Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FILSAFAT ILMU DAN STUDI ISLAM


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu : Sibawaihi, M.Ag

Disusun oleh :
Abdau Qurani Habib

(12490128)

Alfian Ruswanto

(12490023)

Jundiyah

(12490050)

Silviana Eka Minanda

(12490028)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan suatu ilmu akan kian berkembang dengan seiringinnya
perkembangan zaman, termasuk ilmu keagamaan. Studi Islam merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan yang dimana eksistensinya kurang begitu terlihat atau signifikan. Oleh
karena itu untuk mengkritisi studi islam sangat diperlukan olah pikir yang kritis atau
berfilsafat, dan filsafat ilmu

merupakan salah satu bidang ilmu yang tepat untuk

menguak atau membedah studi islam itu sendiri. Karena filsafat merupakan pemikiran
rasional, kritis, sistematis, dan radikal dalam mengkaji suatu objek. Dengan kajian
filsafat ilmu seperti ontologis, epistemologis, dan aksiologi maka kita dapat mengetahui
suatu hakekat, sumber kebenaran dan kepatutan dari studi Islam. Dengan kata lain
filsafat ilmu merupakan usaha pengembangan keilmuan yang sangat berguna dalam
pengembangan studi Islam, karena dengan berbagai kajian tersebutlah nantinya akan
dapat dilihat tingkat validitas dari studi islam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian dari Studi Islam?
2) Apakah tujuan dari Studi Islam?
3) Bagaimana urgensi Studi Islam
4) Bagaimana model berpikir Studi (kajian) Islam?
5) Bagaimana signifikansi Filasafat Ilmu bagi Studi Islam?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian dari Studi Islam
2) Untuk mengetahui tujuan dari Studi Islam
3) Untuk mengetahui urgensi Studi Islam
4) Untuk mengetahui model berpikir Studi (kajian) Islam
5) Untuk mengetahui signifikansi Fisafat Ilmu bagi Studi Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam


Studi islam adalah usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
agama islam.Dengan kata lain adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami

serta

membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal yang

berhubungan dengan agama islam,baik ajaran-ajarannya,sejarahnya maupun praktekpraktek pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,sepanjang sejarahnya.
Dikalangan umat islam, studi ke-islaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta
membahas ajaran-ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya
secara benar,serta menjadikannya sebagai pegangan dan pedoman hidup.Ajaran agama
islam yang bersumber dasarnya ialah Al-Quran dan as-sunah.Sedangkan di luar kalangan
umat islam,studi ke-islaman bertujuan untuk mempelajari seluk beluk agama dan praktekpraktek keagamaan yang berlaku dikalangan umat islam,yang semata-mata sebagai ilmu
pengetahuan.1
B. Tujuan Studi Islam
Studi islam sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam tenteng islam dan
segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama islam,sudah barang tentu mempunyai
tujuan yang jelas.
Adapun tujuan studi islam itu ada 4 yaitu:

Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa yang sebenarnya (hakekat) agama
islam itu,dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama agama lain dalam

kehidupan budaya manusia.


Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang
asli,dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan

perkembangan budaya dan peradapan islam sepanjang sejarahnya.


Sebagai sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis,dan

bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya.


Sebagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama islam,dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan
budaya dan beradapan manusia pada zaman modern ini.2

1 Tadjab, Dimensi-Dimensi Islam (Surabaya: Karya Abditama, 1994) hlm. 11-12


2 Ibid., hlm. 19-22

C. Urgensi Studi Islam


Urgensi studi islam itu pemahaman Islam yang universal, inklusif, dan Islam yang
rahmatan li al-alamin, memiliki aqidah yang kuat dan ibadah yang baik, sekaligus memiliki
pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting karena dalam kajian keagamaan
kontemporer, agama termasuk di dalamnya Islam, mempunyai banyak wajah (multifaces) .
Artinya, ia tidak hanya terkait dengan persoalan ketuhananan tetapi juga terkait dengan
persoalan sosial dan histroris kultural. Oleh karena itu, pendekatan dan metode dalam ilmuilmu sosial sangat membantu sekali dalam memahami Islam secara komprehensif. Studi
Islam dalam istilah Arab: Dirs t Islmiy ya h . Di Barat disebut Islamic Studies, secara
harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Secara
terminologis adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui, memakai dan
menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok
ajaran Islam, sejarah Islam maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.
Contoh urgensi berupa, sejarah, doktrin, pemikiran dan institusi keislaman dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu,seperti kalam, fiqh, filsafat, dan tasawuf.3
Islam sebagai agama yang Rahmatan lilalamin tentunya mempunyai kosep-konsep
atau ajaran-ajaran yang bersifat manusiawi dan universal,yang dapat menyelamatkan umat
manusia dan alam semesta dari kehancurannya.Disinlah urgensinya studi islam,untuk
menggali kembali ajaran-ajaran islam yang asli dan murni,dan bersifat manusiawi dan
universal,yang

mempunyai

daya

untuk

mewujudkan

dirinya

sebagai

rahmatan

lilalamin.Dari situ kemudian dididikan dan ditransformasikan kepada generasi penerusnya


dan dihadapkan dengan budaya peradapan modern,agar mampu berhadapan dan beradaptasi
dengannya.4

D. Model Berpikir Study (kajian) Islam


Dalam mengkaji suatu objek maka dibutukan pola pikir yang tepat atau mendukung.
Jika dalam model berpikir (epistemologi) umum terdapat tiga model berpikir yang
3 http://www.slideshare.net/marhamahsaleh/pengertian-ruang-lingkup-psi-10705699
4 Tadjab, Dimensi-Dimensi Islam (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hlm. 13-18

berkembang dalam sejarah (khasanah umat manusia), dan sekaligus menjadi tolak ukur
kebenaran, yakni model berpikir rasional, empirikal, dan irrasional. Maka di dalam kajian
Islam sendiri juga terdapat tiga model epistemologi. Berikut diuraikan secara singkat model
berpikir yang umum dipakai dalam kajian atau study islam, yakni model linguistik atau
tekstual (bayani), demonstratif (burhani), dan gnostik atau intuitif (irfani).
1. Epistemologi Bayani
Epistemologi bayani adalah pendekatan dengan cara menganalisis teks. Maka
sumber epistemologi bayani adalah teks. Sumber teks dalam study islam

dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni:


a. Teks nash (al-Quran dan Hadist)
b. Teks non-nash berupa karya para ulama
Adapun corak berpikir dalam ilmu ini cenderung deduktif, yakni mencari (apa) isi
dari teks (analisis content).
2. Epistemologi Burhani
Maksud dari epistemologi burhani adalah, bahwa untuk mengukur benar atau
tidaknya sesuatu adalah dengan berdasarkan komponen kemampuan alamiahnya
manusia berupa pengalaman dan akal tanpa dasar teks wahyu suci. Maka sumber
pengetauan dengan nalar burhani adalah realitas dan empiris, alam sosial, dan
humanities. Corak berpikir yang digunakan adalah induktif, yakni generalisasi dari
hasil-hasil penelitian empiris.
3. Epistemologi Irfani
Epistemologi irfani adalah pendekatan yang bersumber pada intuisi (kasf/ilham).
Filsafat hukum Islam berusaha menemukan nilai kebijaksanaan atau nilai filosofis
dalam nash. Karena itu, filsafat hukum Islam yang tidak murni rasio. Filsafat hukum Islam
dapat disebut rasionalitas dari nash. Maka rasionalitas yang ingin dibangun filsafat hukum
Islam adalah adalah rasionalitas yang ditunjukan oleh indikator-indikator yang ditunjukan
nash.5
E. Signifikansi Filsafat Ilmu bagi Studi Islam

5 Khoirudin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Academia dan Tazzafa,


2009), hlm. 43

Di mana posisi filsafat ilmu ketika dihadapkan dengan Islamisasi ilmu


pengetahuan. Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal
memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan
untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan tersebut
memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori
subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan
ilmu dapat mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin
ilmu masing-masing.
Sedangkan kajiaan yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi hakekat
(esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problemproblem mendasar ilmu pengetahuan seperti; ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi
ilmu. Dari ketiga landasan tersebut bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan maka
letak filsafat ilmu itu terletak pada ontologi dan epistimologinya. Ontologi disini titik
tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian
filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu pengetahuan sangat
tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas.
Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada ilmuilmu empiris. Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah
pada ilmu-ilmu humanoria. Sedangkan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu
pengetahuan yang di dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran.6
Masuknya pemikiran filosofis ke dalam Islam mengakibatkan agama ini dikaji
dari perspektif rasional. Pakar-pakar semisal Al Kindi, Al Farabi, dan Ibnu Sina mencoba
melihat agama ini secara rasional, kendati konsepnya berbeda-beda. Tetapi setelah muncul
teolog-teolog yang tidak respek terhadap filsafat semisal Al Ghazali, menggiring interaksi
antara pemikiran filsafat dan dogma tersebut ke arah runtuhnya rasionalisme teologis.
Bahkan dalam keyakinan yang umumnya berkembang di Barat, setelah Al Ghazali
menyerang para filosof, filsafat dalam dunia Islam mengalami kematiannya.

Mencermati apa yang dikritisi oleh para pakar pemikir muslim kontemporer
seperti Fazlur Rahman, Mohammed Arkoun, Muhammad Abid al-Jabiri, Hassan Hanafi, dan
Muhammad Shahrour, dapat dikatakan bahwa sumber kegelisahan intelektual mereka
6 Alimamah.blogspot.com/2012/11/filsafat-ilmu-definisi-tujuan-implikasi.html

bertumpu pada persoalan-persoalan yang didiskusikan dalam filsafat ilmu. Artinya sebelum
mereka melontarkan kritisisme, mereka sudah memahami dengan baik berbagai persoalan
yang dipertanyakan dalam filsafat ilmu dan karenanya menyadari arti pentingnya bagi usaha
pengembangan studi Islam.
Signifikansi Filsafat ilmu bagi pengembangan studi Islam yaitu dengan berusaha
mencermati hakikat ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolok ukur
kebenarannya, dan segala sesuatu yang melandasi tegaknya ilmu tersebut lewat penelaahan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dengan demikian, filsafat ilmu berusaha
mengkritisi perkembangan ilmu pengetahuan. Studi Islam, sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan, secara mutlak harus bisa didekati oleh filsafat ilmu. Dari segi ontologis
filsafat ilmu akan menggali tentang hakikat studi Islam itu sendiri. Dari segi epistemologis
filsafat ilmu akan mengkritisi tentang sumber dan metode yang digunakan oleh studi Islam
tersebut. Sedangkan dari segi aksiologis filsafat ilmu akan mengkritisi tentang nilai
kepatutan dan kelayakannya setelah memantau tingkat perkembangan dan pengaruh yang
ditimbulkannya bagi masyarakat.7

7 Sibawaihi, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2011),


hlm. 50-53

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau halhal yang berhubungan dengan agama islam,baik ajaran-ajarannya,sejarahnya
maupun praktek-praktek pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan seharihari,sepanjang sejarahnya.

Tujuan studi Islam diantaranya yaitu:


Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa yang sebenarnya (hakekat)
agama islam itu,dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama
agama lain dalam kehidupan budaya manusia, untuk mempelajari secara
mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli,dan bagaimana
penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya dan peradapan islam sepanjang sejarahnya, sebagai sumber dasar
ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis,dan bagaimana
aktualisasinya sepanjang sejarahnya, serta sebagai prinsip-prinsip dan nilainilai dasar ajaran agama islam,dan bagaimana realisasinya dalam membimbing
dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan beradapan
manusia pada zaman modern ini.

Urgensi studi islam ialah untuk menggali kembali ajaran-ajaran islam yang asli
dan murni,dan bersifat manusiawi dan universal,yang mempunyai daya untuk
mewujudkan dirinya sebagai rahmatan lilalamin.Dari situ kemudian dididikan
dan ditransformasikan kepada generasi penerusnya dan dihadapkan dengan
budaya peradapan modern,agar mampu berhadapan dan beradaptasi
dengannya.

Model berpikir studi Islam ada 3 yaitu: epistemologi bayani, epistemologi


burhani, dan epistemologi irfani

Signifikansi filsafat ilmu bagi studi Islam yaitu berusaha mencermati hakikat
ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolok ukur
kebenarannya, dan segala sesuatu yang melandasi tegaknya ilmu tersebut
lewat penelaahan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Daftar Pustaka
Nasution, Khoirudin. 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Academia dan Tazzafa
Sibawaihi. 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tadjib. 1994. Dimensi-Dimensi Islam. Surabaya: Karya Abditama
http://www.slideshare.net/marhamahsaleh/pengertian-ruang-lingkup-psi-10705699
Alimamah.blogspot.com/2012/11/filsafat-ilmu-definisi-tujuan-implikasi.html

Anda mungkin juga menyukai