02.paradigma Manajemen Perubahan
02.paradigma Manajemen Perubahan
Penulis dan praktisi seperti Gareth Morgan, Lee Bolman, Terrence Deal, and Marry Jo
Hatch sejak lama telah mengatakan bahwa pandangan kita mengenai organisasi
mempengaruhi cara berpikir kita tentang apa yang sedang terjadi, apa yang harus
kita lakukan dan apa yang harus kita kerjakan kemudian. Paradigma-paradigma
tersebut, kadang-kadang masuk ke dalam pikiran kita seperti metafora, rangkaian
pikiran, atau sudut pandang, yang langsung kita percayai tanpa kita sadari
bagaimana paradigma[1] tersebut mempengaruhi pemikiran, persepsi, dan
tindakan kita.
Pandangan-pandangan tersebut masuk dan mempengaruhi mental, menunjukkan
kepada kita arah untuk memahami hal-hal tertentu yang terjadi di sekitar kita.
Sebagai contoh, jika kita berpikir tentang organisasi, seolah-olah organisasi tersebut
adalah mesin, maka potensi kita akan lebih cenderung menyadari istilah
"kerusakan," kita melihat aturan tersebut dengan cara mempertahankan mereka
atau memperbaiki mereka. Namun, jika kita berpikir bahwa organisasi adalah
sebuah arena politik, kita cenderung terus mencari agenda tersembunyi di balik
keputusan dan mencoba untuk mengidentifikasi siapa yang menang dan siapa yang
kalah, kita juga cenderung melihat peranan kita sebagai bangunan yang tersusun,
mengumpulkan dukungan untuk kepentingan kita, atau bahkan merangsang konflik
untuk menghasilkan hasil yang inovatif.
Disisi lain, kita dapat melihat organisasi sebagai masyarakat mini atau budaya.
Dalam hal ini, kita cenderung terus mencari "cara hal-hal yang bisa dilakukan di
sini" dan berpikir tentang bagaimana untuk mendorong nilai-nilai organisasi yang
terbaik disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang kita lakukan. Menyiapkan visi dan
makna tujuan organisasi kepada staf kita, sehingga secara emosional personal
mereka menjadi erat loyalitasnya dengan organisasi dan inilah program target
selanjutnya yang cenderung kita kejar. Masing-masing paradigma mengarahkan kita
untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan caranya, seperti anak kecil dengan
palu yang ada ditangannya yang melihat segala sesuatu di sekitar dia seolah-olah
itu adalah paku,3 jika kita hanya mempunyai paradigma searah saja, maka ini akan
menjauhkan kita dari berpikir secara global dan kreatif untuk mencari celah solusi
alternatif mengenai permasalahan yang ada dalam organisasi.
Dalam konteks ini, asumsi yang dominan adalah bahwa hasil perubahan dimaksud
dapat dicapai. Paradigma perencanaan atau hasil suatu perubahan organisasi yang
diharapkan merupakan inti dari banyak literatur perubahan yang telah
mendominasi praktek perubahan organisasi lebih dari 50 tahun.9 Perubahan
dijadikan sebagai realisasi niat sebelum memulai aksi bagi seorang manajer. Chin
dan Benne, mengidentifikasi secara luas tiga strategi untuk menghasilkan
perubahan.10
a.
Strategi empiris-rasional, strategi ini beranggapan bahwa manusia adalah
rasional dan mengikuti keinginan mereka sendiri. Perubahan yang efektif terjadi
ketika perubahan tersebut terjadi sebagai perubahan yang diinginkan dan selaras
dengan kepentingan kelompok yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut. Setelah
ini dilakukan, maka perubahan yang diinginkan akan tercapai.ll
b.
Normatif-re-edukatif strategi ini berasumsi bahwa perubahan terjadi ketika
orang sudah menua, orientasi yang ada lebih bersifat normatif dan mendapatkan
komitmen yang baru.12 Menghasilkan perubahan yang dikehendaki dalam
pendekatan ini melibatkan perubahan yang tidak hanya berasal dari pengetahuan
dan informasi mereka tetapi juga dalam sikap dan nilai-nilai mereka.
c.
Strategi power-koersif mengandalkan pencapaian perubahan dengan
kesengajaan dari orang-orang yang mempunyai kekuatan lebih besar yang
mendapatkan kepatuhan dalam perilaku dari orang-orang dengan daya
kekuatannya lebih rendah. Perubahan dapat dilakukan oleh otoritas yang sah pada
otoritas yang kekuatannya lebih lemah.13
Secara umum, ketiga pendekatan diatas dapat digunakan untuk mencapai hasil
akhir perubahan yang direncanakan, meskipun melalui strategi perubahan yang
berbeda atau dengan menggunakan ketiga pendekatan tersebut secara bersamasama dalam suatu organisasi.
2.
Perubahan Sebagian
Dalam paradigma ini, beberapa perubahan dapat dicapai. Kekuatan, proses, minat,
dan tingkat keahlian yang berbeda dari para manajer mempengaruhi kemampuan
mereka untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan. Sebagaimana catatan dari
Mintzberg dan Waters14, hubungan antara apa yang dimaksud dan hasil akhir
belum tentu dapat dirasakan secara langsung. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa
kedua konsekuensi tersebut, perubahan yang dimaksud dan perubahan yang tidak
diinginkan mungkin muncul dari tindakan manajer. Hasil yang diharapkan dapat
disesuaikan sepanjang jalan perubahan, atau secara eksternal dipaksakan terjadi
dan dapat mengubah apa yang diinginkan. Untuk alasan tersebut, inisiatif
perubahan secara keseluruhan tidak selalu mencapai hasil yang dinginkan.l5
3.
Referensi :
Palmer, Ian, et all. 2009. Managing Organizational Change, A Multiple Perspectives
Approach. Second Edition. New York : The McGraw-Hill Companies