(120100223)
(120100313)
(120100461)
(120100402)
Thamarai Somu
(120100429)
Pembimbing :
dr. Rudolf Hamonangan Pakpahan, Sp.Rad
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Pemeriksaan dan Gambaran Radiologis pada Invaginasi.
Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing, dr. Rudolf Hamonangan Pakpahan, Sp.Rad, yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan kasus ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................
1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................
1
1.2. Tujuan..........................................................................................................
2
1.3. Manfaat........................................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................
3
2.1. Invaginasi...................................................................................................
8
2.1.1. Definisi...........................................................................................
8
2.1.2. Epidemiologi..................................................................................
8
2.1.3. Etiologi...........................................................................................
8
2.1.4 Jenis Invaginasi ..............................................................................
8
2.1.5 Diagnosis .......................................................................................
10
2.1.5.1 Diagnosis Klinis.....................................................................
2.1.5.2 Diagnosis Penunjang..............................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.
Invaginasi atau intususepsi adalah keadaan yang umumnya terjadi
pada anak-anak, dan merupakan kejadian yang jarang terjadi pada dewasa,
intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal (kearah oral) kerongga
lumen usus yang lebih distal (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi
berlanjut strangulasi usus. Definisi lain Invaginasi atau intususepsi yaitu
masuknya segmen usus (Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya
(intususcipient). Pada umumnya usus bagian proksimal yang mengalami
invaginasi (intussuceptum) memasuki usus bagian distal (intussucipient), tetapi
walaupun jarang ada juga yang sebaliknya atau retrograd. Paling sering masuknya
ileum terminal ke kolon. Intususeptum yaitu segmen usus yang masuk dan
intususipien yaitu segmen usus yang dimasuki segmen lain. 7
Invaginasi atau intussussepsi adalah penyebab tersering dari obstruksi usus
akut pada anak. Di negara - negara barat, penderita invaginasi biasanya datang
dalam keadaan yang masih dini, sehingga angka kesakitan dan angka kematian
dapat ditekan. Diagnosis dini invaginasi ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan
ditunjang dengan pemeriksaan radiologis. Di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia, penderita sering datang dalam keadaan yang sudah terlambat atau lebih
dari 12 jam setelah kejadian, sehingga sebagian besar memerlukan tindakan
pembedahan yang sering disertai dengan reseksi usus. 15
1.2.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca
khususnya bagi para dokter umum dan mahasiswa kedokteran mengenai
pemeriksaan dan gambaran radiologis pada invaginasi.
1.3.
Manfaat
Manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah pembaca dapat
mengetahui berbagai jenis pemeriksaan dan gambaran radiologis invaginasi
sehingga pembaca dapat memahami cara menegakkan diagnosis invaginasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Invaginasi
2.1.1 Definisi
Invaginasi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke
dalam segmen lainnya, yang pada umumnya berakibat dengan terjadinya
obstruksi
ataupun
strangulasi.
Invaginasi
sering
disebut
juga
sebagai
2.1.2 Epidemiologi
Insiden penyakit ini tidak diketahui secara pasti, masing-masing
penulis mengajukan jumlah penderita yang berbeda-beda. Kelainan ini
umumnya ditemukan pada anak-anak dibawah 1 tahun dan frekuensinya
menurun dengan bertambahnya usia. Umumnya invaginasi ditemukan lebih
sering pada laki-laki dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 3:2. 10
Insiden invaginasi pada bulan Maret Juni, September Oktober
menunjukkan angka yang tinggi. Hal ini mungkin berhubungan dengan musim
kemarau dan musim penghujan dimana pada musim-musim tersebut insiden
infeksi saluran dan gastroenteritis meninggi. Sehingga banyak ahli yang
menganggap bahwa motilitas usus yang meningkat merupakan salah satu
faktor penyebab 13
Invaginasi yang terjadi pada bayi prematur, sering menimbulkan salah
diagnosa dengan Necrotizing Entero Colitis (NEC), sehingga menyebabkan
salah atau tertundanya didalam penanganan intervensi bedah 4
2.1.3 Etiologi
Invaginasi terbagi atas Idiopatik dan Kausatif:
1. Idiopatik
Pada kepustakaan 95% invaginasi pada anak umur 1 bulan sampai 3 tahun
sering tidak dijumpai penyebab yang jelas, sehingga digolongkan Infatil
idiophatic
intususseption.
Pada
saat
adanya
invaginasi, seperti:
kelainan
Inverted
usus
sebagai
penyebab
Meckels Divertikulum,
terjadinya
Hemangioma,
Jenis Invaginasi
Invaginasi dapat dibagi menurut lokasinya yaitu pada bagian usus
sebagai
2.1.5 Diagnosis
2.1.5.1 Diagnosis Klinis
Untuk menegakkan diagnosis invaginasi didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi, tetapi diagnosispasti dari suatu
invaginasi adalah ditemukannya suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke
dalam segmen lainnya, pada saat dilakukan operasi laparotomi 11
usus atau tidak tampak gambaran udara pada abdomen kanan bawah. Sedangkan
pada keadaan invaginasi yang lanjut, tampak tanda-tanda ileus obstruktif dan
bayangan massa.15
Foto Polos Abdomen
Gambaran foto polos sebagai berikut:7
1.
2.
Bayangan masa tubular pada abdomen yang merupakan bayangan dari usus
yang masuk ke lumen usus yang lain
10
11
12
13
Terapi : Reposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada tanda obstruksi
akan diperoleh suatu coil spring appearance yang merupakan diagnostik untuk
intususepsi. Jika salah satu atau semua tanda-tanda ini ditemukan, dan suatu masa
dapat diraba pada tempat obstruksi, diagnosis telah dapat ditegakkan. 2
CUPPING
SIGN
COILED
SPRING
Ultrasonografi (USG)
Pada scan transversal (potongan melintang) dari invaginasi, USG memberikan
gambaran khas berupa targets appearance atau gambaran seperti kue donat. 15
CT Scan
Modalitas pilihan untuk penilaian dan keluhan abdomen akut pada orang dewasa.
Gambaran terbaik adalah apa yang disebut sebagai gambaran usus-dalam-usus,
di mana lapisan usus yang banyak membentuk cincin konsentris (CT setara
dengan target sign pada ultrasonografi) ketika dicitrakan dari sudut kanan ke
lumen, dan gambaran jaringan lunak seperti sosis ketika dicitrakan longitudinal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Eds. Pediatric Surgery 4 th edition.Year book.Chicago 2007 p:868,882.
2. Gabriel Conder , John Rendre, et all. Abdominal Radiology
Intussusception , Cambrige University Press. 2009.
3. Hooker RL, Schulman MH, Yu Chang. Radiographic Evaluation of
Intussusception: Utility of Left-Side-Down Decubitus View. RSNA:Vol
248. 2008.
4. Jeffrey R, et all. Clinical Features and Treatment Outcome of
Intussuception in Premature Neonates.Journal of Pediatric Surgery,
Vol 38, No 12 (December), 2003: pp 1818-1821
5. Mahen, Mac., R.A., Ms FRCS FRACS, An Aid to Pediatric Surgery.,
Queen Victoria childrens Hospital, Monash Medical Centre, Second
Edition, 66-79,1991.
6. Pickering, L.K., Snyder, J.D., 2000. Ileus, Adhesi, Intususepsi, dan
Obstruksi Lingkar-Tertutup. In: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Arvin,
Ann.M., Ilmu Kesehatan Anak Nelsoned 15, jilid 2. Jakarta: EGC,13191321
7. Rasad, Syahriar. Radiologi Diagnostik edisi kedua. Jakarta : Balai
penerbit FKUI.2008. p 245-253, p 256-258, p 415-416.
8. RaviTch, M.M., Intussusception. In. Welch kj, randolph J.G.,
Ravitch M.M., et all.
9. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. 2010.p270-272.
10. Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran. 2005. p627-629.
11. Stringer, M.D., Pledger, G., Drake, D.P., childhood deaths from
intussusceptions.In England and wales, 1984 Br mid J 304:737,1992.
12. Stringer, MD., Pabwt, SM., Brerectom, R.J., Pediatric Intussusception,
Br. J sung., 46:434,1992.
13. Wood, B.P., Intussusception, Child. eMedicine. Available on line at:
http://emedicine.medscape.com/article/409870-overview(Accessed
4
November 2012)
14. Zakaria, Iskandar. Peranan Radiologi dalam Diagnosis dan Terapi
Invaginasi. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 7. 2007.
15. Raffensperger JG. Intussusception, Swensons Pediatrics Surgery, 5th
edition, Appleton Century Crofts, New York; 1990. h. 221 229.