a
F
F
A
f F
A
dan F x f
a A
a
Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian
Page 33
r 4 ( P1 P2 )
8 L
Katup geser
Katup geser memanjang
Katup geser rata memanjang
Katup geser dengan piringan
Katup
geser
dari
kontruksinya
memiliki kode berupa angka yang memiliki
pengertian dari fungsi, dan cara kerja katup itu
sendiri, seperti katup 2/2 ( katup ini adalah
katup yang memiliki dua lubang dan dua
posisi). Jenis jenis katup geser yang
memiliki kode tersebut antar lain :
Katup 2/2
Katup 3/2 ( 3 lubang dan 2 posisi )
Katup 4/2 ( 4 lubang dan 2 posisi )
Katup 4/3 ( 4 lubang dan 3 posisi )
Katup 5/2 ( 5 lubang dan 2 posisi )
Katup katup ini juga sangat besar
peranannya pada sistem pneumatik yang
berfungsi sebagai pengatur aliran atau sebagai
katup kontrol. Jenis jenis katup pendukung
itu antara lain :
Katup satu arah
o Katup cek
o Katup dua tekanan fungsi
logika DAN
o Katup ganti : fungsi logika
ATAU
o Katup buang cepat
JURNAL APTEK Vol. 1 No. 1 Juli 2009
Katup tekanan
o Katup pembatas tekanan
o Katup sekuens ( sakelar tekanan
)
o Katup kombinasi
Observasi praktis.
Memahami gerakan tembilang dan
sabit pada saat memanen kelapa sawit.
2. Formulasi matematik.
- Memformulasikan secara matematis
dasar dasar persamaan hukum Pascal
- Analisis gaya, kerja,energi dam daya
pada selinder pneumatik
- Analisis torsi pada selinder pneumatik
- Analisis tekanan udara yang
dibutuhkan untuk selinder pneumatik
dengan luas selinder yang berbeda.
3. Membuat tabel tingkat kekuatan selinder
pneumatik sesuai dengan ukuran selinder
pneumatik.
Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian
Page 35
Vmaju Q
Vmundur
A
Q
An
Dimana :
V = kecepatan torak ( m/s )
Q = debit aliran fluida (udara) (m3/s)
A = luas penampang torak ( m2 )
An = A- Ak ( m2 )
Debit aliran udara ( Q )
Qm3 Am2 x vm s
s
V1
A
1
V2 A2
Page 36
Dimana :
F = gaya torak ( N )
Pe = tekanan kerja/efektif ( N/m2)
A = luas penampang (m2)
An = A Ak (m2)
Ak = Luas penampang (m2)
4.
D 2 . S . P 101,3x103 12 3
10 m / s
101,3
............................................Majundar, 2001
Gambar analisis daya pompa
5.
P2
P1
Q . Pe
600
p2
Pengubah Tekanan
Pe Patm
Qmundur A . S . n
Patm
Pe Patm
Patm
mnt
mnt
.......... . ltr
.......... ltr
Dimana :
S = langkah torak ( m )
Pe = tekanan kerja / efektif ( N/m2)
A = luas penampang (m2)
An
= A Ak
Ak
= luas batang torak (m2)
n = banyaknya langkah (kali/menit)
kebutuhan udara
bertekanan yang
diperlukankan (Q) juga dapat dicari
melalui rumus :
Gambar
analisis
penampang berbeda
Pe 2 Pe1 .
tekanan
pada
A1
.
A2
Dimana :
Pe1 = Tekanan awal ( N/m2)
Pe2 = Tekanan Akhir ( N/m2)
A1 = Luas penampang 1
A2 = Luas penampang 2
Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian
Page 37
7.
P
( N/m )
1 x 105
2 x 105
3 x 105
4 x 105
5 x 105
6 x 105
6 x 105
6 x 105
6 x 105
7 x 105
7 x 105
7 x 105
7 x 105
7 x 105
8 x 105
8 x 105
8 x 105
8 x 105
8 x 105
9 x 105
9 x 105
9 x 105
9 x 105
9 x 105
10 x 105
10 x 105
10 x 105
Bar
1
2
3
4
5
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
10
10
10
D
(m)
0.006
0.007
0.008
0.009
0.01
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
0.21
0.22
0.23
0.24
0.25
0.26
0.27
0.28
0.29
0.3
0.31
0.32
A
( m )
2.8 x 10-5
3.8 x 10-5
5.0 x 10-5
6.4 x 10-5
7.8 x 10-5
3.1 x 10-4
1.3 x 10-3
2.8 x 10-3
5.0 x 10-3
7.8 x 10-3
1.1 x 10-2
1.5 x 10-2
2.0 x 10-2
2.5 x 10-2
3.1 x 10-2
3.5 x 10-2
3.8 x 10-2
4.2 x 10-2
4.5 x 10-2
5.0 x 10-2
5.1 x 10-2
5.7 x 10-2
6.2 x 10-2
6.6 x 10-2
7.1 x 10-2
7.5 x 10-2
8.0 x 10-2
F
(N)
2.8
7.7
15
25
39
188
753
1695
3014
5495
7913
10770
14067
17804
25120
27695
30395
33221
36173
44156
47759
51504
55389
59417
70650
75438
80384
v
( m/s )
0.02
0.06
0.09
0.12
0.15
0.18
0.21
0.25
0.3
0.33
0.38
0.41
0.44
0.48
0.51
0.55
0.61
0.66
0.71
0.75
0.8
0.85
0.9
0.95
1
1
1
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Besar aliran udara didalam selinder
dipengaruhi oleh luas penampang
dan kecepatan aliran dan juga dapat
menentukan daya yang dibutuhkan
pada sistem untuk menggerakkan
aktuator bila besaran aliran
dikalikan dengan tekanan yang
disuplai ke aktuator.
2.
Gaya yang ditimbulkan pada
aktuator dihasilkan dari besarnya
tekanan udara yang disuplai dan
luas penampang yang menerima
Page 38
3.
L
(m)
0.001
0.002
0.004
0.006
0.008
0.009
0.01
0.02
0.03
0.04
0.06
0.08
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
V
( m )
2.8 x 10-8
7.7 x 10-8
2.0 x 10-7
3.8 x 10-7
6.3 x 10-7
2.8 x 10-6
1.3 x 10-5
5.6 x10-5
1.5 x 10-4
3.1 x 10-4
6.8 x 10-4
1.2 x 10-3
2.0 x 10-3
5.1 x 10-3
9.4 x 103
1.4 x 102
2.0 x 10-2
2.5 x 10-2
3.3 x 10-2
4.0 x 10-2
4.8 x 10-2
5.7 x 10-2
7.4 x 10-2
9.2 x 10-2
0.113
0.136
0.161
Q
( m/s )
5.6 x 10-7
2.3 x 10-6
4.5 x 10-6
7.6 x 10-6
1.2 x 10-5
5.6 x 10-5
2.6 x 10-4
7.1 x 10-4
1.5 x 10-3
2.6 x 10-3
4.4 x 10-3
6.3 x 10-3
8.8 x 10-3
0.012
0.016
0.019
0.023
0.027
0.032
0.037
0.042
0.049
0.055
0.063
0.071
0.075
0.080
DAFTAR PUSTAKA
Andrew Parr, (2007), Hidrolika dan
Pneumatika Pedoman untuk Teknisi
dan Instruktur Edisi kedua Erlangga
Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian
Page 39