Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL
: Pengujian Kerikil
B. Jenis Pengujian
:
1. Berat Jenis Kerikil Dalam Keadaan SSD.
2. Kadar Lumpur Kerikil Dalam Keadaan Kering Oven.
3. Kadar Air Kerikil Dalam Keadaan SSD.
4. Pengujian Bobot Isi Gembur Dalam Keadaan Kering Udara.
5. Pengujian Daya Aus Gesek Kerikil dengan Bejana Los Angelos.
C. Alat dan Bahan
:
1. Pengujian Berat Jenis Kerikil Dalam Keadaan SSD
a. Alat
- Timbangan
- Piring
- Oven
- Gelas Ukur
b. Bahan
- Kerikil
- Air
2.
a. Alat
- Timbangan
- Bejana
- Jangka Sorong
b. Bahan
- Kerikil
5. Pengujian Daya Aus Gesek Kerikil dengan Bejana Los Angelos :
a. Alat
- Bejana Los Angelos
- Bola penggesek dari baja 46,8 mm , masing masing berat 390 445 gram
- Ayakan ( sesuai keperluan butiran Agregat, lihat tabel ).
- Oven.
b. Bahan
- Kerikil
D. Langkah Kerja
:
1. Pengujian Berat Jenis Kerikil Dalam Keadaan SSD
a. Menimbang kerikil SSD sebanyak 150 gram ( 3 kali )
b. Mengisi nampan dengan air secukupnya hingga penuh atau permukaannya rata
lalu ditimbang beratnya, catat.
c. Memasukan pasir dalam nampan lalu ditambahkan air hingga permukaannya rata.
Timbang dan catat hasilnya.
d. Melakukan hal yang sama pada pasir nomer 2 dan 3.
2. Pengujian Kadar Lumpur Kerikil Dalam Keadaan Kering Oven
a. Sebelum melakukan praktek kerja persiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan:
b. Membuat benda uji dalam keadaan SSD , yaitu agregat direndam 24 jam dan
dilap sampai kering, setelah itu ambillah agregat kasar pada tempatnya,kemudian
timbang berat agregat kasar.
c. Masukkan agregat kasar yang di timbang tadi kedalam oven dengan suhu 110C
24 jam
d. Setelah di oven, dinginkan kedua bahan tersebut di suhu ruangan
e. Setelah proses pendinginan, timbang agregat tersebut untuk mendapatkan berat
keringnya
f. Kemudian masukkan hasil timbangan bahan saat basah dan kering kedalam form
yang telah disediakan
g. Lakukanlah perhitungan terhadap bahan tersebut untuk mendapatkan kadar air
yang terkandung di dalamnya.Hitung kadar air kerikil SSD :
E. Kajian Teori
1. Berat Jenis Kerikil Dalam Keadaan SSD
Berat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan volume
bahan terhadap berat jenis air dengan volume yang sama pada temperatur 20C 25C. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan berat jenis jenuh
permukaan, serta penyerapan dari agregat. Berat jenis yang akhirnya digunakan untuk
menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada akhirnya
akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung menentukan
banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.
2. Kadar Lumpur Kerikil Dalam Keadaan Kering Oven
Kadar lumpur agregat normal menurut SK SNI S041989F adalah :
Untuk agregat kasar : kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikro (0,075
mm) maksimum 1%. Apabila kadar lumpur melebihi 1%, maka agregat kasar harus
dicuci. Pengaruhnya pada beton yaitu menyebabkan kandungan lumpur yang
berlebihan pada agregat akan mengurangi daya lekat agregat dengan pasta semen.
Kadar lumpur yang berlebih pada agregat dapat membuat kekuatan beton menjadi
rendah, sehingga mutu beton yang diinginkan tidak tercapai. Kadar lumpur yang lebih
dari 1% akan menyebabkan penggunaan air pada beton juga menjadi lebih banyak,
karena selain digunakan untuk menyelimuti permukaan agregat, air juga digunakan
untuk menyelimuti permukaan lumpur. Jika adukan beton ditambah dengan air lagi,
akan timbul pori-pori dan retak rambut pada beton. Selain itu penyusutan beton akan
menjadi lebih besar.
3. Kadar Air Kerikil Dalam Keadaan SSD
Menentukan banyaknya kandungan air yang terdapat didalam agregatdalam
keadaan jenuh permukaan kering sangat penting karena berpengaruhterhadap
banyaknya air yang diperlukan pada campuran beton. Kadar air agregat adalah
besarnya perbandingan antara berat air agregat dengan agregat dalamkeadaan kering,
dinyatakan dalam persen (SK SNI 03 1971 1990).Kadar air perlu diketahui untuk
menghitung jumlah air yang diperlukan dalam campuran beton. Data dalam
perhitungan ini diperlukan agar penggunaan air dalam campuran beton lebih efisien
sehingga tidak menyebabkan campuran beton yang kurang air ataupun campuran
beton yang terlalu banyak mengandung air.
4. Pengujian Bobot Isi Gembur Dalam Keadaan Kering Udara
Gradasi agregat adalah distribusi dari ukuran agregat. Gradasi ukuran butir yang
baik pada agregat dapat menghasilkan beton yang padat. Sehingga fungsi dari gradasi
agregat itu sendiri sebagai pengisi volume rongga berkurang dan penggunaan semen
portland berkurang pula. Susunan gradasi ukuran butir agregat yang bervariasi akan
menghasilkan beton yang padat dan dapat menghasilkan beton dengan kekuatan yang
besar. Simulasi gradasi ukuran butir agregat ini diperoleh dengan cara memecah 1
variasi ukuran butir agregat kasar hingga menjadi 4 variasi ukuran agregat kasar yang
tentunya memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran aslinya. Dari keempat variasi
ukuran butir agregat tersebut masing-masing diteliti gradasi ukuran butir agregatnya
dengan analisis ayakan, keausan agregat kasarnya dan dengan berbagai pengujian
yang selanjutnya dibuat beton dan diuji kuat tekan untuk tiap betonnya.
5. Pengujian Daya Aus Gesek Kerikil dengan Bejana Los Angelos
Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar
butirnya berukuran antara 5 80 mm. Besar butir maksimum yang didizinkan
tergantung pada maksud pemakaiannya.
Syarat Mutu Agregat Untuk Beton
Syarat Mutu menurut SK SNI S 04 1989 F
AGREGAT KASAR (KERIKIL) :
1. Butirannya tajam, kuat dan keras
2. Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.
3. Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
4. Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yang dapat melewati
ayakan 0,060 mm) lebih dari 1 %. Apabila lebih dari 1 % maka kerikil harus
dicuci.
5. Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton.
6. Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya
sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 7,10 dan harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat.
b. Sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat.
c. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, mak 60 %
dan min 10 % dari berat.
d. Tidak boleh mengandung garam.
II
III
Volume kerikil
350 cc
350 cc
350 cc
450 cc
449 cc
450 cc
Volume benda
100 cc
99 cc
100 cc
Berat jenis
2,5
2,52
2,5
Berat jenis I
250
=2,5
100
Berat jenis II :
250,1
=2,52
99
250
=2,5
10
= 7,52
7,52
=2,507
3
Kadar lumpur =
250249
100 =0,40
249
Berat Awal
Berat Oven
Kadar Air
250 gram
248 gram
0,806 %
250 gram
246 gram
1,626 %
a. Hasil perhitungan :
sampel 1=
250248
x 100 =0,806
248
sampel 2=
250246
x 100 =1,626
246
0,806+1,626
=1,216 %
2
= 24,7 kg
= 24,7 kg 10,9 kg
= 13,8 kg
I. Daftar pustaka
- Somawidjaja, Ir. Karman. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia (PUBI ). Bandung : Direktorat Penyelidikan Masalah Bahan
Bangunan.
http://civilhighway.files.wordpress.com/2011/07/buku-ajar-teknologi-bahan1.pdf
http://eprints.undip.ac.id/34030/5/1901_CHAPTER_II.pdf
http://www.hargarumah.info/2014/02/syarat-dan-jenis-pasir-yang-baikuntuk.html