Disusun Oleh :
Agandri
Ruth
Ester
Yolanda Prytiani
Suci
Utami
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami hadapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Etika Bisnis yang berjudul
Utilitarianisme dan Deontologi .
Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini kami susun sedemikian rupa sehingga
dapat memperluas wawasan kita dan lebih memahami,menjelaskan dan menerapkan Teori Etika
dalam dunia bisnis.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna dan terdapat
beberapa kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran dari semua pihak diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pembenahan makalah yang kami selesaikan.
etis, juga teori ini sering dianggap sebagai etika sukses, yaitu etika yang memberikan ciri
pengenalan kesusilaan adalah manfaat dari suatu perbuatan. Suatu perbuatan dikatakan baik jika
membawa manfaat atau kegunaan, berguna artinya memberikan kita sesuatu yang baik dan tidak
menghasilkan yang buruk. Dalam teori ini juga ditemukan sebuah semboyang yang sangat
terkenal: The greatest happiness of the greatest number (kebahagiaan terbesar dari jumlah
orang terbesar).
Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau
kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk
menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar
konsumen atau masyarakat.
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. Jadi,
kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal
yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Konsep dasar teori ini adalah suatu perbuatan yang secara moral adalah benar, jika:
teori sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana pemanfaatan sumber daya
alam yang terus menerus akan semakin merusakan kualitas sumber daya alam itu sendiri,
sehingga diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang terkuras
tidak habis ditelan jaman.
Etika Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
Secara umum etika utilitarianisme dapat dipakai dalam dua wujud yang berbeda, yaitu:
a. Etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan
atau untuk bertindak.
b. Etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah
dilakukan dan digunakan untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dijalankan.
Analisis Keuntungan dan Kerugian:
a. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits yang dianalisis tidak dipusatkan pada
keuntungan dan kerugian perusahaan
b. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang. Dalam analisis ini
perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya
menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral.
c. Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang. Benefits yang menjadi sasaran utama
semua perusahaan adalah long term net benefits.
Di dalam analisa pengeluaran dan keuntungan perusahaan memusatkan bisnisnya untuk
memperoleh keuntungan daripada kerugian. Proses bisnis diupayakan untuk selalu memperoleh
profit daripada kerugian. Keuntungan dan kerugian tidak hanya mengenai finansial, tapi juga
aspek-aspek moral seperti halnya mempertimbangkan hak dan kepentingan konsumen dalam
bisnis. Dalam dunia bisnis dikenal corporate social responsibility, atau tanggung jawab sosial
perusahaan. Suatu pemikiran ini sejalan dengan konsep Utilitarianisme, karena setiap perusahaan
mempunyai tanggaung jawab dalam mengembangkan dan menaikan taraf hidup masyarakat
secara umum, karena bagaimanapun juga setiap perusahaan yang berjalan pasti menggunakan
banyak sumber daya manusia dan alam, dan menghabiskan daya guna sumber daya tersebut.
Kelemahan Etika Utilitarianisme:
a.
Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan
menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit
b.
Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya
sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
c.
d.
e.
Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada
kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya
f.
Etika Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi
kepentingan mayoritas.
Pembagian Utilitarisme :
1.
2.
Theory. Etika deontologis juga sering disebut sebagai etika yang tidak menganggap akibat
tindakan sebagai faktor yang relevan untuk diperhatikan dalam menilai moralitas suatu tindakan.
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam
Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi
benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. Deontologi
( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah
kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi
perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya
melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak
dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita
tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam
Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Para penganut etika deontologis, seperti Immanuel Kant (1724-1804) sebagai pelopornya
misalnya, berpendapat bahwa norma moral itu mengikat secara mutlak dan tidak tergantung dari
apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak. Misalnya norma
moral "jangan bohong" atau "bertindaklah secara adil" tidak perlu dipertimbangkan terlebih dulu
apakah menguntungkan atau tidak, disenangi atau tidak, melainkan selalu dan di mana saja harus
ditaati, entah apa pun akibatnya. Hukum moral mengikat mutalk semua manusia sebagai
makhluk rasional.
Konsep-konsep Deontologi
Sistem etika ini hanya menenkankan suatu perbuatan di dasarkan pada wajib tidaknya kita
melakukan perbuatan itu.
Yang disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik, semua hal lain di
sebut baik secara terbatas atau dengan syarat. Contohnya : kesehatan, kekayaan, intelegensia,
adalah baik juka digunakan dengan baik oleh kehendak manusia. Tetapi jika digunakan oleh
kehendak jahat, semua hal itu menajdi jahat sekali.
Kehendak menjadi baik, jika bertindak karena kewajiban. Kalau perbuatan dilakukan dengan
suatu maksud atau motif lain, perbuatan itu tidak bisa di sebut baik, walaupun perbuatan itu
suatu kecendrungan atau watak baik.
Perbuatan dilakukan berdasarkan kewajiban, bertindak sesuai dengan kewajiban si sebut
legalitas. Dengan legalitas kita memenuhi norma hukum.
Yang termasuk dalam pandangan Teori Deontologi adalah :
a. Teori hak (right)
Teori hak merupakan aspek dari pendekatan deontologi, karena hak selalu berkaitan dengan
kewajiban. Manusia dalam kehidupannya memiliki berbagai macam hak, yang di antaranya :
1. Hak Moral atau asasi yang mengidentifikasikan seluruh aktivitas atau keinginan yang dapat
secara bebas dilakukan tanpa dibatasi oleh norma hukum. Misalnya hak untuk hidup
2. Hak Legal yang bersumber dari norma hukum dan dilindungi dalam lingkungan yurisdiksi
suatu system hukum.
3. Hak Warganegara, yaitu hak hak yang dapat dinikmati sebagai warga Negara, seperti hak
memilih, dan dipilih.
b. Teori Keadilan (justice)
Memberikan seseorang apa yang menjadi haknya akan menyangkut aspek keadilan (
moral Justice ) yang juga menjadi perhatian dalam pendekatan deontologi
Ada 3 unsur dalam pengertian hakiki antara lain :
a) Keadilan tertuju pada orang lain.
b) Keadilan merupakan kewajiban dan harus dilaksanakan, karena berkaitan dengan hak orang
lain.
c) Keadilan menuntut persamaan ( equality )
c. Perhatian (Care)
Pendekatan lain yang ada dalam teori deontologi adalah Ethics of Care ( teori memberi perhatian
), misalnya hubungan kekeluargaan, hubungan pertemanan, dan hubungan yang terkait dengan
pekerjaan. Dalam hal ini tidak semua hubungan menimbulkan kewajiban moral untuk diberi
perhatian. Menurut Velasques ( Satyanugraha, 2003 : 86 ) etika perhatian memberi penekanan
pada dua tuntutan moral yaitu :
Setiap orang berada dalam suatu jaringan hubungan dan seharusnya menjaga dan
memelihara hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang orang yang ada dalam
jaringan.
Setiap orang seharusnya memberikan perhatian khusus pada mereka yang memiliki
hubungan khusus dengan memperhatikan kebutuhannya, nilainya, keinginannya, dan
kesejahteraan konkret berdasarkan persepektif pribadi dan menggapai secara positif
kebutuhan, nilai, keinginan, dan kesejahteraan mereka.
d. Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori Keutamaan (Virtue Theory ) menggunakan keutamaan seperti
kejujuran,kebranian,integritas,kepedulian,kesabaran pengendalian diri dan kejelekan seperti
ketidakjujuran,keserakahan dan kekejaman sebagai awal untuk moral reasoning. Menurut
Satyanugraha,2003:89 Keutamaan didefinisikan sebagai watak yang telah dimiliki seseorang dan
yang memungkinkanya untuk bertingkah laku baik secara moral.
raksasa Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa terhadap
pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.
Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas dunia,
apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas
agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.
Pemerintah dalam hal ini pantas malu. Sebab, hadirnya MNC di Indonesia terbukti tidak
memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif yang sangat mendasar.
Kebijakan dengan memberikan diskresi luar biasa kepada PT FI, privilege berlebihan, ternyata
sia-sia.
Berkali-kali perjanjian kontrak karya dengan PT FI diperpanjang kendati bertentangan dengan
UU Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan dan sudah diubah
dengan UU Nomor 4/2009 tentang Minerba. Alasan yang dikemukakan hanya klasik, untuk
menambah kocek negara. Padahal, tidak terbukti secara signifikan sumbangan PT FI benar-benar
untuk negara. Kalimat yang lebih tepat, sebetulnya, sumbangan Freeport untuk negara Amerika,
bukan Indonesia.
Justru negara ini tampak dibodohi luar biasa karena PT FI berizin penambangan tembaga, namun
mendapat bahan mineral lain, seperti emas, perak, dan konon uranium. Bahan-bahan itu dibawa
langsung ke luar negeri dan tidak mengalami pengolahan untuk meningkatkan value di
Indonesia. Ironisnya, PT FI bahkan tidak listing di bursa pasar modal Indonesia, apalagi
Freeport-McMoran sebagai induknya.
Keuntungan berlipat justru didapatkan oleh PT FI dengan hanya sedikit memberikan pajak PNBP
kepada Indonesia atau sekadar PPh badan dan pekerja lokal serta beberapa tenaga kerja asing
(TKA). Optimis penulis, karena PT FI memiliki pesawat dan lapangan terbang sendiri, jumlah
pasti TKA itu tidak akan bisa diketahui oleh pihak imigrasi.
Kasus PT. Freeport Indonesia ditinjau dari berbagai teori etika bisnis :
Teori etika utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Berdasarkan teori utilitarianisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan
karena keuntungan yang di dapat tidak digunakan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar,
melainkan untuk Negara Amerika.
Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak
dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak
sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Dalam kasus ini, PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana kewajiban terhadap para
karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima tidak layak dibandingkan dengan pekerja
Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang emas dengan
kualitas emas terbaik di dunia.