Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa setelah melahirkan atau masa postpartum merupakan tantangan bagi banyak ibu
yang baru melahirkan. Pemulihan dari proses melahirkan, belajar menjadi orangtua, dan
mengurus diri sendiri membutuhkan banyak energi. Asuhan masa nifas diperlukan karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama salah satu masalah pada nifas adalah mastitis atau abses payudara.
Menderita abses payudara pada masa postpartum dapat membuat proses ini menjadi lebih
sulit. Abses payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk
ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Sehingga hal ini sangat tidak nyaman bagi ibu dan bayi yang harus disusui dan pemenuhan
akan kebutuhan bayi pun terhambat. Untuk itu perlu diketahui tentang infeksi atau abses
payudara.
2. Tujuan
1. Untuk membahas tentang abses payudara
2. Menjelaskan bagaimana pengobatannya
3. Untuk menjaga kesehatan pada ibu pada saat nifas.
4. Untuk mendeteksi masalah, mengobati, atau rujuk bila terjadi komplikasi.
5. Memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan diri dan juga melakukan
perawatan pada ibu yng menderita abses payudara.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Abses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan payudara kronik.
Peradangan payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,
perembesan sekresi melalui fisura di puting, dan dermatitis yang mengenai puting. Bakteri
yang sering menyebabkan terjadinya mastitis ini adalah Stafilokokus aureus atau streptokok.
Mastitis sering terjadi pada pascapartum selama awal laktasi jika organisme berhasil masuk
dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting.
Pada kasus ini biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri,
kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai
dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik,
menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi
jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
2. Penyebab
a. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan
menyebabkan mastitis dan abses jika tidak segera ditangani.
b. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk
menyebabkan infeksi payudara ini
c. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
d. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis dan
abses
Infeksi payudara juga disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang
normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke
dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis dan abses biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi
dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami
mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Pada wanita pasca menopause,
infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang
terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan
penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini
menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
4. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Jika tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.
Untuk memastikan diagnosisnya perlu dilakukan aspairasi nanahmya
Differensial diagnosisnya galactoele, fibroadenoma dan carcinoma
5. Pencegahan
a. Perawatan puting susu atau perawatan payudara
b. Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
c. Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak
dan susu yang sudah kering
d. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
e. Menggunakan BH yang menyokong payudara
f. Apabila puting susu lecet dioleskan kolestrum atau ASI yang keluar daripada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui.
g. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
h. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
i. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara
dengan cara memompanya
j. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada
puting susu
k. Minum banyak cairan
l. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
6. Pengobatan
a. Segera setelah mastitis ditemukan berikan ASI sesering mungkin tanpa jadwal
b. Karena penyebab utama adalah sthaphylo coccus aureus, maka dapat diberikan
antibiotika jenis penicillin
c. Kompres dingin
d. Berikan kloksalisin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
e. Berikan paracetamol 500 mg 3 x sehari
f. Sangga payudara
g. Lakukan perawatan payudara post natal breast care
h. Namun jika sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi
dan jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik
untuk menyingkirkan keganasan.
i. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
BAB III
KASUS
4
Tanggal Masuk
: 06-o4-2011
Pukul
: 16.00 Wib
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Istri
: Ny.E
Nama Suami
: Tn. R
Umur
: 26 tahun
Umur
: 29 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Indonesia/minang
Suku
: Indonesia/Jawa
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Rumah tangga
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Naras II Pariaman
Alamat
: Naras II Pariaman
Alamat
No.Telp
B. ANAMNESA
1. Alasan berkunjung
: perawatan nifas
2. Keluhan utama
: ibu mengeluh 3 hari yang lalu badannya panas,bengkak dan
nyeri pada payudara dan mengeluarkan Asi sedikit
3. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
N
O
Th
lahi
r
Usia
Tempa
kehamila t
n
bersali
n
penolon
g
Ini
Cukup
bulan
bidan
RB
komplika
si
bayi
ibu
J.
K
Bb/p
b
keadaa
n
involu
si
Td Tdk pr
k
ada
ada
32/4
8
normal
normal rubra
bay
i
nifas
loche
a
ASI
kuran
g
Waktu persalinan
Tempat melahirkan
Ditolong oleh
Jenis persalinan
Lama persalinan
Kala I
Kala II
Kala III
f. Ketuban
Warna
Jumlah
Bau
: jernih
: <500 cc
: amis
g. Bayi
Jenis kelamin
A/S
BB
PB
Masa gestasi
Kelainan
: perempuan
: 8/9
: 3200 gr
: 48 cm
: aterm
: tidak ada
h. Plasenta
Ukuran
: lengkap,50 gr,50 cm
7
Kotiledon : 20
Kelainan : tidak ada
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
: >20 cc
: >25 cc
: >110 cc
: >15cc
j. Komplikasi perslinan
: tidak ada
k. Perineum
Luka
: laserasi derajat 1 yaitu laserasi pada mukosa vagina dan perineum
Anastesi : tidak ada
5. Riwayat kontrasepsi
a) Jenis kontrasepsi
b) Lama pemakaian
c) Keluhan
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
6. Riwayat kesehatan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Jantung
Ginjal
DM
Hipertensi
Hepatitis
Dll
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
7. Status perkawinan
a) Usia nikah pertama kali
b) Status perkawinan
c) Pernikahan ke
: 24 tahun
: sah
: pertama
8. Pola nutrisi
a) Makan dan minum terakhir : ada tanggal 6 april 2011,jam 13.00 WIB
b) Jenis
:1 piring nasi porsi sedang + 1 potong sedang ikan + 1
mangkok sedang sayur + 2 gelas air putih
c) Masalah
: tidak ada
9. Pola eliminasi
BAK
Frekuensi
Warna
: 6-8 kali/hari
: kuning jernih
8
Keluhan
: tidak ada
BAB
Frekuensi
Warna
Konsistensi
Keluhan
: 1-2 kali/hari
: kecoklatan
: lembek
: tidak ada
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Ganti pembalut
Ganti pakaian
Perawatan payudara
: 2 kali/hari
: 3 kali/hari
: 1 kali/2 hari
: 3 kali/hari
: 2 kali/hari
: ada/setiap mandi
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
13.Keadaan psikologis
: ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya tapi ibu
sudah 3 hari selalu gelisah karena payudaranya terasa nyeri
14. Keadaan social
a) Hub ibu dengan suami
b) Hub ibu dengan keluarga
c) Hub ibu dengan tetangga
: baik
: baik
: baik
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a) Kesadaran
b) BB sebelum hamil
: CMC
: 52 kg
9
c) BB sekarang
d) TB
e) LILA
: 55 kg
: 162 cm
: 24 cm
2. Tanda vital
a)
b)
c)
d)
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
: 100/80 mmHg
: 86x/i
: 22x/i
: 39 derajat celcius
3. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi,palpasi
Kepala
Rambut
: hitam,bersih,tidak rontok,dan tidak berketombe
Mata
: conjungtiva pucat,sclera tidak ikterik
Muka
: tidak ada oedema,tidak ada cloesma gravid
Mulut
: tidak ada stomatitis,lidah bersih
Gigi
: tidak ada caries
Leher
: tidak ada pembesaran thyroid dan limfe
Dada
Mamae
: membesar,jika ditekan nyeri,warna kemerahan dengan abses,putting
menonjol,pengeluaran ASI sedikit
Benjolan
: ada
Kelenjar Montgomery
: menonjol
Pengeluaran
: sedikit
Rasa nyeri/masalah
: nyeri tekan
Punggung dan pinggang
: normal
Abdomen
: tidak ada bekas operasi pada dinding uterus
Ekstermitas atas
: pergerakan normal
Ekstremitas bawah
: pergerakan normal
Genetalia
Lochea
: rubra
Perineum
: laserasi 1 derajat pada mukosa vagina dan perineum
Palpasi
:TFU pertengahan pusat sympisis,kontraksi uterus baik
Perkusi
: reflek patella kanan dan kiri (+)
Pemeriksaan labor
: belum dilakukan
10