Anda di halaman 1dari 7
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ.lI/ 268 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, Menimbang : a, bahwa dalam rangka tertib _administrasi_ dan transparansi pengelolaan Biaya Operasional Kantor Urusan Agama Kecamatan, perlu disusun pedoman penggunaan Biaya Operasional Kantor Urusan Agama Kecamatan; b, bahwa berdasarkan —pertimbangan —_sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Biaya Operasional Kantor Urusan Agama Kecamatan; Mengingat © 1, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah lima kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001 terttang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan; 3, Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi. dan Tata Kerja Kementerian Agama sebagaimana telah diubah empat Keli terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2015; 4, Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pembentukan dan Penyempurnaan Orsanisasi Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Agama; 5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama; MEMUTUSKAN: Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR — JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS: PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN. KESATU : Menetapkan Petunjuk —Teknis Penggunaan Biaya Operasional Kantor _Urusan Agama Kecamatan sebagaimana tercantum dalam lampiran. yang merupakant bagian tidak terpisahken dari Keputusan ink KEDUA. : Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam ini mulai berlaku, Surat Edaran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam = Nom DJ.I1.2/1/PW.00/068/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Biaya Operasional KUA Kecamatan Tahun 2011 dinyatakan tidak berlaku. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 April 2016 ‘UR JENDERAL ~ ~ KUASA PENGGUNA ANGGARAN, > 4561013 198103 1 003 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT NOMOR DJ.II/ 268 TAHUN 2016 stant TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kantor Urusan Agama Kecamatan yang selanjutnya disebut KUA merupakan Pelaksana Fungsi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam yang berkedudukan di wilayah kecamatan yang secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat Islam di Indonesia. 2. KUA mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang pelayanan dan bimbingan masyarakat Islam, meliputi: a. pelalensen pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah rujuk; b. penyusunan statistik, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi manajemen KUA; pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga KUA; pelayanan dan bimbingan keluarga sakinah; pelayanan dan bimbingan kemasjidan; pelayanan dan bimbingan pembinaan syariah; pelayanan dan bimbingan zakat, wakaf, dan penyelenggaraan fungsi jain di bidang urusan agama Islam sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. 3, Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi KUA sebagaimana dimaksud pada angka 2, serta dalam rangka mewujudkan pelayanan yang optimal, KUA perlu didukung oleh anggaran operasional yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Birbingan Masyarakat Islam. 4. Biaya Operasional KUA menggunakan komponen yang berkarakteristik operasional, yaitu alokasi biaya untuk operasional kantor, pemeliharaan, dan perjalanan dinas, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yan berlaku. 5. Sebagai acuan pengelolaan Biaya Operasional KUA disusunlah Petunjuk ‘Teknis Pengelolaan Biaya Operasional Kantor Urusan Agama Kecamatan. mre ao B, Maksud dan Tujuan 1, Maksud Maksud diterbitkannya Petunjuk Teknis ini adalah sebagai acuan bagi KUA dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam pengelolaan Biaya Operasional KUA. 2. Tujuan ‘Tujuan diterbitkannya petunjuk teknis ini adalah untuk mewujudkan: a. pengelolaan Biaya Operasional KUA yang tepat guna, tepat jumlah, fepat sasaran, tepat waktu, efektif, dan efisien | sesuat dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. transparansi, akuntabilitas, dan optimalisasi pengelolaan Biaya Operasional KUA. BAB I PENGELOLA . Pengelola Biaya Operasional KUA adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada KUA setempat yang diangkat oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Dalam hal pada KUA hanya terdapat satu orang PNS, maka Kepala KUA dapat diangkat menjadi pengelola. Dalam melaksanakan tugasnya, pengelola dana operasional KUA bertanggung. jawab kepada Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam/Pejabat Pembuat Komitmen pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. BAB IIL MEKANISME PENCAIRAN DAN PENGGUNAAN . Mekanisme Pencairan Pengelola Biaya Operasional KUA mengajukan usulan pencairan biaya operasional setiap bulan kepada Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam selaku PPK atau PPK yang ditunjuk dengan dilengkapi persyaratan sebagaimana ketentuan yang berlaku dalam pengajuan pencairan anggaran- PPK memproses usulan yang diajukan oleh pengelola Biaya Operasional KUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku. |. Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar (PPSPM) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyalurkan Biaya Operasional KUA melalui rekening pengelola Biaya Operasional KUA. | Dalam hal pencairan Biaya Operasional KUA sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) tidak dapat dilakukan, pencairan dapat dilakukan selambat- lambatnya tiga bulan sekali. . Peruntukan dan Penggunaan Biaya Operasional Biaya Operasional KUA digunakan untuk: 1, Belanja bahan: ATK, konsumsi jamuan tamu/rapat, dan penyelenggaraan operasional keperluan perkantoran 2, Perjalanan dinas: koordinasi dan bimbingan masyarakat, 3. Biaya internet pelayanan SIMBI. 4. Biaya telepon, air, listrik (TAL) BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN | Pengelola Biaya Operasional KUA wajib melaksanakan dan mempertangeyng- jawabkan pengelolaan Biaya Operasional KUA secara transparan, akuntabel, dan berintegritas. Pengelola Biaya Operasional KUA wajib mencatatkan dan membukukan Selucuh transaksi penggunaan biaya operasional ke dalam buku kas umum dan buku kas pembantu. Pengelola Biaya Operasional- KUA —wajib = membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan yang sesuai dengan peruntukannya sebagaimana tercantum pada Bab IIT huruf B dengan melampirkan bukti- bukti pengeluaran. 4. Pengelola Biaya_-—-Operasional += KUA — menyampaikan —_laporan pertanggungjawaban tersebut kepada PPK. 5, Pengelola Keuangan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota wajib membukukan seluruh transaksi pengeluaran uang dan dokumen lain yang disamakan dengan uang seperti SPM dan SP2D ke dalam Buku Kas Umum dan Buku Kas Pembantu lainnya. BABV PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI 1. Kepala KUA wajib melakukan pengendalian terhadap pengelolaan Biaya Operasional KUA. 2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota wajib melakukan pembinaan dan pengawasan setiap tiga bulan. 3. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan Biaya Operasional KUA, 4. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Up. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan Biaya Operasional KUA BAB VI PENUTUP Petunjuk Telmnis ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pengeloaan Biaya Operasional KUA. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 April 2016 UR JENDERAL 4 MGRUASA PENGGUNA ANGGARAN, "ie { MACHASIN, MA. 7 £13 198103 1 003

Anda mungkin juga menyukai