ALHAMDULILLAH
ALHAMDULILLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
REFERAT I
SEPTEMBER 2016
THORAKOTOMI
Disusun oleh:
Sekar Indah Setyarini
2010-83-044
Pembimbing:
Dr. Achmad Tuahuns, SpB
A. PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Thorakotomi adalah suatu prosedur pembedahan dimana dilakukannya
insisi pada dinding dada. Agar seorang dokter mendapatkan akses ke rongga
dada (thoraks) dapat dilakukan dengan pemotongan melalui dinding dada.
Prosedur
thorakotomi
memungkinkan
untuk
dokter
untuk
dapat
jantung esofagus, diafragma, dan bagian dari aorta yang melewati rongga
thoraks, pemotongan tulang rusuk/costae; dan pemeriksaan, pengobatan, atau
pemotongan dari organ dalam rongga thoraks yang mengalami kelainan.1,2
Proses resusitasi atau thorakotomi darurat dapat dilakukan untuk
menyadarkan pasien yang hampir mati sebagai akibat dari cedera pada dinding
thoraks yang dialaminya. Sebuah thorakotomi darurat menyediakan akses ke
rongga dada untuk mengontrol cedera terkait perdarahan dari hati, kompresi
jantung untuk mengembalikan irama jantung yang abnormal, atau untuk
mengurangi tekanan pada jantung yang disebabkan oleh tamponade jantung
(akumulasi darah di rongga pericardium).2
Sayatan Thorakotomi dapat dilakukan di samping, di bawah lengan (aksial
thorakotomi); di bagian depan, sayatan melalui sternum (median sternotomy);
melintang miring dari belakang ke sisi samping (posterolateral thorakotomi);
atau di sayatan bawah payudara (thorakotomi anterolateral). Pemilihan lokasi
sayatan yang tepat tergantung pada alasan untuk operasi thorakotomi tersebut.
Dalam beberapa kasus, dokter mampu membuat sayatan antara tulang rusuk
(intercostal approach) untuk meminimalkan sayatan yang melalui tulang,
saraf, dan otot. Lebar sayatan dapat berkisar dari hanya kurang dari 5 inci
(12,7 cm) sampai 10 inci (25 cm).2
Dalam kasus torakotomi darurat/ Emergency thoracotomy, prosedur yang
dipilih untuk dilakukan tergantung pada jenis dan luasnya cedera. Jantung
dapat terekspos sehingga kompresi jantung langsung dapat dilakukan; dokter
mungkin menggunakan satu tangan atau kedua tangan secara manual
memompa darah melalui jantung. Internal paddle mesin defibrillating dapat
diaplikasikan secara langsung pada jantung untuk menormalkan irama jantung
kembali. Cedera pada jantung menyebabkan perdarahan yang berlebihan dapat
ditutup dengan penjahitan/ hecting. Outcome dari dilakukannya prosedur
toracotomy adalah tergantung dari indikasi dilakukannya tindakan tersebut.2,3
2. SEJARAH
Tercatat bahwa dokumen medis dan scientific adalah dokumen Edwin
Smith Surgical Papyrus yang di terbitkan sejak tahun 3000 SM. Pada
dokemuen Chirurgia Magna yang di tulis oleh De Chauliac (the Father of
Keterangan gambar:4
(a) Pasien dalam posisi berbaring pada satu sisi dengan tangan pada sisi
lainnya terangkat
(b) Insisi pada kulit diatas costa
(c) Buat insisi disetiap lapisan otot, serta potong bagian costa untuk
membuat akses luas ke rongga dada.
(d) Dengan menggunakan retractor tahan bagian costa agar tetap terbuka
lebar agar paru-paru dapat terekspos.
(e) Setelah tindakan selesai dilakukan, lakukan reposisi kosta yang di
potong sebelumnya.
(f) Hecting setiap lapisan otot sampai ke kulit.
Sayatan Clamshell
Thorakotomi anterior "clamshell" (bilateral antero-lateral torakotomi)
merupakan metode torakotomi yang memungkinkan akses ke atrium
kanan, aorta, hilus kanan dan paru-paru.
-
Jika trauma jelas tepat sisi kanan, maka sayatan torakotomi harus
dilakukan di sisi tersebut.
Sayatan trapdoor
Trapdoor juga merupakan salah satu model insisi dari thoracotomy
anterolateral. Dengan prosedur sebagai berikut:4,5
-
2. Sternotomy Median6
Sternotomy median dalah suatu insisi di antero inferior dada dan melintasi
sternum. Hal ini memungkinkan operator untuk mengakses sebahagian besar
dada termasuk kedua paru dan jantung
Pada pasien dengan sirkulasi yang kolaps setelah terjadi trauma tajam
pada praecordium. Maka yang terbaik adalah dilakukan median sternotomy,
karena:
3. Postero-Lateral Thoracotomy
Merupakan Suatu insisi melewati bagian lateral sampai ke posterior dada.
Merupakan suatu insisi besar yang memungkinkan operator untuk mengakses
bagian besar dada, termasuk seluruh paru.7
Dalam kasus torakotomi emergensi, di mana resusitasi telah berhasil dan
ada lebih banyak waktu tersedia untuk perbaikan definitif struktur yang rusak,
pendekatan ini biasanya dengan standar torakotomi postero-lateral. Jika perut
bagian atas yang terlibat serta dada tulang rusuk sayatan ketujuh
memungkinkan ekstensi di batas kosta. Hal ini memberikan akses yang baik
ke pembuluh darah pada abdomen superior (banyak ahli bedah vaskular
Cedera penetrasi sisi toraks kanan mungkin melibatkan hati dan setelah insersi
dada mengalir mungkin sebaiknay ditindaklanjuti dengan melakukan
laparotomi, diafragma diperbaiki dari bawah. Untuk cedera perut bagian
bawah, cenderung melibatkan struktur pembuluh darah utama, laparotomi
terpisah dianjurkan setelah torakotomi telah selesai.7,8
4. Sub-xiphoid pericardotomy
Sebagai alternatif untuk pericardiocentesis, ketika dicurigai cedera jantung,
atau ketika perut sudah dibuka sebelum dada, telah menyarankan bahwa
pericardotomy subxiphoid akan mengkonfirmasi cedera. Sayatan ini
merupakan alternatif yang aman untuk torakotomi eksplorasi untuk keadaan
diduga cedera jantung. Perlu dibutuhkan kehati-hatian dalam eksplorasi
tersebut seperti sayatan subxiphoid memberikan akses yang sempit untuk
memperbaiki cedera jantung jika ada yang ditemukan, dan dan mengatasi
tamponade jantung sampai akses yang sesuai diperoleh. echocardiogram
perkutan mungkin alternatif yang lebih baik.9
C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI THORAKOTOMI
Pasien yang mengalami trauma tajam pada dinding dada atau trauma tumpul
yang curiga berat terkena area jantung, termasuk di dalamnya pasien dengan
tamponade jantung atau exangunation merupakan salah satu indikasi utama
dilakukannya thorakotomi. Jika pasien tersebut hanya di resusitasi tanpa
dilakukan thorakotomi serta keterlambatan dibawa ke ruang operasi dapat
mengurangi efektivitas resusitasi serta meningkatkan periode hipoksia serebral.
Pericardiotomy di lakukan untuk menangani tamponade jantung yang dialami
oleh pasien. Penggunaan kateter foley menjadi pilihan untuk mengontrol
pendarahan pasien.8,10
Kurangnya respon pupil pada pasien bukan merupakan kontraindikasi untuk
operasi, meskipun itu akan menjadi indikasi untuk dilakukannya thorakotomi
emergensi (ET/emergency thoracotomy) dari pada operasi thorakotomi formal
yang dilakukan di kamar operasi.11
Tujuan dari tindakan ET antara lain:
- Terapi tamponade jantung
- Mengotrol perdarahan
- Menjadi akses internal cardiac massage
- Secondary manoeuvers mencakup cross-clamping of the descending
thoracic aorta.
Setelah pasien mencapai keadaan stabil, segera mobilisasi dan aktivitas
jangtung kembali normal segera transfer pasien ke ruang operasi untuk
tindakan lebih lanjut.
Teknik torakotomi darurat cukup standar, indikasi untuk melakukan operasi
masih menjadi kontroversi. Berikut adalah indikasi yang sarankan oleh beberapa
pedoman umum:9
Indikasi Mutlak
Trauma tajam thoraks
- trauma pada thoraks dengan riwayat gangguan jantung
- Unresponsif hypotension (BP <70mmHg)
D. TEKNIK THORAKOTOMI
Pemilihan lokasi sayatan mempertimbangkan berbagai keadaan. Terutama
dipengaruhi oleh lokasi trauma dan jejas pada dinding dada yang terlihat. prosedur
ET harus dilakukan dengan pasien terlentang. Jika dicurigai terdapat cedera perut,
sayatan laparotomi dapat dibuat pada pasien terlentang tanpa harus memposisikan
dirinya. Untuk pasien yang mengalami perdarahan setelah trauma penetrasi pada
praecordium sebaiknya dilakukan prosedur median sternotomy karena memberi
akses yang luas dalam mengekspose organ dalam rongga thoraks.9,10,13
Hal berikut perlu dipersiapkan sebelum melakukan prosedur thoracotomy:9,10
Ahli bedah yang berpengalaman dalam melakukan bedah thoraks terbukasetiap rumah sakit perlu untuk mempertimbangkan pemilihan staf ahli
yang mendampingi ahli bedah dan yang paling mudah dijangkau saat
keadaan darurat.
Ahli anastesi trauma.
Peralatan anaesthetik dan endotracheal intubation set,
Obat-obatan anastesi, peralatan infus, persediaan darah emergensi, obat-
clamshell)
Instrumen untuk membuka sternum. Idelanya tersedia gergaji mekanis atau
Gigli saw.
Intrumen hecting terutama untuk hecting pembuluh darah besar 2/0
10
phrenicus,
insisi
terus
sepanjang
sisi
lateral.
Sulit
untuk
2. Kontrol Perdarahan
a. Cardiac wounds (perlukaan pada jantung)
Perlukaan pada jantung harus dikontrol dengan tekanan secara langsung
menggunakan jari. Jika luka yang terjadi berukuran besar maka untuk
menanggulangi perdarahan secara temporary dilakukan insersi kateter foley
dengan ballooning. Ballooning akan membentuk suatu obstruksi yang
menghambat jalur perdarahan. Luka pada jantung dijahit langsung dengan
menggunakan benang non-absorbable 3/0 sperti nylon atau polypropene.
11
Dengan luka pada area arteri koronaria, jahitan mattress dipilij untuk
menghambat aliran koronaria. Penjahitan luka pada atrium dengan
mengggunakan teknik kontinyu.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
1
2. Townsend, Courtney M., et al. "Thoracic Incisions." (Chapter 55). In Sabiston Textbook of
Surgery. Philadelphia: W. B. Saunders Company, 2005.
3. Blewett, C.J. et al. "Open Lung Biopsy as an Outpatient Procedure." Annals of Thoracic
Surgery (April 2001): 1113-5.
4. Handy, John R., et al. "What Happens to Patients Undergoing Lung Cancer Surgery?
Outcomes and Quality of Life Before and After Surgery." Chest 122, no.1 (August 14, 2002):
21-30.
5. Swanson, Scott J. and Hasan F. Batirel. "Video-Assisted Thoracic Surgery (VATS) Resection
for Lung Cancer." Surgical Clinics of North America 82, no.3 (June 1, 2002): 541-9.
6. American Cancer Society. 1599 Clifton Rd. NE, Atlanta, GA 30329-4251. (800) 227-2345.
http://www.cancer.org .
7. Society of Thoracic Surgeons. 663 N. Saint Clair St., Suite 2320, Chicago, IL 60611-3658.
(312) 202-5800. http://www.sts.org .
8. "Detailed Guide: Lung Cancer." American Cancer Society. [cited April 28, 2003].
http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_2_3x.asp?dt=26 . Diane M. Calabrese Stephanie
Dionne Sherk
14
15