Anda di halaman 1dari 1

Biaya transaksi muncul akibat kegagalan pasar (Yeager, 1999: 29-30).

Menurut Stone et al. (1996: 97), pasar yang selalu berjalan tanpa biaya apapun
(costless) karena pembeli (costumer) memiliki informasi yang sempurna dan
penjual saling berkompetisi sehingga menghasilkan harga yang rendah. Tetapi
dalam dunia nyata, fakta adalah sebaliknya di mana informasi bisa sangat
asimetris sehingga memunculkan biaya transaksi.
Informasi sangat dibutuhkan oleh setiap pelaku ekonomi karena para
pelaku ini akan selalu menghadapi informasi yang tidak lengkap (incomplete
information), atau dengan kata lain terjadi ketidakpastian informasi (informational
uncertainty) (Dietrich, 1994: 19). Oleh karena itu, biaya mencari informasi
merupakan kunci dari biaya transaksi, seperti mencari informasi untuk
menentukan harga pasar.
Menurut Shelanski dan Klein (1995), harga pasar merupakan insentif
terkuat untuk mengeksploitasi keuntungan sebanyak-banyaknya, dan pelaku pasar
dengan cepat beradaptasi dengan perubahan informasi akan keadaan melalui
perubahan harga. Salah satu biaya transaksi untuk mencari informasi harga ialah
biaya perantara.
Di Amerika Serikat, rata-rata biaya transaksi berupa komisi perantara
adalah 2,5 persen dari pembelian tanah (Moyer dan Daugherty, 1982). Menurut
Gong et al. (2007), volatilitas atau fluktuasi harga merupakan salah satu variabel
biaya mencari informasi sebab produsen dapat mengetahui sebagian informasi
harga akhir melalui volatilitas atau fluktuasi harga. Volatilitas harga juga terjadi di
Indonesia yakni volatilitas harga komoditi pertanian misalnya bawang merah.

Anda mungkin juga menyukai