OLEH : KELOMPOK 9
1. EGGY TRIANA PUTRI (1310422040)
2. LISA NOVITA
3. FATIMAH
(1310422044)
(1310422042)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui frekuensi tingkah laku bermain menggunakan alat pada M.
fascicularis
2. Untuk mengetahui durasi tingkah laku bermain menggunakan alat pada M.
fascicularis
.
sallosity) yang melekat pada tulang duduk (ischial) dan memiliki kantong makanan di pipi
(cheek pouches) (Napier dan Napier, 1985).
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Sub Ordo
: Anthropoidea
Infra Ordo
: Catarrhini
Super famili
: Cercopithecidea
Famili
: Cercopithecidae
Genus
: Macaca
Spesies
: Macaca fascicularis
M. fascicularis dinamakan monyet ekor panjang karena memiliki ekor yang panjang,
berkisar antara 80% hingga 110% dari total panjang kepala dan tubuh. Ukuran tubuh jantan
adalah 412 mm hingga 648 mm dengan bobot badan 4,7 kg hingga 8,3 kg. Betina mempunyai
panjang 385 mm hingga 503 mm dengan bobot badan 2,5 hingga 5,7 kg. Ekor berbentuk silindris
dan muscular serta ditutupi oleh rambut. Monyet ekor panjang mempunyai dua warna utama
yaitu coklat keabu-abuan dan kemerah-merahan dengan berbagai variasi menurut musim, umur
dan lokasi (Lekagul dan McNeely,1977).
M. fascicularis bersifat diurnal (aktifitas pada siang hari), terrestrial (banyak melakukan
aktifitas diatas tanah) dan tidur di atas pohon untuk menghindari pemangsa (Napier dan Napier,
1985). Genus Macaca sp. memiliki lama hidup 25-30 tahun, lama bunting 167 hari, umur disapih
5-6 bulan, umur dewasa 4,5-6,5 tahun, umur dikawinkan 36-48 bulan, siklus estrus 31 hari,
periode estrus tiga sampai empat hari. Perkawinan terjadi sewaktu-waktu, ovulasi spontan pada
hari kedua belas atau ketiga belas pada siklus estrus, implantasi 15-21 hari sesudah fertilisasi,
jumlah anak satu ekor, jarang terjadi beranak dua ekor (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988)
.BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN
Hari
Pengamatan
Waktu
Mulai
Berhenti
Durasi
(bout)
10:22:30
10:24:13
43 detik
Plastik bekas
makanan
2 ekor
10:26:02
10:26:17
15 detik
Plastik bekas
10:27:06
10:27:13
7 detik
Daun Tua
10:30:34
10:26:14
40 detik
Ranting Tua
10:48:47
10:49:01
14 detik
Daun
10:48:17
10:48:34
17 detik
Biji buah
09:43:29
09:43:48
19 detik
Daun
10:11:07
10:11:29
22 detik
Benen bekas
1 ekor
10:23:38
10:24:04
26 detik
Kulit kayu
10
10:24:29
10:24:53
24 detik
Plastik bekas
1 ekor
11
09:47:13
09:47:18
5 detik
Batu
12
09:52:20
09:51:29
9 detik
Platik bekas
09:58:49
09:59:02
13 detik
Ranting Pohon
14
09:59:53
10:00:08
15 detik
Batu
15
10:01:05
10:01:28
23 detik
Plastik bekas
1 ekor
No
Alat yang
digunakan
13
Dari tabel diatas maka dilakukan perhitungan frekuensi penggunaan alat oleh M. fascicularis
sebagai berikut :
Frekuensi Hari-1 : 7 / 7200 detik = 0,00097 / detik
Frekuensi Hari-1 : 4 / 7200 detik = 0,00054 / detik
Frekuensi Hari-1 : 5 / 7200 detik = 0,00069 / detik
Rata Rata : 0,00097 + 0,00054 + 0,00069 / 3 = 0,00073
Selanjutnya juga dilakukan perhitungan durasi penggunaan alat oleh M. fascicularis sebagai
berikut :
Durasi Hari-1 : 136 / 7200 detik = 0,018 detik
Durasi Hari-1 : 91 / 7200 detik = 0,012 detik
Durasi Hari-1 : 65 / 7200 detik = 0,009 detik
Rata Rata : 0,018 + 0,012 + 0,009 / 3 = 0,013
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa frekuensi dari penggunaan alat oleh M. fascicularis juvenil
memiliki nilai yang relativ kecil yakni sebesar 0,00073 kali perdetik dan durasi penggunaan alat
oleh M. fascicularis memiliki nilai yang relativ kecil pula yakni 0,013 detik dalam 2 jam
pengamatan. Dari hasil pengamatan juvenile M. fascicularis lebih menghabiskan waktunya
dengan bergerak aktif yakni bermain secara langsung, moving, bergelantungan, memanjat dan
mencari makan. Hal ini sesuai dengan literatur dari Dewi dkk (2016) bahwa pada masa juvenile
persentase dari M. fascicularis untuk bersosialisasi sangat kecil, hal ini karena pada saat masa
juvenil merasa bahwa individu lain merupakan pesaing. Maka dari itu mereka lebih sering hidup
dengan cara individual, sehingga pada masa juvenile ini sangat sering melakukan moving hal ini
sekaligus dalam rangka mencari makanan. Aktifitas makan merupakan aktifitas rutinitas harian
yang dilakukan oleh monyet ekor panjang. Mooving dari satu pohon ke pohon lainnya dengan
banyak cara yang dilakukan yaitu bergelantungan pada akar-akar gantung pohon dengan kedua
tangannya, berjalan dengan empat kaki (quandrapedalisme) yang dilakukan diatas tanah maupun
pada dahan-dahan pohon, dan memanjat batang pohon. Perilaku sosial pada juvenil biasanya dilakukan
dengan betina dewasa yaitu grooming (allogrooming) ataupun yang dilakukan sendiri (autogrooming).
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 1990. Studi ekologi bekantan (Nasalis larvatus) di Hutan Lindung Bukit Soeharto
Kalimantan Timur. Laporan penelitian kerjasama Depdikbud dan JICA.
Napier, J. R. and P. H. Napier. 1985. The Natural History of the Primates. The MIT Press,
Cambridge, Massachusetts.
Bennet, B. T., R. C. Abee, and R. Henrickson. 1995. Nonhuman Primates in Biomedical
Research Biology ang Management. Academic Press. New York.
Lekagul, B dan J. A. McNeely. 1977. Mammals of Thailand. The Association for The
Conservation of Wildlife. Bangkok.
Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan
Percobaan di Daerah Tropis. Tikus Laboratorium (Rattus norvegicus): 37-57. Penerbit
Universitas Indonesia
Sari, Suwarno, Alanindra, dan Marjono. 2014. Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu Tawangmangu Karanganyar. FKIP
UNS
Fitriana, Vivin, Jarulis, Santi, dan Nurul. 2012. Perilaku Bermain Macaca fascicularis (Raffles,
1821) Juvenil di Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu. Skripsi Universitas Bengkulu.
Bengkulu