Diare
Diare
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan
sebagainya. ( Natoadmojo, 2003 )
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
(Ngastiyah, 2000)
Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi
negara-negara berkembang karena menurut World Healt Organisation
(WHO), penyakit Diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik,
karna access pada sanitasi masih terlalu rendah . Hal ini menimbulkan
masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan
ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional. (Azwar,
2009)
Diare merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada anak
anak. Diperkirakan pada anak setiap tahunnya mengalami Diare akut atau
gasrtroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Di Amerika Serikat,
diperkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih dari 250.000
pasien dirawat di rumah sakit tiap tahun (1,5 % merupakan pasien dewasa)
yang disebabkan karena Diare. (Restu, 2005).
kota Makassar
adalah Diare menempati urutan ke-2 yaitu pada tahun 2008 kejadian Diare
sebanyak 598 orang sedangkan pada tahun 2009 kejadian Diare sebanyak
765 orang sehingga penderita cenderung meningkat setiap tahunnya.
Bertitik tolak dari pelayanan kesehatan yang bersifat preventif,
maka faktor lingkungan memegang peranan penting untuk keberhasilan
program pengendalian penyakit Diare. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan adalah dengan memperbaiki
sanitasi lingkungan air bersih, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah
dan penyediaan jamban keluarga.
Berdasarkan uraian diatas bahwa masalah sanitasi lingkungan
berpengaruh terhadap kejadian Diare. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian di Puskesmas Bara-baraya Kota Makassar
untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian Diare.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Adakah Hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS ) Dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Plus
Watubangga?
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan
kejadian diare pada balita khususnya di Poli Anak RSUD Jombang.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
Kriteria :
Baik
Cukup
Kurang
Ket :
Kejadian diare:
1 - 3 hari
3 - 5 hari
> 5 hari
Aplikasi
Analisis
Sistematis
Evaluasi
H1
: Ada hubungan
Ho
: Diteliti
: Tidak diteliti
Hipotesa
Hipotesa adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan satu
atau lebih variabel diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan dalam
penelitian. (Nursalam, 2003 : 57)
H1 : Ada hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitan analitik dengan jenis penelitian case control.
Populasi, Sampel, dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ini adalah semua ibu
balita umur 5 tahun di Poli Anak RSUD Jombang yang jumlah
populasinya 28 balita.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah balita umur 5
tahun di Poli Anak RSUD Jombang yang memenuhi kriteria inklusi.
Pada penelitian ini menggunakan Cluster sampling (area
sampling), yaitu tekhnik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas
Tabel 3.1
No
Variabel
Definisi Operasional
Independe
n:
Perilaku
Hidup
Bersih
Sehat
(PHBS)
Mengg
unakan air bersih
Tujuan PHBS
Mencuc
i tangan dengan
air bersih dan
sabun Hubungan
Kriteria
1. Baik = 76-100%
2. Cukup=56-75%
3. Kurang=<56%
(Nursalam,2003 : 125)
Alat Ukur
Kuesioner
Hasil
jawaban
dikelompok
kan dengan
kritria :
Benar : 1
Salah : 0
Skala
Ordinal
Depende:
Diare
Mengg
unakan jamban
sehat
Membe
rantas jentik di
rumah
Melaku
kan aktivitas fisik
setiap hari
Makan
sayur dan buah
setiap hari
Tidak
merokok di dalam
rumah
Pemeriksaan diare yang
1. Diare 1 - 3 hari
dilakukan oleh tenaga
2. Diare 3 - 5 hari
kesehatan
3. Diare > 5 hari
Kuesioner
Analisis Data
4.1.2 Data khusus
4.1.2.1 Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) Ibu di Poli Anak
RSUD Jombang Tahun 2011
No
PHBS
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Frekuensi
20 orang
6 orang
-
Prosentase (%)
76,90
23,10
-
Ordinal
Prosentase (%)
80,80
15,40
3,80
100%
PHBS
1
3
1
Baik
hari
17
Kejadian Diare
3
%
>5
5
65,4%
hari
2
Total
%
hari
7,7%
3,8%
20
Cukup
15,4%
7,7%
0,0%
(76,9%)
6
Kurang
0,0%
0,0%
0,0%
(23,1%)
0
TOTAL
21
80,0%
15,4%
3,8%
(0,0 %)
26
(100%)
merupakan
kondisi
atau
merupakan
lahan
untuk
KESIMPULAN
hasil dari uji statistik Spearman Rank diperoleh = 0,386 >
0,005. Maka H0 diterima berarti H1 ditolak yang berarti tidak ada
hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan kejadian
diare pada balita di poli Anak RSUD Jombang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Eni.
2010.
Tujuan
PHBS
di
Institus
http://bluezeiny.blogspot.com/2010/04/phbs.htm
Kesehatan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus
diperhatikan untuk
kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus
merupakan investasi
sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar
untuk meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Derajat kesehatan
masyarakat sangat
ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mendukung satu
sama lain mulai dari
lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan hingga
genetika yang ada di
masyarakat.
Kondisi kesehatan individu dan masyarakat dapat dipengaruhi
oleh keadaan
lingkungan. Kualitas lingkungan yang buruk merupakan
penyebab timbulnya
berbagai gangguan pada kesehatan masyarakat. Untuk
mewujudkan status kesehatan
masyarakat yang optimum diperlukan suatu kondisi atau
keadaaan lingkungan yang
juga optimum.
Pada umumnya keadaan lingkungan fisik dan biologis
pemukiman penduduk
di Indonesia belum baik, hal ini berakibat masih tingginya angka
kesakitan dan
kematian karena berbagai penyakit. Salah satu penyakit
terbanyak yang disebabkan
oleh buruknya sanitasi di lingkungan masyarakat adalah diare,
yaitu buang air besar
yang tidak normal berbentuk tinja encer dengan frekuensi lebih
banyak dari biasanya.
(Hiswani, 2003).
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang
penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka
kesakitan dan kematian
anak di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia.
Penyebab utama kematian
Universitas Sumatera Utara
c. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan mengenai penyakit diare yang
berhubungan
kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat, serta sebagai bahan
acuan untuk
penelitian yang lebih mendalam mengenai penyakit diare.
d. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam
mengadakan penelitian ilmiah.
Universitas Sumatera Utara