Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA PONGTIKU
Jalan Bandar Udara Pongtiku
Rantetayo Tana Toraja ( 91862)

TELP.
Faximile.

(0423) 22277
(0423) 24696

Email :
bandarapongtiku@gmail.com
FB : Upbu Pongtiku Ttr

SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR
PENGAMAN SISI UDARA

TAHUN ANGGARAN 2017

DISAHKAN DI

TANA TORAJA

PADA TANGGAL

Desember 2016

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

BETHESDA NOTULIVIA A.M.


Pengatur Muda TK. I (II/b)
NIP. 19881123 201012 1 004

DAFTAR ISI

URAIAN SYARAT.SYARAT TEKNIS


Halaman

BAB

PERSYARATAN TEKNTS UMUM

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
1.9.

Lingkup Pekerjaan
Dokumen Lelang
Keharusan Membaca & Mempelajari Dokumen....................
Penyerahan Lapangan / Tempat Pekerjaan.
Penyerahan Rencana Kerja lTime Schedule ..........
Penyerahan Skema Organisasi Proyek
Penyerahan Wewenang Kepada Kuasa Pelaksana
Pekerjaan
Pemberhentian Pelaksanaan / Petugas
Penyediaan Tempat Ruang Kerja I Kantor pelaksana
Proyek
1 .10. Penyediaan Gudang Peralatan & Bahan
1.11. Penyediaan Los Kerja.........
1.12. Penyediaan Air Untuk Kebutuhan Kerja.........
1.13. Penyediaan Tenaga Listrik Sementara
1.14. Penyediaan Peralatan Kerja.........
1.15. Penyediaan Bahan
1 . 16. Tata Cara Untuk Memulai Suatu Jenis pekerjaan.................
1.17. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan...............
1 .1
Tata Cara Pemeriksaan ...............
1.19. Garansi Dan Warranty............
1.20. Tata Cara Penilaian Prestasi Kerja.........
1.21. Tata Cara Perbaikan Pekerjaan.
1.22. Koordinasi Dengan Sub Kontraktor...........
1.23. Pemasangan lklan
1.24. Pencegahan Pelanggaran Wilayah & Orang yang Tidak......
Berkepentingan .........
1.25. Perlindungan Terhadap Milik Umum Dan Lingkungan /........
Bangunan Yang Ada..
1.26. Perlindungan Terhadap Hasil pekerjaan.
1.27. Pencegahan Gangguan Terhadap Tetangga
1.28. Pemeliharan Kebersihan & Kerapihan ..........
1.29. Ketidak Sesuaian Antara Gambar & RKS
1.30. Tanggung Jawab Dalam Masa Pemeliharaan...
1.31. Penyediaan Dokumen Pelaksanaan Dilapangan ..................
1.32. Pembuatan Gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja...............
(Shop Drawing) Dan Mock Up............
1.33. Pembuatan Gambar Pekerjaan Terpasang
(As Built Drawing)
1.34. Perbedaan lnterprestasi ..............
1.35. Konflik Pelaksanaan...............
1.36. lnformasi Yang Disebutkan Kembali...........

8.

UM-1
UM-1
UM-1
UM-1
UM-1

UM-2
UM-2
UM-2
UM-2
UM-2
UM-3

UM-3
UM-3
UM-3
UM-4
UM-5
UM-5
UM-5
UM-6
UM-6
UM-6
UM-6
UM-6
UM.6
UM-7

UM.7
UM-7
UM-7
UM-8
UM-8
UM.8
UM-8

UM-9
UM-9
UM-9
UM-9

1.37.
1.38.
1.39.
.40.
.41.
.42.

.43.
1.44.
1.45.
BAB I!

UM-10
UM-10
UM-10
UM-10
UM-10
UM-10
UM-11
UM-11
UM-11
UM-11

PERSYARATAN TEKNIS PENDAHULUAN

2.1.
2.2.
BAB III

Material Yang Dipasang .,.......


Pengiriman Material.....
Penyebutan Yang Kurang Lengkap Pada Spesifikasi
Teknis Dan Gambar.....,........
Supplier
Daftar Material
Syarat Penyerahan Pekerjaan...............
Tata Cara Hubungan Pekerjaan Dengan Paket Pekerjaan...
Arsitektur, Lansekap, M/E, Lighting,Site Utilitas Dan lnterior
Tenaga{enaga Yang Diperlukan Untuk Pemeliharaan .........
Gedung Dari Pemberi Tugas
Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan

Pekerjaan
Pelaksanaan.........

Lingkup
Syarat-Syarat

P-1

P-2

PERSYARATAN TEKNIS PAGAR BATAS LAHAN


Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan

Pendahuluan............
Tanah dan Pondasi...............
Pasangan batu dan Plesteran
Pembesian, Bekesting, Beton
..
Jalan dan Saluran & Pelengkap...........

111

S-1

S-4
S-10
S-13
S-21

UMUM

U RAIAN SYARAT.SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR BATAS LAHAN

BAB

PERSYARATAN TEKNIS UMUM


LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pelaksanaan Pekerjaan


PEMBUATAN PAGAR BATAS LAHAN Kantor Bandar udara Udara Pongtiku Tana
Toraja termasuk di dalamnya :

a. Pekerjaan Pendahuluan.
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi.
c. Pekerjaan Pagar batas Lahan
DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen Pelelangan terdiri dari:
Gambar - gambar
Buku Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pelaksanaan / RKS
Bill of Quantity (BQ)
Berita Acara Rapat Penjelasan

a.
b.
c.
d.

Bagian - bagian tersebut di atas menjadi dokumen kontrak yang mengikat bagi
Pelaksana Pekerjaan dan Pemberi Tugas setelah kontrak ditandatangani.
KEHARUSAN MEIiIBACA & MEMPELA.IARI DOKUMEN
Calon Penawar harus membaca dan mempelajari dengan seksama seluruh petunjuk
yang tertulis dan seluruh Dokumen Pelelangan. Gugatan tidak akan dipertimbangkan
jika alasannya tidak membaca atau tidak memahami petunjuk - petunjuk ini atau
kekeliruan dalam menafsirkannya.
PENYERAHAN LAPANGAN / AREA / TEMPAT PEKERJAAN
Lapangan I Area / Tempat Pekerjaan akan diserahkan kepada Pelaksana Pekerjaan
segera sesudah dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK), dalam keadaan seperti
waktu pemberian penjelasan pekerjaan. Pelaksana pekerjaan dianggap sudah
memahami benar-benar mengenai letak, batas-batas maupun kondisi bangunan/
tempat pekerjaan pada waktu itu.

PENYERAHAN RENGANA KERJA TIME SCHEDULE

a.

'
Sebelum mulai dengan pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan wajib
menyerahkan suatu rencana kerja dan time schedule (dalam bentuk barchart
lengkap dengan kurva S dan atau network planning) kepada Konsultan Pengawas
/ MK, selambat - lambatnya dua (2) minggu setelah Surat Perintah Kerja.

UM.1

UMUM

b.

Setelah rencana kerja disetujui, dua (2) salinan dicetak dan diserahkan pada
Konsultan Pengawas / MK, satu (1) salinan ditempelkan di bangsal pekerjaan di
tempat pekerjaan.

c. Berdasarkan rencana kerja tersebut Konsultan Pengawas /

MK akan

mengadakan penilaian secara periodik terhadap prestasi kerja Pelaksana


Pekerjaan-

1.6

1.7

PENYERAHAN SKEMA ORGANISASI PROYEK

a.

Bersamaan waktunya dengan penyerahan rencana kerja, Pelaksana Pekerjaan


wajib pula menyerahkan suatu bentuk skema organisasi pusat dan lapangan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan proyek ini, untuk diperiksa dan mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas i MK.

b.

Sebagai lampiran dari skema organisasi tersebut, Pelaksana Pekerjaan harus


menyerahkan suatu daftar usulan nama - nama petugas yang akan ditugaskan di
proyek ini lengkap dengan jabatan dan data riwayat hidup/ pengalaman kerjanya
serta ditandatangani yang bersangkutan

PENYERAHAN WEWENANG KEPADA KUASA PELAKSANA PEKERJAAN

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak


sebagai wakil atau kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan (untuk selanjutnya disebut pelaksana) yang ahli dalam
pekerjaan konservasi dan atas persetujuan Konsultan Pengawas / MK.

b.

Pemberian Kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagaian ataupun
keseluruhannya.

1.8

PEMBERHENTIAN PELAKSANAAN / PETUGAS

a.

Bila dikemudian hari ternyata pelaksana dan petugas - petugas yang ditunjuk
oleh Pelaksana Pekerjaan, oleh Konsultan Pengawas / MK dianggap kurang atau
tidak mampu menunjukkan kecakapannya maka Konsultan Pengawas MK
berhak memerintahkan Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti Pelaksana /
Petugas tersebut.

b.
1.9

Dalam waktu selambat - lambatnya tujuh (7) hari sesudah surat perintah
Konsultan Pengawas / MK tersebut keluar, Pelaksana Pekerjaan harus sudah
menunjuk seorang Pelaksana / Petugas yang baru.

PENYEDIAAN TEMPAT RUANG KERJA

KANTOR PELAKSANA PROYEK

'

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan bagi keperluan pelaksanaan pekedaan


ini ruangan kerja untuk kantor Pelaksana Proyek dan kantor Konsultan
Pengawas yang bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhannya,
dilengkapidengan prasarana ruang kerja yang cukup memadai.

b.

Penempatan ruang ini di lokasi proyek harus mendapat persetujuan Konsultan


Pengawas / MK terlebih dahulu.

UM- 2

UMUM

1.10

PENYEDIAAN GUDANG PERALATAN DAN BAHAN

a.

b.
1.11

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan gudang tempat penyimpanan

peralatan dan bahan - bahan yang diperlukan dengan bentuk, konstruksi dan
ukuran sesuai kebutuhan sehingga memenuhi syarat - syarat penyimpanan
yang ditentukan.
Penempatan gudang ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / MK
terlebih dahulu.

PENYEDIAAN LOS KERJA

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan los kerja bagi pekerjaan

pekerjaan

tukang kayu, pekerjaan-pekerjaan tukang besi dan sebagainya sehingga


masing-masing dapat bekerja dengan terlindung dari panas dan hujan.

b.
1,12

Penempatan los kerja harus mengikuti ketentuan


Pengawas / MK terlebih dahulu

ketentuan dari Konsultan

PENYEDIAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN KERJA

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan air untuk keperluan pekerjaannya


yang sedapat mungkin diambil dari sumber air yang sudah ada di lokasi
Pekerjaan tersebut.

b.
c.

Pengambilan air dari sumber yang ditentukan harus memenuhi syarat dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas / MK.
Segala peralatan dan instalasi - instalasi yang diperlukan untuk penyediaan air
ini termasuk pencabutan dan perapihannya kembali, menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.

d.

Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan air ini menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.

1.13

PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SEMENTARA

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan tenaga listrik sementara guna


keperluan pekerjaan yang sedapat mungkin tidak mengganggu / mengambildari
sumber yang sudah ada.

b.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan penerangan umum di dalam dan di


luar bangunan pada malam hari, sesuai petunjuk MK-

c.

Segala peralatan dan instalasi yang diperlukan untuk penyediaan listrik ini
termasuk pencabutan dan perapihannya kembali, menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan-

d.
1.14

Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan tenaga listrik ini menjadi beban
Pelaksana Pekerjaan.

PENYEDIAAN PERALATAN KERJA

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan segala peralatan baik yang umum


maupun yang khusus, yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaannya
dengan baik dan sempurna, termasuk membongkar I merapihkan / membawa
keluar segala peralatan tersebut setelah tidak diperlukan lagi.
UM.3

Peralatan-peralatan tersebut harus dalam keadaan baik dan selalu siap untuk
digunakan. Peralatan yang tidak bisa berfungsi dengan baik harus segera
diperbaiki atau kalau tidak mungkin harus segera diganti dengan yang masih
berfungsidengan baik.

Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat - alat pemadam kebakaran


selama proyek berlangsung. Tabung - tabung gas atau zat kimia untuk
pemadaman api, masing-masing berkapasitas 6 lbs dan I atau sesuai yang
ditetapkan oleh ketentuan atau peraturan daerah setempat.
a

Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan peralatan termasuk biaya


operasional, perawatan, perbaikan dan pengembangan kembali peralatan
tersebut sudah termasuk di dalam penawaran.

1.15

PENYEDIAAN BAHAN

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan


sesuai syarat-syarat yang ditentukan AV dan PUBB. Untuk beton bertulang
sesuai syarat - syarat dalam PBI-1971 dan peraturan 1988

b.

Konsultan Pengawas / MK berwenang meminta keterangan mengenai asal usul


bahan dan Pelaksana Pekerjaan wajib menjelaskannya

C.

Bahan-bahan yang digunakan, sebelumnya harus dimintakan persetujuan


terlebih dahulu pada Konsultan Pengawas / MK dan Perencana. untuk itu

Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan contoh - contoh bahan yang diusulkan


disertai dengan brosur-brosur asli / sertifikat - sertifikat yang diperlukan dan
apabila diperlukan atas perintah Konsultan Pengawas / MK dan atau Perencana
maka dalam pengadaan material / bahan perlu dilakukan peninjauan pabrik /
workshop terlebih dahulu untuk mengetahui secara pasti apakah bahan /
materialyang akan digunakan telah sesuai dengan spesifikasi teknis.
Biaya kunjungan ini menjaditanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

bahan yang sudah didatangkan ketempat pekerjaan tapi ditolak


pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas I MK, harus segera disingkirkan dari
tempat kerja selambat-lambatnya 24jam sesudah penolakkan tersebut.
Bahan

e.

Bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan dan menggunakan bahan yang


ditolak, harus segera dihentikan dan dibongkar.

f.

Pelaksana Pekeriaan wajib mengirimkan contoh bahan mock up kepada


labolaturium penelitian bahan sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan teknis pekerjaan. Apabila Konsultan Pengawas / MK masih sangsi
dan merasa perlu meneliti barang yang diusulkan tersebut maka Pelaksana
Pekerjaan wajib melaksanakan penelitian bahan ulang di laboratorium yang
ditentukan dan seluruh biaya yang terjadi menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.

UM-

UMUM

g.

Pengajuan usulan bahanlmaterial selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari


setelah SPK atau sesuai schedule pelaksanaan proyek yang ditetapkan. Resiko
akibat tidak adanya / didapatnya material di pasaran setelah jangka waktu
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

1.16 TATA CARA UNTUK MEMULAI SUATU JENIS PEKERJAAN

a.

Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada

jenis pekerjaan lain tidak dapat dikerjakan, diperiksa atau tertutup oleh ienis
pekerjaan tersebut, maka Pelaksana Pekerjaan wajib meminta secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas / MK untuk memeriksa bagian pekerjaan yang
akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan
baik, baru Pelaksana Pekerjaan diperkenankan melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.

b.

Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut di atas tidak dijawab oleh


Konsultan Pengawas / MK, dalam waktu 2 x 24 jam sejak jam diterimanya
permohonan tersebut ( tidak terhitung hari libur resmi), maka Pelaksana
Pekerjaan boleh melanjutkan pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Konsultan
Pengawas / MK meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan Pelaksana
Pekerjaan menyetujuinya.

c.

Apabila ketentuan-ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh Pelaksana


Pekerjaan, maka Konsultan Pengawas / MK berhak memerintahkan bongkar
bagian - bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk
keperluan pemeriksaan atau perbaikkan. Ongkos pembongkaran dan
pemasangan kembali akan dibebankan Pelaksana Pekerjaan.

1.17

TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan hendaknya dilaksanakan pada jam-jam normal kecuali apabila ada jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan di luar jam kerja normal, pada hari libur resmi,
maka Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis 12
jam sebelumnya dan segala biaya untuk itu menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan, sesuai peraturan yang berlaku.

1.18 TATA CARA PEMERIKSAAN

a.

Konsultan Pengawas / MK akan mengadakan pemeriksaan ketat terhadap


kwalitas bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Untuk itu
Pelaksana Pekerjaan diharapkan benar-benar memperhatikan ketentuan yang
dijelaskan dalam RKS.

b.

Konsultan Pengawas

/ MK mengadakan pengawasan ketat terhadap jenis


pekerjaan yang akan, sedang maupun yang dilaksanakan, untuk ini

pelaksanaan pekerjaan diharapkan agar benar-benar memperhatikan ketentuan


yang dijelaskan dalam RKS.

c.

Pelaksana Pekerjaan wajib membantu sepenuhnya agar seluruh proses


pemeriksaan tersebut diatas berjalan lancar.

d.

Segala peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan tersebut


harus disediakan Pelaksana Pekerjaan.

UM- 5

UMUM

1.19

GARANSI DAN WARRANW

Untuk peralatan, instalasi, material yang memerlukan garansi dan jaminan, maka
Pelaksana Pekerjaan wajib menanggung garansi dan jaminan tersebut. Segala biaya
yang diperlukan sudah termasuk dalam penawaran.

1.20

TATA CARA PENILAIAN PRESTASI KERJA


Pekerjaan - pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh
Konsultan Pengawas / MK dapat dihitung prestasi dengan nilai 100%.
Bahan - bahan yang sudah didatangkan ke lokasi poyek tetapi belum terpasang, tidak
dapat dinilai prestasinya kecuali apabila ada pertimbangan - pertimbangan khusus
dari Konsultan Pengawas / MK / Pemberi Tugas.

1.21

TATA CARA PERBAIKAN PEKERJAAN

a.

Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki dan atau membuat baru semua


pekerjaan yang dinyatakan kurang / tidak baik oleh Konsultan Pengawas / MK
dalam waktu yang telah ditentukan.

b.

Segala biaya perbaikan dan atau pembuatan baru ini menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.

c.

Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan minta perpanjangan waktu akibat


perbaikan - perbaikan ini.

1.22

KOORDINASI DENGAN SUB KONTRAKTOR.

Apabila ada bagian - bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ketiga (sub
kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak, maka untuk ini
Pelaksana Pekerjaan wajib mengatur koordinasi kerja dengan pihak - pihak ketiga
tersebut.Tanggung jawab atau kwalitas pekerjaan yang telah diserahkan pada pihak
ketiga initetap berada ditangan Pelaksana Pekerjaan.

1.23

PEMASANGAN IKLAN

Pemasangan segala bentuk iklan dalam lokasi pekerjaan atau


berdekatan harus mendapat ijin tertulis dari PemberiTugas-

1.24

PENCEGAHAN PELANGGARAN WLAYAH


BERKEPENT!NGAN
a-

&

di tempat

ORANG YANG

yang

TIDAK

Pelaksana Pekerjaan wajib mencegah petugas - petugas dan pekerja - pekerjanya


memasuki wilayah di luar area lokasi pekerjaan tanpa ijin dari Konsultan
Pengawas / MK. Apabila hal ini terjadi maka Pelaksana Pekerjaan wajib mencatat
dan melaporkan kepada Konsultan Pengawas MK nama dan alamat serta
jawaban Petugas / Pekerja yang bersangkutan.

Pelaksana Pekerjaan wajib melarang siapapun yang tidak berkepentingan untuk


memasuki tempat pekerjaannya tanpa rjin Konsultan Pengawas / MK, dan
dengan tegas memberitahukan ketentuan ini kepada petugas-petugas dan
pekerja-pekerjannya.

UM.6

UMUM

Tanggung jawab terhadap pelanggaran ketentuan tersebut

di atas berada

ditangan Pelaksana Pekerjaan.


d.

Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara / menjaga bangunan yang ada


disekitarnya terhadap adanya gangguan diakibatkan pelaksanaan pekerjaan
(termasuk menyediakan jaring pengaman)

e.

1.25

Segala biaya yang berhubungan dengan hal - hal tersebut diatas menjadi
tanggungan Pelaksana Pekerjaan dan segala resiko yang terjadi sudah termasuk
didalam penawaran.

PERLINDUNGAN TERHADAP MILIK UMUM DAN LINGKUNGAN


YANG ADA

'

BANGUNAN

Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga jalan-jalan umum. Saluran -saluran (air


bersih, air kotor), pipa-pipa (GAS, PDAM), kabel-kabel (PLN, Telkom) dan
sebagainya terhadap gangguan-ganguan yang diakibatkan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b.

Pelaksana Pekerjaan wajib membongkar, memindahkan, dan memperbaiki


kembali saluran-saluran, pipa-pipa, kabel dan sebagainya yang mungkin akan
terkena atau mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara kelancaran
lingkungan selama pekerjaan berlangsung.

1.26

lalu lintas dan

kondisi

d.

Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara / menjaga bagian bangunan yang tidak


dikerjakan maupun bangunan yang ada di sekitarnya terhadap adanya gangguan
yang diakibatkan pelaksanaan pekerjaan (termasuk menyediakan pengaman a.l
jaring pengaman, pelindung lantai dan dinding, pelindung furniture/ armature/
accessories bangunan).

e.

segala biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut di atas menjadi


tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan dan segala resiko yang terjadi sudah
termasuk dalam penawaran.

PERLINDUNGAN TERHADAP HASIL PEKERJAAN


Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil
pekerjaan yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan.

1.27

PENCEGAHAN GANGGUAN TERHADAP TETANGGA

Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap


penghuni yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada jam - jam yang telah
ditentukan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas / MK.Untuk hal tersebut,
tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.

1,28

PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN

a. Kebersihan

lapangan / pembuangan sampah dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan


setiap hari (setiap pagi harus bersih) sejak mulainya pekerjaan sampai dengan
serah terima pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diharuskan menanggung biaya
pemeliharan kebersihan.
UM- 7

UMUM

b.

Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga kebersihan umum sekitar proyek dengan


menyediakan tempat pembersihan ban/roda kendaraan, serta tenaga kebersihan.
Pelaksana Pekerjaan akan dikenakan denda kelalaian bila mengotorijalan umum
tersebut.

1.29

KETIDAK SESUAIAN ANTARA GAMBAR & RKS


a-

Gambar dengan angka adalah yang harus diikuti lebih dari pada ukuran skala
Ukuran

ukuran yang ada dalam gambar harus diperiksa kembali terhadap

keadaan / kondisi dilapangan.

Bila ada keragu-raguan mengenai ukuran maka Pelaksana Pekerjaan wajib


memberitahukan dan meminta penjelasan Konsultan Pengawas / MK.
Bila ada ketidak sesuaian antara gambar kerja dan RKS maka hal ini harus

segera dilaporkan pada Konsultan Pengawas

/ MK untuk

dicarikan

pemecahannya.

Jika Pelaksana Pekerjaan menemukan kekeliruan dalam gambar -gambar dan


RKS maka Pelaksana Pekerjaan wajib melaporkan kepada Konsultan
Pengawas / MK pekejaan untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian-

1.30 TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN

a. Dalam masa pemeliharaan, Pelaksana Pekerjaan tetap bertanggung jawab untuk


memelihara pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa
pemeliharaan tesebut ada pekerjaan - pekerjaan yang rusak tidak berfungsi
dengan baik. sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas / MK maka Pelaksana
Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.

b.

1.31

PENYEDIAAN DOKUMEN PELAKSANAAN DI LAPANGAN

a.
b.

c.
1.32

Apabila dalam masa pemeliharan ini Pelaksana Pekerjaan Udak melaksanakan


perbaikan - perbaikan seperti yang diminta Konsultan Pengawas / MK maka
prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai dengan nilai pekerjaan yang belum
diperbaikitersebut dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan 2 set seluruh dokumen pelaksanaan


seperti yang disebut dalam pasal buku RKS ini, untuk masing - masing diletakan
di kantor Pelaksana Pekerjaan dan di kantor Konsultan Pengawas / MK

dilapangan.
Seluruh dokumen tersebut di atas harus dalam keadaan jelas, mudah dibaca dan
sudah mencantumkan perubahan - perubahan terakhir-

Biaya penyediaan dokumen - dokumen tersebut menjadi tanggungan Pelaksana


Pekerjaan dan sudah termasuk di dalam penawaran.

PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN

a.

GAI'BAR KERJA (SHOP DRAvvlNG}

'
Pelaksana Pekerjaan wajib membuat gambar
ukuran - ukurannya sesuai kondisi lapangan.

UM- 8

gambar kerja lengkap dengan

UMUM

b.

Gambar kerja harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas / MK dan Perencana

c. Shop drawing bukan (tidak boleh) merupakan

penjiplakan

dari

gambar

perencanaan (gambar lelang)

d-

Pengadaan mock up terhadap pekerjaan tertentu yang diminta oleh Pemberi


Tugas / Konsultan Pengawas I MK harus dipersiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan
untuk keperluan proyek

e. Biaya pengadaan
1.33

shop drawing dan mock up sudah termasuk dalam penawamn.

PEMBUATAN GAMBAR PEKERJAAN TERPASANG (AS BUILT DRAW|NG)

a. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat gambar - gambar

terpasang

( as built

drawing )

b.

Gambar

gambar terpasang ini terlebih dulu harus mendapatkan persetujuan

Konsultan Pengawas / MK.

1.34

c.

Gambar - gambar terpasang harus diserahkan sebanyak tiga (3) set gambar , satu
(1) Asli, satu (1) set gambar kerja copy dan satu (1) compact disk (CD) dalam
format autocad versi 14.

d.

Serah terima pertama tidak akan dilaksanakan sebelum penyerahan gambar gambar terpasang (as built drawing) tersebut dilaksanakan.

PERBEDAAN INTERPRETASI

Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya klausul yang
berlainan ataupun bertentangan antara spesifikasi teknis, gambar perencanaan
maupun informasi - informasi resmi lainnya di dalam dokumen dan proses lelang ini,
maka yang akan menjadi pegangan adalah klausul yang mempunyai nilai teknis
terbaik dan mengikat serta mempunyai nilai biaya yang paling tinggi. Butir ini berlaku
pula terhadap (atau apabila terjadi) adanya butir yang mengecilkan nilai teknis butir
dimaksud atau menghilangkan butir yang lain.

1.35

KONFLIKPELAKSANAAN
Apabila terjadi konflik teknis pengerjaan terhadap pekerjaan perbaikan yang tidak
digambarkan pada gambar pelelangan / tender ini dan kesemuanya baru muncul pada
waktu pelaksanaan maka kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mencarijalan keluar
yang disarankan oleh Pemberi Tugas / Perencana melalui perantara Konsultan
Pengawas I MK. Konsekwensi biaya terhadap hal ini adalah menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.
Untuk hal inilah maka sebelum penjelasan tender, semua gambar, spesifikasi teknis
dengan segala kaitan serta konsekwensinya harus dipelajari dengan teliti dan
dinyatakan pada waktu penjelasan lelang / aanwijzing.

1.36

INFORMASI YANG DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila ada informasi, hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian / bab / gambar
yang lain, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan atau mengecilkan satu
terhadap yang lain tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya (lihat juga butir :
perbedaan lnterpretasi)
UM- 9

UMUM

1.37

MATERIAL YANG DIPASANG


Semua material yang dipasang haruslah baru (brand new) dan dalam keadaan baik /
layak untuk dipasang serta dilengkapi dengan brosur maupun sertifikat pabrik
pembuatannya (certificate of product).
Pengadaan Material - material import yang digunakan harus melalui keagenan resmi
yang di tunjuk oleh pabrik. Pengecualian terhadap ayat ini adalah apabila ada
disebutkan secara khusus.

1.38

PENGIRIMANMATERIAL
Material yang dikirim ke lokasi proyek haruslah ditangani dengan baik dan hati - hati,
sesuai prosedur yang disyaratkan dan telah disetujui Pemberi Tugas / Perencana /
Konsultan Pengawas / MK

1,39

PENYEBUTAN YANG KURANG LENGKAP PADA SPESIFIKASI TEKNIS DAN


GAMBAR

/ penjelasan ataupun penggambaran pada spesifikasi teknis


maupun pada gambar mungkin saja terjadi kekurang sempurnaan didalam
penyajiannya, apabila hal ini terjadi maka tidak berarti bahwa Pelaksana Pekerjaan
Didalam penyebutan

didalam penawaran dan pemasangannya diperbolehkan untuk'kurang sempurna'.

1.40

SUPPLIER

Apabila karena sesuatu dan lain hal pada prosedur pelelangan yang dilakukan,
sedemikian rupa sehingga ada jenis / paket pekerjaan yang harus dikerjakan /
disuplay oleh pihak lll atau pihak lain, maka semua ketentuan persyaratan teknis /
persyaratan lelang ini berlaku pula bagi pihak lll atau pihak lain ini.
Pihak lll atau pihak lain yang dimaksud disini dapat diartikan antara lain: subkontraktor, supplier khusus, dengan semua tanggung jawab kontraktual tetap berada
pada Pelaksana Pekerjaan pemenang lelang ini, dengan ijin Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas / MK.

1.41

DAFTAR MATERIAL
Pelaksana Pekerjaan wajib membuat Daftar Material yang terpakai dan diserahkan
dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Dalam Daftar Material tersebut harus dicantumkan
nama bahan, nama supplier, agen, distributor, alamat, nama personil dan no.
telporffax.

1.42 SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN


Pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang telah ditentukan,
Pelaksana Pekerjaan wajib menyelesaikan seluruh pekerjaannya sebagaimana
disyaratkan dalam spesifikasi ini.
b. Serah terima pekerjaan dilakukan dengan berita acara penyerahan, disertai
lampiran gambar - gambar, instruksi -instruksi, surat garansi dan lain - rain

4..

sebagaimana disyaratkan
Pekerjaan dikatakan selesai apabila

.
o

Pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan


gambar, di laporkan dengan berita acara pemeriksaan
Telah memenuhi syarat penyerahan gambar pelaksanaan akhir.
UM- 10

UMUM

Telah memenuhisemua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.

TATA CARA HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PAKET PEKERJAAN LAINYA.

a.

Pelaksana Pekerjaan harus mempertimbangkan / memperhatikan pekerjaan yang


berhubungan dengan paket-paket pekerjaan Saluran, Marking, danLainnya.

b.

Pelaksana Pekerjaan wajib mempelajari gambar pekefiaan yang ada dalam


dokumen lelang dan sudah memperhitungkan pekerjaan - pekerjaan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan secara sempurna.

TENAGA.TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMELIHARAAN GEDUNG


DARI PEMBERI TUGAS

a. Pelaksana
b.

c.

Pekerjaan wajib mengajarkan melatih petugas pemeliharaan


(mantainance) dari pihak pemberi tugas, hingga pemakai dapat memelihara jalan
dengan tata cara dan bahan yang baik dan tepat.
Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan baku manual " Road maintance" dalam
bahasa indonesia yang jelas sebanyak empat (4) set untuk Pemberi Tugas yang
berisikan petunjuk praktis perawatan Jalan dengan tata cara dan bahan yang baik
dan tepat dan menjelaskan penggunaan buku tersebut pada PemberiTugas.
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan dan sudah termasuk didalam biaya penawaran borongan.

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN.


Sebagai peraturan umum berlaku Algemene Voorwaarden de Uifuoering Bij aaneming
Van Openbare Werken in lndonesia disingkat AV 41 yang disahkan dengan
keputusan pemerintah tanggal2S Mei 1941 No. 9lembar negara No. 14571.

Peraturan-peraturan setempat dan segala penetapan Pemerintah lainnya yang


bersangkutan dalam pelaksanaan harus dipenuhi oleh pelaksana / kontraktor antara
lain

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Peraturan Beton Bertulang lndonesia PBI 1971 Nl. 2.


Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-151991-03).
Pedoman Beton lndonesia 1989.
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa lndonesia untuk Gedung 1983.
Pedoman Perencanaan Untuk Struktur Beton Bertulang Biasa
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di lndonesia PUBI-1982 / Nl-3.

dan

Struktur

Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya


Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung ( SKBI-2.3.53.1987 UDC :

869.81 :624.A$.
Peraturan Konstruksi Kayu N1.5.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja lndonesia 1983.
Peraturan Muatan lndonesia N1.18.
Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Nl-3- 1956.
Peraturan Untuk lnstalasi Listrik PUIL-1977.
Peraturan Plumbing lndonesia.
Peraturan Pembangunan Setempat / Daerah.
Peraturan Perburuhan yang berlaku.

UM-

11

PENDAHULUAN

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS PENDAHULUAN
2.1

Lingkup Pekeriaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pengukuran Tapak Kembali


Pembuatan Tugu Patok Dasar
Papan Patok Ukur (Bouwplank)
Pembuatan kantor Kontraktor, Los Kerja dan Gudang Material
Penyediaan P3K , Air dan Daya Listrik untuk kerja

Quality Contol dan Administrasi


Mobilisasi dan DemobilisasiAlat dan Tenaga
lklan / Papan Nama Proyek

2. Untuk seluruh Pekerjaan, Pelaksana diminta untuk mengukur ulang semua kondisi
eksisting di lapangan untuk menghindari kesalahan teknis.
Syarat

syarat Pelaksanaan.

1. Pengukuran Tapak Kembali

a.

b.

Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran


kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan -keterangan

mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon-pohon, letak batas-batas tanah


dengan menggunakan alat optik dan sudah ditera kebenarannya oleh pihak
yang berkompeten.
Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan
untuk dimintakan keputusannya.

c.

Penentukan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolit type T2.

d.

Pelaksana harus menyediakan theodolit type T2l waterpass beserta


petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas
Lapangan.

e.

Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga

phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah


disetujui oleh Pengawas Lapangan.

f.

lnstalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan kerusakan yang mungkin terjadi
akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan ayat 1.
Pelaksana bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang
sudah dilaksanakannya.

PENDAHULUAN

g.

Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan


Pengawas Lapangan, yang meliputiantara lain :
i. Sistim koordinat, sesuai ketentuanii. Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.5 M
(tinsgi).
iii. Rencana lokasi kantor Direksi, kantor Pelaksana tempat simpan bahan
terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air dan
reservoir.

2. Pembuatan Tugu Patok Dasar.

a. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh Pengawas Lapangan.


b. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20 cm,
tertancap kuat kedalam tanah sedalam satu meter dengan bagian yang
muncul

diatias
selanjutnya.

c.

muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran

Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang

jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari direksi
lapangan untuk membongkarnya.

3. Papan Patok Ukur ( Bouwplank

a.

Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada beton
cor setempat sehingga tidak bisa digerakgerakkan atau dirubah-rubah.
dibuat dari kayu klas ll, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

b. Papan patok ukur kayu

c. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sarna

satu dengan lainnya kecuali

dikehendaki lain oleh Pengawas Lapangan.

d.

Papan patok ukur dipasang dengan memperhatikan titik terluar, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

e. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur

Pelaksana harus melapor

kepada Pegawas Lapangan untuk dimintakan persetujuan, serta harus


menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan patok ukur
sampai tidak dipedukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas
Lapangan.

4. Pembuatan Kantor Direksi Lapangan

a.

Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara dengan kontruksi


rangka kayu, dinding multipleurriplex tebal 6 mm dicat, penutup atap asbes
gelombang, lantai beton tumbuk diplester, diberi pintu/jendela secukupnya
untuk penghawaan/pencahayaan.

b. Luas dan

peralatan yang disediakan untuk kantor Pengawas Lapangan


minimal harus memenuhi persyaratan untuk bekerja dan aman untuk
menyimpan dokumen-dokumen proyek selama Pelaksanaan proyek-

c. Didalam kantor
secukupnya

dan

harus ditempatkan ruang

WC dengan baik air

bersih

dirawatkebersihannya-

d. Posisi dan denah gambar kantor Pengawas Lapangan tergambar pada


gambar rencana pagar proyek. Letak Kantor Pengawas Lapangan ini harus
cukup dekat dengan Kantor Pelaksana tetapiterpisah dengan tegas

PENDAHULUAN

e. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh Pengawas Lapangan adalah

1 (satu) meja

rapat denga 6 kursi lipat

1 (satu) meja tulis ukuran 0.70

1-4A m2, dengan 2 kursi lipat.

1(satu) lemari ukuran 1.50 x 2.00 x 0.50 m3, dapat dikunci.


1 (satu) whiteboard ukuran 1.29x2.4O m2
1 (satu) alat ukur theodolite type T1 dan T2.
1 (satu) alat ukur Schuifmaal

1(satu) komputer lengkap dengan printernya.


1(satu) kamera digital dalam kondisi baik.
5 (pasang) sepatu proyek dan helm proyek serta jas hujan.

Kantor Pelaksana, Los Kerja dan Gudang Material

a. Ukuran luas kantor

Pelaksana dan los kerja serta tempat simpan bahan


bakar, disesuai dengan kebutuhan Pelaksana dengan tidak mengabaikan
keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan
tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran kerja dan arus
lalu lintas, harus disediakan 3 buah penyemprot api (extinghuizer) 20 kgs/cm2,
1 (satu) diPelaksana, 1 (satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1 (satu)
diletakkan didaerah yang strategis di los kerja.

b. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan


kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing
bahan tidak tercampur dengan bahan lainnya-

c. Pelaksana

tidak diperkenankan :
Menyimpan alat-alat, bahan bangunan diluar pagar proyek, walaupun
untuk sementara.
Menyimpan bahan-bahan yang ditolak Pengawas Lapangan karena tidak
memenuhisyarat.

Penyediaan P3K, Air Dan Daya Listrik Untuk Kerja.

a. Air untuk bekerja harus disediakan Pelaksana dengan membuat sumur


pompa di tapak proyek atau air PAM, air harus bersih bebas dari lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya dengan dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium.

b.

Reservoir/ bak air untuk kerja berukuran minimum 1 m3 dan senantiasa terisi
penuh.

c. Listrik

untuk bekerja harus disediakan Pelaksana, penggunaan diesel untuk


pembangunan sementara atas persetujuan Pengawas Lapangan.

7.

Quality Control dan Administrasi

a. Quality Controlyaitu Mix desain dan Uji Lapangan Mix Beton.


b. Administrasi adalah semua jenis Surat-menurat, dan Atk serta dokumentasi.

Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,


dan bersih.
g.

Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan


bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan
dari pabrik.

Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan


Ml(Pengawas dan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuar/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuaidengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa

site/lapangan yang

telah

disiapkan apakah sudah memenuhi

persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Ml(Pengawas dan atau Pemberi Tugas. Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan,
k.

Tebal plesteran 1,5 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam

detail

gambar.
t.

Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk


membantu dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang
diijinkan Konsultan MKPengawas dan atau PemberiTugas-

m.

Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang


berbeda jenisnya, harus diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7
mm dalamnya 5 mm, kecualibila ditentukan lain-

n.

Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai


mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering betul).
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air
secara cepatKontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya
Knnrral6f6; selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan PemiliU
Pemakai.

3.4. PEKERJAAN PETIIBESIAN, BEKESTING DAN BETON

1.1. Pengendalian Pekerjaan


Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuanketentuan sepertiyang tertera dalam :

Nr-2-PBt1971
Nr -3-1970
Nr

-5-1961

Nl-8-1974
STKM-JISG3445
PB 1989

1.2- Bahan{ahan
Bahan menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete) atau dengan
beton adukan di tempat dengan memakai molen, kontrol mutu sesuai dengan
spesifikasiini

Aoreqat Beton
- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan

Wet System Stone Crusher.

- Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-

c 33.

- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.


- Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan

pekerjaan
danmenjaga agar tidak tedadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.

- Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihiS

%.

Aqregat Kasar

- Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak
berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 2O o/o dari
jumlah berat seluruhnya.

Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%


kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131 - 55.

- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton"

Gradasi

Saringan

Ukuran

25
20
95

mm
mm
mm
4.76 mm

1"
314"

3/8"

No.4
*

Agrqat

% Lewat Saringan

100
90 - 100

20-55
0 -10

Halus

- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal.

Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zal alkali & substansi- substansi
yang merusak beton.
- Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dan 5%.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
- Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan.

Saringan

Ukuran

% Lewat saringan

3/8"

9-5 mm

100

No.4

4.76 mm

90 - 100

No.8

2.38 mm

80 - 100

No. 16

1.19 mm

50-85

No.30

0.595 mm

25-65

No.50

0.297 mm

10-30

No. 100

0.149 mm

5-10

No.200

0.074

0-5

PC (Portland Cement)

Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam Nl - 8 Bab 3.2. PC
type 1.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.

Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik
dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.

Penlmpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai


terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan darilapangan.
Pembesian

Besi penulangan beton harus disimpan dengan @ra-cara sedemikian rupa,


sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.Besi
penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran-ukuran masingmasing. Besi penulangan ratia maupun besi-besi penulangan bergelombang
(deformed bars) harus sesuaidengan percyaratian dalam Nl - 2 Bab 3.7.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy ffi'yang
disetujui pengawas.
Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besitulangan ditempat
yang dianggap perlu sampai maksimum 5o/o dari tulangan yang ada di tempat
tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur" tanpa biaya tambahan.
Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan baja lunak dengan
mutu U 24 sesuai PB I 1971 & PBI 1989
Kawat Penoikat
Harus berukuran minimaldiameter 1 mm sepertiyang disyaratkan dalam Nl - 2 Bab.
3.7.

Air
Air harus bersih dan jemih sesuai dengan persyaratan dalam Nl - 2 - Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecorcln digunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan pada
Laboratorium PAI\,!/PDAM setempat yang disetujui Pengawas dan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh KontraktorKontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.

Additive

Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZOLITH 300
R atau yang setiaraf. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang
mengandung chloride atau nitr:at tidak boleh dipergunakan.
1.3. Pelaksanaan

Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed desiqn
yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari

hasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standard" yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan-

Pengecoran Beton

Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara


tertulis dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek
maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom,
balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding bata
maupun pekerjaan instalasi.

Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang
dengan jarak setiap 1 meter.

"
-

Penqecoran Beton

Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya

24 jam sebelum

sesuatu

pengecoran beton dilaksanakan.

Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan


pekerjaan cetiakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut di atas tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton
secara menyeluruh.

Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini
dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan pada kondisi
tertentu.

Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya


pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.

Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti tialang, pipa, chute &
sebagainya, harus mendapat persetujuan Direksi.

Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2
meter.
Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan
dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami


"initialset" atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis
karena getiaran-

Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik
dan penyerapan air semen dengan tanah.
Bila pengecoran harus berhentisementara beton sudah menjadi keras dan tidak
berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances) dan
partikel-partikel yang tedepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yang padat.

Segera setelah pemberhentian penge@ran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
Pemadatan Beton

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk


mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton padat tanpa menggetarkan se@ra berlebihan.

Pelaksanaan penuangan dan penggetiaran beton adalah sangat penting.


Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(oveMbrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan
beton-beton tidak akan diterima.
Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton-

Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan


penggetar frekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.

Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.

Slump (kekentalan beton).


Kekentialan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBt-1971
adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi

Slump/Max (mm)

(mm) Min

- Kakidan Dinding Pondasi

125

50

- Pelat, balok dan dinding

150

75

- Kolom

150

75

- Pelat diatas tanah

125

50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga
tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh
rnelebihi 150 mm.

Penvambungan Beton dan Water Stop

a.

Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/ dikasarkan dan


diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.

b.

Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak di bawah permukaan


tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air
kotor harus diberi PVC water stop LWG (9") dan dipasang sesuai dengan
petunjuk pengawas/produsen.

Construction Joint (Sambunqan Beton)

Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian

satu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Direksi akan


memberikan persetujuan dimana letak construction joints tersebut.

Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak construction joints.

Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan


mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2
jam tapi kurang dan 4jam sejak beton dituang.

Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan dilakukan
dengan CONCRESIVE SGB Process-

Penqujian Kekuatan Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasilhasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat 1
sample benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat minimal 20 sampai benda
uji.

Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya

di laboratorium yang disetujui

pengawas dan biaya ketentuan PBI-1971 pasal 3.5 harus dipenuhi.


Mutu beton yang disyaratkan K-225

Pemeriksaan Laniutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka pemeriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan
core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971 -

Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan


tanggungan kontraktor.

ini sepenuhnya menjadi

2.0. Cetakan Beton


2.1. Standard

Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi


dibawah ini:

-2-1971
Nt -3-1979
Nt

2.2. Bahan-bahan

- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada


semua acuan untuk pekerjaan beton.

Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.

Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui
oleh pengawas.

Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor


sepenuhnya-

Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari


hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambargambar.
Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.

Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk


memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi

penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari
segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran kotoran-

Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan


(form oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang
dapat mengurangidaya lekat besidan beton.

Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi


penyerapan air beton yang baru dituang.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi


atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:

*
*

Bagian bawah sisi balok

28 hari

Balok tanpa beban konstruksi

hari

*
*

Balok dengan beban konstruksi

21hari

Pelat lantai

21hari

Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal

asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan

beton
pada
kekuatan
umur
28
sebenarnya telah mencapai kekuatan 75Yo dari
hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direktur sekali-kali tidak boleh
menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab
kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hatihati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak
pecah.

Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam


dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.

3.0. Hasi! Pengecoran & Finishing

3.1. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan

tanpa

cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana-

3.2.

Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi
tetapi langsung diberi plamur dan cat.

3.3.

Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan


menyatakan persetujuannya.

PEKERJAAN PAGAR BATAS LAHAN

. Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran/Pematokan.

a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga ( 0 peil ) ditentukan bersama-

sama Direksi/Pengawas. Patok-patok berukuran minimal 517 cm dan terbuat dari


3120 dengan panjang kurang lebih 4 m dan terbuat dari kayu. Papan patok harus
keras dan tidak berubah posisinya, tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat
dengan cat menie.
b. Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM)
pada lokasitertentu sepanjang proyek, untuk memungkinkan perancangan kembali
dan pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan
yang akan dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun diatas
tanah yang tidak akan terganggu/dipindahkan.

c. Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis dan
kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase saluran samping
sesuai dengan penampang melintang standart yang diberikan dalam gambar
rencana dan harus mendapatkan persetujuan DireksilPengawas sebelum memulai
konstruksi. Jika terjadi perubahan darigaris dan kemiringan, baik sebelum maupun
sesudah penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut

2.

Penentuan Tempat Kedudukan Sumbu Pagar.

Sumbu Pagar yang direncanakan, dipasang dilapangan berdasarkan hasil draft


design yang telah disetujui Direksi/Pengawas dengan cara sebagai berikut :
a. Titik awal dan akhir sumbu jalan diikatkan kepada titik-titik poligon. Masing-masing
2 buah patok beton diletakkan ditepi daerah penguasaan Pagar sebagai titik
penolong.

b. Titik-titik penting pada tikungan ditentukan dilapangan dengan rnemasang patokpatok pembantu. Pada titik Pl dipasang 1 (satu) patok beton.
c. Patok-patok tersebut diberi tanda dan nomor urut serta dibedakan dari patok
poligon. Alat ukur yang digunakan adalah Theodolil

i.

Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tidak boleh menganggu kelancaran


aktifitas disekitarnya.

PEKERJAAN PAGAR BESI WIRE MASH


.1 JENIS UKURAN

Sebagai Pagar Besi dipakai Besi baja dengan ketentuan sebagai berikut:
Besi Bulat Diameter
6mm
Tiang Pipa GlV, Dia.
2." (5 cm)
Besi yang akan digunakan harus diperiksa terhadap kerusakan-kerusakan / cacat, yang
dinyatakan cacat tidak diperkenankan untuk digunakan dan harus diganti dengan yang
lain dengan biaya ditanggung oleh pihak pelaksana Konstruksi-

=
=

3.5.2 PENYAMBUNGAN DAN PENGELASAN

1-

2.
3.
4.

Sebelum menyambung/Pengelasan, pelaksana Konstruksi harus menyerahkan kepada


pengawas untuk mendapat persetujuan, renffina pelaksanaan penyambungan/Produser
pengelasan untuk sambungan sesuai dengan ANSI / AWS DLI-1990.
Sebelum pelaksanaan pengelasan untuk penyambungan, pelaksana Konstruksi harus
melaksanakan percobaan pengelasan untuk mendemonstrasikan prosedur pengalasan
yang diusulkan dan untuk memeriksa hasil pengalasan.
Pelaksana Konstruksi harus menyediakan peralatian dan mesin las listrik yang memadai
kapasitasnya serta elktroda yang diginakan harus memenuhi persyaratan yang sesuai
dengan tiang yang akan dilas dan harus dengan persetujuan pengawas.
Ahli las yang melaksanakan pengelasan harus yang benar-benar " Qualifled " sesuai
dengan AWS D1. 1-86 yang dibuktikan dengan sertifikat dari instansi berwenang.

2.

PELINDUNG KARAT / PENGECETAN

1.

Setelah pengelasan/penyambungan dinyatakan selesai, semua bagian permukaan


sambungan harus dibersihkan dengan munggunakan sikat baja dan lap kain.

cat anti karat jenis epoxy atau


sejenisnya yang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan pengawas / Direksi.
3. Lapisan cat anti karat harus dilakukan minimal 2 x pengecetan dan harus mendapat
persetujuan pengawas.
2. Semua permukaan pada sambungan dilapisi dengan

4.

PEMERIKSAAN HASIL PENGELASAN

DI

LAPANGAN

Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan dan testing untuk menjamin
bahwa hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat dan tidak poreus serta
ukurannya sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu pelaksana Konstruksi harus
menyediakan tenaga ahli, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan testing
tersebut.
2. Hasil pengelasan harus di tes secara visual dengan menggunakan methode Liquid
Ppenetrant dan contrast sesuai dengan prosedur AWS.
3. Hasil pengetesan dilaporkan secara tertulis kepada pengawas dalam waktu paling lama
24 )am untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan.
4. Hasil yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan harus diperbaiki, diperkuat atau
dipotong, dan dilas kembali sesuai petunjuk pengawas1.

5.

PEKERJAAN TIANG DAN PAGAR BESI

Tiang dan Pagar Besi menggunakan besi dengan dimensi seperti pada gambar.
Pagar Besi buatan pabrik harus dibuat dari baja anti karat kualitas klas 3-SC46 mengikuti
standart JIS G 5101 (kelas 3 menunjukan generasi struktur dan simbul SC 46
menunjukan mechanical property: tensile sfuengt minimum 4600 Kg/cm2)
3. Komposisi kimia kandungan Fosfor dan Belerang tidak melebehi 0.4 o/o
4. Sifat Mekanis, batas tegangan leleh (yield point) minimum 2300 Kg/cm2 kekuatan tarik
putus 4.600 Kg/cm2
5. mutu yang akan digunakan Besi beton, baut angker dan kelengkapan untuk sendi dan roll
harus sesuai dengan standart JIS 33101 KELAS 2 SS41 : Baut angker, Mur, Plat, dan
Ring.
1.

2.

6.

Angker baut untuk pemasangan harus terpasang secara kokoh dan harus dipasang
sebelum pengecoran. Selain angker harus pula ditanam stek-stek tulangan yang juga
dieor bersarnaan dengan pondasi setelah selesai pernasangan, rongga bagian dalam diisi
dengan beton K.175
7. Gambar rencana kerja untuk Pagar Besi meliputi rencana pemotongan, Pelubangan,
sarnbungan dan penghentian harus dibuat dan disarnpaikan oleh pelaksana Konstruksi
kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu. Semua detail harus
memenuhi persyaratan seperti yang dieantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat
yang harus diikuti menurut PBI 1971, N2.
8. Ukuran-Ukuran Pagar Besi Baja pengenal harus sarna seperti persyaratan dalam gambar
kerja dan bila mana ukuran tersebut akan diganti maka jumlah luas penampang persatuan
lebar beton minimal harus sarna dengan luas penampang reneana. Sebelum rnelakukan
perubahan-perubahan
pelaksana Konstruksi harus meminta persetujuan terlebih dahulu
dari pengawas.
9. Tidak diperkenankan membengkokkan baja bila sudah ditempakan kecuali apabila hal itu
terpaksa dan sudah mendapat persetujuan dari pengawas.
10. Pagar Besi harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan harus dijaga
agar jarak sesuai dengan gambar rencana.
11. Pagar Besi harus dilas/ Dipasang
dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pemasangan.
12. Sebelum melakukan pemasangan, semua Pagar Besi harus terlebih dahulu diperiksa
untuk memastikan penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila
mana perlu.
13. Pagar Besi yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bila mana dianggap
pengawas akan melemahkan konstruksi.
14. Untuk semua jenis Pagar Besi, ukuran dan detail sesuai gambar kerja. Dan untuk
pekerjaan sernua permukaan dicat dengan cat anti karat sebanyak 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai