Anda di halaman 1dari 10

K3 Sumber Pertama

Keselamatan Kerja Listrik, K3 Dalam Instalasi Listrik


Posted on September 6, 2013by mazz sodik

Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya


kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung
dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur
pemasangan instalasi.
Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya
listrik serta tindakan
keselamatan kerja. Bebrapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik
diantaranya :
1.
Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila
tersentuh akanmenimbulkan bahaya kejut.
2.
Jaringan dengan hantaran telanjang
3.
Peralatan listrik yang rusak
4.
Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam,
apabila terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada
rangka atau body
5.
Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
6.
Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya
sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran
7.
Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak)
dengan kontak tusuk lebih dari satu (bertumpuk).
Contoh langkah -langkah keselamatan kerja berhubungan dengan
peralatan listrik, tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan
pemasangan instalasi lisrik dapat diikuti pentunjuk berikut :
1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan
listrik diantaranya :
a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk
peralatan rumah tangga seperti sakelar, fiting, kotak -kontak, setrika
listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan listrik.
b) Tidak diperbolehkan :

Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar


Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya
lebih besar

Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk


menambah daya
c) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh
seperti terminal-terminal sambungan kabel, dan lain -lain
d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus
ditanahkan

2. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan


dengan tempat kerja, diantaranya :
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus
diberi tanda peringatan AWAS BERBAHAYA
b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan
bahaya listrik
3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada
keselamatan kerja,
antara lain :
1.
Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah
ditetapkan oleh PLN (AKLI)
2.
Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju
pengaman (lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan
terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
3.
Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya
harsus sesuai dengan PUIL.
4.
Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
5.
Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
6.
Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya,
tetapi dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.

K3 Sumber Ke-2
LATAR BELAKANG
Yang menjadi latar belakang pembelajaran, penulisan makalah
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dibidang kelistrikan
berdasarkan hasil statistik dan symposium kecelakaan karena listrik dapat
diketahui bahwa :

Hampir 95% kecelakaan listrik berakhir dengan kematian;

Lebih dari 60% kecelakaan listrik dari hasil kerja tegangan rendah, yang
pada hakekatnya adalah tegangan terpakai;

Sekitar 50% dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemakaian alatalat listrik;

Faktor ketidaksengajaan dan tidak tahuan sebagai sumber terbesar dari


kecelakaan listrik.

Namun syarat-syarat penanggulangannya sudah termasuk di dalam PUIL,


PIL dan SPL (Syarat-syarat Penyambungan Listrik) . Secara teknis
sebenarnya kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan listrik apabila
syarat-syarat keselamatan listrik diketahui dan dipatuhi.

Apa itu K3 ?

K3 merupakan singkatan dari Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan


Kerja.

Tujuan dari K3 Kelistrikan :

Adapun tujuan dari K3 Kelistrikan adalah sebagai berikut:

1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaanya


2. Mencegah timbulnya akibat listrik :
Bahaya sentuhan langsung
Bahaya sentuhan tidak langsung
Bahaya kebakaran
Apakah tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kelistrikan ?
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan
alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan
pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi
tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau adanya
tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun
jaringan.
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari,
oleh dan untuk setiap orang yang menyediakan, melayani dan
menggunakan daya listrik.
Undang undang no. 1 tahun 1970 adalah undang undang keselamatan
kerja, yang di dalamnya telah diatur pasal-pasal tentang keselamatan
kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat kehidupan
masyarakat baik pendidikan, sosial ekonominya dan kebiasaan akan
merupakan faktor-faktor yang banyak kaitannya dengan keselamatan
kerja. Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya jangkauan
dan besarnya daya pembangkit melampaui kesiapan masyarakat yang
masih terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk perlistrikan.
Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) merupakan rambu-rambu utama dalam menanggulangi
bahaya listrik yang diakibatkan oleh pelayanan, penyediaan dan
penggunaan daya listrik

DASAR-DASAR KESELAMATAN LISTRIK

Dasar hukum mengenai persyaratan keselamatan listrik tertuang pada


Permen Tenaga Kerja No.Per. 04/MEN?1988. Prinsip- prinsip keselamatan
pemasangan listrik Antara lain:

Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan

Mengundahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan (PUIL)

Harus menggunakan tenaga terlatih

Bertanggungjawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga


kerjanya

Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan


pemasangan instalasi listrik harus ahli dibidang listrik, memahami
peraturan listrik dan memiliki sertifikat dari instalasi yang berwenang.

ketentuan lain mengenai persyaratan


Ketenagalistrikan

instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji
sebelum dialiri listrik oleh pegawai pengawas spesialis listrik

instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung
jawab satu tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan
pemasangan instalasi

harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang


retak, terutama untuk tegangan menegah dan atau tegangan tinggi yang
dapat mengakibatkan gangguan dan dapat menimbulkan kecelakaan

seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena


gangguan saja, tetapi juga pengaman , pelindung dan perlengkapannya
harus terpelihara dengan baik

jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami


kerusakan. Segera lakukan penggantian.

Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya


harus dibebaskan dari air, debu,arang dan zat asam, Antara lain dengan
cara penyaringan

Perlengkapan seperti relai lebih cepat terganggu kerusakannya. Oleh


sebab itu, harus sering dilakukan pengujian terhadapnya

Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja


dan bahan yang magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan
listrik

Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka atau


dilepas, harus dipasang kembali pada posisi awalnya

Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar didaerah yang dapat


membahayakan instalasi listrik

Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan mengadakan perbaikan


dan perluasan instalasi pada keadaan bertegangan, dan dalam keadaan
aman, perlengkapan listrik harus terpelihara dengan baik.

Keselamatan Kerja Bidang

PERSYARATAN INSTALASI LISTRIK

Maksud dan tujuan persyaratan umum instalasi listrik ini adalah


untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta
kejutan arus, keamanaan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan
keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai
perencanaan, pemasangan pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan umum instalasi listrik
ini tidak berlaku untuk:

Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya


digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat

Bagian dari instalasi listrik yang digunakan


telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik

Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik

untuk

keperluan

Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang


Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt
dan dayanya tidak melebihi 100 watt.

BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA

Penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya:

Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh
akan menimbulkan bahaya kejut

Jaringan dengan hantaran telanjang

Peralatan listrik yang rusak

Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam,


apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada
rangka atau body
Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka

Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya


sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran

Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak ( stop kontak)


dengan kotak tusuk lebih satu (bertumpuk).

Jaringan listrik

Jaringan konduktor ( jaringan penghantar)


Jaringan Konduktor merupakan jaringan yang dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Kelompok bahan yang dapat menghantarkan arus listrik
merupakan media yang sangat tepat untuk mengalirkan listrik,
contohnya: Tembaga, Platina, wolfram dan masih banyak lagi, umumnya
bahan logam dapat di aliri arus yang bermuatan listrik.

Jaringan Isolator ( jaringan penyekat)


Jaringan isolator atau penyekat merupakan jaringan yang mempunyai
kemampuan untuk menyakat atau menghambat aliran listrik. Bahanbahan yang dapat digunakan untuk menghambat atau mencegah aliran
listrik pada bagian yang tidak diinginkan, contohnya: kertas, kayu kering,
plastic, kaca, karet dan lainnya.
Terjadinya Kejut Listrik dan Akibatnya
Bagaimana listrik dapat mengalir melalui tubuh manusia ?
Hantaran untuk menyalurkan arus listrik terdiri dari hantaran fase (L) dan
Netral (N). apabila orang berdiri diatas tanah, menyentuh fase, maka arus
listrik mengalir melalui tubuh manusia ke kaki terus ke tanah (menuju
potensial rendah).
Perbedaan Tingkat Kejut Listrik
Hal- hal yang menyebabkan perbedaan tingkatan kejut listrik tersebut
Antara lain:
Besar arus : arus listrik maksimal yang diizinkan mengalir
kedalam tubuh manusia adalah 30 mA (PUIL)
Jalur masuknya arus kedalam tubuh : contohnya kejut listrik
dari tangan ke organ yang lain melalui dada akan fatal karena
menyebabkan arus mengalir pada organ penting seperti jantung dan bisa
menyebabkan detak jantung berhenti
Lamanya sengatan listrik : semakin lama kejut listrik terjadi
maka semakin parah kondisi tubuh
Besar tegangan : tegangan diatas 50 V AC atau 120 V DC (PUIL)
merupakan batas maksimal bahaya untuk tubuh manusia.
Pertolongan Pertama pada Korban Lecelakaan Listrik

Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau ototnya lemas karena
arus listrik mengalir pada bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat
mematikan korban.
Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut
listrik tersebut:
Cepat matikan tegangan suplai: dengan menurunkan MBC
lokasi atau menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut tusuk kontak
dari kotak kontaknya.
Jika tegangan tidak dapat dimatikan, cepat lepaskan korban dari kontak
listrik dengan menggunakan alat-alat ini : kayu kering, tali yang kuat atau
kering, sabuk kulit, baju kering atau bahkan dengan menendang dengan
sepatu kulit
Jauhkan korban dari area tersebut
Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas atau sudah
tidak. Lakukan PERNAFASAN BUATAN bila korban tidak bernafas lagi
Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban
harus ditutupi selimut agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain
bila perlu.
Tingkat Bahaya Akibat Arus Listrik
Tidak semua korban akan meninggal akibat kejut listrik. Bila diperhatikan
dari besar arusnya maka kondisi korban akan terlihat seperti pada table
berikut:
BESAR ARUS

KONDISI KORBAN

0,5 mA

Tidak terasa

3 mA

Mulai kejang

15 mA

Sulit melepaskan kontak

40 mA

Otot kejang

Diatas 80 mA

Tidak sadarkan diri sampai


meninggal atau bahkan hangus

Pernafasan Buatan
Dilakukan dalam pertolongan kecelakaan kerja

Penyelamatan korban kejut listrik dapat mengagetkan korban dan


memberikan nafas buatan.
Pertolongan Pertama pada Korban Luka Bakar
Langkah-langkah untuk menolong korban terbakar adalah:
Cegah orang tersebut untuk berlari-lari;
Lemparkan ke tanah;
Matikan nyala api dengan membungkusnya dengan selimut atau
mengguling-gulingkan badannya ketanah;
Bekas pakaian yang menempel pada kulit jangan dilepas dahulu;
Kuliat yang melepuh jangan dipecahkan;
Balut luka dengan pembalut khusus (konsteril) dengan longgar
(hal ini tidak perlu bila lukanya sangat luas);
Jangan gunakan tepung, minyak, atau salep untuk luka bakar
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah, dan;
Segera larikan kerumah sakit terdekat.

KESELAMATAN KERJA PADA KELISTRIKAN

Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada


saat bekerja dengan aliran listrik, berikut merupakan langkahlangkahnya :
Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi lokasi kerja
tertentu (terbuka dan atau tinggi).
Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi: Menjelaskan
potensi bahaya yang mungkin terjadi
Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
Menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.

Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot
dari bahan karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki
telanjang.

Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu
bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik.

Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi


listrik yang mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi).

Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi


listrik yang dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.

Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi


listrik lainnya, bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam
keadaan terbuka atau tidak terkunci maka petugas tersebut harus
memeriksa keadaan panel tersebut dan segera mengunci.

Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam


kondisi terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus
segera diperbaiki dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan
bahan isolator.

Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau


instalasi listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
listrik.

Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan


disesuaikan dengan kebutuhan.

Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik.

Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik


dalam kondisi mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel
atau switch on / off Aliran listrik Jangan Dihidupkan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang dihidupkan dengan
tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja.

Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus


sudah dicabut dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai