Anda di halaman 1dari 2

Resin Urea-Formaldehid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil kondensasi
urea dengan formaldehid. Polimer jenis ini banyak digunakan di industri untuk berbagai
tujuan seperti bahan adesif (61%), papan fiber berdensitas medium (27%), hardwood
plywood (5%) dan laminasi (7%) pada produk mebelir (furniture), panel dan lain-lain.
Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu resin atau plastik
thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam suasana basa
lembut seperti amoniak atau piridin. Resin ini memiliki sifat tensile-strength dan hardness
permukaan yang tinggi, dan absorpsi air yang rendah.
Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi kondensasi antara urea dengan formaldehid. Pada
umumnya reaksi menggunakan katalis hidroksida alkali dan kondisi reaksi dijaga tetap pada
pH 8-9 agar tidak terjadi reaksi Cannizaro, yaitu reaksi diproporsionasi formaldehid menjadi
alkohol dan asam karboksilat. Untuk menjaga agar pH tetap maka dilakukan penambahan
ammonia sebagai buffer ke dalam campuran.
Reaksi ini secara umum berlangsung dalam 3 tahap yakni inisiasi, propagasi (kondensasi),
dan proses curing.
1. Tahap metilolasi, yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan
menghasilkan metilol urea
2. Tahap selanjutnya propagasi, yaitu reaksi kondensasi dari monomer-monomer mono
dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus
3. Tahap terakhir adalah proses curing yaitu ketika kondensasi tetap berlangsung,
polimer membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi resin
thermosetting. Resin thermosetting mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa, serta
tidak dapat melarut dan meleleh. Temperatur curing dilakukan pada sekitar temperatur
120 Celcius dan pH < 5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Urea-Formaldehid


Katalis

Penggunaan katalis pada suatu reaksi akan meningkatkan laju reaksi tersebut. Begitu juga
yang terjadi pada reaksi urea-formaldehid ini. Laju reaksinya akan meningkat jika digunakan
katalis. Katalis yang diguanakan pada percobaan ini adalah NH4OH karena reaksi ini
berlangsung pada kondisi basa.

Temperatur

Kenaikan temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi. Namun, kenaikan
temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang terbentuk, bergantung pada jenis
reaksi tersebut (eksoterm atau endoterm). Oleh karena itu, diperlukan suatu optimasi untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Kenaikan temparatur juga dapat menurunkan berat molekul
(Mr) resin urea-formaldehid. Hal tersebut dikarenakan adanya pembentukan pusat-pusat aktif
yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin.
Waktu Reaksi

Jumlah dan sifat produk yang dihasilkan dari suatu reaksi juga dipengaruhi oleh waktu reaksi.
Makin lama waktu reaksi, jumlah produk yang dihasilkan makin banyak akibatnya, resin
yang dihasilkan akan berkadar tinggi dan memiliki Mr tinggi.

Reaksi Pembuatan
Kondensasi

Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang dilengkapi kondensor
ohmmeter, termometer, agitator. Kondensor berfungsi mengembunkan air yang menguap
selama proses polimerisasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat tercapainya
kesetimbangan reaksi. Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen selama proses
berlangsung.
Kerugian penggunaan urea-formaldehid sebagai resin dibandingkan polimer lain adalah
resistensinya terhadap kadar air (moisture) apalagi jika dikombinasikan dengan panas.
Kondisi ini dapat menyebabkan reaksi balik dan melepaskan monomer monomer yang
belum sempurnya bereaksi membentuk polimer. Monomer ini biasanya beracun misalnya
formaldehid yang dapat menyebabkan kanker. Oleh sebab itu, ada baiknya bila kita akan
menggunakan peralatan makan yang terbuat dari bahan polimer, sebaiknya peralatan tersebut
direndam dahulu dengan air panas dengan tujuan agar monomer monomer yang belum
sempurna bereaksi terlepas pada air rendaman.

Anda mungkin juga menyukai