Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: ELVINA YOLLANDA
NIM
: 1305873
GEOGRAFI PARIWISATA
Hotel Oranje, merupakan salah satu hotel pertama yang didirikan pada zaman pemerintahan
Hindia Belanda.
Sesudah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal era ke-19, tempat Hindia
Belanda mulai berkembang jadi daya tarik untuk beberapa pendatang yang datang dari Belanda.
Gubernur jenderal pada waktu itu mengambil keputusan pembentukan biro wisata yang
dimaksud Vereeeging Toeristen Verkeer yang gedung kantornya juga dipakai utk maskapai
penerbangan Koninklijke Nederlansch Indische Luchtfahrt Maatschapijj ( saat ini dimaksud
dengan KLM ). Hotel-hotel mulai bermunculan layaknya Hotel des Indes di Batavia, Hotel
Oranje yang ada di Surabaya dan juga Hotel De Boer di Medan. Th. 1913, Vereeneging Touristen
Verkeer bikin buku tips tentang tempat wisata di Indonesia. Sejak waktu itu, Bali mulai dikenal
oleh wisatawan mancanegara dan jumlah kehadiran wisman meningkat sampai kian lebih 100%
pada th. 1927. Pada 1 Juli 1947, pemerintah Indonesia berupaya menghidupkan sektor pariwisata
Indonesia membentuk badan yang diberi nama HONET ( Hotel National & Tourism ) yang
diketuai oleh R. Tjitpo Ruslan. Badan ini segera menggantikan hotel hotel yang ada di tempat
lebih kurang Jawa dan semuanya dinamai Hotel Merdeka. Sesudah Konferensi Meja Bundar,
badan ini bertukar nama jadi NV HORNET. Th. 1952 cocok dengan ketentuan presiden RI,
dibentuk Panitia InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki kemungkinan
terbukanya kembali Indonesia sbg tujuan wisata.
Pariwisata Indonesia di Masa Order Baru
kunjungan turis internasional sampai 400. 000 orang. Disamping itu pada th. 1992, pemerintah
mencanangkan Dekade Kunjungan Indonesia, yakni tema tahunan pariwisata s/d th. 2000.
Keyakinan dunia internasional pada pariwisata Indonesia mulai alami penurunan pada insiden
pengeboman Bali th. 2002 yang mengakibatkan penurunan wisatawan yang datang ke Bali
sebesar 32%. Aksi teror yang lain layaknya Bom JW Marriott 2003, Pengeboman terhadap
Kedutaan Besar Australia, Bom Bali pada 2005 dan Bom Jakarta 2009 juga merubah jumlah
kehadiran wisman ke Indonesia. Aksi terorisme di Indonesia pada saat itu menyebabkan
dikeluarkannya peringatan perjalanan oleh sebagian negara layaknya Australia dan Britania Raya
pada th. 2006. Pada th. 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Th. Kunjungan
Indonesia 2008 utk menambah jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia,
disamping itu program ini sekalian utk memperingati 100 th.
Kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan utk program ini sebesar 15 juta
dolar Amerika Serikat yang beberapa besar dipakai utk program pengiklanan dlm ataupun luar
negeri. Hasil dari program ini yaitu peningkatan jumlah wisatawan asing yang meraih 6, 2 juta
wisatawan dibanding th. pada mulanya sebesar 5, 5 juta wisatawan. Sbg usaha saat
meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan juga Pariwisata
Indonesia meneruskan program Th. Kunjungan Indonesia pada th. 2009 dengan tujuan 6, 4 juta
wisatawan dan dapatkanan devisa sebesar 6, 4 miliar dolar Amerika Serikat, namun pergerakan
wisatawan nusantara ditargetkan 229, 95 juta perjalanan dengan keseluruhan pengeluaran kian
lebih 128, 77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke pertemuan, insentif, konvensi dan
pertunjukan dan wisata laut. Pada th. 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan kembali Th.
Kunjungan Indonesia dan Th. Kunjung Museum 2010. Program ini dikerjakan utk mendorong
kesadaran penduduk pada museum dan menambah jumlah pengunjung museum. Pada th. 2011,
pemerintah Indonesia mengambil keputusan Wonderful Indonesia sbg manajemen merk baru
pariwisata Indonesia, sesaat utk tema pariwisata dipilih Eco, Culture, and MICE. Logo
pariwisata terus memakai logo Th. Kunjungan Indonesia yang dipergunakan sejak th. 2008