Anda di halaman 1dari 11

Latar Belakang

Propinsi Papua terdiri dari : 29


kabupaten/kota, dengan luas
daratan mencapai 31,7 juta ha
Dimana 90 % dari luas daratan
Papua merupakan kawasan
hutan
Tingkat ketergantungan
masyarakat terhadap
keberadaan hutan sangat
tinggi
Pengelolaan sumber daya
alam dilakukan dengan
minimnya basis data spatial

PETA KAWASAN
HUTAN PAPUA 2012
Sumber peta :
1. Peta Dasar Tematik Kehutanan Provinsi
Papua 1:250.000
2. Peta Rupa Bumi Indonesia Provinsi Papua
tahun 2006, 1 : 250.000
3. Peta Usulan Pola Ruang RTRW Provinsi
papua (Lampiran surat Gubernur no.
050/2494/SET tanggal 20 Juli 2010,
Lampiran surat Gubernur No. 50/948/SET
tanggal 5 April 2011)
4. Peta Rekomendasi Hasil Penelitian Terpadu
Perubahan kawasan Hutan dalam rangka
Revisi RTRWP Papua, 1 : 1.000.000.

Sumber : Peta kawasan Hutan Papua lampiran SK 458/2012

SURAT KEPUTUSAN MENTERI


KEHUTANAN NO. 458/MenhutII/2012
Mengatur tentang ;
1. PERUBAHAN KAWASAN HUTAN
MENJADI BUKAN KAWASAN HUTAN,
2. PERUBAHAN ANTAR FUNGSI
KAWASAN HUTAN, DAN
3. PENUNJUKAN BUKAN KAWASAN
HUTAN MENJADI KAWASAN HUTAN

PERUBAHAN
KAWASAN HUTAN
MENJADI BUKAN
KAWASAN HUTAN
Kawasan hutan menjadi bukan
kawasan hutan

Wilayah berhutan yang


berkurang adalah : 376.535 Ha

Sumber : Peta kawasan Hutan Papua lampiran SK 458/2012

PERUBAHAN FUNGSI
KAWASAN HUTAN
FUNGSI LINDUNG & KONSERVASI
MENJADI PRODUKSI

Fungsi hutan lindung & konservasi


menjadi hutan produksi

Wilayah dengan fungsi


hutan lindung & konservasi yang
berkurang adalah : 392.535 Ha

Sumber : Peta kawasan Hutan Papua lampiran SK 458/2012

PENUNJUKAN
BUKAN KAWASAN
HUTAN MENJADI
KAWASAN HUTAN
Bukan kawasan hutan menjadi
kawasan hutan

Wilayah berhutan yang


ditambahkan adalah : 41.743 Ha

Sumber : Peta kawasan Hutan Papua lampiran SK 458/2012

Kesimpulan
1. Perubahan dari Kawasan hutan menjadi kawasan bukan hutan menunjukkan
inkonsistensi komitmen pemerintah untuk menyelamatkan hutan alam yang
tersisa dan penurunan emisi di sektor kehutanan.
2. Perubahan fungsi kawasan hutan terutama pada hutan lindung/konservasi
juga menunjukkan inkonsistensi komitmen pemerintah terhadap
perlindungan hutan alam yang tersisa.
3. Perubahan-perubahan tersebut membuktikan bahwa tidak ada jaminan
perlindungan terhadap kawasan lindung/konservasi secara permanen di
masa mendatang
4. Fungsi hutan lindung / konservasi di suatu tempat tidak tergantikan dan
tidak dapat diganti dengan wilayah lainnya.
5. Acuan yang menjadi dasar perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan
sangat tidak jelas
6. Data, definisi dan metodologi yang digunakan dalam proses perubahan
peruntukan dan fungsi kawasan hutan belum sepenuhnya transparan dan
belum optimalnya sinkronisasi data

Tuntutan:
1. Mendesak Presiden dan Menteri Kehutanan untuk
merevisi SK Menhut No. 458/2012 dan mengembalikan
fungsi lindung/konservasi kawasan hutan;
2. Presiden RI perlu sesegera mungkin mengeluarkan
kebijakan perpanjangan masa berlaku moratorium yang
berbasis capaian dalam rangka memperbaiki tata kelola
kehutanan.
3. Mendesak kementerian Kehutanan untuk konsisten dan
memperkuat komitmen penyelamatan sisa hutan alam
Indonesia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai