Anda di halaman 1dari 30

Bagian Ilmu Penyakit Syaraf

Fakultas Kedokteran

Case Report

Universitas Mulawarman

VERTIGO

Disusun oleh
Rudy Manggasa
03.37470.00126.09

Pembimbing
dr. Aswad Muhammad, Sp.S

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik pada


Bagian Ilmu Penyakit Syaraf
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2012

LAPORAN KASUS

I.

STATUS PASIEN
-

MRS

: Senin, 5 Maret 2012, 10.00 WITA

Waktu Pemeriksaan

: Kamis, 8 Maret 2012, 15.00 WITA

Bangsal

: Angsoka

Identitas
-

Nama

: Ny.ST

Usia

: 43 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Perum PKL Blok B RT.19

Pekerjaan

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

: Swasta

A. Hasil Anamnesa
1. Keluhan Utama
Kepala pusing terasa berputar
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan pusing dan terasa berputar sejak 3 hari sebelum
MRS. Keadaan ini dirasakan berat sejak 1 hari sebelum MRS. Pasien
merasa dirinya terasa berputar-putar dan ruangan disekelilingnya pun ikut
terasa berputar. Keluhan ini bertambah berat saat pasien berubah posisi
tubuh, duduk ataupun berdiri. Saat berbaring pun pasien merasakan pusing
dan terasa berputar, sehingga pasien harus berbaring kekiri untuk meringan

kan pusing nya. Pasien sempat mengkonsumsi obat bodrex dan paramex
namun gejala tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan mual dan
muntah. Pasien juga mengeluhkan setiap hari badannya terasa demam,
lemas. Nyeri kepala juga ada.. tidak ada keluhan kejang,tidak pernah ada
keluhan lebam tanpa sebab, dan gusi berdarah. Pasien mengaku juga dulu
badannya gemuk dan sekarang menjadi kurus.
Pasien tidak ada keluhan bersin, hidung sering tersumbat dan bau,
nyeri pada daerah telinga, telinga berdenging, dan pandangan kabur.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
-

Riwayat Hipertensi (-), DM (-),Gastritis (-)

Riwayat trauma (-), kejang (-),Stroke (-), Kelemahan anggota


gerak (-)

4.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

B. Hasil Pemeriksaan Fisik


1. Status Praesens

Keadaan Umum

: Sakit Sedang

Kesadaran

: Composmentis, GCS E4V5M6

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 100/70 mmHg

Nadi

: 82 x/menit

Pernafasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36,7 0C

Bentuk normal

Kepala

Konjungtiva anemis (-)

Pupil isokor, refleks cahaya (+/+)

Bibir sianosis (-)

Leher

Pembesaran KGB (-)

Trakea teraba di tengah

Thoraks
Paru
-

Inspeksi

: Bentuk normal, pergerakan simetris,


retraksi ICS (-).

Palpasi

Perkusi

: Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi

: Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

: Pelebaran ICS (-)

Jantung
-

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

: Iktus cordis tidak tampak


: Iktus cordis tidak teraba
: Batas jantung atas

ICS

sinistra
Batas jantung kanan : PSL dextra
Batas jantung kiri

: MCL sinistra

Batas jantung bawah : ICS V sinistra

Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler. Murmur (-)

Abdomen
-

Inspeksi

: Bentuk flat

III

Palpasi

: Soefel, nyeri tekan epigastrium (+),

hepar teraba 1 cm di bawah arcus costa,


-

Perkusi

: timpani di seluruh abdomen, dan pekak

di bawah arkus kosta


-

Auskultasi

: Bising usus normal

Ekstremitas atas dan bawah


2.

Akral hangat, Oedem (-).

Status Psychicus

Paerasaan hati dan tingkah laku : baik

Kecerdasan, cara berfikir dan ingatan : baik

3. Status Neurologicus

Kesadaran
Kompos mentis, GCS 15 (E4V5M6)

Kepala
Bentuk normal, simetris. Nyeri tekan (-)

Leher
Sikap tegak, pergerakan baik. Tidak ada rangsangan meningeal.

Pemeriksaan Saraf Kranialis

Pemeriksaan Saraf Kranialis


Olfaktorius (I)

Subjektif

Objektif (kopi dan teh)


Optikus (II)

Kanan

Kiri

Normal

Normal

Normal

Normal

Tajam penglihatan (Subjektif)

Normal

Normal

Lapangan pandang (Subjektif)

Normal

Normal

(+)

(+)

Normal

Normal

Melihat warna
Okulomotorius (III)

Sela mata
5

Pergerakan

mata

kearah

superior, medial, inferior, torsi (+)

(+)

inferior

Strabismus

(-)

(-)

Nystagmus

(+)

(+)

horisontal

horisontal

(-)

(-)

(+)

(+)

(-)

(-)

3 mm

3 mm

Exoptalmus

Refleks pupil terhadap sinar

Melihat kembar

Pupil besarnya
Troklearis (IV)

Pergerakan mata (ke bawah- (+)

(+)

keluar)
Trigeminus (V)

Membuka mulut

(+)

(+)

Mengunyah

(+)

(+)

Menggigit

(+)

(+)

Sensibilitas muka
Abdusens (VI)

(+)

(+)

Pergerakan mata ke lateral


Fasialis (VII)

(+)

(+)

Mengerutkan dahi

(+)

(+)

Menutup mata

(+)

(+)

Memperlihatkan gigi

(+)

(+)

Sudut bibir
Vestibulokoklearis (VIII)

(+)

(+)

Fungsi pendengaran (Subjektif)


Glossofaringeus (IX)

(+)

(+)

(bagian (+)

(+)

(+)

(+)

Perasaan

lidah

belakang)
Refleks muntah
Vagus (X)
6

Bicara

(+)

(+)

Menelan

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Assesorius (XI)
Mengangkat bahu

Memalingkan kepala
Hipoglossus (XII)

Pergerakan lidah

(+)

(+)

Artikulasi

(+)

(+)

Badan dan Anggota Gerak

Badan
Motorik
i. Respirasi : gerakan nafas simetris, tidak tampak retraksi
otot-otot thorakal
ii. Bentuk Collumna Vertebralis : Lurus
Sensibilitas :

Taktil (raba)

: normal

Nyeri

: normal

Anggota Gerak Atas


Kanan

Kiri

Motorik

Pergerakan

Normal

Normal

Kekuatan

Normal

Normal

Tonus
Sensibilitas

Taktil

(+)

(+)

Nyeri

(+)

(+)

Refleks fisiologis

Biseps

Triceps
Refleks patologis

(+)

(+)

(+)

(+)

Tromner

(-)

(-)

Hoffman

(-)

(-)

Kanan

Kiri

Normal

Normal

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Anggota Gerak Bawah


Motorik

Pergerakan

Kekuatan
Sensibilitas

Taktil (raba)

Nyeri
Refleks fisiologis

Patella

Achilles
Refleks patologis

Babinski

(-)

(-)

Chaddock

(-)

(-)

Schaefer

(-)

(-)

Oppenheim

(-)

(-)

Rossolimo

(-)

(-)

Pemeriksaan tambahan

Tes Laseque

(-)

(-)

Tes Patrick

(-)

(-)

Tes kontra Patrick

(-)

(-)

Pemeriksaan Koordinasi gait keseimbangan :


Tandergait test : tidak dilakukan
Romberg-Test : tutup mata (+)
Diasdookinesis : dalam batas normal
Dysmetria : dalam batas normal
Tes tunjuk hidung : dalam batas normal
Uji Dix-Hallpike : positif nistagmus horisontal terdapat fase laten dan
kurang dari 1 menit
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : IGD Tgl 5 Maret 2012
-

Leukosit

Hb

: 10,3 gr/dl

Ht

: 27,5 %

Trombosit

: 92.000/mm3

GDS

: 89 mg/dl

Ureum

: 28,0 mg/dl

Creatinin

: 0,8 mg/dl

: 4.400 /mm3

D. DIAGNOSIS
Diagnosis

Diagnosis klinis
Diagnosis topis
Diagnosis etiologis

: Vertigo + Neck Pain (Cervical Vertigo)


: Vertigo vestibularis perifer (Labirin)
: Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
9

Diagnosa lain

: Susp. anemia aplastik

E. PENATALAKSANAAN
Terapi :

IVFD RL 20 tetes per menit

Ondansentron iv 3x1

Antrain iv 3x1

Mertigo tab 3x1

Dramamin 1-1-0

Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

F. USULAN PEMERIKSAAN

HDT

G. PROGNOSIS
Vitam

: Dubia ad bonam

Fungsionam

: Dubia ad bonam

Sanationam

: Dubia ad bonam

10

FOLLOW UP RUANGAN
(Sejak 5 Maret 2012- 9 Maret 2012)
Tanggal
6/3/2012

Perjalanan Penyakit
S: Kepala pusing terasa berputar (+),

- IVFD RL 20 tetes per menit

mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati

- ondansentron iv 3x1 amp

(+)

- Mertigo 3x1 tab

O: CM E4V5M6, TD : 110/70, nadi :


86 x/menit, RR : 20 x/menit, Temp :
36,5Oc

Terapi

- Dramamin 3x1/2 tab


- Alprazolam 0,5 mg 0-0-1
- Paracetamol 500 mg 3x1

A: Vertigo

- Frego 5 mg 3x1
- Ranitidin iv 3x1

7/3/2012

S: Kepala pusing terasa berputar (+),

- IVFD RL 20 tetes per menit

mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati

- ondansentron iv 3x1 amp

(+)

- Mertigo 3x1 tab

O: CM E4V5M6, TD : 110/70, nadi :


84 x/menit, RR : 20 x/menit, Temp :
36,5oC

- Dramamin 3x1/2 tab


- Alprazolam 0,5 mg 0-0-1
- Paracetamol 500 mg 3x1

A: Vertigo

- Frego 5 mg 3x1
- Ranitidin iv 3x1
- Diazepam 2 mg 2x1
- Ericaf 3x1/2 tab

8/3/2012

S: Kepala pusing terasa berputar (+),

- IVFD RL 20 tetes per menit

mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (-)

- ondansentron iv 3x1 amp

O: CM, TD : 110/80, nadi : 84

- Mertigo 3x1 tab

x/menit, RR : 20 x/menit, Temp :


36,5oC

- Dramamin 3x1/2 tab


- Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

A: vertigo

- Paracetamol 500 mg 3x1


- Frego 5 mg 3x1
- Ranitidin iv 3x1
- Diazepam 2 mg 2x1
- Ericaf 3x1/2 tab

11

Co. Fisioterapi
CT scan kepala
KDL

TINJAUAN PUSTAKA

12

Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang


sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting
diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau chepalgia, terutama
karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering
digunakan secara bergantian. 1

Definisi
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan.1
Vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau
obyek-obyek di sekitar penderita bersangkutan dengan kelainan system
keseimbangan (ekuilibrium).2

Sistem Keseimbangan
Manusia, karena berjalan dengan kedua tungkainya, relatif kurang stabil

dibandingkan dengan makhluk lain yang berjalan dengan empat kaki, sehingga
lebih memerlukan informasi posisi tubuh relatif terhadap lingkungan, selain itu
diperlukan juga informasi gerakan agar dapat terus beradaptasi dengan perubahan
sekelilingnya. Informasi tersebut diperoleh dari sistim keseimbangan tubuh yang
melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor, serta sistim vestibuler dan
serebelum sebagai pengolah informasinya; selain itu fungsi penglihatan dan
proprioseptif juga berperan dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerak
anggota tubuh. Sistim tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk
selanjutnya diolah di susunan saraf pusat 1
Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular
(pusat dan perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan
somatokinetik [kulit, sendi, otot]). Sistem vestibular sentral terletak pada batang
13

otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi


labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan
otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori
keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu,
krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan
berputar, sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear. 3
Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian,
diteruskan ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut.
Gejala yang timbul akibat gangguan pada komponen sistem keseimbangan tubuh
itu berbeda-beda, pada table dibawah ini. 3

Tabel. Perbedaan Vertigo vestibular dan non-vestibular


Gejala
Sifat vertigo

Vertiogo vestibular
Rasa berputar

14

Vertigo non-vestibular
Melayang,hilang

Serangan
Mual/muntah
Gangguan
pendengaran
Gerakan pencetus
Situasi pencetus

Episodik
+
+/-

keseimbangan
Kontinyu
-

Gerakan kepala
-

Gerakan visual
Keramaian, lalu lintas

Tabel. Perbedaan vertigo vestibular perifer dan sentral


Gejala

Vertigo vestibular

Vertigo vestibular

Bangkitan vertigo
Derajat vertigo
Pengaruh gerakan kepala
Gejala otonom (mual,

perifer
Lebih mendadak
Berat
++
++

sentral
Lebih lambat
Ringan
+/+

muntah, keringat)
Gangguan pendengaran

( tinitus, tuli)
Tanda fokal otak

Tabel Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan Serangan


Jenis Vertigo
Berdasarkan
Awitan Serangan
Vertigo paroksismal

Disertai Keluhan
Telinga
Penyakit Meniere,
tumor fossa cranii
posterior, transient
ischemic
attack
(TIA)
arteri

15

Tidak Disertai
Keluhan Telinga

Timbul Karena
Perubahan Posisi

TIA arteri vertebro- Benign paroxysmal


basilaris, epilepsi, positional vertigo
vertigo akibat lesi (BPPV)
lambung

Vertigo kronis

Vertigo akut

vertebralis
Otitis media kronis,
meningitis
tuberkulosa, tumor
serebelo-pontine,
lesi labirin akibat
zat ototoksik
Trauma
labirin,
herpes zoster otikus,
labirinitis
akuta,
perdarahan labirin

Kontusio
serebri, Hipotensi ortostatik,
sindroma
paska vertigo servikalis
komosio, multiple
sklerosis,
intoksikasi
obatobatan
Neuronitis
vestibularis,
ensefalitis
vestibularis,
multipel sklerosis

Patofisiologi
Setiap orang tinggal di ruangan dan mampu berorientasi terhadap
sekitarnya berkat adanya informasi-informasi yang dating dari indera. Didalam
orientasi ruangan ini indera yang penting peranannya adalah system vestibular
(statokinetik), system penglihatan (visual/optic), dan rasa dalam (proprioseptik).
Untuk bekerja secara wajar, unit ini memerlukan normalitas fungsi fisiologi
indera-indera tersebut sehingga informasi yang ditangkap dari sekitarnya adalah
proporsional dan adekuat. Informasi ini dipertukarkan dan diproses lebih lanjut
olehsuatu unit pemroses sentral dan selanjutnya proses yang berlangsung dalam
system saraf pusat akan bekerja secara reflektorik. 2
Tetapi bila oleh sesuatu sebab terjadi hal-hal yang menyimpang, maka unit
proses sentral tidak lagi dapat memproses informasi-informasi secara wajar/biasa,
melainkan menempuh jalur luar biasa. Hasil akhir yang didapat selain ketidak
sempurnaan adaptasi otot-otot mata dan ekstremitas tersebut juga akan
memberikan tanda/peringatan kegawatan. Tanda ini dapat dalam bentuk yang
disadari ataupun yang tidak disadari oleh penderita. 2
Yang disadari :
-

Bersumber dari pusat vestibular ialah vertigo

Bersumber dari system saraf otonom ialah mual, muntah, berkeringat, dll.

Bersumber dari system motorik ialah rasa tidak stabil

16

Yang tidak disadari : terutama bersumber dari otot mata yaitu timbulnya
nistagmus.
Penyimpangan proses yang wajar tersebut diatas dapat sebagai akibat
abnormalitas fungsi fisiologik salah satu atau lebih indera atau akibat informasi
yang tidak harmonis, atau tidak terkoordinasinya informasi-informasi yang datang
dari indera-indera ekuilibrium. Biasanya, bila abnormalitas itu bersumber dari
sistem visual akan menimbulkan rasa ringan dikepala, sedangkan bila bersumber
dari system vestibular akan menimbulkan rasa gerakan. Dikatakan dari semua
indera itu, system vestibularlah yang pegang andil paling besar terhadap
ekuilibrium. Disamping ikut andil dalam orientasi ruangan, system vestibular
merupakan organ penting yang bekerja otomatis mempertahankan dan
menstabilkan posisi dan penglihatan. Sistem ini dapat membangkitkan reflex
otomatis, involuntar, gerakan paksaan yang hanya bergantung pada kesadaran
seseorang. Termasuk gerakan bola mata involuntary/nistagmus dan reflex
penyesuaian terhadap posisi miring. 2

Etiologi 3,4
Vertigo hanya gejala yang dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
penyakit. Penyebab vertigo dapat berasal dari beberapa disiplin ilmu.
1. Penyakit system vestibular perifer ( yaitu labirin, nervus VIII atau inti
vestibularis)

17

a) Telinga :
-

Telinga luar : serumen, benda asing

Telinga tengah : retraksi membrane timpani, otitis media purulenta


akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, koleastetoma, rudapaksa
dengan perdarahan.

Telinga dalam : Labirintis akuta toksika, trauma, serangan vascular,


alergi, hidrops labirin (morbus meniere), mabuk gerakan, vertigo
postural.

b) Nervus VIII :
-

Infeksi

Trauma

Tumor

c) Inti vestibularis (batang otak) :


-

Infeksi ( meningitis, encephalitis, abses otak)

Perdarahan

Trombosis (arteri serebeli postero-inferior)

Tumor

Sklerosis multiple

2. Penyakit susunan saraf pusat


a) Vascular
-

Iskemik otak

Hipertensi kronis

Arteriosklerosis

Anemia

Hipertensi kardiovascular

b) Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses.


c) Trauma

18

d) Tumor
e) Migren
f) Epilepsi
g) Kelainan endokrin (hipotiroid, hipoglikemik, keadaan menstruasi, hamil,
menoupase)
h) Kelaianan psikoneurosis
3. Mata : paresis otot mata, kelainan refraksi, glaucoma
4. Kelainan propioseptik : pellagra, anemia pernisiosa, alkohholisme, tabes
dorsalis.

Diagnosis
1. Anamnesis 1
-

Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar,


tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya.

Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala


dan tubuh, keletihan, ketegangan.

Apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal,


kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai
profil waktu yang karakteristik. (gambar dibawah)

Penggunaan

obat-obatan

seperti

streptomisin,

kanamisin,

antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik,

19

salisilat,

Apakah ada keluhan yang menyertai mual, muntah, gangguan pendengaran,


tinnitus.
-

Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,


hipotensi. Juga kemungkinan trauma akustik.

2. Pemeriksaan Fisik 2,4


Pemeriksaan fisik Umum :
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan
darah diukur; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer
juga perlu diperiksa

Pemeriksaan Neurologis :

20

- Pemeriksaan mata :
Mencari adanya nistagmus :
a) Pada mata dalam posisi netral bila ada nistagmus disebut nistagmus
spontan.
b) Bila pada mata melirik kekiri dan kanan, atas bawah bila ada nistagmus
disebut nistagmus tatapan.
c) Nistagmus yang disebabkan oleh kelainan system saraf pusat
mempunyai cirri-ciri, sebagai berikut :
-

Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak mempunyai fase cepat


atau lambat.

Nistagmus ventrikal yang murni : nistgamus yang gerakan ke atas dan


bawah.

Nistagmus rotatari yang murni : gerakannya berputar

Gerakan nistagmoid : gerakan bolamata yang bukan nistagmus


sebenarnya tetapi mirip dengan nistagmus.

Nistagmus tatapan yang murni : nistagmus yang berubah arahnya bila


arah lirikan mata berubah.

- Uji Dix-Halpike : bertujuan untuk mencari adanya vertigo/nistagmus


posisional

paroksismal

maka

untuk

membangkitkannya

diperlukan

rangsangan perubahan posisi :


* Penderita duduk di meja periksa kemudian disuruh cepat-cepat berbaring
terlentang dengan kepala tergantung diujung meja dan cepat-cepat kepala
disuruh menengok kekiri (10-20o) pertahankan selama 10-15 detik, liat
adanya nistagmus kemudian kembali ke posisi duduk dan liat adanya
nistagmus dalam 10-15 detik.
21

* Ulangi pemeriksaan tersebut kali ini kepala menengok ke kanan. Orang


normal dengan manufer tersebut tidak timbul vertigo atau nistagmus.
- Pemeriksaan Keseimbangan :
Romberg test : penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi
demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara
tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi,
pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan
serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun
pada mata tertutup.
Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan
diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan
vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler
penderita akan cenderung jatuh. (buku hijau)
Disadokokinesis : merupakan ketidakmampuan melakukan gerakan yang
berlawanan berturut-turut. Surh pasien merentangkan kedua lengannya
kedepan, kemudian suruh ia mensupinasi dan pronasi lengan bawahnya
(tangannya) secara bergantian dan cepat. Pada sisi lesi, gerakan ini
dilakukan lamban dan tidak tangkas.
Tes tunjuk hidung : Pasien disuruh menutup mata dan meluruskan
lengannya kesamping, kemudian ia disuruh menyentuh hidungnya dengan
telunjuk. Pada lesi serebral telunjuk tidak sampai di hidung tetapi
melewatinya dan sampai di pipi.
3. Pemeriksaan Penunjang : 2

22

Pemeriksaan laboratorium rutin, darah, urin, dan pemeriksaan lain sesuai


indikasi.

Neurootologi : Tes kalori, Elektronistagmografi, BAEP (brainstem auditory


evoked potential)

Radiologis : CT-Scan, MRI.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu : 4
1. Terapi kausal
Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehinggaterapi lebih
banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif.
2. Terapi Simptomatis
Pengobatan ini ditujukan pada dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar,
melayang) dan gejala otonom (mual, muntah).

Tabel. Obat antivertigo, dosis obat per oral

23

Nama kelompok

Nama Generik

Dosis sekali

Interval

pemberian

ulangan
Antikolinergik

Antihistamin

Simpatomimetik

Skopolamin

0,2-0,4 mg

3-6 jam

Atropin

0,2-0,4 mg

3-6 jam

Difenihidramin

50-100 mg

6 jam

Dimenhidrinat

50-100 mg

6 jamk

Sinarizin

75 mg

24 jam

d-Amfetamin

10 mg

12 jam

Efedrin

25-50 mg

4-6 jam

Fenobarbital

15-60 mg

6-8 jam

Diazepam

5-10 mg

4-6 jam

Prometazin

25-50 mg

4-6 jam

Klorpromazin

10-25 mg

4-6 jam

Penenang
Minor

Mayor

3. Terapi rehabilitatif 4
Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan
kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular.
(print artikel) Timbulnya mekanisme bisa berasal baik dari system saraf tepi
maupun dari system saraf pusat, dalam usaha memperoleh keseimbangan baru
sehingga tanda kegawatan (alarm reaction) yang merupakan sebab terjadinya
vertigo akan dihilangkan.

24

Mekanisme kompensasi ini dapat dipacu tumbuhnya dengan jalan


memberikan rangsangan terhadap alat keseimbangan di telinga bagian dalam
(vestibule), rangsangan terhadap visus dan juga proprioseptik.
Rangsangan dilakukan secara bertahap namun intensif setiap kali
latihan sehingga timbul gejala nausea, dan dilakukan secara berulang-ulang.
Beberapa cara latihan untuk penderita vertigo yang dapat dikemukakan antara
lain :
-Latihan gerakan tubuh dengan kepala-leher-mata dalam posisi tetap (stasioner)
-Mata dan kepala bergerak mengikuti objek penglihatan yang bergerak.
-Latihan dengan alat sejenis pembangkit nistagmus.
-Latihan keseimbangan tubuh diatas papan dinamis.

PEMBAHASAN

25

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa di dapatkan keluhan semakin
memberat setelah 2 hari dan pengaruhi oleh perubahan posisi. Pasien pun sudah
mencoba mengkonsumsi obat bodrex dan paramex namun gejala tidak berkurang
malah bertambah berat. Pasien juga harus berbaring kekiri untuk meringan kan
pusing nya. Ada keluhan mual dan muntah. Pasien mengeluhkan badan yang
terasa demam setiap hari dan lemas, tidak pernah ada keluhan kejang, bersinbersin, telinga berdenging, nyeri pada daerah telinga dan pandangan kabur. Dari
anamnesa diketahui bahwa pemicu serangan vertigo yang datang tiba-tiba ini
disebabkan karena perubahan posisi kepala. Vertigo ini dirasakan sangat berat,
berlangsung singkat hanya beberapa detik saja walaupun pasien merasakannya
lebih lama. Keluhannya disertai mual bahkan sampai muntah, sehingga penderita
merasa khawatir akan timbul serangan lagi. Hal ini yang menyebabkan penderita
sangat berhati-hati dalam posisi tidurnya. Hal ini menunjukkan bahwa vertigo
yang terjadi pada pasien ini adalah jenis BPPV (Benign Paroksimal Positional
vertigo) yang termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga
dalam (labirin), yaitu pada sistem vestibularis.
Dari hasil pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan romberg test didapatkan
hasil dimana pasien saat menutup mata saja didapatkan gangguan. Pada
pemeriksaan disdiadokinesia dan past pointing juga tidak didapatkan gangguan..
Saat dilakukan uji dix-hallpike juga didapatkan nistagmus horisontal dengan
periode laten dan kurang dari 1 menit sehingga dapat diketahui bahwa lesinya
adalah perifer. Ini semakin mempertegas bahwa ada gangguan di vestibular
perifer.
Pada pasien ini juga penulis mendapatkan hasil laboratorium yang
abnormal dimana leukosit, eritrosit, hb, ht dan trombosit menurun , ini membuat
penulis berpikir bahwa ini keadaan pansitopenia dimana elemen darah semua
menurun, serta pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran dari hepar maka
penulis mengusulkan untuk dilakukan pemeriksaan hapusan darah tepi untuk
memastikan diagnosa lain. Karena gejala- gejala pada anemia plastik juga terdapat
keluhan vertigo.

26

Keluhan pada anemia aplastik


Jenis keluhan

Pendarahan

83

Lemah badan

80

Pusing

69

Jantung berdebar

36

Demam

33
29

Nafsu makan
berkurang

26

Pucat

23

Sesak nafas

19

Penglihatan kabur

13

Telinga berdengung

Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah IVFD RL 20 tetes per menit,
Ondansentron iv 3x1, Antrain iv 3x1, Mertigo tab 3x1, Dramamin 1-1-0,
Alprazolam 0,5 mg 0-0-1
Pemberian antrain pada pasien ini diberikan karena keluhan sakit kepala.
Pemberian dramamin , mertigo dan ondansentron pada pasien ini tepat sesuai
dengan indikasi. Pemberian alprazolam 0,5 mg diberikan pada pasien ini untuk
mengurangi kecemasan sehingga menyebabkan sulit tidur.
Fakta
Antrain 3x1 iv

Mengandung

Teori
Metamizole

Natrium.

Metamizole Natrium adalah derivat


metansulfonat dari aminopirin yang
mempunyai

khasiat

Mekanisme

kerjanya

analgesik.
adalah

menghambat transmisi rasa sakit ke


susunan saraf pusat dan perifer. Bekerja
sebagai analgesik.
27

Dramamin tab 1-1-0

Mengandung dimenhydrinate, indikasi


untuk mengobati vertigo, mual &
muntah,

Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

anastesi,

pembedahan,

gangguan system labirin.


Bekerja
pada
reseptor
mensupresi

kelenjar

GABA,

hipotalamic-

pituitari. Untuk keluhan kecemasan


pasien yang sulit untuk istirahat dan
Betahistin tab 1-1-1

tidur.
Betahistin
prekapiler

memperlebar
sehingga

spinkter

meningkatkan

aliran darah pada telinga bagian dalam,


dan mengatur permeabilitas kapiler
telinga

dalam,

juga

memperbaiki

sirkulasi serebral dan meningkatkan


aliran darah arteri karotis interna.
Mengurangi

vertigo,

pusing,

berhubungan

dengan

keseimbangan

yang

yang

gangguan
terjadi

pada

gangguan sirkulasi darah atau sindrom


meniere dan vertigo perifer.

KESIMPULAN

28

Dilaporkan Perempuan usia 43 tahun dengan diagnosis klinis vertigo ,


diagnosa topis vertigo vestibularis perifer, dan diagnosa etiologik BPPV (Benign
Paroksimal Positional Vertigo selain itu pada penderita ini juga didapatkan
pansitopenia dan hepatomegali yang mengarah ke arah anemia aplastik namun di
perlukan pemeriksaan lainnya di bidang tersebut untuk memastikannya. Terapi
yang diberikan pada pasien ini adalah IVFD RL 20 tetes per menit, Ondansentron
iv 3x1, Antrain iv 3x1, Mertigo tab 3x1, Dramamin 1-1-0, Alprazolam 0,5 mg 0-01

DAFTAR PUSTAKA
29

1. Budi Riyanto Wreaksoatmodjo. 2004. Vertigo : Aspek Neurologi. Bogor.


Online, diakses tgl 16 April 2010.
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_14VertigoAspekNeurologi.pdf/
144_14VertigoAspekNeurologi.html)
2. Lumbaltobing. 2000. Vertigo. Kapita Selekta Neurologi. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta. Hal 341-357.
3. Majalah Farmacia. 2007. Si Penyebab Kepala Berputar. Online, diakses
tgl 17 April 2010.
(http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=221)
4. Wijayakusumah. 2008. Vertigo. Online, diakses tgl 17 April 2010.
http://fk.wijayakusumasby.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Ilmu
%2520Penyakit%2520Saraf/Vertigo%2520%255BCompatibility
%2520Mode)

30

Anda mungkin juga menyukai