Anda di halaman 1dari 12

PAKET ACARA PENYULUHAN

PNEUMONIA
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS
RSU Dr.SAIFUL ANWAR
MALANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
PAKET ACARA PENYULUHAN
PNEUMONIA
di RUANG 23 UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh:
PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO


STIKES PAMENANG
STIKES MAHARANI
STIKES UMM

Mengetahui,

LEMBAR KONSULTASI
Judul : SATUAN ACARA PENYULUHAN PNEUMONIA
Hari/Tanggal

Mater yang

Perbaikan

Keterangan

dikonsulkan

PAKET ACARA PENYULUHAN


Judul

: Pneumonia

Sasaran

: Keluarga dan Pasien

Tempat

: Ruang 23 Umum RSSA Malang

Hari/Tanggal

: Jumat, 18 November 2016

Alokasi Waktu

: 30 menit

Media/Sarana

: Power Point , Leaflet

Metode

: Ceramah dan Tanya Jawab

A. Latar Belakang
Di tengah munculnya new-emerging disease, penyakit infeksi masih tetap
menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penyakit infeksi masih
menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya pada anak-anak,
dimana insiden penyakit infeksi meningkat pada usia 1-5 tahun. Di Indonesia
sendiri, berdasarkan data pada tahun 2005, 28% kematian anak masih
disebabkan oleh infeksi yakni infeksi saluran pernapasan.
Salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada bayi dan balita adalah
pneumonia.

Pneumonia

merupakan

salah

satu

penyakit

infeksi

saluran

pernapasan yang mengenai jaringan paru-paru. Insiden pneumonia masih cukup


tinggi di beberapa negara. Di Eropa dan Amerika Utara, insidennya mencapai 30
sampai 40 kasus per 1000 anak pada umur kurang dari 5 tahun, 16-20 kasus per
1000 anak pada umur 5-9 tahun. Dan 6-12 kasus per 1000 anak pada umur 9
tahun dan remaja.
Di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2007,
Pneumonia merukapan penyebab kematian kedua pada balita setelag diare. Di
RSU Dr Soetomo Surabaya, jumlah kasus pneumonia meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2005, anak yang dirawat dengan pneumonia yang berumur
kurang dari 5 tahun sebanyak 547 kasus denganjumlah terbanyak pada umur 1-12
bulan.
Target Millineum Development Goal (MDG) 4 adalah menurunkan angka
kematian pada balita pada tahun 2015. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menurubnkan angka kematian akibat pneumonia sebagai
penyebab kematian kedua pada balita. Agar targer ini tercapai diperlukan upaya
pengendalian pneumonia pada balita yanng komprehensif, inovatif dan terpadu
dengan melibatkan semua sektor terkait. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan memberikan penyuluhan sebagai upaya memberikan informasi
4

mengenai penyakit, penatalaksanaan serta upaya pencegahan yang dapat


dilakukan.
Banyak orang awam yang belum menyadari bahwa pneumonia merupakan
masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu kami mengangkat topik ini
sebagai bahan untuk penyuluhan di ruang 23 umum RS Saiful Anwar ini supaya
dapat menambah informasi dan meningkatkan kewaspadaan pembaca mengenai
pneumonia terutama pada pasien dan keluarga dengan pneumonia di RS Saiful
Anwar.
B. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mengetahui dan
memahami tentang pneumonia
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat :
1.

Memahami

pengertian

dari

penyakit

Memahami

penyebab

dari

penyakit

pneumonia
2.
pneumonia
3.

Memahami tanda dan gejala pneumonia

4.

Memahami faktor resiko pneumonia

5.

Memahami

pencegahan

pada

penyakit

Memahami

pengobatan

pada

penyakit

pneumonia
6.
pneumonia

1. Kegiatan Penyuluhan
Tahap

Waktu

Kegiatan Perawat

Kegiatan Klien

Metode

Media

Pendahulua

1.Memberi salam
2.Memperkenalkan diri
menit
3.Menjelaskan tujuan

1.Menjawab salam
2.Mendengarkan
penyuluhan

dan pokok materi yang akan


disampaikan
4.Menggali pengetahuan
Penyajian

15
menit

Penutup

10

keluarga

pasien tentang pneumonia


Menjelaskan materi:

dan

peserta tentang materi yang telah


disampaikan
2.Menyimpulkan hasil penyuluhan
3.Mengucapkan terimakasih atas
peran serta peserta yang telah
berpartisipasi
4.Menutup acara dan mengucapkan

dan
Jawab

pertanyaan
7.Mendengarkan

pertanyaan
2.Menjawab

Ceramah
dan
Tanya
Jawab
Tanya
Jawab

pertanyaan
yang diberikan
oleh penyuluh
3.Membalas salam

salam
2. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Pengorganisasian penyelenggaraan pneumonia dilaksanakan di ruang
-

tunggu pasien dan keluarga pada ruang pneumonia RSSA malang


Pelaksanaan penyuluhan pneumonia sudah dikonsulkan dengan

pembimbing
Peserta hadir

pneumonia
Peserta mengisi lembar absensi

tepat

waktu

ditempat

pelaksanaan

penyuluhan

2. Evaluasi Proses
- Penyuluhan pneumonia telah dipersiapkan sebelum acara dimulai
- Peserta aktif bertanya dan penyaji menjawab pertanyaan dengan
-

Tanya

memperhatikan
3.Menjawab

1. Pengertian pneumonia
dan
2. Penyebab pneumonia
memperhatikan
3. Tanda dan Gejala pneumonia
4. Faktor Resiko pneumonia
5. Pencegahan pada pneumonia
6. Perawatan pada pneumonia
1.Memberikan pertanyaan kepada 1.Mengajukan

menit

Ceramah

benar
Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang
tidak jelas

3. Evaluasi Hasil
Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif
berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi

PPT

dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian


hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:
Pre

: 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

pendapat mengenai leukemia sesuai dengan kemampuan masing-masing


peserta
Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan
jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat
3. Media
- Power point
- Leaflet

4. Materi
A. Pengertian
Pneumonia yaitu peradangan akut parenkim paru yang berasal dari suatu
infeksi (Price dan Wilson, 2005). Penyakit ini menyebabkan alveoli menjadi radang
dengan penimbunan cairan sehingga mengganggu pertukaran udara. Corwin
(2009) juga menyebutkan bahwa pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan
paru oleh mikroorganisme, merupakan infeksi saluran napas bagian bawah.
Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang
biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, jamur atau parasit, dan kimia
atau bahkan cedera fisik ke paru-paru. Terjadinya pneumonia pada anak seringkali
bersamaan

dengan

proses

infeksi

akut

pada

bronkus

(biasa

disebut

bronchopneumonia) (News Medical, 2012).


B. Penyebab
a)

Bakteri: Pneumokokus merupakan penyebab utama

pneumonia, dimana pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus

dimana pada anak-anak dan bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza,


b)

Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.


Virus: Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza,

c)
d)
e)

Virus respiratori sinsisial.


Jamur: Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
Protozoa: Pneumokistis karinii.
Bahan kimia:
1) Aspirasi makanan/susu/isi lambung
2) Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).

C. Tanda dan Gejala


a) Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan
cepat (39,5 C sampai 40,5 C).
b) Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk.
c) Takipnea (25 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur,
pernafasan cuping hidung,
d) Nadi cepat dan bersambung
e) Bibir dan kuku sianosis
f)

Sesak nafas

D. Faktor Resiko
a) Umur dibawah 2 bulan
b) Gizi kurang
c) Berat badan lahir rendah
d) Daya pikir tentang kesehatan yang rendah
e) Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah
f) Kepadatan tempat tinggal
g) Imunisasi yang tidak memadai
h) Menderita penyakit kronis
E. Pencegahan
a) Menghindarkan bayi/anak dari paparan asap rokok, polusi udara dan
tempat keramaian yang berpotensi penularan.
b) Menghindarkan bayi/anak dari kontak dengan penderita ISPA.
c) Membiasakan memberikan ASI.
d) Segera berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batuk, pilek
terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas dan adanya retraksi.
e) Periksakan kembali jika dalam dua hari belum menampakkan perbaikan
dan segera ke rumah sakit jika kondisi anak memburuk.
f)

Pemberian vaksinasi

g) Vaksin Pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus


pneumonia)
1) Vaksin Flu
2) Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophillus
influenzae type b)
F. Penatalaksanaan
Adapun penanganan pada pasien pneumonia meliputi:
Pemberian antibiotik per-oral/melalui infus.
Pemberian oksigen tambahan
Pemberian cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Antibiotik sesuai dengan program
Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
Cairan, kalori dan elektrolit glukosa 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 ditambah
larutan KCl 10 mEq/500 ml cairan infuse.
Obat-obatan :
- Antibiotika berdasarkan etiologi.
- Kortikosteroid bila banyak lender.
Therapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X
500 mg sehari atau Tetrasiklin 3-4 hari mg sehari. Obat-obatan ini
meringankan dan mempercepat penyembuhan terutama pada kasus yang
berat. Obat-obat penghambat sintesis SNA (Sintosin Antapinosin dan
Indoksi Urudin) dan interperon inducer seperti polinosimle, poliudikocid
pengobatan simptomatik seperti :
1) Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat di
rumah.
2) Simptomatik terhadap batuk.
3) Batuk yang produktif jangan di tekan dengan antitusif
4) Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris,
diberikan broncodilator.
5) Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus
berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai
dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit.
Nutrisi Pada Pneumonia
Pasien yang mengalami pneumonia maka diperlukan asupan nutrisi
yang adekuat. Yang dimaksud dengan asupan makanan adekuat adalah
makanan gizi masing-masing pasien disesuaikan dengan kebutuhannya
dan dapat berbeda-beda. Sedangkan penatalaksanaan asuhan gizi
meliputi berbagai aspek dan aspek tesebut adalah diet yang harus dijalani
yaitu diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP).

Tujuan diet yang dilakukan pasien pneumonia adalah untuk


memberikan makanan yang memenuhi gizi seimbang. Selain itu, diet juga
berfungsi meningkatkan berat badan sehingga status gizi pasien
meningkat menjadi status gizi baik, dan meningkatkan intake makan serta
meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan kata lain penerapan diet pasien
pneumonia memegang peranan penting dalam mendukung proses
penyembuhannya.
Terapi diet pada pasien pneumonia yang harus dijalani adalah
pemenuhan energy yang diberikan sesuai dengan kebutuhan 100
mg/kkBBI. Selain itu, ditambah dengan faktor stress 20%. Kemudian
syarat lain adalah pemenuhan kebutuhan protein sebesar 15% dari
kebutuhan energy total. Sedangkan untuk kebutuhan lemak pasien
pneumonia diberikan cukup yaitu sekitar 20% dari kebutuhan energy total.
Kebutuhan karbohidrat 65% dari kebutuhan energy total. Di samping
pemenuhan kebutuhan nutrisi pokok seperti energy, protein, lemak dan
karbohidrat, pasien pneumonia juga harus memenuhi kebutuhan vitamin
serta mineral.
Protein diperlukan untuk membantu tubuh dalam menyembuhkan
dan tumbuh kuat. Pneumonia menyebabkan kerusakan jaringan, protein
akan membantu tubuh dalam membangun kembali jaringan baru dan
menyediakan energi. Makanan kaya protein harus menjadi bagian integral
dari diet pneumonia. Pilih dari susu, daging, unggas, ayam, ikan, produk
kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian (American Dietetic Association,
2007).
Lemak, pemberian omega 3 dengan bentuk diet tinggi minyak ikan,
dan atioksidan dapat menurunkan inflamasi saluran pernapasan.
Tambahan omega 3 pada minyak ikan dengan asam linoleat dapat
menjadi modulator respon imun dan menurunkan reaksi berlebihan otot
pulmoner terrhadap rangsangan stimulasi.
Beberapa vitamin yang perlu dikonsumsi dalam jumlah cukup untuk
pasien pneumonia meliputi vitamin C, B, A, serta E. Masing-masing
vitamin tersebut memiliki fungsi vital dalam membantu penyembuhan
pneumonia. Tidak kalah penting juga pada pasien pneumonia adalah
memenuhi kebutuhan mineralnya. Dari sekian macam jenis mineral yang
banyak dibutuhkan tubuh, beberapa jenis mineral yang perlu dikonsumsi

10

lebih banyak oleh pasien pneumonia adalah mineral seng dan mineral
magnesium.
Pada dasarnya, semua kebutuhan makanan untuk membantu
proses penyembuhan pneumonia dapat diperoleh dari bahan makanan
segar seperti sayuran dan buah-buahan, terutama untuk pemenuhan
kebutuhan vitamin dan mineral.

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Dochterman, Joanne McCloskey. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC)
Fourth Edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
DEPKES RI. Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat
Promosi Kesehatan Jakarta, 2007.
Juwono, T.A. Faktor-faktor Lingkungan Fisik Rumah yang Berhubungan dengan
Kejadian Pneumonia pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Kawunganten Kabupaten Cilacap. 2008.
Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. St.
Louis, Missouri: Mosby Elsevier
Nanda 2012-2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. 6 Vol
2. EGC. Jakarta.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 1. Jakarta: EGC
Widyaningtyas R. Analisis Faktor Risiko Kondisi Lingkungan Fisik Rumah dengan
Kejadian Pneumonia pada Balita di Kabupaten Kebumen Tahun 2008,
Semarang, 2008.

11

12

Anda mungkin juga menyukai