Anda di halaman 1dari 8

Analisa Sistem Pneumatik

ANALISA SISTEM PNEUMATIK UNTUK PENGGERAK ALAT PANEN KELAPA


SAWIT
( TEMBILANG DAN SABIT )
Legisnal Hakim
ABSTRACT
Pneumatic is a fluid power system, that the energy source from the air pressure in
compressor machine, where the air store in the tank.The air pressure to activate the pneumatic
system is about 1 10 bar. Generally the pressure to made power is about 6 8 bar, and to make
bigger power about 8 10 bar. The force in pneumatic system is determine in this machin. It is
depent on wide of actuator linear. Wider the actuator it is bigger energy produced and have a
better work will bw done. Force that produced by actuator fold with the piston step and devide by
the time it is the power that need to harvest the palm. To make this machine work it is need control
valve, it valve to control direction, the flow control valve and pressure control valve
Key Word : Pneumatik
PENDAHULUAN
Perubahan dalam teknik memanen
kelapa sawit dari system manual dengan
system pneumatik perlu sekali diterapkan,
dengan menggunakan sumber energi yang
murah, mudah didapat dan disimpan. Saat ini
masih banyak yang belum memahami sistem
pneumatik sebagai sumber tenaga yang dapat
dikembangkan dan diterapkan ditengah
masyarakat, sistem pneumatik ini adalah salah
satu bentuk unit penggerak menggunakan
udara kempa.
Pada umumnya petani sawit memanen
kelapa sawit dengan menggunakan tembilang
dan sabit (a spade & reaping hook), alat ini
disambung dengan tangkai pemegang yang
terbuat dari pipa atau kayu, dimana panjang
tangkai tersebut selalu berubah sesuai dengan
tinggi batang sawit tersebut, alat ini
digerakkan dengan tenaga manusia, pada saat
pohon sawit masih setinggi 1m, 2m, 3m
sampai 5m mungkin masih mampu untuk
untuk mengangkat dan menggerakkannya, dan
bagaimana bila sawit itu semakin tinggi sesuai
umurnya, tentu butuh energi yang besar untuk
memanen kelapa sawit dari mengangkat
sehingga menggerakkannya agar kelapa sawit
dapat dipetik.
Sistim penggunaan tenaga yang
menggerakan alat panen dari tenaga manusia
perlu dikurangi dengan menggunakan tenaga
Page 32

pneumatik, dari sistem pneumatik ini,


gerakkan tembilang dan sabit dapat diatur
gerakannya dari lambat atau cepat (spontan).
Gerakan ini tergantung dari penggunaan
actuator dan katup yang digunakan. Dari
pengalihan sebahagian tenaga tersebut juga
akan mengalami dampak terhadap kinerja
petani kelapa sawit, dan perusahaan kelapa
sawit yang memiliki kebun minimal 3000 Ha.
Sistem
pneumatik
ini
bekerja
berdasarkan tekanan udara yang ditransferkan
ke actuator dan keluarkan berupa gaya (
kekuatan ) untuk menggerakan alat panen dan
juga dapat memotong tangkai pelepah dan
tandan kelapa sawit. Berapa besar gaya yang
dihasilkan tergantung pada besar tekanan,
ukuran actuator dan pemilihan katup
pengontrol. untuk itu perlu identifikasi berapa
kekerasan tangkai pelepah dan tandan kelapa
sawit, agar dapat dianalisa berapa besar gaya
yang diperlukan untuk memotong tangkai dan
tandan tersebut, dan gerakan mana yang akan
diterapkan pada sistem pneumatik dari alat
panen ( tembilang dan sabit ).
Ada dua gerakan yang terjadi pada saat
memanen yaitu gerakan menarik dan
menghunjam serta diiringi dengan gerakan
menukil, dari kedua gerakan ini mana yang
lebih simple dan tidak membutuhkan kekuatan
yang besar, maka perlu pemilihan untuk
diterapkan pada gerakan actuator. Untuk itu
perlu jenis actuator yang sesuaikan dengan
JURNAL APTEK Vol. 1 No. 1 Juli 2009

Analisa Sistem Pneumatik

fungsi, beban dan tujuan penggunaan sistem


pneumatik, ada beberapa jenis dari gerakannya
antara lain :
1. Single Acting Cylinder.
2. Double Acting Cylinder.
3. Double
Acting
Cylinder
with
Cushioning.
Dari tiga jenis actuator ini bergerak
maju dan mundur dan memiliki kelebihan
masing masing. Untuk pengembangan sistem
ini perlu didesain sirkuit pneumatik untuk
menentukan pengaturan kecepatan gerak
actuator.
Pemotongan tandan dan tangkai
pelepah sawit membutuhkan energi, kekuatan
dan teknik dalam pemotongan. Untuk itu perlu
diperhitungkan berapa besar kekuatan yang
dibutuhkan untuk memotong dengan sistem
pneumatik, jadi disini dibatasi masalah berapa
kekuatan yang dibutuhkan aktuator, ukuran
aktuator,
dan
bagaimana
gerakkan
pemotongan pada aktuator yang sesuai dengan
alat panen.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan teknologi pneumatik yang mudah dipakai
oleh masyarakat petani kelapa sawit
khususnya dan masyarakat awam umumnya,
dan juga untuk menjajaki sistem pneumatik
dapat dijadikan model alat yang hemat energi
dan waktu. Komponen sistem pneumatik dapat
diuraikan dan di rangkai oleh petani dengan
cepat, serta mudah untuk mobilisasi dan
merawat peralatan pneumatik.. Dan juga
membuktikan bahwa sistem pneumatik dapat
diaplikasikan dengan mudah dan cepat.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pneumatik sumber energinya
adalah udara, dimana udara adalah campuran
gas yang terdiri dari atas senyawa :
78% dari udara adalah nitrogen
21% adalah oksigen
Sisanya adalah campuran karbondioksida,
argon, hydrogen neon, helium, krypton, dan
xenon. Sifat udara adalah kemampuan
kemampatannya, bila dikompresi pada volume
konstan dan tekanan konstan temperaturnya
akan naik, dan juga udara dapat disimpan pada
sebuah medium yang tertutup dengan tekanan

tetap terjaga dan menjadi sumber energi yang


tersimpan, saat tertentu bisa dimanfaatkan.
Prinsip dari pneumatik ini juga
berdasarkan pada hukum pascal tekanan
yang dikerjakan pada fluida dalam bejana
tertutup diteruskan tanpa berkurang kesemua
bagian fluida dan dinding bejana itu .
Penekan pneumatik adalah suatu alat untuk
melipatkan gaya yang faktor perkaliannya
sama dengan perbandingan antara luas kedua
peston.
f

a
F

F
A

f F
A
dan F x f
a A
a

Karena segala sesuatu dibumi ini


menerima tekanan yaitu tekanan absolut
atmosfir (Pat), maka tekanan tidak dapat
dirasakan. Pada umumnya tekanan atmosfir
dianggap sebagai tekanan dasar, dan yang
bervariasi (akibat penyimpangan nilai) adalah:
Tekanan ukur
= Pg
Tekanan vakum = Pv
Tekanan atmosfir tidak mempunyai
nilai konstan, tergantung letak dan iklimnya.
Tekanan dibawah 1 atm disebut vacum dan
diatas 1 atm adalah daerah tekanan.
Tekanan absolut terdiri atas tekanan atmosfir
Pat dan tekanan ukur Pg.
Udara mempunyai karakteristik sama
dengan gas, udara juga tidak mempunyai
bentuk yang khusus. Bentuknya mudah
berubah karena tahanannya kecil. Udara akan
berubah bentuk sesuai dengan tempatnya.
Udara dapat dimampatkan dan selalu berusaha
untuk mengembang.

Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian

Page 33

Analisa Sistem Pneumatik

Hukum Boyle Mariote menjelaskan


sifat : Volume dari massa gas yang tertutup
pada temperatur konstan adalah berbanding
terbalik dengan tekanan absolut atau hasil kali
dari volume dan tekanan absolut adalah
konstan untuk massa gas tertentu.
P1 x V1 = P2 x V2 = P3 x V3 = konstan
Umumnya elemen elemen pneumatic
seperti silinder dan katup disiapkan untuk
menerima tekanan kerja maksimal 8 10 Bar.
Untuk pengoperasian yang ekonomis, tekanan
tekanan 6 Bar sudah cukup.Tetapi karena
adanya tahanan arus pada masing masing
komponen ( misalnya pencekik ) dan dalam
pipa saluran, sambungan, panjang pipa,
kebocoran, maka harus diperkirakan pula nilai
susut tekanan antara 0,1 sampai 0,5. Oleh
sebab itu, kompresor harus menyediakan
tekanan 6,5 sampai 7 Bar supaya tekanan kerja
sebesar 6 Bar tetap terjamin.
Usaha yang dilakukan tekanan P yang
bekerja pada permukaan sebuah bidang
dengan luas A ketika permukaan tersebut
bergerak sejauh suatu jarak x adalah sama
dengan tekanan dikalikan dengan volume
langkah piston actuator ( A . x ).
Menurut hukum Poiseuille aliran fluida
melalui pipa berbentuk selinder sepanjang L
dengan jari jari penampang r adalah :

r 4 ( P1 P2 )
8 L

P1 P2 adalah beda tekanan antara kedua


ujung pipa.
Kapasitas aliran yang mengalir juga
berpengaruh terhadap gerak actuator, yang
mana kapasitas aliran udara yang mengalir
didalam actuator tergantung pada kecepatan
rata rata aliran udara ( v ) yang mengalir dan
luas penampang ( A ), yaitu Q = A.v
Supaya
keandalan
pengendalian
pneumatik terjamin, harus disediakan udara
yang kualitasnya memadai, seperti udara yang
bersih, kering, dan tekanan yang tepat.
Udara bertekanan diperoleh dari
kompresor, kemudian dialirkan melalui
beberapa elemen sampai mencapai pemakai.
Tidak menggunakan persiapan udara yang
berkualitas baik dan pemilihan komponen
Page 34

yang salah akan mengurangi kualitas. Elemen


elemen berikut harus dipergunakan dalam
penyiapan udara bertekanan :
Kompresor udara
Tangki udara
Pengering udara
Pengatur tekanan
Pelumas
Tempat pembuangan untuk kondensasi.
Katup pengontrol arah adalah bagian
yang mempengaruhi jalannya aliran udara.
Secara kontruksinya katup ini dibagi 2
kategori yaitu katup duduk dan katup
geser.dari kedua kategori katup dapat dibagi
beberapa jenis sesuai dengan kontruksinya
yaitu
Katup duduk
Katup dengan kedudukan bola
Katup dengan kedudukan piringan

Katup geser
Katup geser memanjang
Katup geser rata memanjang
Katup geser dengan piringan

Katup
geser
dari
kontruksinya
memiliki kode berupa angka yang memiliki
pengertian dari fungsi, dan cara kerja katup itu
sendiri, seperti katup 2/2 ( katup ini adalah
katup yang memiliki dua lubang dan dua
posisi). Jenis jenis katup geser yang
memiliki kode tersebut antar lain :
Katup 2/2
Katup 3/2 ( 3 lubang dan 2 posisi )
Katup 4/2 ( 4 lubang dan 2 posisi )
Katup 4/3 ( 4 lubang dan 3 posisi )
Katup 5/2 ( 5 lubang dan 2 posisi )
Katup katup ini juga sangat besar
peranannya pada sistem pneumatik yang
berfungsi sebagai pengatur aliran atau sebagai
katup kontrol. Jenis jenis katup pendukung
itu antara lain :
Katup satu arah
o Katup cek
o Katup dua tekanan fungsi
logika DAN
o Katup ganti : fungsi logika
ATAU
o Katup buang cepat
JURNAL APTEK Vol. 1 No. 1 Juli 2009

Analisa Sistem Pneumatik

Katup kontrol aliran


o Katup cekik dua arah
o Katup kontrol aliran satu arah

Katup tekanan
o Katup pembatas tekanan
o Katup sekuens ( sakelar tekanan
)
o Katup kombinasi

batang piston dan bantalan menjadi terlalu


besar. Untuk menghindari bahaya tekanan
diameter batang piston pada langkah yang
panjang harus sedikit lebih besar.
Kecepatan piston
Kecepatan
selinder
pneumatik
tergantung pada beban, tekanan udara yang
ada, panjang saluran, penampang antara
elemen kontrol terakhir dan elemen kerja,
dan juga jumlah aliran udara yang melalui
elemen kontrol terakhir. Kecepatan juga
dipengaruhi peredam akhir langkah.
Kecepatan piston rata-rata dari selinder
standard berkisar antara 0,1 sampai 1,5
m/s. Selinder khusus dapat mencapai
kecepatan sampai 10 m/s. Kecepatan
piston dapat diatur dengan katup
pengontrol aliran satu arah dan dapat
ditingkatkan dengan katup pembuangan
cepat
Untuk penyiapan udara dan untuk
mengetahui biaya pengadaan energi
terlebih dahulu harus diketahui konsumsi
udara pada sistem. Pada tekanan kerja,
diameter piston, dan langkah tertentu,
konsumsi udara dihitung :

Aktuator adalah bagian keluaran untuk


mengubah energi fluida yang disuplai menjadi
energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal
keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan
aktuator bertanggung jawab pada sinyal
kontrol melalui elemen kontrol terakhir. Jenis
lain dari bagian keluaran digunakan untuk
mengindikasi status kontrol sistem atau
aktuator
Aktuator pneumatik bisa diuraikan
pada dua kelompok gerak lurus dan putar
Gerakan lurus ( gerakan linier )
o Silinder kerja tunggal
o Silinder kerja ganda
Gerakan putar
o Motor udara
o Aktuator yang berputar ( ayun )
Karakteristik penampilan selinder
dapat ditentukan secara teori atau dengan data
data dari pabriknya. Kedua metode ini dapat
dilaksanakan,
tetapi
biasanya
untuk
pelaksanaan dan penggunaan tertentu, data
data dari pabrik pembuat adalah lebih relevan.
Gaya piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh
silinder bergantung pada tekanan udara,
diameter selinder, dan tahanan gesekan
dari komponen perapat. Gaya piston secara
teoritis dihitung menurut rumus berikut :
Fth = A x P
Fth = Gaya Piston teoritis ( N )
A = Luas piston yang dipakai ( m2 )
P = Tekanan kerja ( Pa )
Panjang langkah
Langkah silinder pneumatic tidak boleh
lebih dari 2 m, untuk selinder rodless
jangan lebih dari 10 m. Dengan akibat
langkah yang panjang, tekanan mekanik

Konsumsi udara = Perbandingan kompresi


x luas bidang piston x panjang langkah.
Perbandingan kompresi
= 1.031 + tekanan kerja ( bar )
1.031.
METODE PENELITIAN.
1.

Observasi praktis.
Memahami gerakan tembilang dan
sabit pada saat memanen kelapa sawit.
2. Formulasi matematik.
- Memformulasikan secara matematis
dasar dasar persamaan hukum Pascal
- Analisis gaya, kerja,energi dam daya
pada selinder pneumatik
- Analisis torsi pada selinder pneumatik
- Analisis tekanan udara yang
dibutuhkan untuk selinder pneumatik
dengan luas selinder yang berbeda.
3. Membuat tabel tingkat kekuatan selinder
pneumatik sesuai dengan ukuran selinder
pneumatik.

Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian

Page 35

Analisa Sistem Pneumatik

HASIL DAN PEMBAHASAN.


Formulasi Matematis Dasar-dasar Persamaan
Hukum Pascal
1. Analisis Aliran Fluida
Udara yang masuk kedalam selinder
dengan luas A ( m2 ), dengan kecepatan udara
yang mengalir v ( m/s ), maka akan
menghasilkan debit udara Q (m3/s ).

Gambar analisis kecepatan torak

Vmaju Q
Vmundur

A
Q

An

Dimana :
V = kecepatan torak ( m/s )
Q = debit aliran fluida (udara) (m3/s)
A = luas penampang torak ( m2 )
An = A- Ak ( m2 )
Debit aliran udara ( Q )

Qm3 Am2 x vm s
s

3. Analisis gaya torak

Bila Fluida mengalir melalui saluran


yang memiliki perbedaan luas penampang A,
maka debit fluida akan tetap, namun
kecepatannya yang akan berubah, sebanding
dengan perubahan luas penampangnya.
Q1 Q2 , sehingga

V1
A
1
V2 A2

2. Analisis Kecepatan Torak


Pada selinder pneumatik memiliki
torak dengan luas dan memiliki luas
penampang batang torak, maka dengan
perbedaan tersebut gerak maju lebih
lambat dari pada gerak mundur torak.

Page 36

Gambar analisis gaya torak


Fmaju = Pe . A . .......( N )
Fmundur = Pe . A . .......( N )

JURNAL APTEK Vol. 1 No. 1 Juli 2009

Analisa Sistem Pneumatik

Dimana :
F = gaya torak ( N )
Pe = tekanan kerja/efektif ( N/m2)
A = luas penampang (m2)
An = A Ak (m2)
Ak = Luas penampang (m2)
4.

Udara yang diperlukan


.
Q 0,7854

D 2 . S . P 101,3x103 12 3
10 m / s
101,3

............................................Majundar, 2001
Gambar analisis daya pompa
5.

Perhitungan daya kompresor


P2 Q . Pe

P2
P1

Q . Pe
600
p2

P2 = Daya output pompa ( kW)


P1 = Daya motor ( kW)
6.

Pengubah Tekanan

Gambar analisis kebutuhan udara


Qmaju A . S . n

Pe Patm

Qmundur A . S . n

Patm

Pe Patm
Patm

mnt

mnt

.......... . ltr

.......... ltr

Dimana :
S = langkah torak ( m )
Pe = tekanan kerja / efektif ( N/m2)
A = luas penampang (m2)
An
= A Ak
Ak
= luas batang torak (m2)
n = banyaknya langkah (kali/menit)
kebutuhan udara
bertekanan yang
diperlukankan (Q) juga dapat dicari
melalui rumus :

Gambar
analisis
penampang berbeda
Pe 2 Pe1 .

tekanan

pada

A1
.
A2

Dimana :
Pe1 = Tekanan awal ( N/m2)
Pe2 = Tekanan Akhir ( N/m2)
A1 = Luas penampang 1
A2 = Luas penampang 2

Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian

Page 37

Analisa Sistem Pneumatik

7.

Analisis tekanan udara dalam selinder yang berbeda luas penampangnya.

P
( N/m )
1 x 105
2 x 105
3 x 105
4 x 105
5 x 105
6 x 105
6 x 105
6 x 105
6 x 105
7 x 105
7 x 105
7 x 105
7 x 105
7 x 105
8 x 105
8 x 105
8 x 105
8 x 105
8 x 105
9 x 105
9 x 105
9 x 105
9 x 105
9 x 105
10 x 105
10 x 105
10 x 105

Bar
1
2
3
4
5
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
10
10
10

D
(m)
0.006
0.007
0.008
0.009
0.01
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
0.21
0.22
0.23
0.24
0.25
0.26
0.27
0.28
0.29
0.3
0.31
0.32

A
( m )
2.8 x 10-5
3.8 x 10-5
5.0 x 10-5
6.4 x 10-5
7.8 x 10-5
3.1 x 10-4
1.3 x 10-3
2.8 x 10-3
5.0 x 10-3
7.8 x 10-3
1.1 x 10-2
1.5 x 10-2
2.0 x 10-2
2.5 x 10-2
3.1 x 10-2
3.5 x 10-2
3.8 x 10-2
4.2 x 10-2
4.5 x 10-2
5.0 x 10-2
5.1 x 10-2
5.7 x 10-2
6.2 x 10-2
6.6 x 10-2
7.1 x 10-2
7.5 x 10-2
8.0 x 10-2

F
(N)
2.8
7.7
15
25
39
188
753
1695
3014
5495
7913
10770
14067
17804
25120
27695
30395
33221
36173
44156
47759
51504
55389
59417
70650
75438
80384

v
( m/s )
0.02
0.06
0.09
0.12
0.15
0.18
0.21
0.25
0.3
0.33
0.38
0.41
0.44
0.48
0.51
0.55
0.61
0.66
0.71
0.75
0.8
0.85
0.9
0.95
1
1
1

KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Besar aliran udara didalam selinder
dipengaruhi oleh luas penampang
dan kecepatan aliran dan juga dapat
menentukan daya yang dibutuhkan
pada sistem untuk menggerakkan
aktuator bila besaran aliran
dikalikan dengan tekanan yang
disuplai ke aktuator.
2.
Gaya yang ditimbulkan pada
aktuator dihasilkan dari besarnya
tekanan udara yang disuplai dan
luas penampang yang menerima

Page 38

3.

L
(m)
0.001
0.002
0.004
0.006
0.008
0.009
0.01
0.02
0.03
0.04
0.06
0.08
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2

V
( m )
2.8 x 10-8
7.7 x 10-8
2.0 x 10-7
3.8 x 10-7
6.3 x 10-7
2.8 x 10-6
1.3 x 10-5
5.6 x10-5
1.5 x 10-4
3.1 x 10-4
6.8 x 10-4
1.2 x 10-3
2.0 x 10-3
5.1 x 10-3
9.4 x 103
1.4 x 102
2.0 x 10-2
2.5 x 10-2
3.3 x 10-2
4.0 x 10-2
4.8 x 10-2
5.7 x 10-2
7.4 x 10-2
9.2 x 10-2
0.113
0.136
0.161

Q
( m/s )
5.6 x 10-7
2.3 x 10-6
4.5 x 10-6
7.6 x 10-6
1.2 x 10-5
5.6 x 10-5
2.6 x 10-4
7.1 x 10-4
1.5 x 10-3
2.6 x 10-3
4.4 x 10-3
6.3 x 10-3
8.8 x 10-3
0.012
0.016
0.019
0.023
0.027
0.032
0.037
0.042
0.049
0.055
0.063
0.071
0.075
0.080

energi udara untuk menggerakan


aktuator.
Tekenan udara, luas penampang
aktuator dan panjang langkah
piston merupakan indikator dalam
pengaplikasian sistem pneumatik
untuk menghasilkan gaya yang
besar untuk menghasilkan energi
atau kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Andrew Parr, (2007), Hidrolika dan
Pneumatika Pedoman untuk Teknisi
dan Instruktur Edisi kedua Erlangga

JURNAL APTEK Vol. 1 No. 1 Juli 2009

Analisa Sistem Pneumatik

Wirawan, Drs, MT, dan Pramono, Drs.,


(2009), bahan ajar PTM 305 Hidrolik
dan Pneumatik pdf
Riccy Kurniawan., ( 2008 ), Rekayasa
rancang bangun sistem pemindahan
material otomatis dengan
sistem
elektro-pneumatic , jurnal ilmiah
teknik mesin CAKRAM Vol.2 No. 1,
Juni 2008
(42 47 )

S.R . Majumdar, ( 2001 ), Pneumatic System


: Principles and maintenance Tata
McGraw-Hill
Harry L. Stewart, ( ), Hydraulic and
Pneumatic Power for Production ,
R. Keith Mobley, ( ), Fluida Power
Dynamic

P. Croser, F. Ebel, (2003 ), Pneumatik,


Festo didactic.

Legisnal Hakim, Staf Pengajar Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Politeknik Pasir Pengaraian

Page 39

Anda mungkin juga menyukai