Anda di halaman 1dari 8

Kompetensi

merupakan
dari pengetahuan, keterampilan nilai dan
A. Kompetensi Dasar
Pendidikan
Agamaperpaduan
Islam
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal
ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi
yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.
Sehingga Kompetensi
Dasar Agama Islam adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus
dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaranAgama Islam yang
diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
B. Hakikat Pendidikan Agama Islam
Memahami Pendidikan Agama Islam berarti harus menganalisis secara
pedagosis suatu aspek utama dari misi agama yang diturunkan kepada umat manusia
melalui Muhammad, SAW, 14 abad yang lalu. Al-Quran sebagai petunjuk Ilahi
mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin dan muttaqin melalui
proses tahap demi tahap.
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik
yang berbentuk jasmani maupun rohani, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis
setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta. Potensi jasmaniah manusia
adalah yang berkenaan dengan seluruh organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah
manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat dalam bathin manusia, yakni akal, qalbu,
nafsu, ruh.
Islam sebagai ajaran yang mengandung sistem nilai dimana proses
pendidikan Agama Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten untuk
mencapai tujuan. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan pilosofis dari pemikir-pemikir
pedagosis muslim, maka sistem nilai itu kemudian dijadikan dasar pembangunan
(struktur) Pendidikan Agama Islam yang memiliki daya fleksibilitas normatif menurut
kebutuhan dan kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang
bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik
maksimal pertumbuhannya dan perkembangannya.
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian mencari makan
(Opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga
sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia. Bila ingin diarahkan
kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam, maka harus berproses melalui sistem
kependidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.
Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan

atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak, (moralitas) dan pegalamannya. Dan keempat
potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional Pendidikan Agama Islam.
Dalam strategi Pendidikan Agama Islam keempat potensi dinamis yang esensial
tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses kependidikan Islam sampai kepada
tercapainya tujuan akhir pendidikan yaitu manusia dewasa yang mukmin atau muslim,
muhsin dan mukhlisin muttaqin[1]
C. Konsep Pendidikan Agama Islam
.
Definisi Pendidikan Islam
[2]

Menurut Yusuf Al-Qardhawi pengertian pendidikan agama islam adalah sebagai pendidikan manusia se
dan hatinya, rohani, dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya
Pengertian pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu system kependidikan yang mencakup se

Mengingat luasnya jangkauan yang harus digarap oleh pendidikan Islam, maka pendidikan Islam tida

Oleh karena itu, ditinjau dari aspek pengalamannya pendidikan Islam berwatak akomodatif kepada tu
Ada

pula yang berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Al-Quran, Hadits
Oleh karena itu, Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi dorong
:
[3]

Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri k

SWT, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shodaqoh. Sesungguhnya i

menempatkan pemiliknya pada kedududkan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di d
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke syorga.[4]
Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga.[5]
Makna hadits tersebut sejalan dengan firman Allah SWT :

Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahua

Aqidah menjadi dasar kurikulum (mata ajaran dan metode ajaran) yang berlaku dalam pendidikan Is

[6]

Aqidah Islam menjadi asas dari ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti semua ilmu pengetahuan yang dike
bersumber pada aqidah Islam, karena memang tidak semua ilmu pengetahuan lahir dari aqidah Islam. Y
Jadi tujuan akhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya
b.

Rumusan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 s.d 11 Mei 1960, di Cipayu
Bogor.

Bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakan kebenaran d

Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan atas pengertian bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan te
c.
Rumusan tentang pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al Taumi Al Syaebani.

Bahwa tujuan pendidikan Islam ialah perubahan yang diingini yang diusahkan dalam proses pendidik

Mengingat tujuan pendidikan yang begitu luas, maka tujuan tersebut dibedakan dalam bebera

1). Tujuan individual yang menyangkut individu, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapka

2). Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dan dan den

3). Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta sebagai suatu

Oleh karena tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan cita-cita mewujudkan nilai-nilai, m

5.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

Jika makna pendidikan Islam telah terdistorsi oleh konsep-konsep dari Barat, maka konsepnya sudah
zulm
,
jahl
dan
junun.

Artinya produk pendidikan Islam tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya, atau meletakkan s

zalim
), tidak menempuh cara yang salah dalam mencapai tujuan (
jahil
) dan tidak salah dalam menentukan tujuan hidup.

Oleh sebab itu pendidikan Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada

al-Araf
, 172 manusia di alam ruh telah bersyahadah bahwa Allah adalah Tuhannya. Inilah sebenarnya yang dim

Fitrah tidak hanya terdapat pada diri manusia, tapi juga pada alam semesta. Pada keduanya Allah mel
kauniyyah
, Allah menurunkan al-Quran sebagai bekal memahami ayat-ayat pada keduanya

Pada ketiga realitas tersebut (diri, alam dan kalam Allah yakni al-Quran) terdapat ayat-ayat yang saling
kauniyyah
melalui ayat-ayat
qauliyyah
, maka ia akan memperoleh
hikmah
.

Agar konsep dan praktek pendidikan Islam tidak salah arah, perlu disusun sesuai dengan fitrah manus
fitrah
munazzalah,
yaitu al-Quran
.

Jika proses pendidikan itu berjalan sesuai dengan fitrah, maka ia akan menghasilkan rasa berkeadilan d
haqq
) dari yang salah (
batil
).
Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif (
talim
) dan meninggalkan aspek afektif (
amal
dan
akhlaq

). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan dengan fitrah. Al-Quran mensyaratkan aga
Ali Imran

191). Fikir yang tidak berdasarkan pada zikir hanya akan menghasilkan cendekiawan yang luas ilmuny

D. Fungsi Pendidikan Agama Islam Dalam Kehidupan Manusia


Fungsi Pendidikan Agama dalam kehidupan
Ada beberapa alasan tentang mengapa Pendidikan agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, antara lain adalah : Karena agama merupakan sumber moral
Karena agama merupakan petunjuk kebenaran Karena agama merupakan sumber
informasi tentang masalah metafisika. Karena agama memberikan bimbingan
rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.Manusia sejak
dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak
mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78

Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia
menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara
mereka yang mensyukurinya.[7]Dalam keadaan yang demikian itu, manusia
senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam,
maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi
menjadi dua bagian, yaitu Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke
dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya
ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang
berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan. Godaan dan rayuan yang
berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali
dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik
manusia kepada kejahatanDisinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia,
yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari
kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi pendidikan Agama Islam
Pendidikan dan pendidikan Islam khususnya memiliki fungsi penting.
Pendidikan diakui sebagai suatu kekuatan atau education of power yang
menentukan prestasi dan produktivitas dibidang lain[8] .
Fungsi Agama Kepada ManusiaDari segi pragmatisme, seseorang itu menganut
sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama
itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi
agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.Agama dikatankan
memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi
penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan
manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai
melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah.
Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah
ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT-Menjawab
pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.Sesetangah soalan yang
sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal
manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan
untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab
soalan-soalan ini.- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok
manusia.Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia.
Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja
kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang
sama. Memainkan fungsi kawanan sosial.Kebanyakan agama di dunia adalah
menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah

menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini
dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosialFungsi Sosial AgamaSecara
sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat
positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang
bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah
(desintegrative factor).Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada
dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi
masyarakat.Fungsi Integratif AgamaPeranan sosial agama sebagai faktor integratif
bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik
diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban
sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang
mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompokkelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam
masyarakat.Fungsi Disintegratif Agama.Meskipun agama memiliki peranan sebagai
kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu
masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai
kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan
eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya
agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali
mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain

KESIMPULAN
1. Pendidikan Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada pandangan

2. Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertuju

3. Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu
4. Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif (
talim

) dan meninggalkan aspek afektif (


amal
dan
akhlaq

). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan dengan fitrah. Al-Quran mensyaratkan aga

5. Menurut Imam al-Ghazzali adalah gila dan amal tanpa ilmu itu sombong. Dalam pendidikan Islam
6. Mengu
a

sai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT deng

7. Pendidikan agama sangat berperan penting dalam kehidupan manusia,sebagai pelita yang merujuk

DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad, Dr.; 2004. Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arifin, H.M, Prof, M.Ed.;1993. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M, Prof, M.Ed.; 1976. Hubungan timbal balik pendidikan agama.
Jakarta. Bulan Bintang

Yusuf Al-Qardhawi, Tarbiyah Al-Islam Wa Madrasah Hasan al-Banna, alih bahasa Bustani A. Gani da
http://hadis-islam.blogspot.com/2010/05/hadits-tentang-menuntut-ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai