MAGNETIC TEST
BAB 7
Magnetic Test
7.1 Pendahuluan
7.1.1 Latar belakang
7.1.2 Tujuan
Tujuan dari uji magnetik partikel adalah untuk mendeteksi
discontinuity bahan logam ferro pada permukaan atau discontinuity sub
surface. Biasanya pengujian ini dilakukan pada benda kerja pada semua
tahapan produksi.
7.1.3 Dasar Teori
Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan
selalu memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana
arah medan magnet disetiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke
selatan dan mengarah dari kutub selatan ke utara di dalam magnet.
Seperti pada Gambar 7.1
Long Field
Current
Current
Current
Circular Field
Deffect
Benda
Gambar 7.4. Head Shut
c. Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic
dililiti dengan logam tembaga kemudial dialiri arus listrik.
Seperti pada Gambar 7.5
bersamaan
dengan
pemberian
diberikan
setelah
proses
magnetisasi berakhir.
7.1.3.4.3Metode pengaplikasian partikel ferromagnetik
7.1.3.4.4Metoda kering:
Partikel magnetik yang digunakan
berupa bubuk kering. Metoda ini digunakan pada
permukaan benda uji yang kasar. Suhu kerja yang
baik yaitu pada suhu kamar 10oC hingga 55oC, metoda
ini juga masih dapat dilakukan pada suhu tinggi
asalkan benda uji masih berwujud padat. Metoda ini
tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena serbuk
ferromagnetic akan lengket terkena embun. Warna
partiker ferromagnetik yang dipilih harus kontras
terhadap benda uji. Bubuk diarahkan pada lokasi yang
diinginkan secara perlahan-lahan, sisa partikel yang
berlebih dihilangkan dengan air.
7.1.3.4.5Metoda basah:
Partikelnya:
o Kering : Serbuk Kering
o Basah : Suspensi
permukaan
harus
serbuk
ferromagnetik
tersebut
akan
permukaan
pada
benda
uji.
Bila
dilakukan
dengan
maksud
untuk
dapat
dilakukan
dengan
berupa karat, lemak, cat, dan kotoran lainnya dengan menggunakan claner.
3. Material uji disemprot dengan White Contrast Paint (WCP 2) secara
merata.
4. Tunggu sebentar hingga white contrast paint kering
5. Setelah kering, atur yoke sedemikian rupa sehingga dapat memagnetisasi
material uji dengan baik dan pada saat proses memagnetisasi material uji
yoke ditempatkan pada posisi yang berbeda-beda sehingga tampak semua
discontinuity yang ada pada material uji tersebut baik crack yang ada di
permukaan maupun yang sub-surface. Gambar proses magnetisasi
ditunjuukan pada Gambar 7.7
Yoke
Dry
Metode
Kondisi permukan
Prod
Wet
Kontinyu
Lasan
Koil
SN:
Flourescent
Color cnt
Residual
Base metal
Cakupan
No
Komponen/Pengelasan
Weld part
Edge Preparation
Repair weld
Back chipping
Penilaian
Jenis cacat
Acc
Keterangan
Penjepit Propeler
Linear
Repair
Roda Gigi
Linear
Repair
30 cm
.
ini terjadi karena terjadinya kelelahan pada shaft akibat kerja pada proses
mesin.
Discontinuity yang terjadi tersebut harus segera diatasi/diperbaiki sebab
jika dibiarkan saja dan tetap masih digunakan, maka dikhawatirkan shaft
tersebut akan patah dan dapat merusak komponen-komponen lainnya didalam
mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Dr. Ir. & T. Okumura, dr. (1991), Teknologi Pengelasan Logam, PT
Pradya Paramita, Jakarta.