tersering
pada
anak-anak
dan
usia
dewasa
muda.
Insidensi
osteosarkoma memiliki sifat bimodal yaitu dengan usia tersering pada anak-anak
dan dewasa muda serta usia tua di atas 65 tahun serta lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada wanita dengan perbandingan 1.2:1. Predileksi tersering pada :
daerah
lutut
yaitu
distal
femur,
proksimal
tibia,
proksimal
humerus,
primitif
yang
memproduksi
tulang
dan
matriks
osteoid.
Klasifikasi histologi
Terdapat tiga jenis sub tipe secara histologi :
1. Intramedullary
a. High- grade intramedullary osteosarcoma
b. Low-grade intramedullary osteosarcoma
2. Surface
a. Parosteal Ostoeosarcoma
b. Periosteal Osteosarcoma
c. High-Grade Surface Osteosarcoma
Penentuan stadium
Terdapat
Musculoskeletal
jenis
Tumor
klasifikasi
Society
stadium,
(MSTS)
untuk
yaitu
berdasarkan
stratifikasi
tumor
C. ETIOLOGI
Etiologi osteosarkoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai
macam faktor predisposisi sebagai penyebab osteosarkoma. Adapun faktor
predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarkoma antara lain:
1. Trauma
Osteosarkoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun
setelah terjadinya trauma. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat
dianggap sebagai penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat
trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan osteosarkoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan bahan radioaktif dengan dosis berlebih dan jangka
waktu yang lama kemungkinan dapat menjadi penyebab terbentuknya
osteosarkoma. Salah satu contohnya adalah radium. Radiasi yang
diberikan untuk penyakit pada tulang seperti kista tulang aneurismal dan
fibrous displasia setelah tiga sampa empat puluh tahun kemungkinan
dapat menyebabkan osteosarkoma
Dugaan
penggunaan
thorium
pada
penderita
tuberkulosis
dilakukan
pada
hewan,
sedangkan
sejumlah
usaha
untuk
bahwa
hormon
seks
penting
walaupun
belum
jelas
Rumah
Sakit
Cipto
Mangunkusumo
terdapat
219
kasus
(16.8
dengan
perbandingan
3:2.
Hal
ini
bisa
disebabkan
masa
pertumbuhan tulang pada pria lebih lama daripada wanita. Tumor ini
paling sering diderita oleh anak-anak usia dekade ke-2 kehidupan, lebih
dari 60% pada pasien kurang dari 25 tahun. Insiden osteosarkoma dapat
meningkat kembali pada usia di atas 60 tahun, sehingga penyakit ini
disebut juga memiliki distribusi yang bersifat bimodal.
E. FAKTOR RESIKO
lain
Pagets
disease,
osteomielitis
kronis,
nyeri),
pemeriksaan
fisik
(lokalisasi,
besar
tumor),
dan
pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Anemia
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiografi konvensional
Merupakan pemeriksaan radiologi pertama pada kasus-kasus
osteosarkoma.
Osteosarkoma
parosteal
menunjukkan
massa
eksofitik
Osteosarkoma
periosteal
memperlihatkan
massa
Osteosarkoma
telangiektatik
memperlihatkan
lesi
litik
untuk
menilai
pengurangan
ukuran
massa,
penambahan
bone
biopsy).
CT
scan
thoraks
berguna
untuk
sesuai.
MRI
dapat
menilai
perluasan
massa
ke
serta
keterlibatan
kontras
gadolinium
struktur
dapat
neurovaskular.
memperlihatkan
ini
memerlukan
minimal
20
coupe.
Penilaian
penilaian
histopatologi
untuk
melihat
respons
Protokol
penatalaksanaan
osteosarkoma
meliputi
neoadjuvan
ukuran
tumor
mengecil
tanpa
disertai
utama
pembedahan.
Pasca
pembedahan,
pasien
Contaminated biopsy
Infeksi
pasien
osteosarkoma
yang
sudah
bermetastasis
maka
terhadap
kemoterapi
maka
pertimbangkan
mengganti
atau
radioterapi.
Pada
pasien
yang
menolak
skeleton
dan
osteosarkoma
pada
tulang
muka
karena
defek
tulang
atau
sendi
dengan
megaprostesis,
tulang
yang
terjadi
pasca
reseksi.
Penggunaan
terbukti
bermanfaat.
Ketentuan
adjuvant
umumnya
adalah
oleh
internis
plus
latihan
singkat
onkologi
medis,
bersertifikat.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
(amputasi).
akut
dan
mampu
metode
untuk
menghilangkannya, dan
d. Skala nyeri 0-2.
Intervensi:
a. Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
Selidiki
perubahan
karakteristik
nyeri.
Untuk
vena
return,
menurunkan
edema,
dan
mengurangi nyeri.
d. Berikan lingkungan yang tenang. R / : Agar pasien dapat
beristirahat dan mencegah timbulnya stress.
e. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgetik, kaji
efektifitas dari tindakan penurunan rasa nyeri. R / : Untuk
mengurangi rasa sakit / nyeri.
2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan
muskuluskletal, nyeri, dan amputasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah kerusakan mobillitas fisik teratasi seluruhnya.
DS : Klien mengatakan sulit untuk bergerak
DO : Klien tampak mengalami Gangguan koordinasi; penurunan
kekuatan otot, kontrol dan massa.
Kriteria Hasil :
a. Pasien menyatakan pemahaman situasi individual, program
pengobatan, dan tindakan keamanan,
b. Pasien
tampak
ikut
serta
dalam
program
latihan
energi,
perasaan
memusatkan
mengontrol
perhatian,
diri
pasien
dan
mempertahankan
mobilitas
sendi,
mencegah
protein Tinggi
kalori ,
vitamin
, dan
penurunan BB.
Kolaborasi dengan
bagian
fisioterapi.
: Untuk