Dasar Teori Etprof Atm
Dasar Teori Etprof Atm
ATM adalah singkatan dari kepanjangan Anjungan Tunai Mandiri. Dalam bahasa
Inggris, ATM berasal dari singkatan Automated Teller Machine. ATM merupakan
pelayanan pembayaran kepada nasabah dengan menggunakan alat/perangkat
mesin dan pengoperasiannya dikendalikan secara otomatis melalui komputer. Untuk
dapat menggunakan fasilitas ATM diperlukan kartu ATM yang terbuat dari plastik
dan kode PIN (Personal Information Number) yang berasosiasi dengan kartu
tersebut. PIN terdiri dari angka-angka yang harus dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik kartu. Kartu ATM yang dikeluarkan bank ini, berisikan uang atau rekening
tabungan yang dimiliki penabung di bank tersebut.
Fungsi kartu ATM adalah sebagai alat/kartu yang dipergunakan di mesin ATM untuk
bisa mengontrol, mengecek, mentransfer, membayar tagihan, mengambil uang dan
berbagai kegunaan lainnya.
ATM ATM duplikat. Sedangkan cara yang ke dua yaitu skimmer yang dipasang di
mesin ATM sudah dihubungkan dengan alat komunikasi, sehingga pelaku bisa
mendapatkan data data secara langsung ketika skimmer tersebut berhasil merekam
data dari ATM korban melalui komputer dari jarak jauh.
Proses pembuatan ATM duplikat juga bukan merupakan hal yang sulit, hanya
dengan sebuah alat magnetic data writer, kartu ATM kosong, sebuah komputer dan
tentu saja data data ATM yang sudah berhasil direkam melalui skimmer , maka ATM
ATM palsu dengan mudah bisa langsung dibuat.
Tetapi dengan ATM duplikat tersebut saja, proses pembobolan ATM belum bisa
dilakukan, ada satu hal lagi yang biasanya juga dicuri datanya oleh pelaku
kejahatan skimming tersebut, yaitu nomor PIN korban yang akan digunakan untuk
menerobos gerbang keamanan sistem informasi sebuah bank.
Berikut ini bermacam macam modus pencurian PIN ATM untuk melengkapi modus
kejahatan skimming.
Yang Pertama, proses pencurian PIN menggunakan keypad palsu. Pelaku kejahatan
menempelkan keypad palsu diatas keypad asli yang ada di mesin ATM. Keypad
palsu dirancang khusus, karena ukuran bentuk warna serta yang lain dibuat semirip
mungkin dengan keypad aslinya, jadi sepintas tidak ada yang janggal dengan
keypad tersebut. Rancangan khusus yang lain dari keypad tersebut adalah ketika
ditekan akan merekam nomor PIN tersebut dan tekanannya tersebut membuat
keypad aslinya juga ikut tertekan, sehingga membuat korban tidak merasakan ada
yang bermasalah dengan mesin ATM tersebut. Padahal ketika menekan atau
memasukkan PIN, pada saat yang bersamaan kode rahasia yang seharusnya tidak
diketahui oleh orang lain sudah direkam.
Modus kedua yang dilakukan para pelaku kejahatan skimming adalah dengan
memasang kamera pengintai yang bisa memata-matai dan merekam tomboltombol mana saja yang ditekan pada keypad mesin ATM. Benda benda aneh
tersebut biasanya digunakan untuk menyelipkan kamera pengintai.
Kamera pengintai bisa dipasang dimana saja di dekat ATM atau bahkan disatukan
dengan mesin ATM. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengelabuhi para korban,
karena biasanya alat yang mereka pasang dibuat sedemikian rapih dan disamarkan
dengan warna serta bahan bahan yang mirip mesin ATM itu sendiri. Jadi sekilas
tidak ada barang barang yang mencurigakan yang ada di ATM tersebut.
3. Melalui alat skimmer para pelaku menduplikasi data magnetic stripe pada kartu
ATM lalu mengkloningnya ke dalam kartu ATM kosong. Proses ini bisa dilakukan
dengan cara manual, di mana pelaku kembali ke ATM dan mengambil chip data
yang sudah disiapkan sebelumnya. Atau bila pelaku sudah menggunakan alat
skimmer yang lebih canggih, data-data yang telah dikumpulkan dapat diakses dari
mana pun. Umumnya data dikirimkan via SMS.
UU ITE
Tindakan ATM Skimmer dapat dikenakan pasal dalam UU ITE. Pasal yang dapat
diterapkan adalah Pasal 30 - 33 dengan tetap mengikutsertakan Pasal 36 UU ITE
sedangkan perlindungan hukum yang dilakukan oleh Negara adalah dengan
mengklasifikasikan tindakan ATM Skimmer menjadi suatu tindak pidana.
Berikut adalah bunyi dari pasal 30-33 dan 36:
Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa
pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau
penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang
ditransmisikan.
3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi
yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian,
kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan
undang-undang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 32
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara
apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak,
menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara
apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.
(3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang. mengakibatkan
terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang bersifat
rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak
sebagaimana mestinya.
Pasal 33
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Pasal 36
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang
mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
Dapus:
http://www.pengertianahli.com/2015/02/atm-pengertian-dan-kepanjangan-atm.html
http://www.postel.go.id/info_view_c_26_p_1066.htm
http://kejahatanduniamaya.blogdetik.com/2014/06/07/bagaimana-sebetulnya-carakerja-skimmer
http://kejahatanduniamaya.blogdetik.com/2014/06/08/awas-pin-anda-ada-yangmengintai
http://tekno.liputan6.com/read/2049670/begini-cara-kerja-iskimmingi-kartuatm#sthash.CzMfcV0C.dpuf
UU ITE