Abstrak
Pengolahan citra memiliki beberapa tujuan yang berbeda. Umumnya banyak dilakukan
untuk memperbaiki citra sesuai keinginan pengguna dan digunakan untuk mendapatkan
informasi baru dari citra hasil. Contrast Stretching adalah salah satu metode perbaikan
kontras citra. Citra hasil pengolahan diharapkan memiliki nilai kontras lebih tinggi
sehingga dapat menghasilkan informasi baru.
Prosesnya adalah menentukan nilai inputan untuk diimplementasikan pada setiap nilai pixel
dalam citra awal. Dari proses tersebut diharapkan menghasilkan citra baru yang lebih baik.
Untuk mengetahui perbedaan dari citra awal dan citra hasil, dapat dilihat pada histogram
maupun nilai pixel.
Perangkat lunak ini bisa menghasilkan citra hasil dengan kualitas kontras yang lebih tinggi
dan informasi baru. 45 % citra dari jumlah keseluruhan citra yang diuji dapat diolah
dengan hasil maksimal menggunakan menu auto level.
1. Pendahuluan
Informasi terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan
kemudahan, kecepatan dan ketepatan dalam memperoleh informasi. Pada saat ini kemajuan
teknologi juga berpengaruh terhadap perkembangan informasi. Citra digital merupakan salah
satu informasi yang sekarang banyak digunakan dan dikembangkan.
Informasi dalam bentuk citra digital dipilih masyarakat sebagai alat untuk menyebarkan dan
mendapat informasi karena dianggap dapat menggambarkan keadaan dari informasi yang
dibutuhkan. Sehingga manusia bisa mendapatkan gambaran dari informasi yang dibutuhkan
dengan lebih jelas.
Penginderaan jauh merupakan salah satu perkembangan teknologi dalam bidang geografi
yang berhubungan dengan citra digital sebagai bentuk informasi. Dalam prosesnya
penginderaan jauh dilakukan pada waktu dan cuaca yang berbeda. Hal ini mempengaruhi
citra hasil penginderaan jauh karena intensitas cahaya pada pagi atau sore hari tentu berbeda
dengan siang hari. intensitas cahaya dapat mempengaruhi kontras citra sehingga diperlukan
pengolahan citra untuk memperbaikinya.
Pengolahan citra adalah cara untuk memperbaiki citra awal menjadi citra baru yang berbeda.
Sebuah citra awal perlu untuk diperbaiki karena beberapa kemungkinan. Nilai kontras yang
29
kurang merupakan salah satu alasan perlunya pengolahan citra. Citra baru yang dihasilkan
dari pengolahan citra diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik dari citra awal.
Metode pengolahan citra digital selama ini sudah banyak dikembangkan dengan berbagi
cara, Metode contrast stretching ini adalah salah satunya. Gambaran umum dari metode ini
adalah mengolah nilai kontras dan nilai spasial dari citra awal. Terdapat empat tahapan
utama yang akan dilakukan untuk medapatkan sebuah citra baru sampai dengan proses
penampilan statistik citra, yaitu proses menampilkan citra awal pada window, perbaikan
kontras citra, menampilkan histogram citra dan menampilkan statistik citra.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Citra Digital
Citra digital merupakan representatif dari citra yang diambil oleh mesin dengan bentuk
pendekatan berdasarkan sampling dan kuantisasi. Sampling menyatakan besarnya kotakkotak yang disusun dalam baris dan kolom atau dengan kata lain sampling pada citra
menyatakan besar kecilnya ukuran pixel (titik) pada citra, dan kuantisasi menyatakan
besarnya nilai tingkat kecerahan yang dinyatakan dalam nilai tingkat keabuan (gray scale)
sesuai dengan jumlah bit biner yang digunakan oleh mesin dengan kata lain kuantisasi pada
citra menyatakan jumlah warna yang ada pada citra.
2.1.1 Pixel
Satuan atau bagian terkecil dari suatu citra disebut piksel (pixel atau picture element) yang
berarti elemen citra. Umumnya citra dibentuk dari kotak-kotak persegi empat yang teratur
sehingga jarak horizontal dan vertikal antar piksel adalah sama pada seluruh bagian citra.
Dalam komputer, setiap piksel diwakili oleh dua buah bilangan bulat (integer) untuk
menunjukkan lokasinya dalam bidang citra dan sebuah nilai dalam bilangan bulat (integer)
untuk menunjukkan cahaya atau keadaan terang-gelap piksel tersebut. Untuk menunjukkan
lokasi suatu piksel, koordinat (0,0) digunakan untuk posisi kiri atas dalam bidang citra, dan
koordinat (m-1, n-1) digunakan untuk posisi kanan bawah dalam citra berukuran mxn piksel.
Untuk menunjukkan tingkat pencahayaan suatu piksel, seringkali digunakan bilangan bulat
yang besarnya 8-bit, dengan lebar selang nilai 0-255, dimana 0 untuk warna hitam, 255 untuk
warna putih dan tingkat abu-abu berada di antara nilai-nilai 0 dan 255.
30
RLE. Format file ini mampu menyimpan gambar dalam mode warna RGB,
Grayscale, Indexed Color, dan Bitmap.
b.
c.
Citra Digital
Pengolahan Citra
Informasi Dalam
Bentuk Citra
31
Citra didefinisikan sebagai fungsi intensitas cahaya dua-dimensi f(x,y) dimana x dan y
menunjukkan koordinat spasial, dan nilai f pada suatu titik (x,y) sebanding dengan brightness
(gray level) dari citra di titik tersebut. Citra digital adalah citra dengan f(x,y) yang nilainya
di-digitalisasi-kan (dibuat diskrit) baik dalam koordinat spasialnya maupun dalam gray
levelnya. Digitalisasi dari koordinat spasial citra disebut dengan image sampling, sedangkan
digitalisasi dari gray level citra disebut dengan gray-level quantization. Citra digital dapat
dibayangkan sebagai suatu matriks dimana baris dan kolomnya menunjukkan suatu titik di
dalam citra, dan nilai elemen matriks tersebut menunjukkan gray level di titik tersebut.
Elemen-elemen dari citra digital tersebut biasanya disebut dengan pixel, yang merupakan
singkatan dari picture elements.
2.3 Grayscale
Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah citra
berwarna menjadi citra gray-scale, hal ini digunakan untuk menyederhanakan model citra.
Seperti telah dijelaskan di depan, citra berwarna terdiri dari 3 layer matrik yaitu R-layer, Glayer dan B-layer. Sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap diperhatikan
tiga layer di atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga layer, berarti
dilakukan tiga perhitungan yang sama. Sehingga konsep itu diubah dengan mengubah 3 layer
di atas menjadi 1 layer matrik gray-scale dan hasilnya adalah citra gray-scale. Dalam citra ini
tidak ada lagi warna, yang ada adalah derajat keabuan.
32
Tanda anak panah menyatakan arah informasi aliran isyarat atau unilateral. Sebagai contoh
sederhana diperlihatkan sbb:
input
Element
Pengendali
d/dt
output
Y= dx/dt
3. Metode Penelitian
3.1 Perancangan dan Pembuatan Program
33
Original Image
Grayscale Image
Histogram Determination
Pixel Value
New Image
Original
Image
Citra Warna
Y
T
Konversi
Y
Contrast Stretching
Citra Hasil
Save
End
34
RGB ke
Grayscale
(a)
(b)
Gambar 6. (a) Contoh tampilan histogram citra berkontras rendah
(b) Contoh tampilan histogram citra berkontras tinggi
Histogram tersebut diperoleh dengan cara menyiapkan array bernama untuk menampung
jumlah pixel dari masing-masing gray level. Dari histogram ini akan tampak perbedaan
antara citra awal dan citra setelah diproses. Setelah itu program akan menampilkan nilai
pixel dari citra awal dan citra setelah diproses.
35
36
4.3 Analisa
Tabel 1. Hasil uji coba menggunakan auto level
NILAI
PIXEL
CITRA
AWAL
MI
MAX
N
NILAI
PIXEL
CITRA
HASIL
MI
MAX
N
NO
GAMBAR
KETERANGAN
255
255
BERUBAH
255
255
BERUBAH
255
255
BERUBAH
146
79
255
TIDAK BERUBAH
151
95
255
TIDAK BERUBAH
109
11
255
TIDAK BERUBAH
253
255
TIDAK BERUBAH
255
255
BERUBAH
255
255
BERUBAH
10
255
255
BERUBAH
11
255
255
BERUBAH
12
255
70
255
TIDAK BERUBAH
13
252
255
BERUBAH
14
255
255
BERUBAH
15
254
255
TIDAK BERUBAH
37
16
253
255
BERUBAH
17
255
12
255
TIDAK BERUBAH
18
255
255
BERUBAH
19
255
41
255
TIDAK BERUBAH
20
255
255
TIDAK BERUBAH
21
255
255
TIDAK BERUBAH
22
255
59
255
TIDAK BERUBAH
23
228
50
255
TIDAK BERUBAH
24
255
255
BERUBAH
25
135
255
BERUBAH
26
255
255
BERUBAH
27
255
255
BERUBAH
28
255
255
BERUBAH
29
146
78
255
TIDAK BERUBAH
30
151
95
255
TIDAK BERUBAH
31
109
11
255
TIDAK BERUBAH
Dari uji coba yang dilakukan dan data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa untuk citra tertentu yang memiliki nilai pixel maksimal 255 dan nilai pixel minimal 0,
proses perbaikan kontras dengan menggunakan metode contrast stretching ini tidak banyak
berpengaruh pada 55 % jumlah citra yang diolah jika dilakukan dengan munggunakan menu
auto level. Hasil gambar tidak selalu tampak lebih baik dilihat dari kualitas warna. Citra yang
memiliki nilai pixel maksimal 255 dan nilai pixel minimal 0 ini bisa terjadi karena beberapa
faktor, antara lain : intensitas cahaya tidak rata, kemampuan kamera, dan karena perbedaan
komposisi warna objek yang ditangkap oleh kamera.
Dari uji coba pengolahan citra menggunakan metode contrast stretching diperoleh data nilai
pixel tidak banyak berbeda antara file citra berekstensi JPEG, BMP dan GIF. Dari visualisasi
citra hasil yang diolah dengan nilai inputan yang sama antara citra yang berekstensi JPEG
dan BMP tidak tampak banyak perbedaan, sedangkan citra yang berekstensi GIF tampak
sedikit berbeda jika diperhatikan lebih cermat, citra hasil berekstensi GIF hasil warnanya
kurang halus.
Dari uji coba menggunakan citra yang memiliki karakteristik terang, nilai inputan yang
disarankan adalah R1>R2 dan S1>S2 dengan selisih nilai inputan antara R1 dan R2 minimal
150 dan selisih maksimal 200. Sedangkan untuk citra yang berkarakteristik gelap inputan
yang disarankan adalah R1<R2 dan S1<S2.
38
5. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan percobaan maka dapat diambil beberapa garis besar sebagai
berikut:
1.
2.
3.
Daftar Pustaka
Noviyanto,
Ary.
Contrast
Stretching.
2009.
http://www.yovian.
web.ugm.ac.id/system/application/downloads/cs_pub.pdf. diakses tanggal 28
Oktober 2010.
Nugroho, Setyo. Implementasi Metode Contrast Stretching untuk memperbaiki kontras
citra. 2005. http://www.scribd.com/doc/4854230/Implementasi-Metode-ContrastStretching-untuk-Memperbaiki-Kontras-Citra-Setyo-Nugroho. diakses 28 Oktober
2010.
Pratama,
Tanto.
Dasar-Dasar
Diagram
Blok.
2005.
202.91.15.14/upload/files/8624_DASARDIAGRAN_BLOK.doc. diakses tanggal 25
Juli 2011.
Riyanto Sigit, St, Drs. Achmad Basuki, M.Kom., Nana Ramadijanti, S.Kom., M.Kom., Dr Ir.
Dadet Pramadihanto, M.Eng. 2005. Praktikum Pengolahan Citra. Surabaya:
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Satrityanto, Edi. 2008. Pelatihan Image Processing. Surabaya: Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
39
40