Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI INTERNASIONAL

TUGAS KELOMPOK
GAMBARAN AKUNTANSI NEGARA MALAYSIA DAN INDONESIA
Oleh:
Andhesni Reza Saputra

1211031005

Fauzan Aditya Sukmajati

1211031035

Herwanto

1211031047

Yustiansyah

1211031109

My dorie Putri

1211031117

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG

STANDARISASI AKUNTANSI NEGARA MALAYSIA


The Malaysian Institute of Accounting (MIA) telah didirikan dibawah pengawasan regular
perkumpulan profesi akuntan di Malaysia. Tapi, Malaysia merestrukturisasi sistem akuntansinya
pada tahun 1997 dengan Financial Reporting Act, yang dibuat oleh Fiancial Reporting
Foundation (FRF)/ Badan pelaporan keuangan dan Malaysian Accounting Standart Board
(MASB). FRF mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak terlibat dalam proses standarnya. MASB
adalah badan independen yang di ciptakan untuk mengembangkan dan mengajukan standar
akuntansi di Malaysia. Kerangka kerja baru ini dibuat dengan proses standar yang representatif
dengan pengguna, pembuat kebijakan, dan akuntan. Sedangkan Financial Reporting Foundation
(FRF) bertugas untuk mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak terlibat dalam proses mengatur
standarnya.Perusahaan yang terdaftar di Malaysia diwajibkan untuk menyiapkan laporan
keuangan wajib sesuai dengan standar akuntansi yang disetujui diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Malaysia (MASB).
Berikut beberapa Fungsi dan kekuasaan MASB yang disediakan di bawah UU adalah untuk:
1. Masalah standar akuntansi baru yang disetujui standar akuntansi dan untuk meninjau,
merevisi atau mengadopsi standar akuntansi yang ada yang disetujui standar akuntansi
2. Mengeluarkan pernyataan prinsip-prinsip pelaporan keuangan
3. Membuat perubahan-perubahan terhadap standar akuntansi yang diusulkan dianggap
perlu
Kemudian pada tahun 2008 FRF dan MASB telah mengumumkan pernyataan tentang rencana
membawa Malaysia untuk konvergensi penuh dengan International Financial Reporting
Standard (IFRS) tepatnya pada tanggal 1 januari 2012. Untuk memfasilitasi perubahan bertahap
ke IFRS, tanggal efektif untuk menerapkan FRS 139 Financial Instruments: Pengakuan dan
Pengukuran (setara Malaysia dari IAS 39) akan menjadi 1 Januari 2010. Dengan menerapkan
FRS 139 tahun 2010, dan lebih lanjut 2 tahun untuk mengadopsi standar yang tersisa, tahun 2012
dipertimbangkan sebagai tanggal yang tepat untuk konvergensi. Pada 2012, semua standar
akuntansi IFRS berlaku dan disetujui perusahaan publik, anak perusahaan, dan entitas publik
akuntabel.
Accounting Practices di Malaysia

Beberapa praktik yang terjadi di Malaysia :


Setiap perusahan harus melaporkan laporan keuangannya, jika sudah terdaftar di pasar

modal dan harus sesuai dengan pendapatan perusahan.


Di Malaysia hanya seperempat dari total seluruh perusahaan yang melakukan penyajian

informasi di dalam laporan keuangan mengenai saham.


Laporan keuangan perusahaan melaporkan adanya analisis praktek penilaian terhadap

discounted cash flow.


Malaysia membuat laporan keuangan interim/ sementara.
Hanya sedikit sekali perusahaan yang ada di Malaysia yang melakukan pengungkapan

dalam Kewajiban Kontingensi.


Hampir tidak ada bank yang ada di Malaysia yang mengungkapkan kebijakan akuntansi
pada ketetapan kerugian pinjaman.

Pergerakan Perubagan Standar Akuntansi di Malaysia


Malaysia secara bertahap menyesuaikan diri dengan International Financial Reporting Standard
(IFRS) yang merupakan satu set standar yang benar-benar kuat. Untuk memfasilitasi perubahan
bertahap ke IFRS, tanggal efektif untuk menerapkan FRS 139 Financial Instruments: Pengakuan
dan Pengukuran (setara Malaysia dari IAS 39) akan menjadi 1 Januari 2010. Pada 2012, semua
standar akuntansi yang berlaku disetujui perusahaan publik, anak perusahaan mereka, dan entitas
publik akuntabel lain akan bertemu dengan IFRS sepenuhnya.
Dengan menerapkan FRS 139 tahun 2010, dan lebih lanjut 2 tahun untuk mengadopsi standar
yang tersisa, 2012 dipertimbangkan sebagai tanggal yang tepat untuk konvergensi. MASB
berharap bahwa dengan pemberitahuan lebih dahulu, perusahaan akan memiliki cukup waktu
untuk mempersiapkan diri dalam melakukan perubahan.
Selain itu Malaysia juga mengajukan untuk mengadopsi IFRS pada UKM, Dewan standar
akuntansi Malaysia (MASB) telah mengeluarkan eksposur draft (ED 72 Standar Pelaporan
Keuangan Kecil dan ukuran-Menengah Entitas) yang identik dengan IFRS untuk UKM.
Tujuan MASB dalam mengadopsi IFRS untuk UKM adalah: Menyediakan perbaikan komparatif
untuk pengguna akun, meningkatkan kepercayaan menyeluruh pada akun UKM, mengurangi
biaya yang signifikan yang terlibat untuk mempertahankan standar secara nasional, menyediakan
platform untuk pertumbuhan bisnis yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki pasar
modal publik, di mana penerapan penuh FRS Malaysia (segera akan sepenuhnya menyatu
dengan IFRS) diperlukan.Bisnis beroperasi di lingkungan yang semakin global. Oleh karena itu,

langkah ini akan membantu untuk memberikan perusahaan-perusahaan Malaysia dan pasar
modalnya mendapat pengakuan.
Konvergensi Malaysia Accounting Standards dengan IFRS
Pada tahun 2005, Malaysia mulai mengkonversikan MASB dengan IFRS, yaitu :

FRS 1 dengan IFRS 1 : First-time Adoption of International Financial Reporting Standards


Diharmonisasikan pada tahun 2003 dan efektif pada tahun 2004

FRS 2 dengan IFRS 2 : Share-basedPayment


Diharmonisasikan pada tahun Febuari 2004 dan efektif pada januari 2005, FRS 2 telah
dijalankan konsisten dengan IFRS 2 kecuali untuk tanggal efektif equity-settled share-based
payment transaction, dimana perusahaan harus menerapkan FRS 2 dalam menerbitkan saham,
opsi saham atau instrumen keuangan diterbitkan pada 31desember 2004.

IFRS 4 :Insurance Contracts


Tidak dijelaskan diterbitkan oleh MASB. Tetapi mengacu pada FRS 2022004 tentang General
InsuranceBusiness dan FRS 2032004 tentang Life Insurance Business.

FRS 5 dengan IFRS 5 : Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
Diharmonisasikan pada tanggal 31 Maret 2004 dan telah efektif pada tanggal 1 Januari 2005,
kecuali tanggal efektif non-current assets yang berkriteria held for sale dan operasi yang
berkriteria discontinued setelah tanggal efektif FRS

FRS 6 dengan IFRS 6 : Exploration forand Evaluation of Mineral Assets


Telah diharmonisasikan pada tanggal 10 Desember 2004 dan telah efektif pada tanggal 1Januari

2006
IFRS 7 : Financial Instrument : Recognition and Measurement
Tidak tercatat pada MASB tetapi diungkapkan pada FRS 132 tentang Financial Instrument :

Disclosure and Presentation


IFRS 8 : Operating Segments
Tidak tercatat pada MASB, tetapi digunakan pada praktik akuntansi di Malaysia
STANDARISASI AKUNTANSI NEGARA INDONESIA
A. STANDAR AKUNTASI KEUANGAN (SAK)
Di Indonesia berlaku Pnnsip Akuntansi Indonesia kemudian diganti menjadi Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) Indonesia kemudian menjadi Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK).
Sedang di USA berlaku Generel Accepted Accounting Principle (GAAP), kemudian Accounting
Principle Board Statement (APBS), dan terakhir menjadi FASB Statement.SAK merupakan
pedoman bagi siapa saja dalam menyusunlaporan keuangan yang akan diterima oleh umum.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia selalu

mengacu pada teori-teori yang berlaku daan memberikan tafsiran dan penalaran yang telah
mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah
informasi yang akurat sehubungan data ekonomi. IAI menyusun SAK dan SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik). Penyelenggaraan pembukuan di Indonesia yang merupakan
kewajiban bagi suatu perusahaan harus berpedoman pada suatu dasar hukum atau kerangka
dasar, yang disebut StandarAkuntansi Keuangan (SAK). Kerangka dasar ini merumuskan konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
IAI juga menjadi anggota International Federation Accountant (IFAC). Sebagai anggota
IFAC, IAI berkewajiban
(1) Mengajak pemerinta dan badan penyusun standar agar laporan keuangan perusahaan
yang diterbitkan mematuhi IFRS.
(2) Mengajak badan pasar modal, industri dan masyarakat bisnis agar menerbitkan laporan
keuangan menurut IFRS dan mengungkapkan fakta dari setiap kepatuhannya.
(3) Membantu pengembangan pengakuan IFRS secara internasional.
(4) Memonitor kepatuhan terhadap IFRS melalui penelaahan quality insurance yang
ditetapkan statement of membership.
Saat ini IAI memiliki 59 SAK diantaranya dirujuk dari IAS 28 standar, diciptakan sendiri 11
standar dan dari FASB 17 standar, 2 Accounting Priciples Board Opinion dan 1 buletin.

SAK-ETAP
SAK-ETAP merupakan sebuah standar akuntansi keuangan yang diberlakukan untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP sendiri merupakan sebuah entitas yang tidak mempunyai
akuntabilitas publik secara signifikan dan tidak mengeluarkan laporan keuangan sebagai
tujuan umum yang diberlakukan bagi para penguna eksternal.
Standar Akuntansi Pemerintah
SAP merupakan Standar Akuntansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan. Penetapannya adalah dalam bentuk Peraturan Pemerinta (PP).
Peraturan tersebut diaplikasikan di dalam lingkungan entitas pemerintah dalam proses
membuat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan juga Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)

Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban,
aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang
ditetapkan dalam APBN/APBD.
B. Komponen-Komponen Pelaporan
Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan eraturan BapepamNomor VIII.G.7.
Tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten, meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

Neraca

Laporan Laba Rugi

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Arus Kas

Laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari Laporan
Keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya; dan

Catatan Atas Laporan Keuangan

Konvergensi dengan IFRS


Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS.
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan
adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012.Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan
keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat
dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan
gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan

tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi
IFRS dilakukan secara bertahap .Strategi ini digunakan oleh negara Negara berkemban gseperti
Indonesia.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS di adopsi ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan
infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa
PSAK berbasis IFRS.

Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS,
dengan jelas kita temukan perbedan kuantitas sebagai berikut:
PSAK
43 Standards (PSAK)

IFRS
37 Standards

8 Syariah Standard

8 IFRS

11 Interpretation (ISAK)

29 IAS

4 Technical Bulletins

27 Interpretation

1 SAK ETAP (Entitas tanpa

16 IFRIC Interpretation

akuntanbilitas publik/UKM)

11 SIC

Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap.
Kemudian dilakukan evaluasi terhdap dampak penerapan PSAK secara komprehensif. Baru sedikit SAK

di Indonesia yang sama dengan IFRS, yaitu tentang penyusutan, akuntansi untuk kerugian,
leases, pajak yang ditangguhkan dan perataan penghasilan. Aturan yang lain belum sesuai
dengan IFRS.
PERBEDAAN IFRS DAN PSAK
Metode penyusunan perbedaan dilakukan dengan membandingkan antara konsep yang terdapat
di IFRS dengan yang terdapat dalam PSAK dan disusun berdasarkan urutan standar yang
digunakan IFRS.

PENDAHULUAN DAN KERANGKA DASAR (IAS 1; PSAK 1)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
Desain IFRS
diperuntukkan untuk SAK diperuntukkan
entitas yang bersifat
untuk Entitas yang
profitoriented dan SME bersifat profitoriented,
Cakupan
(Small Medium
Nirlaba, UKM (Usaha
1
Pengaturan
Enterprise). IFRS
kecil menengah) yang
belum mengatur
disebut SAK-ENTAP,
standar akuntansi untuk dan Perusahaan
perusahaan berbasis
berbasis syariah.
syariah.
Sama seperti IFRS,
Memungkinkan
PSAK memberikan
penilaian aktiva tetap alternatif penggunaan
berwujud dan tidak
nilai wajar untuk
berwujud
menilai kembali aktiva
menggunakan nilai
tetap berwujud dan
2 Kerangka Dasar
wajar. Laporan
tidak berwujud.
keuangan harus
Laporan keuangan
disajikan dengan basis disajikan dengan basis
true and fair (IFRS
fairly stated
Framework par 46)
(Kerangka dasar par
46)
Pernyataan
3 kepatuhan akan
Standar

Entitas harus membuat


Entitas tidak harus
pernyataan eksplisit
membuat pernyataan
tentang kepatuhan akan
kepatuhan akan SAK
standar IFRS

Tidak diatur secara


Prinsip Ketepatan khusus kapan entitas
4
Waktu (Timeliness) menyajikan laporan
keuangan

5 Basis Standar

Menganut standar
akuntansi berbasis
prinsip untuk
meningkatkan

Efek Konvergensi

Akan ada penerapan


standar yang bersifat
setengah setengah
terhadap perusahaan
yang berbasis syariah.

Harus dibuat
pernyataaneksplisit
akan kepatuhan pada
PSAK di CALK

Perlunya
penyesuaianaturan
terkait dengan
kewajibanentitas untuk
Dianjurkan agar entitas
memenuhi kewajiban
menyajikan laporan
perpajakan dalam
keuangan paling lama 4
menyampaikan SPT
bulan setelah tanggal
Tahunan paling lambat
neraca
tanggal 31 Maret
untuk WP Orang
Pribadi dan 30April
untuk WPBadan
Menganut standar
akuntansi berbasis
aturan.

transparansi,
akuntabilitas, dan
keterbandingan laporan
keuangan antar entitas
secara global.
Tidak lagi mengakui
prinsip konservatif,
Masih mengkui prinsip
6 PrinsipKonservatif namun diganti dengan
konservatif
prinsip kehati-hatian
(Prudence)

Tujuh Manfaat Penerapan IFRS bagi Indonesia


Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan,
dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus:
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar
modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Kendala Konvergensi PSAK ke dalam IFRS bagi Indonesia
Dewan standar kauntansi yang kurang sumberdaya.
1. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika masih dalam proses adopsi satu standar IFRS
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
2. Kendala bahasa, karena stiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan seringkali ini tidaklah mudah.
3. Infrastruktur profesi akuntansi yang belum siap.
4. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti acuan ke IFRS.
5. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
Manfaat Konvergensi IFRS bagi Indonesia
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan


untuk melakukan earning management.

Catatan Waktu Perkembangan Akuntansi Indonesia


Tahun

1642

System akuntansi
System akuntansi
belanda

1800-1900 Penghapusan
system paksa voc

Perkembangan akuntansi

Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era


penjajahan Belanda. Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu
praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt
yang berkedudukan di Jakarta. Pada era ini Belanda
mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry
bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca
Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang merupakan
organisasi komersial utama selama masa penjajahanmemainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia.
ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga
pengusaha Belanda banyak yang menanmkan modalnya di
Indonesia. Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong
munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku
yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai dikenalkan di
Indonesia pada tahun 1907. Peluang terhadap kebutuhan audit
ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris yang
masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di
perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur. Internal auditor
yang pertama kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn-yang

sudah berada di Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama


yang melaksanakan pekerjaan audit adalah Van Schagen yang
dikirim ke Indonesia pada tahun 1907
Di awali dengan pendirian kantor akuntan publik untuk yang
pertama oleh Frese & Hogeweg. Pendirian kantor ini diikuti
kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens
pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan PajakBelasting Accountant Dienst.
Hal ini menjadi kesempatan pertama bagi akuntan Indonesia
mulai muncul, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia.

1918-1920

1942-1945
1958

Akuntansi amerika

Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia


pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika.
Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model
Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda,
terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin
meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang
menawarkan pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan
akuntansi di Universitas Indonesia, Institute Ilmu Keuangan
(Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN), Univesitas
Padjajaran, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga
dan Universitas Gadjah Mada telah mendorong pergantian
praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika.
Selanjutnya, semua lembaga harus mengadopsi sistem
akuntansi model Amerika.
1990

Terjadi tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan


keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal
pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan
dan perilaku investor. Hingga mendorong pemerintah dan
badan berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang
ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama, pada
September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan, yang dikenal dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kedua,
Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank)
melaksanakan Proyek Pengembangan Akuntansi yang
ditujukan untuk mengembangkan regulasi akuntansi dan
melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah
membuat berbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam

Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun


1995 pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan
keuangan kedalam Undang-Undang Pasar Modal (Rosser
1999).
akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar
negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negaranegara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di
seluruh dunia.
Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus
direvisi secara berkesinambungan, baik berupa berupa
penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun
1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada
tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April
2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku Standar
Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 ini di dalamnya
sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu
tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi.
Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62
PSAK, dan 7 ISAK.

1995sekarang

Catatan Waktu Perkembangan Akuntansi Malaysia


Tahun

1957
1967

System akuntansi
Sistem Akuntansi
Inggris
Pembuatan MIA

Perkembangan akuntansi

Malaysia mendapat kedaulatan dari Britanian. Hukum dan


sistem yang dianut malaysia berasal dari Negara Inggris.
Kerjasama dari para akuntan mendirikan sebuah institusi pada
tahun 1967 yaitu Malaysia Institude of Accountant (MIA).
MIA memiliki tanggung jawab untuk mengatur praktek dan
ketertarikan terhadap profesi akuntan.

1997

Pembuatan
Standard Akuntan
MASB

2003-2006 Rencana
Konvergensi
dengan IFRS

Pemerintah merancang sebuah setandar akuntan yang diberi


nama Malaysia Accounting Standart Board (MASB) untuk
mengambil otoritas MIA dalam mengatur standar akuntansi di
Negara tersebut. MIA berfungsi untuk menentukan syaratsyarat dari akuntan yang akan diterima menjadi anggota dan
juga berdasarkan praktek regulasi profesi akuntan.
Pada tahun 2005, Malaysia mulai mengkonversikan MASB
dengan IFRS, yaitu :
FRS 1 dengan IFRS 1 : First-time Adoption of International
Financial Reporting Standards
Diharmonisasikan pada tahun 2003 dan efektif pada tahun
2004
FRS 2 dengan IFRS 2 : Share-basedPayment
Diharmonisasikan pada tahun Febuari 2004 dan efektif pada
januari 2005, FRS 2 telah dijalankan konsisten dengan IFRS 2
kecuali untuk tanggal efektif equity-settled share-based
payment transaction, dimana perusahaan harus menerapkan
FRS 2 dalam menerbitkan saham, opsi saham atau instrumen
keuangan diterbitkan pada 31desember 2004.
IFRS 4 :Insurance Contracts
Tidak dijelaskan diterbitkan oleh MASB. Tetapi mengacu pada
FRS 2022004 tentang General InsuranceBusiness dan FRS
2032004 tentang Life Insurance Business.
FRS 5 dengan IFRS 5 : Non-current Assets Held for Sale and
Discontinued Operations
Diharmonisasikan pada tanggal 31 Maret 2004 dan telah
efektif pada tanggal 1 Januari 2005, kecuali tanggal efektif
non-current assets yang berkriteria held for sale dan operasi
yang berkriteria discontinued setelah tanggal efektif FRS
FRS 6 dengan IFRS 6 : Exploration forand Evaluation of
Mineral Assets
Telah diharmonisasikan pada tanggal 10 Desember 2004 dan
telah efektif pada tanggal 1Januari 2006

IFRS 7 :

Financial Instrument : Recognition and

Measurement
Tidak tercatat pada MASB tetapi diungkapkan pada FRS 132
tentang Financial Instrument : Disclosure and Presentation
IFRS 8 : Operating Segments
Tidak tercatat pada MASB, tetapi digunakan pada praktik
akuntansi di Malaysi
2008Sekarang

Konvergensi secara
Penuh dengan IFRS

Financial Reporting Foundation (FRF) dan Malaysian


Accounting Standards Board (MASB) pada tahun 2008 telah
mengumumkan pernyataan tentang rencana mereka untuk
membawa

Malaysia

untuk

konvergensi

penuh

dengan

International Financial Reporting Standard (IFRS) pada 1


Januari 2012.
Malaysian Accounting Standards Board (MASB) telah
memasukkan ketentuan standar internasional ke dalam standar
lokal akuntansi di Malaysia, dan MASB yakin bahwa dengan
sepenuhnya mengadopsi IFRS, modal Malaysia dan keuangan
pasar akan lebih meningkat. Kepatuhan dengan IFRS, yang
digunakan oleh lebih dari seratus negara di seluruh dunia, akan
memfasilitasi komparatif dan meningkatkan transparansi,
kemudahan

komunikasi,

melintasi

perbatasan

listing,

mendorong arus modal.


Malaysia secara bertahap menyesuaikan diri dengan
International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
merupakan satu set standar yang benar-benar kuat. Untuk
memfasilitasi perubahan bertahap ke IFRS, tanggal efektif
untuk menerapkan FRS 139 Financial Instruments: Pengakuan
dan Pengukuran (setara Malaysia dari IAS 39) akan menjadi 1
Januari 2010. Pada 2012, semua standar akuntansi yang
berlaku disetujui perusahaan publik, anak perusahaan mereka,
dan entitas publik akuntabel lain akan bertemu dengan IFRS

sepenuhnya. Entitas Swasta di Malaysia yang sedang


menerapkan Malaysia's Private Badan Standar Pelaporan akan
diijinkan untuk terus melakukannya. Perusahaan rokokMalaysia yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia sekarang telah
diijinkan untuk menggunakan IFRS, dan perusahaan tersebut
melakukan penerapan IFRS.
Dengan menerapkan FRS 139 tahun 2010, dan lebih
lanjut 2 tahun untuk mengadopsi standar yang tersisa, 2012
dipertimbangkan

sebagai

tanggal

yang

tepat

untuk

konvergensi. MASB berharap bahwa dengan pemberitahuan


lebih dahulu, perusahaan akan memiliki cukup waktu untuk
mempersiapkan diri dalam melakukan perubahan.
Selain itu Malaysia juga mengajukan

untuk

mengadopsi IFRS pada UKM, Dewan standar akuntansi


Malaysia (MASB) telah mengeluarkan eksposur draft (ED 72
Standar Pelaporan Keuangan Kecil dan ukuran-Menengah
Entitas) yang identik dengan IFRS untuk UKM. Tujuan MASB
dalam mengadopsi IFRS untuk UKM adalah: Menyediakan
perbaikan komparatif untuk pengguna akun, meningkatkan
kepercayaan menyeluruh pada akun UKM, mengurangi biaya
yang signifikan yang terlibat untuk mempertahankan standar
secara nasional, menyediakan platform untuk pertumbuhan
bisnis yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki pasar
modal publik, di mana penerapan penuh FRS Malaysia (segera
akan sepenuhnya menyatu dengan IFRS) diperlukan.
Bisnis beroperasi di lingkungan yang semakin global.
Oleh karena itu, langkah ini akan membantu untuk
memberikan perusahaan-perusahaan Malaysia dan pasar
modalnya mendapat pengakuan.

Karakteristik Akuntansi
Malaysia

Indonesia

Focus terhadap informasi yang dibutuhkan oleh para


investor

Focus terhadap perlindungan investor sebagai titik


utama dari IFRS

System standar akuntansi disusun oleh MASB (The

System standar akuntansi disusun oleh IAI (Ikatan


Akuntansi Indonesia

Malaysian Institute of Accounting)


Malaysia merestrukturisasi sistem akuntansinya
dengan Financial Reporting Act

Indonesia merestukturisasi system akuntansinya


dengan pemeriksaaan keuangan (financial
auditing).

Ada banyak terdapat konvergensi antara Malaysia


Accounting standard dengan IFRS

Baru sedikit SAK di Indonesia yang sama dengan


IFRS

Keadaan PNB dinegara MALAYSIA dan INDONESIA


1. Malaysia

Produk Nasional Bruto di Malaysia meningkat menjadi 265,39 MYR Miliar pada kuartal
kedua 2016 dari 260,87 MYR Miliar padakuartal pertama 2016. Produk Nasional Bruto
di Malaysia rata-rata 192,10 MYR Miliar dari tahun 2005 sampai 2016, mencapai semua

waktu tinggi dari 272,38 MYR Miliarpa dakuartal keempat 2015 dan rekor rendah dari
127,10 MYR Miliar pada kuartal pertama tahun 2005. Produk Nasional Bruto di
Malaysia dilaporkan oleh Departemen Statistik Malaysia.
2. Indonesia

Produk Nasional Bruto di Indonesia menuru nmenjadi 701.250,16 Rp Miliar pada kuartal
keempat 2014 dari 714.387,33 Rp Miliar pada kuartal ketiga 2014. Produk Nasional
Bruto di Indonesia rata-rata 483.657,74 Rp Miliar dari tahun 2000 hingga 2014,
smencapai semua waktu tinggi dari 714.387,33 Rp Miliar pada kuartal ketiga 2014 dan
rekor rendah 317.687,52 Rp Miliar pada kuartal kedua 2000. Produk Nasional Bruto di
Indonesia dilaporkan oleh Statistik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai