PENDAHULUAN
1.1
kerja
dan
gangguan
kesehatan
lainnya
seperti
kelelahan
dan
ketidaknyamanan. Selain itu, tenaga kerja juga dapat menderita penyakit dan
gangguan kesehatan yang didapat dari lingkungan di luar tempat kerja sehingga
dapat diperberat atau memperberat penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja.
Apabila kondisi tersebut tidak diantisipasi maka kesehatan tenaga kerja sangat
terganggu sehingga produktifitas kerja akan menurun.
Untuk mengantisipasi keadaan tersebut di atas dan meminimalkan dampak
yang terjadi apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan, penyakit akibat kerja dan
gangguan kesehatan lainnya, maka setiap perusahaan diwajibkan memberikan
pelayanan kesehatan kerja kepada semua tenaga kerjanya
sebagaimana
Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan
usaha demi tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka
ada beberapa landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :
A.
B.
C.
D.
E.
F.
2004
tentang
pencegahan
dan
Profil Perusahaan
Identitas Perusahaan
1.
2.
3.
4.
I.4
Landasan Teori
ERGONOMI
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional ILO (International Labor
Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia
secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya
dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter dan
paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga
ergonomi.
Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat
dengan produktivitas dan kepuasan kerja.
Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal,
informal dan tradisional.
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan
lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara
efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya harus
memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, proses kerja.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja
tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan
kepuasan kerja
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas
kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan
sistem kebersamaan dalam tempat kerja, 3) berkontribusi di dalam
keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan
budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem
manusia-mesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan
akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi
berkurang,
bertambah baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja
meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take
dan aktivitas otot.
8. Desain, dll.
4
yang disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar
lingkungan kerja ataupun penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada
saat melakukan pekerjaan yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif
diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal pekerja agar didapat kepuasan
antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan keuntungan bagi
perlu.
b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
- PT. Zebra Asaba, melakukan pemeriksaan kesehatan berkala menurut
-
PT. Zebra Asaba menyediakan sarana P3K. Hanya saja, saat dilakukan
wawancara, dan pengecekan tidak dijabarkan berapa jumlah kotak P3K dan pada
saat dilakukan walkthrough survey terdapat kotak P3K namun tidak sesuai standar
yang ditetapkan permenaker, di tempat kami melakukan survey baik di ruang
9
produksi maupun barang jadi Petugas P3K ditangani oleh rekan tenaga kerja
sendiri lalu menghubungi dokter perusahaan.
Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan.
Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan
makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja
tentang gizi, tidak mendapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan
tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah :
pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas
yang setinggi tingginya.
PT. Zebra Asaba menyediakan fasilitas kantin maupun ruang makan.
Tenaga kerja hanya diberikan uang makan yang sudah terliput dalam gaji bulanan.
Menurut keterangan, beberapa pekerja membawa bekal dari rumah atau membeli di
lingkungan sekitar perusahaan.
10
BAB II
PELAKSANAAN
2.1
2.2
Lokasi Pengamatan
Pengamatan dilakukan di PT. Zebra Asaba yang beralamatkan di Jl. Kapuk Raya
No.62, RT 02 / RW 03, Kapuk, Cengkareng, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11720,
Indonesia
11