Product Knowledge
Daftar Isi
KOMPOTA..
BICOMPLUS..
BIOBUS
11
MYCORIX PLUS
13
MARFU-P
15
MIPENG..
17
SMARt.......
20
Pendahuluan
Pupuk merupakan kebutuhan pokok
tanaman dalam memperoleh unsur hara
untuk menghasilkan produksi baik berupa
daun, buah, biji, umbi, dsb. Tingginya
kebutuhan nutrisi bagi tanaman tidak hanya
karena produksinya yang tinggi tetapi juga
akibat rendahnya kapasitas tanah dalam
mendukung effisiensi penggunaan pupuk.
Komponen biaya pupuk mencapai
20 60% dari total biaya produksi, sehingga
dengan peningkatan effisiensi penggunaan
pupuk dapat mengurangi biaya produksi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pupuk adalah,
menghilangkan atau mengurangi faktor faktor yang mengakibatkan rendahnya daya
dukung lahan . Faktor utama yang menyebabkan rendahnya daya dukung lahan adalah
rendahnya aktifitas mikroba, dan bahan organic tanah di daerah perakaran. Mikroba
dimaksud adalah mikroba yang bermanfaat dalam proses penyediaan hara baik yang
berasal dari pupuk maupun dari udara dan tanah, seperti penambat N, pelarut P dan
pemantap agregat tanah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah yaitu
menambahkan mikroba dimaksud ke daerah perakaran tanaman.
Biofertilizer atau pupuk hayati yang di formulasikan dengan bahan aktif mikroba berperan
positif dalam proses pelarutan hara dalam tanah dan penambatan N dari udara untuk
mengatasi masalah rendahnya daya dukung tanah akibat rendahnya aktivitas mikroba.
Pupuk hayati tidak mengandung unsur hara N,P,K atau unsur lainnya dalam jumlah besar,
tetapi mikroba yang ada didalam nya mampu meningkatkan ketersediaan hara bagi
tanaman sehingga penggunaan pupuk konvensional/kimia lebih efisien.
Bio fertilizer yang diberi nama PHE (pupuk hayati Emas,) EMAS singkatan dari
Enhancing Microbial Activities in The Soils mampu menghemat dosis pupuk konvensional
hingga 50%, sehingga biaya pupuk dapat dihemat tanpa menimbulkan penurunan produksi
dan/atau kesuburan tanah.
: -
Bahan Pembawa
: -
Bentuk
Warna
: Putih kelabu.
Populasi mikroba
Masa kadaluarsa
: 12 bulan.
Jenis tanaman
Dosis PHE
Kelapa Sawit
Kelapa
Karet
Teh
Kakao
Kopi
12.5 g /bibitan/semester
10 g /bibitan/semester
14 g /bibitan/semester
3.25 g /bibitan/semester
3.25 g /bibitan/semester
3.25 g /bibitan/semester
Jenis Tanaman
Padi
Jagung
Kedelai
Kentang
Tebu
Teh ( TM )
Karet ( TM )
Kakao ( TM )
Kelapa Sawit ( TM )
Kelapa ( TM )
Kopi
Nanas
Dosis PHE
60-120 kg/ha/musim
50-100 kg/ha/musim
60-120 kg/ha/musim
200-500 kg/ha/musim
125-250 kg/ha/tahun
125-250 kg/ha/tahun
75-150 g/phn/tahun
75-150 g/ph/tahun
250-500 g/ph/tahun
150-300 g/ph/tahun
75-150 g/ph/tahun
125-250 kg/ha/tahun
Cara Aplikasi :
-
Cara aplikasi terbaik PHE adalah dengan cara dibenamkan dan ditutup dengan
tanah sehingga mikroba dapat langsung berkembang didalam tanah.
Pada tanaman padi sawah PHE dapat ditebar di permukaan tanah pada kondisi air
tidak tergenang/ macak macak sebelum dilakukan pemupukan kimia.
Pada tanaman teh dengan kemiringan >30 derajat dan tajuk tanaman belum
menutup, PHE harus diberikan dengan cara dibenamkan diantara barisan tanaman.
KOMPOTA
Pendahuluan
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus
dapat mengakibatkan turunnya kandungan bahan organik
tanah yang pada akhirnya akan merusak struktur tanah.
Struktur tanah yang tidak memadai menyebabkan pupuk
yang diberikan sebagian besar hilang percuma dan tidak
dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Untuk
meningkatkan kandungan hara dalam kompos, beberapa produk pupuk organik telah
diperkaya dengan hara yang berasal dari pupuk kimia sehingga penggunaan pupuk kimia
dapat dikurangi.
Cara lain yang lebih ekonomis dan aman lingkungan dalam upaya
mengurangi penggunaan pupuk kimia adalah dengan menggunakan pupuk organik yang
Pupuk KOMPOTA
Pupuk organik KOMPOTA dibuat dari kotoran ternak dan sisa sisa tanaman
yang telah mengalami proses dekomposisi yang diperkaya dengan bakteri penambat N-non
simbiotik dan bakteri yang dapat melepaskan P yang terikat dalam partikel tanah sehingga
menjadi mudah diserap oleh akar tanaman serta mikroba pemantap agregat.
Mikroba yang ada di dalam KOMPOTA terdiri atas 3 (tiga) bakteri. Jenis bakteri berikut
fungsi dan perannya adalah sebagai berikut:
No
1
Fungsi
Mikroba
Azospirillum sp.
Azotobacter sp.
dimanfaatkan
tanaman
dan
memantapkan
agregat tanah
3
Aeromonas sp.
Spesifikasi Teknis :
Bentuk
: Bubuk ( Bulk )
Warna
: Hitam kecoklatan
Populasi Mikroba
: 30 -50
pH H2o ( 1:5 )
: 7,1 -7,5
C organik (%)
: 25 30
N total (%)
: 1,5 1,8
6
C/N ratio
: 25
P2O5 (%)
: 1,8 2,5
K2O (%)
: 1,8 2,5
Dosis :
No
Dosis KOMPOTA
Komoditas
Tanaman
semusim
sayuran
3
Cara Aplikasi :
Penggunaan KOMPOTA sebaiknya dicampur dengan tanah melalui penggarapan
tanah atau dengan cara dibenam ataupun ditabur di permukaan tanah. Penggunaan
KOMPOTA dilaksanakan pada saat tanah dalam kondisi lembab sebelum aplikasi pupuk
kimia. Pada saat digunakan kondisi KOMPOTA tidak diperbolehkan dalam keadaan
kering, apabila KOMPOTA dalam keadaan kering agar terlebih dahulu dibasahi dengan
air sampai kondisi optimal yaitu kadar air 30% - 50%.
Beberapa cara penggunaan KOMPOTA :
Polybag
Penanaman
baru tanaman
tahunan
Tanaman di lapangan
BICOM-PLUS
Pendahuluan
Dengan semakin intensifnya kegiatan pertanian maka
jumlah sampah (limbah) dari pertanian yang dihasilkan pun
semakin meningkat. Sampah (limbah) dari pertanian dan
peternakan merupakan sumber bahan organik yang sangat
potensial untuk menghasilkan pupuk organik melalui proses
pengomposan.
Pengomposan
merupakan
proses
1.0-2.5 kg/ton bahan kotoran hewan atau bahan dengan komposisi blotong 8 bagian
dan abu 3 bagian.
BICOM-PLUS
bekerja
merombak
senyawa
organik
secara
cepat,
sehingga
WAKTU PENGOMPOSAN
Parameter C/N Ratio cukup representatif digunakan untuk mengukur tingkat kematangan
kompos. Pada C/N ratio 15-25 kompos sudah siap untuk diberikan pada tanaman.
Penurunan C/N ratio dengan menggunakan biostarter BICOM-PLUS pada bahan kotoran
hewan terjadi selama 10 hari dan pada bahan berupa limbah pabrik gula terjadi dalam
waktu 15 hari. Pada bahan yang sulit terlapuk dan kaya lignin seperti TKKS penurunan
C/N berlangsung selama 4 6 minggu. Hal ini jauh lebih cepat daripada tanpa biostarter
BICOM-PLUS yang memerlukan waktu perombakan sekitar 90 hari.
10
BIOBUS
Pendahuluan
Diperkirakan kebutuhan kedelai Indonesia setiap
tahun mencapai 1,8 juta ton dalam bentuk biji dan 1,1 juta
ton dalam bentuk bungkil. Menurunnya luas areal panen
kedelai dari 580.534 ha pada tahun 2006 menjadi 464.427 ha
pada tahun 2007 dan menurunnya produksi kedelai pada
tahun 2006 dari 747.611 ton menjadi 608.263 ton pada tahun
2007 menyebabkan peningkatan harga kedelai.
Sampai saat ini budidaya kedelai yang dilakukan
para petani belum dilakukan secara intensif dan optimal.
Panen yang dihasilkan rata-rata di bawah 1 ton per hektar.
Penggunaan bahan kimia pertanian seperti pupuk dan
pestisida pada budidaya tanaman kedelai dilakukan secara terus menerus dan seringkali
melebihi dosis anjuran sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.
Sebenarnya banyak teknologi alternatif yang bisa mendukung peningkatan produksi yang
tentunya ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam, salah satunya
adalah pemanfaatan hayati tanah unggul yang telah diformulasi.
Formula pupuk hayati saat ini dibuat dari konsorsia mikroba yang memiliki banyak
fungsi antara lain mampu memacu pertumbuhan tanaman, meningkatkan ketahanan
tanaman kedelai terhadap penyakit dan meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk
anorganik sehingga mampu meningkatkan produksi kedelai. Salah satu formula pupuk
hayati untuk tanaman kedelai adalah pupuk hayati BIOBUS yang diformulasikan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N dan P, mempercepat masa pembungaan dan
masa panen, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan
produktivitas tanaman kedelai serta memperbaiki kualitas lingkungan pertanian.
11
No.
Fungsi
Mikroba
Rhizobium sp.
Penambat N2-udara
Bacillus sp.
Pseudomonas sp.
Ochrobactrum pseudogrignonense
Keunggulan :
1) Mengurangi penggunaan pupuk Urea 25%,
2) Mengurangi penggunaan pupuk SP-36 25%,
3) Meningkatkan ketahanan tanaman, dan
4) Mempercepat masa panen.
Cara Penggunaan :
1) Pilih tempat yang teduh (terhindar dari sinar matahari langsung)
2) Masukkan 8 kg benih kedelai ke dalam ember dan basahi dengan air bersih secukupnya
3) Taburkan /campurkan 1 saset BIOBUS (40 g) pada benih hingga rata melekat di
permukaan benih
4) Segera tanam di dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah atau salah satu dari :
pupuk kandang, kompos, abu dapur, abu sekam
5) Takaran pemakaian BIOBUS yaitu 250 g/ 40 kg benih/ha
6) Sebaiknya 1 saset habis sekali pakai, dilarang dicampur dengan pupuk Anorganik.
12
MYCORIX PLUS
Meningkatkan penyerapan hara makro (N, P dan K) dan hara mikro (Zn,
Cu, Mo, Ca)
Mengandung 5 jenis fungi mikoriza arbuskular (Glomus sp., Gigaspora sp. dan
Acaulospora sp.)
SPESIFIKASI TEKNIS
Bentuk
Warna
: Kelabu.
Populasi mikroba :
o Kerapatan spora MIKORIZA = 250-300 per 10 gram
o Kerapatan bakteri (Bacillus sp, Lactobacillus sp dan Corynebacterium
sp) 106 108 CFU
o Kerapatan jamur (Trichoderma) = 108 CFU
Masa kadaluarsa
: 6 bulan.
14
MARFU-P
Aplikasi
Karet
Kelapa Sawit
25 g/bibit
10 g/bibit
200 g/tanaman/tahun
200 g/tanaman/tahun
Pembibitan
Lubang Tanam
TBM/TM
SPESIFIKASI TEKNIS
Bentuk : Serbuk
Warna : Hijau
PENYIMPANAN
Simpanlah MARFU-P pada tempat yang kering, tidak terkena sinar matahari langsung atau
percikan air hujan.
JAP
T. harzianum
T. koningii
16
MIPENG
pertumbuhan akar.
Mikroba
Fungsi
Azospirillum
lipoferum
Azotobacter
beijerinckii
Aeromonas punctata
Jenis
Fungsi
Memiliki Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan unsur
Gambut
menambah
kemampuan
tanah
dalam
menahan air
Memiliki Kapasitas Tukar Kation (KTK) sangat
2
Bahan mineral
18
Spesifikasi Teknis
Bentuk
: Tepung ( Powder )
Warna
: Putih Kelabu
Masa kadaluarsa
: 12 bulan
19
SMARt
Pendahuluan
Penggunaan pupuk hayati sebagai upaya
untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan
memperoleh keuntungan yang layak secara
berkesinambungan bagi petani perlu didukung.
Berbagai
mikroba
tanah
berperan
dalam
penyakit
tanaman
yang
produktivitas
peningkatan
hasil
tanaman
tanah
yang
melalui
ramah
hayati
yang
diformulasikan
untuk
No.
Fungsi
Mikroba
Pseudomonas sp.
Bakteri Pelarut P
Bacillus sp.
Bakteri Pelarut P
Azospirillum sp.
Bakteri Penambat N
Streptomyces sp.
20
Keunggulan :
1) Mengurangi penggunaan pupuk Urea 25%,
2) Mengurangi penggunaan pupuk SP-36 25%,
3) Meningkatkan ketahanan tanaman, dan
Cara Penggunaan :
1. Pilih tempat yang teduh
2. Masukkan 5 kg benih padi ke dalam ember, rendam benih dengan air, kemudian tiriskan
dan campurkan 1 sachet SMARt (50g) pada benih hingga rata melekat di permukaan
benih. Benih siap untuk disemai.
3. Pada saat aplikasi, tidak dianjurkan untuk dicampurkan dengan pupuk anorganik.
4. Akan lebih baik jika dicampurkan dengan kompos.
21