publik '' dan membantu untuk mengelola risiko penipuan dan melindungi
investasi publik. Penilaian risiko penipuan adalah bagian penting dari proses
audit dan salah satu tantangan terberat yang dihadapi auditor. Tentu saja, hal ini
harus mengacu pada sebuah standard. Standar auditing saat ini (misalnya,
Statement on Auditing Standard (SAS) No. 99 (AICPA, 2002) dan Standar
Internasional tentang Pemeriksaan Keuangan (ISA) 240 (IFAC 2010))
menggunakan fraud triangle sebagai dasar untuk menentukan kepastian yang
logis dalam hal pendeteksian tanggung jawab dan mengidentifikasi faktor risiko
kecurangan bagi auditor untuk menilai risiko kecurangan dalam audit laporan
keuangan.
Posisi fraud triangle dominan dalam literatur, namun terdapat pertanyaan
apakah kerangka asli dapat ditingkatkan untuk digunakan oleh auditor dan orang
lain yang terlibat dalam manajemen risiko fraud. Misalnya, Wolfe dan Hermanson
(2004) memperkenalkan ''fraud diamond'' untuk mengembangkang model fraud
triangle dari Cressey ini, dengan memasukkan komponen kemampuan dimana
pertimbangannya adalah kemampuan individu untuk bertindak atas peluang
penipuan dan melakukan penipuan. Meskipun terdapat usulan alternatif untuk
fraud triangle agar dikembangkan supaya dapat lebih memahami masalah
kecurangan, namun masih sedikit sekali literatur pengujian perbandingan antara
model bersaing. Penelitian ini melakukan uji empiris awal terhadap efek dari
praktek model kecurangan alteratif pada penilaian risiko auditor. Kami
termotivasi bahwa model triangle fraud yang tradisional tidak lengkap dalam
spesifikasi dan bahwa kesalahan spesifikasi ini mungkin dapat mempengaruhi
evaluasi auditor pada faktor risiko penipuan dan penilaian audit yang terkait
kecurangan berikutnya.
Penelitian ini membandingkan penilaian risiko kecurangan yang telah
dikembangkan dengan acuan pada model fraud triangle pada penilaian yang
menggunakan model fraud diamond. Hasil yang ditunjukkan dari sebuah sampel
menunjukkan jika model kecurangan pada tipe aid model practice secara
signifikan mempengaruhi penilaian risiko fraud auditor. Secara khusus, auditor
pada kelompok fraud diamond memiliki penilaian risiko fraud signifikan lebih
tinggi dari auditor pada kelompok fraud triangle. Selain itu, ketika risiko CEO
tinggi, auditor pada kelompok fraud diamond, mungkin lebih mengarah kepada
kemampuan sebagai faktor risiko penting.
Pengembangan Hipotesis
Peran fraud triangle dalam pendeteksian kecurangan auditor
Standar Audit profesional dan yang terkait dengannya telah lama
menggunakan fraud triangle sebagai dasar atau bahan acuan. Contohnya dalam
SAS no.99, lalu ISA 240, COSO dan PCAOB. Namun meskipun sejumlah studi
memberikan dukungan pada fraud triangle dan penggunaannya dalam standar
auditing (lihat Hogan et al (2008) untuk review.), pada literatur (misalnya, Wilks
dan Zimbelman, 2004; Hogan et al., 2008; Johnson et al, 2013;.. Trompeter et al,
2013) menekankan bahwa studi yang lebih komprehensif dari fraud triangle
diperlukan. Literatur yang berisi penelitian, sangat terbatas pada rasionalisasi,
dimana Wilks dan Zimbelman (2004) menyatakan jika hal tersebut merupakan
komponen fraud triangle yang paling penting, menurut auditor. Lainnya
menyatakan bahwa rasionalisasi sulit untuk mengamati dan tidak lengkap ketika