Anda di halaman 1dari 22

PT.

BIO INDUSTRI NUSANTARA


Kantor Distributor : JAWA TIMUR dan INDONESIA BAGIAN TIMUR

PT. SYNERGY CIPTA SOLUSI


JL. Pucang Anom Timur VI No. 18-19 Surabaya
Telp/ Fax : (031) 5021976
Email : info@synergyindonesia.co.id Website : www.ptbionusa.com

Product Knowledge

Product Knowledge Bionusa 2012

Daftar Isi

PUPUK HAYATI EMAS (PHE) ..

KOMPOTA..

BICOMPLUS..

BIOBUS

11

MYCORIX PLUS

13

MARFU-P

15

MIPENG..

17

SMARt.......

20

Product Knowledge Bionusa 2012

PUPUK HAYATI EMAS (PHE)

Pendahuluan
Pupuk merupakan kebutuhan pokok
tanaman dalam memperoleh unsur hara
untuk menghasilkan produksi baik berupa
daun, buah, biji, umbi, dsb. Tingginya
kebutuhan nutrisi bagi tanaman tidak hanya
karena produksinya yang tinggi tetapi juga
akibat rendahnya kapasitas tanah dalam
mendukung effisiensi penggunaan pupuk.
Komponen biaya pupuk mencapai
20 60% dari total biaya produksi, sehingga
dengan peningkatan effisiensi penggunaan
pupuk dapat mengurangi biaya produksi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pupuk adalah,
menghilangkan atau mengurangi faktor faktor yang mengakibatkan rendahnya daya
dukung lahan . Faktor utama yang menyebabkan rendahnya daya dukung lahan adalah
rendahnya aktifitas mikroba, dan bahan organic tanah di daerah perakaran. Mikroba
dimaksud adalah mikroba yang bermanfaat dalam proses penyediaan hara baik yang
berasal dari pupuk maupun dari udara dan tanah, seperti penambat N, pelarut P dan
pemantap agregat tanah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah yaitu
menambahkan mikroba dimaksud ke daerah perakaran tanaman.
Biofertilizer atau pupuk hayati yang di formulasikan dengan bahan aktif mikroba berperan
positif dalam proses pelarutan hara dalam tanah dan penambatan N dari udara untuk
mengatasi masalah rendahnya daya dukung tanah akibat rendahnya aktivitas mikroba.
Pupuk hayati tidak mengandung unsur hara N,P,K atau unsur lainnya dalam jumlah besar,
tetapi mikroba yang ada didalam nya mampu meningkatkan ketersediaan hara bagi
tanaman sehingga penggunaan pupuk konvensional/kimia lebih efisien.
Bio fertilizer yang diberi nama PHE (pupuk hayati Emas,) EMAS singkatan dari
Enhancing Microbial Activities in The Soils mampu menghemat dosis pupuk konvensional
hingga 50%, sehingga biaya pupuk dapat dihemat tanpa menimbulkan penurunan produksi
dan/atau kesuburan tanah.

Product Knowledge Bionusa 2012


Pupuk Hayati Emas (PHE)
Mutu/kualitas pupuk hayati ditentukan oleh 2 (dua) faktor yang paling doiminan
yaitu isolat dan bahan pembawa.
Isolat

: -

Bahan Pembawa

: -

Jenis, populasi,dan aktivitas


Kemampuan bersaing dengan mikroba lain di dalam tanah.
Mudah bereaksi

Kandungan bahan organik/nutrisi

Menjamin daya hidup mikroba sampai batas waktu tertentu.

Bahan aktif PHE :

Azospirillum lipoverum, yaitu bakteri penambat N bebas

Azotobacter bijerinckii, yaitu bakteri penambat N dan pemantap agregat tanah.

Aeromonas punctata, yaitu bakteri pelarut P.

Aspergillus niger, yaitu fungi/jamur pelarut P dan pemantap agregat tanah.

Keempat mikroba tersebut tidak bersifat pathogen, namun sebaliknya menghasilkan


senyawa yang berperan dalam proses pelarutan hara didalam tanah.
Adapun senyawa dimaksud berupa enzim dan asam asam organik yang berfungsi
membantu penyediaan hara dan/atau mematahkan ikatan ikatan yang menyebabkan
unsur hara tertentu tidak tersedia bagi tanaman.
Spesifikasi teknis :

Bentuk

: Granul diameter 2 3 mm.

Warna

: Putih kelabu.

Populasi mikroba

: Azospirillum lipoverum, 2.5 X 106 sel/g


Azotobacter bijerinckii, 0.6 X 106 sel/g
Aeromonas punctata, 108 sel/g
Aspergillus niger, 104sel/g

Masa kadaluarsa

: 12 bulan.

Product Knowledge Bionusa 2012


Dosis yang diperlukan per jenis tanaman :

1. Dosis PHE pada tanaman di pembibitan

Jenis tanaman

Dosis PHE

Kelapa Sawit
Kelapa
Karet
Teh
Kakao
Kopi

12.5 g /bibitan/semester
10 g /bibitan/semester
14 g /bibitan/semester
3.25 g /bibitan/semester
3.25 g /bibitan/semester
3.25 g /bibitan/semester

2. Dosis PHE pada tanaman pertanian dan perkebunan.

Jenis Tanaman
Padi
Jagung
Kedelai
Kentang
Tebu
Teh ( TM )
Karet ( TM )
Kakao ( TM )
Kelapa Sawit ( TM )
Kelapa ( TM )
Kopi
Nanas

Dosis PHE
60-120 kg/ha/musim
50-100 kg/ha/musim
60-120 kg/ha/musim
200-500 kg/ha/musim
125-250 kg/ha/tahun
125-250 kg/ha/tahun
75-150 g/phn/tahun
75-150 g/ph/tahun
250-500 g/ph/tahun
150-300 g/ph/tahun
75-150 g/ph/tahun
125-250 kg/ha/tahun

Cara Aplikasi :
-

Cara aplikasi terbaik PHE adalah dengan cara dibenamkan dan ditutup dengan
tanah sehingga mikroba dapat langsung berkembang didalam tanah.

Pada tanaman padi sawah PHE dapat ditebar di permukaan tanah pada kondisi air
tidak tergenang/ macak macak sebelum dilakukan pemupukan kimia.

Pada tanaman teh dengan kemiringan >30 derajat dan tajuk tanaman belum
menutup, PHE harus diberikan dengan cara dibenamkan diantara barisan tanaman.

Pemupukan hanya dilakukan pada saat tanah dalam kondisi lembab.

Pemupukan dilakukan setelah dilakukannya pengendalian gulma (weeding).

Product Knowledge Bionusa 2012

KOMPOTA

Pendahuluan
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus
dapat mengakibatkan turunnya kandungan bahan organik
tanah yang pada akhirnya akan merusak struktur tanah.
Struktur tanah yang tidak memadai menyebabkan pupuk
yang diberikan sebagian besar hilang percuma dan tidak
dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Struktur tanah juga

sangat berpengaruh terhadap kemampuan penyediaan air,


udara, dan hara, serta populasi mikroba tanah yang
bermanfaat bagi tanaman.
Tanah tanah dengan kandungan liat tinggi
cenderung memiliki aerasi buruk, mudah jenuh air pada
musim hujan, dan tanah menjadi sangat keras pada musim
kemarau sehingga menghambat pertumbuhan akar tanaman. Pada kondisi jenuh air dan
aerasi yang buruk, hara N yang ada di dalam tanah akan direduksi menjadi N2 yang tidak
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan penggunaan pupuk organik pada tanah-tanah
dengan kadar liat tinggi, maka kandungan bahan organik dapat ditingkatkan, tanah
menjadi lebih gembur, aerasi tanah lebih baik, dan aktivitas biologi serta ketersediaan hara
tanah meningkat.
Sebaliknya, tanah tanah dengan kandungan pasir tinggi memiliki kemampuan
menyimpan air dan hara rendah sehingga hara mudah hilang tercuci (leaching) dan tidak
dapat dimanfatkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk organik pada tanah berpasir akan
meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga kemampuan menyimpan dan
menyediaakan air dan hara dapat ditingkatkan.
Pada umumnya kandungan unsur hara didalam pupuk organik sangat rendah
sehingga penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan pupuk kimia.

Untuk

meningkatkan kandungan hara dalam kompos, beberapa produk pupuk organik telah
diperkaya dengan hara yang berasal dari pupuk kimia sehingga penggunaan pupuk kimia
dapat dikurangi.

Cara lain yang lebih ekonomis dan aman lingkungan dalam upaya

mengurangi penggunaan pupuk kimia adalah dengan menggunakan pupuk organik yang

Product Knowledge Bionusa 2012


telah diperkaya dengan mikroba yang bermanfat bagi tanaman seperti mikroba penambat
N, pelarut P, dan pemantap agregat.

Pupuk KOMPOTA
Pupuk organik KOMPOTA dibuat dari kotoran ternak dan sisa sisa tanaman
yang telah mengalami proses dekomposisi yang diperkaya dengan bakteri penambat N-non
simbiotik dan bakteri yang dapat melepaskan P yang terikat dalam partikel tanah sehingga
menjadi mudah diserap oleh akar tanaman serta mikroba pemantap agregat.
Mikroba yang ada di dalam KOMPOTA terdiri atas 3 (tiga) bakteri. Jenis bakteri berikut
fungsi dan perannya adalah sebagai berikut:

No
1

Fungsi

Mikroba
Azospirillum sp.

Menambat N dari udara sehingga menjadi bentuk yang


dapat dimanfaatkan tanaman

Azotobacter sp.

Menambat N dari udara sehingga menjadi bentuk yang


dapat

dimanfaatkan

tanaman

dan

memantapkan

agregat tanah
3

Aeromonas sp.

Melarutkan P yang terikat dan tidak tersedia menjadi


bentuk yang tersedia bagi tanaman

Ketiga mikroba tersebut tidak bersifat pathogen, sebaliknya selain mampu


menambat N-udara, melarutkan P, dan memantapkan agregat, juga menghasilkan asamasam organik, enzim dan hormon yang dapat memacu pertumbuhan tanaman (growth
promoting substances).

Spesifikasi Teknis :

Bentuk

: Bubuk ( Bulk )

Warna

: Hitam kecoklatan

Populasi Mikroba

: Azospirillum sp., 2.5 X 107 sel/g


Azotobacter sp., 0.6 X 107 sel/g
Aeromonas sp., 108 sel/g

Kadar Air (%)

: 30 -50

pH H2o ( 1:5 )

: 7,1 -7,5

C organik (%)

: 25 30

N total (%)

: 1,5 1,8
6

Product Knowledge Bionusa 2012

C/N ratio

: 25

P2O5 (%)

: 1,8 2,5

K2O (%)

: 1,8 2,5

Dosis :
No

Dosis KOMPOTA

Komoditas

Tanaman keras (Teh, sawit, 1500 3000 kg/ha/tahun


karet, kopi, coklat)

Tanaman

semusim

dan 1000 1500 kg/ha/musim

sayuran
3

Tanaman hias (dalam pot)

20% dari media tanah

Cara Aplikasi :
Penggunaan KOMPOTA sebaiknya dicampur dengan tanah melalui penggarapan
tanah atau dengan cara dibenam ataupun ditabur di permukaan tanah. Penggunaan
KOMPOTA dilaksanakan pada saat tanah dalam kondisi lembab sebelum aplikasi pupuk
kimia. Pada saat digunakan kondisi KOMPOTA tidak diperbolehkan dalam keadaan
kering, apabila KOMPOTA dalam keadaan kering agar terlebih dahulu dibasahi dengan
air sampai kondisi optimal yaitu kadar air 30% - 50%.
Beberapa cara penggunaan KOMPOTA :

Polybag

Penanaman
baru tanaman
tahunan
Tanaman di lapangan

: KOMPOTA dicampur dengan tanah


dengan perbandingan 1:5 ( 1 bagian
KOMPOTA dan 5 bagian tanah)
: KOMPOTA diberikan di lubang tanam
dengan jumlah sesuai dengan jenis
tanaman yang akan di tanam
: KOMPOTA dibenam dengan tanah dalam
kondisi lembab.

Product Knowledge Bionusa 2012

BICOM-PLUS

Pendahuluan
Dengan semakin intensifnya kegiatan pertanian maka
jumlah sampah (limbah) dari pertanian yang dihasilkan pun
semakin meningkat. Sampah (limbah) dari pertanian dan
peternakan merupakan sumber bahan organik yang sangat
potensial untuk menghasilkan pupuk organik melalui proses
pengomposan.

Pengomposan

merupakan

proses

dekomposisi terkendali secara biologis terhadap limbah


padat organik dalam kondisi aerobik (dengan oksigen)
maupun anaerobik (tanpa oksigen) yang dilakukan oleh
mikroba pengurai (decomposer) dengan hasil akhir berupa
kompos.
Kompos mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai
penambah bahan organik tanah, penambah humus, penambah ketersediaan nutrisi
tanaman, meningkatkan daya tangkap air pada tanah berpasir, memperbaiki aerasi tanah
dan drainase pada tanah yang mengandung liat tinggi, menstimulasi aktivitas biologis
dalam tanah, dan membantu meningkatkan produktivitas tanaman. Kompos yang telah
terdekomposisi mempunyai warna gelap, suhu kompos mendekati suhu ruangan dan
sudah tidak terlalu berbau.
Unsur hara yang berasal dari kompos dapat diserap tanaman apabila telah
terdekomposisi dengan baik. Untuk itu, proses pengomposan perlu dilakukan dengan baik.
Laju dekomposisi yang baik dapat dilihat dari aktivitas mikroba. Bakteri, aktinomiset dan
jamur merupakan mikroorganisme yang paling penting dalam proses pendegradasian
bahan organik dalam proses pengomposan.
Mikroorganisme mendegradasi bahan organik dengan cara mengeluarkan enzim
yang dilarutkan ke dalam selaput air (water film) yang melapisi bahan organik. Enzim
tersebut berfungsi untuk mengurai bahan organik menjadi bahan yang dapat diserap oleh
8

Product Knowledge Bionusa 2012


tanaman. Namun demikian, proses pengomposan biasanya berjalan dengan lambat
sehingga menjadi kendala di lapangan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses pengomposan
yaitu dengan pemberian dekomposer. Pemberian dekomposer dapat meningkatkan jumlah
populasi mikroba pengurai sehingga proses pengomposan akan semakin cepat. BICOMPLUS merupakan dekomposer yang mengandung sejumlah mikroba pengurai bahan
organik yang mampu mempercepat proses pengomposan sehingga menjadi lebih singkat.
BICOM-PLUS
BICOM-PLUS adalah suatu campuran mikro starter yang mengandung sejumlah mikroba
untuk menstimulir proses perombakan bahan organik dalam pembuatan kompos. Ada 7
(tujuh) jenis mikroba yang ada dalam BICOM-PLUS yang akan mendegradasi selulosa dan
senyawa organik komplek lainnya menjadi humus yang sangat bermanfaat bagi tanaman,
terutama bagi upaya perbaikan struktur tanah dan peningkatan efisiensi penggunaan
pupuk kimiawi.
SIFAT FISIK
Powder berwarna coklat tua.
SIFAT MIKROBIOLOGI
BICOM-PLUS mengandung bahan aktif 7 mikroba yang terdiri dari Microcylus sp., Candida
sp., Thermomonospora sp., Coccobacillus sp., Bacillus sp., Thermoactinomycetes sp. dan
Streptococcus sp.
DOSIS DAN CARA APLIKASI
Dosis yang direkomendasikan adalah :
-

1.0-2.5 kg/ton bahan kotoran hewan atau bahan dengan komposisi blotong 8 bagian
dan abu 3 bagian.

5.0 kg/ton bahan dengan komposisi blotong 5 bagian, ampas/jerami/sampah kota 3


bagian dan abu/kotoran hewan 1 bagian.

2.5-5.0 kg/ton bahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS)

Product Knowledge Bionusa 2012


Campurkan BICOM-PLUS secara merata pada bahan kompos dan tumpuk bahan tersebut
lalu disirami air/limbah cair tak beracun sampai kadar air sekitar 60%. Bahan ditumpuk
selebar 1,2 m dan tinggi 1 m. Bahan kompos harus dijaga kelembabannya dengan
menambahkan bahan cair. Untuk limbah pabrik gula, setelah 1 minggu tumpukan
dibongkar dan kemudian masukkan karung dan biarkan 2 minggu sebelum digunakan.
Untuk bahan yang sulit terdekomposisi dan banyak lignin seperti tandan kosong kelapa
sawit (TKKS) maka pengomposan dilakukan selama 4 6 minggu dengan dilakukan
pengadukan dan penyiraman tumpukan 2 kali/minggu.
CARA SIMPAN
BICOM-PLUS sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari
langsung.
MANFAAT
-

BICOM-PLUS

bekerja

merombak

senyawa

organik

secara

cepat,

sehingga

mempersingkat waktu pengomposan.


-

BICOM-PLUS juga diperkaya dengan bakteri anaerob sehingga proses pengomposan


dalam kondisi fakultatif anaerob.

Komposisi mikroba dalam BICOM-PLUS mampu menekan biaya pengomposan


karena pengomposan berlangsung cepat.

WAKTU PENGOMPOSAN
Parameter C/N Ratio cukup representatif digunakan untuk mengukur tingkat kematangan
kompos. Pada C/N ratio 15-25 kompos sudah siap untuk diberikan pada tanaman.
Penurunan C/N ratio dengan menggunakan biostarter BICOM-PLUS pada bahan kotoran
hewan terjadi selama 10 hari dan pada bahan berupa limbah pabrik gula terjadi dalam
waktu 15 hari. Pada bahan yang sulit terlapuk dan kaya lignin seperti TKKS penurunan
C/N berlangsung selama 4 6 minggu. Hal ini jauh lebih cepat daripada tanpa biostarter
BICOM-PLUS yang memerlukan waktu perombakan sekitar 90 hari.

10

Product Knowledge Bionusa 2012

BIOBUS

Pendahuluan
Diperkirakan kebutuhan kedelai Indonesia setiap
tahun mencapai 1,8 juta ton dalam bentuk biji dan 1,1 juta
ton dalam bentuk bungkil. Menurunnya luas areal panen
kedelai dari 580.534 ha pada tahun 2006 menjadi 464.427 ha
pada tahun 2007 dan menurunnya produksi kedelai pada
tahun 2006 dari 747.611 ton menjadi 608.263 ton pada tahun
2007 menyebabkan peningkatan harga kedelai.
Sampai saat ini budidaya kedelai yang dilakukan
para petani belum dilakukan secara intensif dan optimal.
Panen yang dihasilkan rata-rata di bawah 1 ton per hektar.
Penggunaan bahan kimia pertanian seperti pupuk dan
pestisida pada budidaya tanaman kedelai dilakukan secara terus menerus dan seringkali
melebihi dosis anjuran sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.
Sebenarnya banyak teknologi alternatif yang bisa mendukung peningkatan produksi yang
tentunya ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam, salah satunya
adalah pemanfaatan hayati tanah unggul yang telah diformulasi.
Formula pupuk hayati saat ini dibuat dari konsorsia mikroba yang memiliki banyak
fungsi antara lain mampu memacu pertumbuhan tanaman, meningkatkan ketahanan
tanaman kedelai terhadap penyakit dan meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk
anorganik sehingga mampu meningkatkan produksi kedelai. Salah satu formula pupuk
hayati untuk tanaman kedelai adalah pupuk hayati BIOBUS yang diformulasikan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N dan P, mempercepat masa pembungaan dan
masa panen, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan
produktivitas tanaman kedelai serta memperbaiki kualitas lingkungan pertanian.

Pupuk Hayati BIOBUS


Pupuk hayati BIOBUS diformulasikan dari konsorsia (gabungan) mikroba tanah unggul
dari hasil seleksi yang bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman
kedelai. Mikroba-mikroba tanah unggul tersebut berperan dalam menambat N 2-udara,
pelarut fosfat, penghasil fitohormon dan antipatogen serta menghasilkan zat pemacu
tumbuh sehingga dapat memacu pertumbuhan, pembungaan, dan pemasakan buah.

11

Product Knowledge Bionusa 2012


Mikroba yang ada di dalam BIOBUS

terdiri atas 4 (empat) mikroba. Mikroba-mikroba

tersebut antara lain :

No.

Fungsi

Mikroba

Rhizobium sp.

Penambat N2-udara

Bacillus sp.

Pelarut fosfat, penghasil fitohormon dan


antipatogen

Pseudomonas sp.

Pelarut fosfat, penghasil fitohormon dan


antipatogen

Ochrobactrum pseudogrignonense

Memacu pertumbuhan, pembungaan, dan


pemasakan buah

Keunggulan :
1) Mengurangi penggunaan pupuk Urea 25%,
2) Mengurangi penggunaan pupuk SP-36 25%,
3) Meningkatkan ketahanan tanaman, dan
4) Mempercepat masa panen.

Cara Penggunaan :
1) Pilih tempat yang teduh (terhindar dari sinar matahari langsung)
2) Masukkan 8 kg benih kedelai ke dalam ember dan basahi dengan air bersih secukupnya
3) Taburkan /campurkan 1 saset BIOBUS (40 g) pada benih hingga rata melekat di
permukaan benih
4) Segera tanam di dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah atau salah satu dari :
pupuk kandang, kompos, abu dapur, abu sekam
5) Takaran pemakaian BIOBUS yaitu 250 g/ 40 kg benih/ha
6) Sebaiknya 1 saset habis sekali pakai, dilarang dicampur dengan pupuk Anorganik.

12

Product Knowledge Bionusa 2012

MYCORIX PLUS

MYCORIX PLUS merupakan kombinasi bio-ferticide


pemelihara kesuburan dan produktivitas tanaman serta
pengendali penyakit secara ramah lingkungan. Produk ini
cocok untuk tanaman perkebunan yang terserang penyakit
yang disebabkan oleh jamur. MYCORIX PLUS merupakan
kumpulan mikroba-mikroba tanah unggul seperti fungi
mikoriza arbuskular, bakteri antagonis Ganoderma, bakteri
penambat nitrogen dan bakteri penghasil fitohormon yang bekerja secara sinergis
sebagai pupuk hayati dan pengendali patogen (utamanya Ganoderma).

MANFAAT MYCORIX PLUS

Meningkatkan pertumbuhan akar dan bulu akar

Meningkatkan penyerapan hara makro (N, P dan K) dan hara mikro (Zn,
Cu, Mo, Ca)

Meningkatkan ketahanan terhadap patogen (terutama Ganoderma)

Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, keracunan logam berat

Meningkatkan adaptasi tanaman pada lahan marjinal

Mengurangi pemakaian pupuk anorganik.

Meningkatkan kestabilan agregat tanah dan kesuburan tanah

Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman

BAHAN AKTIF MYCORIX PLUS

Mengandung 5 jenis fungi mikoriza arbuskular (Glomus sp., Gigaspora sp. dan
Acaulospora sp.)

Mengandung bakteri Bacillus sp., Lactobacillus sp. dan Corynebacterium sp

Mengandung jamur Trichoderma harzianum


13

Product Knowledge Bionusa 2012

SPESIFIKASI TEKNIS

Bentuk

: Granul diameter 2 3 mm.

Warna

: Kelabu.

Populasi mikroba :
o Kerapatan spora MIKORIZA = 250-300 per 10 gram
o Kerapatan bakteri (Bacillus sp, Lactobacillus sp dan Corynebacterium
sp) 106 108 CFU
o Kerapatan jamur (Trichoderma) = 108 CFU

Masa kadaluarsa

: 6 bulan.

DOSIS MYCORIX PLUS


Pada tanaman kelapa sawit dosis yang dianjurkan adalah :
30 g per polibag pre-nursery
50 g - 100 g per polibag main-nursery
500 - 1000 g per lubang tanam di lapangan
Pada tanaman pangan dan tebu dosis yang dianjurkan adalah 40 80 kg/ha
UJI COBA DAN PEMAKAIAN SECARA KOMERSIAL
Ujicoba sudah dilakukan di wilayah PTP Nusantara VII (Persero), NTB, beberapa
kebun sawit di Sumtera Utara

14

Product Knowledge Bionusa 2012

MARFU-P

MARFU-P merupakan biofungisida berbentuk tepung berwarna hijau yang mengandung


bahan aktif konidia dan klamidospora Trichoderma koningii serta Trichoderma harzianum.
MARFU-P berfungsi untuk mengendalikan penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) pada
tanaman kelapa sawit dan Jamur Akar Putih (JAP) pada tanaman karet.
CARA KERJA MARFU-P
MARFU-P sebagai biofungisida yang mengandung mikroba unggul Trichoderma koningii
dan Trichoderma harzianum berperan aktif sebagai agens antagonis Ganoderma boninense
dan Rigidoporus sp.. Selain sebagai kompetitor ruang dan bahan makanan organic, T.
koningii dan T. harzianum juga mampu menghancurkan miselium Ganoderma dan
Rigidoporus sp. dengan melilit miselium G. boninense (mikro-parasitik) dan Rigidoporus sp.
yang kemudian diikuti dengan mengeluarkan enzim kitinase dan glukanase. Seiring dengan
itu, T. koningii dan T. harzianum juga memproduksi antibiotik sehingga memperkuat daya
saingnya terhadap Ganoderma dan Rigidoporus sp. Selanjutnya, T. koningii dan T.
harzianum akan tumbuh dan berkembang pada sisa-sisa akar kelapa sawit terinfeksi G.
boninense dan Rigidoporus sp. yang pada akhirnya akan melindungi akar kelapa sawit baru.
APLIKASI MARFU-P
MARFU-P diaplikasikan sebagai perlakuan preventif dengan cara ditaburkan pada lubang
tanam benih dalam polibag, ditabur di lubang tanam re-planting, dan ditabur pada piringan
untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Aplikasi MARFU-P sebaiknya dilaksanakan
pada saat tanah dalam keadaan lembab yaitu pada awal atau akhir musim hujan.

Aplikasi di lubang tanam re-planting

Aplikasi pada piringan di TBM

Aplikasi Pada Tanaman Karet


15

Product Knowledge Bionusa 2012

MARFU-P diaplikasikan sebagai perlakuan preventif dengan cara ditaburkan pada


permukaan tanah pengisi polibeg, ditabur di lubang tanam, dan ditabur pada piringan untuk
tanaman belum menghasilkan (TBM). Aplikasi MARFU-P sebaiknya dilaksanakan pada saat
tanah dalam keadaan lembab yaitu pada awal atau akhir musim hujan.

Aplikasi

Karet

Kelapa Sawit

25 g/bibit

10 g/bibit

200 g/lubang tanam

400 g/lubang tanam

200 g/tanaman/tahun

200 g/tanaman/tahun

Pembibitan
Lubang Tanam
TBM/TM

SPESIFIKASI TEKNIS

Bentuk : Serbuk

Warna : Hijau

Kemasan : 20 kg/ karung

PENYIMPANAN
Simpanlah MARFU-P pada tempat yang kering, tidak terkena sinar matahari langsung atau
percikan air hujan.

JAP

T. harzianum

T. koningii

16

Product Knowledge Bionusa 2012

MIPENG

Mikroba Pengkaya (MIPENG)


Fakta menunjukkan bahwa kualitas lahan pertanian dan perkebunan di
Indonesia secara umum telah mengalami penurunan. Salah satu indikasinya adalah
semakin merosotnya kadar bahan organik tanah. Dalam mengatasi factor pembatas
tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar bahan
organic tanah yaitu dengan penggunaan kompos. Penggunaan kompos pada lahan
perkebunan sangat diperlukan untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan bahan
organik pada lapisan tanah bagian atas, sehingga dapat meningkatkan permeabilitas
dan aerasi tanah liat serta meningkatkan kapasitas menahan air (water holding
capacity) pada tanah berpasir.

Selain itu pula, kompos dapat menginisiasi

pertumbuhan akar.

Untuk membantu dalam meningkatkan mutu kompos yang dihasilkan, Salah


satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kualitas kompos
dengan cara diperkaya dengan mikroba yang bermanfat bagi tanaman seperti
mikroba penambat N, pelarut P, dan pemantap agregat.
MIPENG adalah suatu produk pengkayaan kompos yang memiliki bahan
aktif mikroba penambat N, pelarut P, dan pemantap agregat produk PT BIO
INDUSTRI NUSANTARA yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan
17

Product Knowledge Bionusa 2012

memperkaya kompos sehingga kompos dapat diaplikasikan bukan saja sebagai


bahan pembenah tanah (soil amelioran), tetapi juga mampu mengurangi penggunaan
pupuk kimia. Jenis mikroba yang terkandung dalam MIPENG berikut fungsi dan
peranannya adalah sebagai berikut :
No
1

Mikroba

Fungsi

Azospirillum

Menambat N dari udara sehingga menjadi

lipoferum

bentuk yang dapat dimanfaatkan tanaman

Azotobacter
beijerinckii
Aeromonas punctata

Menambat N dari udara sehingga menjadi


bentuk yang dapat dimanfaatkan tanaman dan
memantapkan agregat tanah
Melarutkan P yang terikat dan tidak tersedia
menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman

Ketiga mikroba tersebut tidak bersifat pathogen, sebaliknya selain mampu


menambat N-udara, melarutkan P, dan memantapkan agregat, juga menghasilkan
asam-asam organik, enzim dan hormon yang dapat memacu pertumbuhan tanaman
(growth promoting substances).
Bahan pembawa yang terkandung dalam MIPENG berikut fungsi dan
peranannya adalah sebagai berikut :
No

Jenis

Fungsi
Memiliki Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan unsur

Gambut

hara tanah, memperbaiki aerasi & struktur tanah


serta

menambah

kemampuan

tanah

dalam

menahan air
Memiliki Kapasitas Tukar Kation (KTK) sangat
2

Bahan mineral

tinggi sehingga sangat efektif digunakan pada


tanah-tanah marginal yang miskin unsur hara

18

Product Knowledge Bionusa 2012

Spesifikasi Teknis

Bentuk

: Tepung ( Powder )

Warna

: Putih Kelabu

Bahan aktif Mikroba

: Azospirillum lipoferum, Azotobacter beijerinckii


dan Aeromonas punctata.

Masa kadaluarsa

: 12 bulan

Dosis dan Cara Aplikasi


Proses pengkayaan dilakukan dengan cara mencampurkan MIPENG dengan
kompos yang akan diperkaya. Dosis MIPENG yang terdiri dari mikroba penambat
N, pelarut P, dan pemantap agregat diberikan sebanyak 5 % dari kompos yang akan
diperkaya.

19

Product Knowledge Bionusa 2012

SMARt

Pendahuluan
Penggunaan pupuk hayati sebagai upaya
untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan
memperoleh keuntungan yang layak secara
berkesinambungan bagi petani perlu didukung.
Berbagai

mikroba

tanah

berperan

dalam

penyediaan hara, penghasil hormon tumbuh dan


penghasil zat anti

penyakit

tanaman

yang

berpotensi untuk digunakan sebagai komponen


peningkatan

produktivitas

peningkatan

hasil

tanaman

tanah
yang

melalui
ramah

lingkungan. Pupuk hayati SMARt merupakan


pupuk

hayati

yang

diformulasikan

untuk

meningkatkan efisiensi pemupukan, produktivitas dan ketahanan terhadap penyakit pada


tanaman padi. Formula pupuk hayati ini merupakan konsorsia mikroba selektif yang
unggul untuk tanaman padi sebagai penambat N2, pelarut fosfat, penghasil hormon, zat anti
pathogen dan penghasil kitinase. Pupuk hayati ini memiliki beberapa keunggulan dan
merupakan produk yang ramah lingkungan karena menggunakan mikroba tropic, mampu
meningkatkan produktivitas padi dan mengurangi jumlah penggunaan pupuk anorganik.

Pupuk Hayati SMARt


Mikroba yang ada di dalam SMARt terdiri atas 5 (lima) mikroba. Mikroba-mikroba tersebut
antara lain :

No.

Fungsi

Mikroba

Pseudomonas sp.

Bakteri Pelarut P

Bacillus sp.

Bakteri Pelarut P

Bakteri penambat N (endofitik)

Bakteri yang mampu hidup dalam jaringan


tanaman dan mampu menambat N

Azospirillum sp.

Bakteri Penambat N

Streptomyces sp.

Mikroba penghasil fitohormon dan antipatogen

20

Product Knowledge Bionusa 2012

Keunggulan :
1) Mengurangi penggunaan pupuk Urea 25%,
2) Mengurangi penggunaan pupuk SP-36 25%,
3) Meningkatkan ketahanan tanaman, dan

Cara Penggunaan :
1. Pilih tempat yang teduh
2. Masukkan 5 kg benih padi ke dalam ember, rendam benih dengan air, kemudian tiriskan
dan campurkan 1 sachet SMARt (50g) pada benih hingga rata melekat di permukaan
benih. Benih siap untuk disemai.
3. Pada saat aplikasi, tidak dianjurkan untuk dicampurkan dengan pupuk anorganik.
4. Akan lebih baik jika dicampurkan dengan kompos.

21

Anda mungkin juga menyukai