Medis Infeksi Saluran Kemih(ISK). Di Ruang Teratai Interna RSUD Mokopido
Tolitoli
memperoleh
pengalaman
tentang
penerapan
asuhan
melakukan
tahapan
diagnose
keperawatan
asuhan
keperawatan
melakukan
tahapan
evaluasi
asuhan
keperawatan
melakukan
tahapan catatan
perkembangan asuhan
Metode Penulisan
fisik
sebelum
melakukan
perencanaan
dan
tindakan
keperawatan.
d. Study Dokumentasi yaitu melalui catatan medis/keperawatan
e. Study Pustaka melalui literature buku-buku keperawatan, kedokteran dan
media internet.
E. Manfaat Penulisan
a)
Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang asuhan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori Penyakit Infeksi Kandung Kemih
1. Pengertian
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Etiologi
a.
Factor predisposisi
Infeksi saluran kemih bagian atas disebabkan oleh :
a) Obstruksi (hipertropi) prostat, katup (striktur uretra)
b) Gangguan pengosongan kandung kemih (neuropatik, divertikula)
c) Kateterisasai /instrumentasi
d) Infeksi ginjal
e) Infeksi saluran kemih bagian bawah disebabkan oleh :
f) Fistula Vesikoureter
g) Obstruksi (misalnya, batu, striktur)
b. Mikrobiologis
Mikroorganisme
penyebab
E.Coli,Enterocoli,
Proteus
spp,
S.
Saprophyciccus,
S.
Epidermidis,
Pseudumonas
d) Ureplasma
urealyticum,
Mycoplasma
gentilium,
Trchomonas
Manifestasi klinik
Tanda dan gejala, dibagi atas :
a. Cystitis akut
a) Peningkatan frekuensi miksi, baik deural maupun noktural
b) Disuria karena epithelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada
daerah suprapubik atau perineal.
c) Rasa ingin miksi
d) Hematuria
e) Pada wanita, biasanya timbul setelah adanya infeksi saluran
pernafasan atau setelah diare
f) Pada pria, timbul prostitis setelah minum alcohol yang berlebihan
b. Cystitis kronis
Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak
begitu menonjol (Depkes,1995) (Reeves J. Charlinr,2001)
4. Pemeriksaan
a.
Pada wanita
a)
sensivitas
proses
inflamasi
atau
infeksi.
Didapatkan
leukositosis,
peningkatan laju endapan darah, atau didapatkannya sel sel mudah pada
sediaan hapusan darah menandakan adanya inflamasi akut.
8
c. Pencitraan
a) Foto polos abdomen. Pembuatan foto polos berguna untuk
mengetahui adanya batu radio opak pada saluran kemih atau
adanya distribusi gas yang abnormal pada pielonefritis akuta.
b) Piv adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang
menderita
ISK
complicated.
Pemeriksaan
ini
dapat
5.
Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui. Dua
jalur utama terjadinya ISK ialah hematogen dan escending, tetapi darai kedua
cara ini acendinglah yang paling sering terjadi.
a. Infeksi hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada psien dengan daya
tahan tubuh yang rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau
pada pasien yang sementara mendapatkan pengobatan imunosupresi.
Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya focus infeksi di
tulang, kulit, endotel atau ditempat lain. Salmonella, pseudomonas,
kandida, dan proteus termasuk jenis bakteri yang dapat menyebar secara
hematogen.
E.Coli, akan mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat
meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran
hematogen. Hal iini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :
a) Adanya bendungan total aliran urin
b) Adanya bendungan intrarenal baik karena jaringan parut maupun
terdapatnya presipitasi obat intralubular misalnya sulfonamide
c) Terdapat factor vaskuler misalnya kontraksi pembuluh darah
d) Pemakian obat analgetik atau estrogen
e) Pijat ginjal
f) Penyakit ginjal polikistik
g) Penyandang DM
b. Infeksi asending
a) Kolonisasi uretra dan introitus vagina
Saluran kemih umumnya tidak mengandung mikroorganisme
kecuali pada bagian distal uretra yang baiasanya juga dihuni oleh
bakteri normal kulit seperti basil difteroid, streptokokus. Disamping
bakteri normal flora kulit, pada wanita daerah 1/3 bagian distal uretra
disertai jaringan periurettral dan vestibula vaginalis juga banyak dihuni
oleh bakteri dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat tersebut.
10
6. Penatalaksanaan
Pengobatan pada berbagai bentuk ISK antara lain :
a. Sindrom uretra akut atau sistitis
11
12
2002)
7. Komplikasi
B.
a.
Epididimo-orkitis
b.
Sindrom reiter
c.
Pengkajian keperawatan
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan /
14
h) Alamat
b. Riwayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan / penyakit yang
lalu, berhubungan dengan atau yang dapat mempengaruhi penyakit
sekarang
a) Riwayat kesehatan keluarga
b) Riwayat kesehatan pasien
c) Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan / gangguan yang
berhubungan dengan gangguan / penyakit yang dirasakan saat ini.
1) Bagaimana frekuensi miksinya, apakah terdapat :
Poliuri
Oliguri
Miksi keluar sedikit-sedikit tapi sering
Urgency
Nocturi
Tempo berhentinya arus urin selama miksi
Pasien mengalami keraguan / kesukaran sewaktu melalui miksi
Urine keluar secara menetes
Incontinentia urine
2) Adakah kelainan waktu miksi seperti :
Disuri
15
16
kebiasaan
makan,
jenis
makanan,
makanan
17
a.
b.
c.
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan
dan
Potensial
terjadinya
infeksi
sekunder
sehubungan
dengan
f.
g.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya,
sehubungan dengan akibat adanya peradangan.Tujuan :
18
Ciptakan
lingkungan
terapiutik
yang
nyaman.
Rasional:
Penjelasan
tentang
penyebab
rasa
nyeri
dapat
Rasional
vasodilatasi
:Kompres
pembuluh
darah
hangat
dapat
sedangkan
meningkatkan
kompres
dingin
f)
g) Monitor intake dan output cairan. Rasional :Intake dan out put yang
kurang dapat merangsang perkembangan bakteri dalam vesica
urinaria
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
sehubungan dengan kuranganya onformasi yang ditandai dengan sering
bertanyatanya. Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penyakitnya
meningkat
Intervensi dan Rasional :
a) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang di derita.
Rasional :Untuk mengetahui kesiapan pasien dan keluarga serta
untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita
b) Jelaskan
secara
singkat
tentang
penyakit,perawatan
dan
kontraksi
kandung
kemih
sehingga
dapat
meningkatkan nyeri
e) Ajarkan mobilisasi fisik fasif ditempat tidur. Rasional :
Meningkatkan sirkulasi tubuh dan meningkatkan rasa nyaman
22
:Untuk mengetahui
penyebab
perubahan
pola
eliminasiRasional
c) Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi.
Rasional :Untuk rehidrasi cairan dan untuk pengeluaran bakteri dan
mikroorganisme lainnya
d) Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam. Rasional
:Mencegah
4.
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana setelah dilakukan validasi,
setelah
mengetahui
respon
subjektif
dan
objekstif
keluarga
yang
Catatan Perkembangan
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat,
: 070114
Diagnose Medis
: ISK
A. Pengkajian
1. Data Umum
a.
Identitas klien
Nama
: Tn. H
Umur
Jenis kelamin
:Laki-laki
57 thn
25
Agama
Islam
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Pekerjaan
: Tani
Pendidikan
SD
Alamat
Desa Bilo
b.
Nama
: Tn.A
Umur
30 thn
Jenis kelamin
Laki-Laki
Agama
islam
Pendidikan
SD
Pekerjaan
: Tani
Alamat
Hub.dengan klien
: Anak
Desa Bilo
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : Nyeri pada daerah perut bagian bawah
b) Riwayar keluhan utama : Klien masuk rumah sakit pada tanggal 27
juli 2011 pukul 16.00 dengan keluhan nyeri pada daerah perut bawah.
Dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, susah untuk BAK. Klien
26
Kegiatan
Di rumah
Dirumah sakit
Nutrisi
-Pola makan
Nasi,sayur, ikan
Bubur,sayur, ikan
-frekuensi
3 x 1 sehari
2 x 1 sehari
-nafsu makan
Baik
Baik
-makanan kesukaan
Nasi putih
Nasi putih
-makanan pantangan
Tidak ada
Tidak ada
Frekuensi
Setiap haus
Setiap haus
volume
7 8 gelas/ hari
5 6 gelas/hari
Air putih
Air putih
Frekuensi
2 x sehari
Konsisten
Lunak
Warna
Kuning
bau
Khas makanan
Cairan ( minum )
Eliminasi
1. BAB
1. BAK
Sedikit tapi sering
28
Frekuensi
3 4 x sehari
Warna
Kuning
Bau
Pesing
campur
Pesing
Hanya dilap
4
Tidak perna
Personal hygiene
Mandi
2 x sehari
Tidak perna
Cuci rambut
1 minggu 3x
Memotong kuku
1 kali seminggu
Penampilan
Cukup bersih
11.00 -12.00
21.0 -24.00
13.00 15.00
Tidur malam
21.00 05.00
: Lemah
Tingkat kesadaran
: Composmentis
Vital sign
29
System integument
Wajah
Telinga
Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan,tidak teraba adanya massa atau
benjolan
f.
Hidung
Inspeksi : Hidung simetris kira dan kanan, tidak ada peradangan, fungsi
penciuman baik, septum deviasi (-), pasase udara kuat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus
g.
Inspeksi : Mukosa bibir kering dan kotor,warna lidah merah, tidak ada
peradangan pada gusi, terdapat banyak karang gigi
Palpasi : Tidak teraba adanya massa,tidak teraba nyeri tekan
h. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada vena jungularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak teraba nyeri tekan,teraba denyut nadi arteri carotis
i.
Dada
Hasil
Satuan
Nilai normal
8,3 H
3,95
13,1 H
38,3
37,0 H
33,2 H
34,2
2,2
(%)
F2
F2
F4
12,2
103/ml
106/ml
g/dl
%
Fl
p/g
g/dl
103/ml
(103/ml)
2,5
0,6
10,8
%
%
PL
%
5,0 10,0
4,00 5,50
12,0 15,0
40,0 48,0
80,0 95,0
25,0 34,0
32,0 36,0
150 400
(%)
11,0 49,0
0,0 9,0
42,0 85,0
10,0 16,5
0,10 1,00
5,0 10,0
12,0 18,0
4,5
H
6. Data pengobatan
a. Tanggal 26 28 Juli 2012
b. RL 28 tetes/menit
c. Cotrimokcacol 2 x
d. Asam Mefenamat 3 x 1
7. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif :
a) Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
b) Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus
kebagian belakang
c) Klien mengatakan skala nyeri 9
33
= 20 x/mnt, S
= 130 / 60 mmHg, ND
= 37oc
j) Hematuri (+)
8. Analisa Data
34
= 88 x/mnt,
Pengelompokan Data
Etiologi
Problem
Peradanga
n
Nyeri
pada
daerah
uterus dan
sekitarnya
26/07/20
12
09.00
1. Data Subjektif
a. klien mengatakan sakit di perut
bagian bawah
b.Klien mengatakan nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
belakang
c.Klien mengatakan skala nyeri 9
2. Data Objektif
a.Klien meringis
b.Klien memegang bagian bawah perut
yang sakit
c.Klien lemah
d.Klien tegang : sulit tidur
melakukan aktivitas lainnya
&
= 130 / 60 mmHg
ND = 88 x/mnt
35
RR = 20 x/mnt
26/07/20
12
09.10
SB = 37oc
1. Data Subjektif :
Peradanga
n
Perubahan
pola
eliminasi
urine
disuria &
hematuria
26/07/20
12
09.20
Resiko
tinggi
terjadinya
infeksi
sekunder
= 88 x/mnt
RR
= 20 x/mnt
S
26/07/20
12
= 37oc
1. Data Subjektif :
09.20
kurangany Kurang
a
pengetahu
1. Klien dan keluarga onformasi an tentang
menanyakan penyakit
penyakit,
yang diderita
perawatan
dan
2. Klien mengatakan sudah
pengobata
pernah berobat tetapi
nnya
tidak ada perubahan
3. Data Objektif
1. Klien nampak
gelisah
2. Klien tegang
37
dengan Inflamasi
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
berhubungan dengan kuranganya onformasi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawata
n
1
Nyeri
Penjelasan
dan
tentang
sekitarnya
berhubungan
dengan
penyebab
rasa nyeri
1. Pasien tenang
2. Ekspresi wajah cerah
Inflamasi.
memberik
3. Pasien
dapat
dapat
an
menyebutkan penyebab
informasi
dan
positif
cara
mengatasi
38
nyeri
kepada
.
4. Nilai
klien
laboratorium
dan
keluarga
normal :
sehingga
1. a. HCT = 80,0
dapat
95,0%
menurunk
an
kecemasan
dan
turut
aktif
1. Observasi vital sign :
dalam
1. TD = 110 / 90
mmHg
Mengatur posisi
2. ND = 80 x/mnt
3. RR
tindakan
16
tidur
yang
menyenangkan
pengobata
n
Akan
menguran
x/mnt
gi
4. SB
= 36 c
dan
meningkat
5. Beri penjelasan
kan
tentang
penyebab
nyeri
keinginan
rasa
tidur
nyeri.
Mengajarkan
cara mengurangi
rasa
nyeri
(relaksasi ) dan
memberikan
kegiatan positif.
pasien.
1. Te
hni
k
rel
aks
asi
dap
39
at
me
gal
ihk
an
per
Memberikan
hat
kompres hangat
pada
daerah
yang
terasa
nyeri
dan
ian
pas
ien
dar
Menganjurkan
untuk meminum
per
air hangat
asa
an
Massage daerah
nye
pinggang untuk
ri
mengurangi
seh
nyeri
ing
ga
kli
en
me
ras
a
nya
ma
n
Ciptakan
2.
lingkungan
terapiutik
40
yang
K
om
pre
s
nyaman
han
gat
dap
at
me
nin
gka
tka
n
vas
odi
lata
si
pe
mb
ulu
h
dar
ah
Untuk
menguran
gi impuls
nyeri
Melaksanakn
program terapi :
Analgetik
antibiotic:
dan
melalui
medulla
spinalis
sehingga
nyeri yang
41
Asam
dirasakan
mefenamat 3 x 1 berkurang.
b.
Lingkunga
Cotrimokcacol 2 n
x3
terapeutik
yang
tenang dan
nyaman
dapat
menguran
gi
stress
sehingga
hormone
cortisol
tidak
disekresik
an
yang
mana jika
cortisol
tersekresi
maka akan
meningkat
kannyeri
Analgetik
dapat
menguran
gi
nyeri
dan
antibiotic
42
menguran
gi
dan
menghilan
gkan
factor
penyebab
...
11. Implementasi
Tabel 3.6 : Implementasi Keperawatan Tn.M tanggal 26 Juli 2012 di Ruang
Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No
Dx
1
1
Diagnose
Tgl/Jam
Keperawatan
2
3
Nyeri
pada 26/07/2012
daerah uterus
dan sekitarnya 09.00 09.15
wita
berhubungan
dengan
43
Tindakan
4
1. Menjelasan tentang penyebab
rasa nyeri.
Inflamasi.
09,15 09.17
wita
09,17 10.00
wita
10,00 11.00
wita
11.00 11. 30
wita
11.30 11.35
wita
12.00 12.15
wita
Perubahan
pola eliminasi
urine disuria
& hematuria
berhubungan
dengan
Inflamasi
26/07/12
09.00 09.15
wita
09,15 09.17
wita
09,17 10.00
wita
10,00 11.00
wita
14.00 wita
44
5. Menciptakan
lingkungan
terapiutik
yang
nyaman
dengan cara : Membatasi
pengunjung & mengurangi
kebisingan
6. Memberikan
obat
asam
mefenamat
1 tab dan
cotrimokcacol 2 tab.
1. Mengkaji keluhan buang air
kacil : Klien mengeluh
disuria & hematuria
1. Menjelaskan
penyebab
perubahan pola eliminasi
2. Menganjurkan pasien untuk
minum cukup bila tidak ada
kontra indikasi
3. Mengosongkan
kemih tiap 2-3 jam
kandung
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan dan
pengobatannya
berhubungan
dengan
kuranganya
onformasi
26/07/12
09.00 09.15
wita
09,15 09.17
wita
09,17 10.00
wita
10,00 11.00
wita
4. Mereview
pengetahuan
pasien & keluarga tentang
penyakit ISK.
1. Mengkaji tanda tanda
radang : Color, Dolor, Rubor,
Tumor & Fungsio laesa
berhubungan
dengan
Penggunaan
kateter dalam
waktu
yang
lama
&
keluarnya
cairan
terus
menerus dari
kemaluan
wita
1. Memonitoring suhu tubuh :
360 C
09,15 09.17
wita
09,17 10.00
wita
10,00 11.00
wita
12.00 12.15
wita
1. Laksanakan
pengobatan
Kotrimocacol
program
:Antibiotik
Diagnose
Tgl/Jam
Keperawatan
2
3
Nyeri
pada 26/07/2012
Evaluasi
4
S:
46
daerah uterus
dan sekitarnya
09.00 wita
berhubungan
dengan
Inflamasi.
daerah
uterus
dan
P:
1. Beri
47
penjelasan
tentang
S:
1. Klien mengatakan jika BAK
terasa nyeri dirasakan sejak
satu minggu yang lalu
2. Klien mengatakan 2 hari
sebelum masuk RS pada saat
klien BAK keluar darah
campur urin
O:
1. Hematuri (+)
2. Pada palpasi daerah abdomen :
Teraba adanya akulumulasi
cairan di bagian vesica
urinaria
A:
48
Kurang
26/07/12
S:
pengetahuan
1. Klien
dan
keluarga
09.20
10.00
tentang
menanyakan penyakit yang
Wita
penyakit,
diderita
perawatan dan
b. Klien mengatakan sudah pernah
pengobatannya
berobat tetapi tidak ada perubahan
berhubungan
dengan
O:
kuranganya
onformasi
1. Klien nampak gelisah
2. Klien menanyakan tentang
penyakitnya
3. Klien tegang
A:
Kurang
49
pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan
pengobatannya
dan
P:
1. Kaji
kemampuan
belajar
pasien misalnya : tingkat
kecemasan,
perhatian,
kelelahan, tingkat partisipasi,
lingkungan belajar, tingkat
pengetahuan, media, orang
yang dipercaya.
2. Jelaskan penatalsanaan obat :
dosis, frekuensi, tindakan dan
perlunya terapi dalam jangka
waktu lama.
3. Anjurkan keluarga untuk
berpartisipasi aktif dalam
proses pemberian informasi
yang actual bagi kien
4. Review pengetahuan pasien &
keluarga tentang penyakit
ISK.
4
= 37oc
A:
Potensial terjadinya infeksi sekunder
P:
1. Kaji tanda tanda radang
2. Monitor suhu tubuh
3. Beri
penjelasan
tentang
kebersihan diri / genetalia
4. Bekerjalah dengan
aseptic dan antiseptic
prinsip
5. Laksanakan
program
pengobatan
:
Antibiotik
Kotrimoksasol 2 x 3.
51
Diagnose
Tgl/Jam
Keperawatan
2
3
Nyeri
pada 26/07/2012
Evaluasi
4
S:
daerah uterus
dan sekitarnya
berhubungan
wita
dengan
seperti
Inflamasi.
tertusuk-tusuk
dan
09.15wita
09,15 09.17
wita
12.00 12.15
wita
O:
1. Klien meringis
2. Klien
memegang
bagian
di
bagian
vesica
urinaria
6. Pemeriksaan
laboratorium
2,2 103/ml.
7. Observasi vital sign :TD
130 / 60 mmHg, ND
x/mnt, RR
S
= 88
= 20 x/mnt,
= 37oc
A:
Nyeri
pada
daerah
uterus
dan
sekitarnya
P:
1. Beri
penjelasan
tentang
program
Analgetik
dan
antibiotic:Asam Mefenamat 3
x 1, Antibiotik Kotrimoksasol
23
I:
1. Menjelasan tentang penyebab
rasa nyeri.
2. Mengatur posisi tidur yang
menyenangkan : posisi semi
fowler
3. Memberikan
53
obat
asam
mefenamat
tab,
Kotrimokcacol 2 tab
E:
Masalah belum teratasi
R:
1. Mengajarkan
mengurangi
cara
rasa
nyeri
menganjurkan
untuk
lingkungan
terapiutik
yang
nyaman
program
Analgetik
dan
antibiotic:Asam Mefenamat 3
x
1,
Antibiotik
Kotrimokcacol 2 x 3
54
Perubahan
26/07/12
S:
pola eliminasi
urine
&
disuria
hematuria
wita
berhubungan
dengan
Inflamasi
klien
BAK
keluar
darah
campur urin
O:
1. Hematuri (+)
2. Pada palpasi daerah abdomen
: Teraba adanya akulumulasi
cairan
di
bagian
vesica
eliminasi
urine
urinaria
A:
09.00 09.15 Perubahan
pola
wita
09,15 09.17 P :
wita
14.00 wita
pola eliminasi
3. Tampung urine 24 jam untuk
pemeriksaan
dan
kaji
55
I:
1. Mengkaji keluhan buang air
kacil
Klien
mengeluh
penyebab
kandung
Kurang
26/07/12
S:
pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan dan
pengobatannya
berhubungan
dengan
kuranganya
onformasi
wita
2. Klien tegang
10,00 11.00
A:
wita
Kurang
pengetahuan
penyakit,
tentang
perawatan
dan
kemampuan
belajar
pengobatannya
P:
1. Kaji
perhatian,
keluarga
berpartisipasi
aktif
untuk
dalam
Kecemasan
ringan, perhatian
: Klien
perhatian
terhadap
lingkungan
&
terhadap
bertnya
perawat
kepada
tentang
penyakit
tenang,
tingkat
anak
&
suami
klien.
2. Menjelaskan
penatalaksanaan obat : dosis,
frekuensi,
tindakan
dan
keluarga
berpartisipasi
proses
aktif
pemberian
4. Mereview
pengetahuan
keluarga
berpartisipasi
aktif
untuk
dalam
S:
terjadinya
infeksi
wita
sekunder
berhubungan
dengan
Penggunaan
kateter dalam
campur urin.
waktu
lama
yang
&
bagian bawah.
keluarnya
cairan
menerus
terus
dari
O:
kemaluan
59
1. Hematuria
2. Pada palpasi daerah abdomen
: Teraba adanya akulumulasi
cairan
09.00
di
bagian
vesica
urinaria
09.15wita
3. Klien meringis
4. Pemeriksaan
laboratorium
09,15 09.17
wita
12.00 12.15
RBC=3,95
wita
= 20 x/mnt
S = 37oc
A:
Potensial terjadinya infeksi sekunder
P:
1. Kaji tanda tanda radang
2. Monitor suhu tubuh
3. Laksanakan
pengobatan
60
program
:
Antibiotik
Kotrimoksasol 22.
I:
1. Mengkaji
tanda
tanda
Diagnose
Tgl/Jam
Evaluasi
Keperawatan
2
3
4
Nyeri
pada 27/07/2012
S:
daerah uterus
1. Klien mengatakan sakit di perut
10,00
11.00
dan sekitarnya
bagian bawah
wita
berhubungan
2. Klien mengatakan nyerinya
dengan
seperti
tertusuk-tusuk
dan
61
Inflamasi.
Nyeri
pada
sekitarnya
daerah
uterus
dan
09,15 09.17 P :
wita
1. Mengatur posisi tidur yang
menyenangkan
2. Mengajarkan cara mengurangi
rasa nyeri (relaksasi ) dan
memberikan kegiatan positif.
09,17 10.00
wita
12.00 12.15
wita
Asam
1tab,
E:
Masalah belum teratasi
R:
1. Melakukan massage daerah
pinggang untuk mengurangi
nyeri
2. Menciptakan
lingkungan
terapiutik yang nyaman dengan
cara : Membatasi pengunjung &
mengurangi kebisingan
3. Melaksanakn program terapi :
Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimokcacol 2 x 3
63
Perubahan
27/07/12
S:
pola eliminasi
1. Klien mengatakan jika BAK
10,00
11.00
urine disuria
terasa nyeri dirasakan sejak satu
wita
& hematuria
minggu yang lalu
berhubungan
2. Klien mengatakan 2 hari
dengan
sebelum masuk RS pada saat
Inflamasi
klien BAK keluar darah campur
urin
O:
1. Hematuri (+)
2. Pada palpasi daerah abdomen :
Teraba adanya akulumulasi
cairan di bagian vesica urinaria
A:
Perubahan pola eliminasi urine disuria
09.00 09.15
& hematuria
wita
14.00 wita
P:
1. Anjurkan pasien untuk minum
cukup bila tidak ada kontra
indikasi
2. Kaji urine ( jumulah, warna,
bau)
I:
1. Menganjurkan pasien untuk
minum cukup bila tidak ada
kontra indikasi
2. Menampung urine 24 jam untuk
pemeriksaan
dan
kaji
pengeluaran urine ( jmulah,
waran, bau) : 250 cc urine
tamping, warna kemerahan, bau
pesing
64
E:
Masalah belum teratasi
R:
1. Anjurkan pasien untuk minum
cukup bila tidak ada kontra
indikasi
2. Kosongkan kandung kemih tiap
2-3 jam
3. Tampung urine 24 jam untuk
pemeriksaan
dan
kaji
pengeluaran urine ( jmulah,
waran, bau)
3
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan dan
pengobatannya
berhubungan
dengan
kuranganya
onformasi
26/07/12
S:
1. Klien dan keluarga mengatakan
mengerti tentang penyakit yang
diderita anaknya
2. Klien
mengatakan
sudah
menerima keadaanya
10,00 11.00
wita
09.00 09.15 O :
wita
1. Klien rileks
2. Klien dapat istirahat tidur
09,15 09.17 A :
wita
Kurang pengetahuan tentang penyakit,
perawatan dan pengobatannya
P:
1. Anjurkan
keluarga
untuk
berpartisipasi aktif dalam proses
pemberian
informasi
yang
actual bagi kien
2. Review pengetahuan pasien &
65
SB = 37oc
09,15 09.17 A :
66
= 88
wita
09,17 10.00 P :
wita
1. Kaji tanda tanda radang
2. Monitor suhu tubuh
12.00 12.15
wita
3. Bekerjalah
dengan
aseptic dan antiseptic
prinsip
4. Laksanakan
program
pengobatan
:
Antibiotik
Kotrimoksasol 22.
I:
1. Mengkaji tanda tanda radang :
Color, Dolor, Rubor, Tumor dan
fungtiolaesa
2. Memonitoring suhu tubuh : 360
C
3. Memberikan tindakan dengan
prinsip aseptic dan antiseptic :
Menggunakan
heandschoen
pada saat membersihkan kateter
dan menggunakan bethadin
4. Memberikan
Kotrimocacol 2 tab
obat
E:
Masalah belum teratasi
R:
1. Beri
penjelasan
tentang
kebersihan diri / genetalia
2. Laksanakan
pengobatan
67
program
Antibiotik
Kotrimoksasol 23.
Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang
Rawat Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No
Dx
1
1
Diagnose
Tgl/Jam
Evaluasi
Keperawatan
2
3
4
Nyeri
pada 28/07/2012
S:
daerah uterus
1. Klien mengatakan sakit di perut
09.00
wita
dan
bagian bawah berkurang
sekitarnya
2. Klien mengatakan nyerinya
berhubungan
seperti
tertusuk-tusuk
dan
dengan
tembus kebagian belakang masih
09.00
Inflamasi.
ada tetapi tidak terus menerus
09.15wita
3. Klien mengatakan skala nyeri 7
09,15 09.17
O:
wita
1. Klien meringis
2. Klien memegang bagian bawah
perut yang sakit
12.00 12.15
wita
3. Klien lemah
4. Klien tenang : sudah bisa tidur &
melakukan aktivitas lainnya
5. Pada palpasi daerah abdomen :
Teraba adanya akulumulasi
cairan di bagian vesica urinaria
6. Observasi vital sign :TD = 140
/ 70 mmHg, ND = 84 x/mnt,
RR = 22 x/mnt, S
= 36oc
A:
Nyeri
pada
sekitarnya
68
daerah
uterus
dan
P:
1. Massage daerah pinggang untuk
mengurangi nyeri
2. Ciptakan lingkungan terapiutik
yang nyaman
3. Melaksanakn program terapi :
Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1, Antibiotik
Kotrimoksasol 23
I:
1. Melakukan massage daerah
pinggang untuk mengurangi
nyeri
2. Menciptakan
lingkungan
terapiutik yang nyaman dengan
cara : Membatasi pengunjung &
mengurangi kebisingan
3. Memberikan
obat
Asam
Mefenamat 1 tab, Antibiotik
Kotrimokcacol 2 tab
E:
Masalah sudah teratasi sebahagian
R:Perubahan
28/07/12
S:
pola eliminasi
1. Klien
mengatakan
nyeri
urine disuria 10,00 11.00
nerkurang jika BAK
wita
& hematuria
2. Klien mengatakan pada saat
berhubungan
klien BAK darah campur urin (-)
dengan
O:
Inflamasi
09.00 09.15
wita
1. Hematuri (-)
2. Pada palpasi daerah abdomen :
69
09,15 09.17
wita
A:
14.00 wita
11.00
infeksi
wita
O:
sekunder
berhubungan
1. Hematuria (-)
dengan
2. Pada palpasi daerah abdomen :
Penggunaan
Tidak teraba adanya akulumulasi
kateter dalam
cairan di bagian vesica urinaria
waktu yang
lama
&
3. Klien meringis
keluarnya
cairan terus
4. Observasi vital sign :ND = 84
menerus dari
x/mnt, RR = 22 x/mnt
kemaluan
S = 36oc
09.00
09.15wita
A:
Potensial terjadinya infeksi sekunder
09,15 09.17
P:
wita
1. Beri
penjelasan
tentang
kebersihan diri / genetalia
2. Laksanakan program pengobatan
: Antibiotik Kotrimoksasol 23.
I:
1. Memberi penjelasan tentang
kebersihan diri / genetalia
2. Laksanakan program pengobatan
:Antibiotik Kotrimocacol
E:
Masalah tidak terjadi
R:-
71
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara
tinjauan kasus nyata pada Tn. H kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) yang
dirawat diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Dibawah ini dijelaskan
sesuai tahapan proses keperawatan:
A.
Pengkajian
Secara
teori
pengkajian
dimulai
dengan
pengumpulan
data,
72
Klien meringis
2.
3.
Klien lemah
4.
5.
6.
7.
= 20 x/mnt, S
= 130 / 60 mmHg, ND
= 37oc
8.
Hematuri (+)
9.
= 88 x/mnt,
10.
Klien tegang
Dari data yang penulis dapatkan tidak ada kesenjangan melalui hasil
pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan infeksi
saluran kemih (ISK) ,
B.
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan pada kasus Tn.H
tinggi
terjadinya
infeksi
sekunder
berhubungan
dengan
Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus
menerus dari kemaluan
Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus
infeksi saluran kemih adalah :
1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya,
sehubungan dengan akibat adanya peradangan.
2. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
sehubungan dengan kuranganya onformasi
4. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan
terus menerus dari kemaluan
74
Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan yang diberikan kepada Tn.H tidak jauh
rasa
nyeri,mengatur
posisi
tidur
yang
menyenangkan,
Implementasi
keperawatan pada Tn. H dengan kasus ISK diruang Teratai Interna RSU
Mokopido Tolitoli.
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak
sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada
diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.
E.
Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon
klien
terhadap
tindakan
keperawatan
yang
telah
dilaksanakan.
Dalam
Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan merupakan bagian dari evaluasi atau disebut
dengan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah
dilakukan.
Pada saat pendokumentasian catatan perkembangan dengan menggunakan
pendekatan SOAPIER. Dilakukan selama tiga hari yaitu mulai tanggal 26 Juli
2012 sampai dengan tanggal 28 Juli 2012, pada tanggal 27 Juli kurang
pengetahuan teratasi dan pada tanggal 28 Juli 2012 untuk diagnose nyeri
78
sebahagian teratasi, diagnose kedua belum tercapai dan untuk diagnose keempat
masalah tidak terjadi.
BAB V
PENUTUP
Setalah melakukan pembahasan bab per bab pada asuhan keperawatan
pada Tn.H dengan kasus ISK diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
maka penulis menarik berbagai kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Data yang diperoleh pada klien merupakan langkah awal yang ditempuh
oleh penulis untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar asuhan
keperawatan dapat ditegakkan. Dan hasil dari data pengkajian keperawatan yang
timbul pada klien kasus ISK dalam teori tidak selamanya ditemukan pada Tn.H
79
dengan kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK) diruang Teratai Interna RSU
Mokopido Tolitoli.
Dari 7 diagnosa yang ada diteori, yang didapatkan klien pada Tn.H kasus
ISK yaitu, Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan
Inflamasi, Perubahan pola eliminasi urine
DAFTAR PUSTAKA
Tambayong jan.2000.Patofisiologi untuk keperawatan.Jakarta. EGC
Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa:
Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI
80