SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri dari seluran pencernaan dan organ asosori. Saluran pencernaan
merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu
proses metamolik di dalam tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari 11 bagian antara lain:
1. Mulut
2. Esophagus (Kerongkongan)
3. Crop (Tembolok)
4. Proventriculus (Lambung kelenjar)
5. Gizzard (Empedal)
6. Duodenum
7. Usus halus (Small Intestine)
8. Ceca (Usus Buntu)
9. Rectum (Usus Besar)
10. Kloaka
11. Vent (Anus)
Sementara organ pencernaan tambahan terdiri dari 2 bagian antara lain:
1. Pangkreas
2. Hati
Duodenum(12 jari)
Merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernakan ayam.Ada beberapa ahli
yang menebut kedua segmen tsb disebut usus halus bagian bawah
Makanan mengalami pencernakan kimiawi oleh enzim yang dihasilkan didindig usus. Enzimenzim yang dihasilkan dinding usus sebagai berikut :
Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang disebut sebagai ceca(usus
buntu). Dalam keadaan normal, panjang setiap ceca cekitar 6 inci atau 15 cm. Pada unggas
dewasa yang sehat, ceca berisi pakan lembut yang keluar-masuk. Akan tetapi, tidak ada bukti
mengenai peran serta dalam pencernaan. Hanya sedikit air terserap, sedikit karbohidrat dan
protein dicerna berkat bantuan beberapa bakteri.
8. Usus besar
Panjang usus besar sekitar 10 cm dan diameternya dua kali usus halus, hal ini dapat
dilihat pada ayam dewasa
Bentuknya melebar dan terdapat pada bagian akhir usus halus dan kloaka
Berfungsi mengatur kadar air sisa makanan. didalam usus besar terdapat bakteri
Esecherichia coli yang membusukan sisa-sisa makanan menjadi feses. Pembusukan
menyebabkan feses lunak dan mudah di keluarkan.
Bagian akhir usus besar (rectum) tidak terjadi lagi penyerapan air. Rectum dapat
berkontraksi sehingga menimbulkan terjadinya defekasi yaitu pengeluaran zat-zat sisa
makanan melalui anus.
9. Kloaka
Kloaka sering disebut common sewer yaitu saluran umum tempat saluran pencernaan, saluran
reproduksi dan saluran kencing bermuara.
Air kencing yang sebagian besar merupakan endapan asam urat (dalam bentuk pasta berwarna
putih) dikeluarkan melalui kloaka bersama sisa pencernaan atau tinja.
10. Vent
Vent (anus) adalah lubang bagian luar dari cloaca. Pada ayam betina, ukurannya sangat
bervariasi karena di pengaruhi oleh masa produksi atau tidak. Ketika bertelur, ukuran vent lebih
besar dari pada tidak berproduksi.
11. Organ pencernaan tambahan
Organ-organ tertentu berkaitan erat dengan pencernaan sebagai saluran sekresi ke dalam
saluran pencernaan. Fungsinya membantu dalam pemprosesan pakan organ tersebut yaitu
pangkreas, lever, kantong empedu.
a. Pangkreas
Pangkreas terletak di antara duodenal loop pada usus halus. Pangkreas merupakan suatu
kelenjer yang berfungsi sebagai kelenjer endokrin maupun sebagai kelenjer eksokrin. Sebagai
kelenjer endokrin, pangkreas mensekresikan hormon insulin dan glukagon. Sementara sebagai
kelenjer eksokrin, pangkreas mensekrsikan cairan yang diperlukan sebagai proses pencernaan di
dalam usus halus, yaitu pencreatic juice. Cairan ini selanjutnya mengalir kedalam duodenum
melalui pancreatic duct (saluran pangkreas), dimana lima enzim yang kuat membantu
pencernaan pati, lemak, dan protein.
Beberapa enzim dari pangkreas di simpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif dan
menjadi aktif pada saat berada di saluran pencernaan. Tripsinogen adalah enzim proteolitikyang
di aktifkan di dalam usus halus oleh enterokinase, suatu enzim yang di sekresikan dari mukosa
usus. Tripsinogen di aktifkan menjadi tripsin. Kemudian, tripsin akan mengaktifkan
kimotripsinogenmenjadi kimotripsin. Enzim yang lainnya-nuklease, lipase dan amilasedisekresikan dalam bentuk aktif. Beberapa enzimmembutuhkan kondisi lingkungan optimal
untuk dapat berfungsi.
b. Liver (hati)
Dari perut dan usus halus, sebagian besar pakan yang diserap masuk ke dalam vena portal
menuju hati, suatu kelenjar terbesar kedalam tubuh. Hati tersusun dari dua lobi besar.
Fungsi fisiologi hati sebagai beriku:
1. Sekresi empedu.
2. Detoksifikasi persenyawaan racun bagi tubuh.
3. Metabolisme protein, karbohidrat, dan lipida.
4. Penyimpan vitamin.
5. Penyimpan karbohidrat.
6. Destruksi sel-sel darah merah.
7. Pembentukan protein plasma.
8. Inaktifasi hormon polipeptida.
Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi empedu. Empedu
penting dalam proses penyerapan lemak pakan dan ekskresi limbah produk, seperti kolesterol
dan hasil sampingan degradasi hemoglobin. Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk
akhir destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan dilirubin.
Volume empedu tergantung pada.
1. Aliran darah
2. Status nutrisi unggas
3. Tipe pakan yang dikonsumsi
4. Sirkulasi empedu enterohepatic.
c.
Mulut
Mulut ayam tidak memiliki lidah, pipi, dsn gigi. Langit-langitnya lunak, tetapi
memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Rahang atas
melekat pada tulang tengkorak dan yang bawah bergantung. Langit-langit kertas dibagi
oleh celah sempit yang panjang di bagian tengah yang terbuka ke bagian saluran nasal.
Lubang ini dan tidak adanya langit-langit lunak menjadikan tidak mungkin bagi burung
untuk melakukan penghampaan untuk menghisap air ke dalam mulut. Burung harus
menyeduk air ke atas bila minum dan membiarkannya turun kerongkongan oleh adanya
gaya gravitasi. Kedua rahang berhubungan sebagai paruh. Lidah berbentuk seperti
pisau yang memiliki permukaan kasar di bagian belakang untuk membantu mendorong
makanan ke esophagus. Seliva dengan enzim amilase disekresikan oleh kelenjer di
mulut. Namun, pakan melalui mulut lajunya terlalu cepat sehingga sedikit terjadi
perubahan pada pencernaan di sini.
2.
Faring
Faring merupakan organ yang berada di dalam leher yaitu pada pangkal
esofagus yang berfungsi sebagai katup antara esophagus dengan mulut yang berkaitan
dengan sistem pencernaan makanan.
3.
Kerongkongan
Esofagus atau kerongkongan adalah tabung berotot yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.
4.
Tembolok
Tembolok
pada
sistem
pencernaan
unggas
adalah
suatu
pelebaran
5.
Duodenum
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan
ke usus halus. Secara histologis, terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir.
Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang
membentuk mukosa otot.
6.
Jejunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan
usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum
diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong".
7.
Ileum
Usus penyerapan atau adalah bagian terakhir dari usus halus dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
8.
Sekum
Usus buntu atau sekum dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Usus
buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis. Pada awalnya Organ
ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini
diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi
kelenjar limfoid.
9.
Rektum
Rektum adalah organ terakhir dari usus besar yangi berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan
ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
10. Vent
Vent (anus) adalah lubang bagian luar dari cloaca. Pada ayam betina, ukurannya
sangat bervariasi karena di pengaruhi oleh masa produksi atau tidak. Ketika bertelur,
ukuran vent lebih besar dari pada tidak berproduksi.
C.
Organ
Pembantu
dalam
Proses
Pencernaan
Ayam
Pangkreas
Pangkreas terletak di antara duodenal loop pada usus halus. Pangkreas
merupakan suatu kelenjer yang berfungsi sebagai kelenjer endokrin maupun sebagai
kelenjer eksokrin. Sebagai kelenjer endokrin, pangkreas mensekresikan hormon insulin
dan glukagon. Sementara sebagai kelenjer eksokrin, pangkreas mensekrsikan cairan
yang diperlukan sebagai proses pencernaan di dalam usus halus, yaitu pencreatic juice.
Cairan ini selanjutnya mengalir kedalam duodenum melalui pancreatic duct (saluran
pangkreas), dimana lima enzim yang kuat membantu pencernaan pati, lemak, dan
protein.
Beberapa enzim dari pangkreas di simpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif
dan menjadi aktif pada saat berada di saluran pencernaan. Tripsinogen adalah enzim
proteolitikyang di aktifkan di dalam usus halus oleh enterokinase, suatu enzim yang di
sekresikan dari mukosa usus. Tripsinogen di aktifkan menjadi tripsin. Kemudian, tripsin
akan mengaktifkan kimotripsinogenmenjadi kimotripsin. Enzim yang lainnya-nuklease,
lipase dan amilase-disekresikan dalam bentuk aktif. Beberapa enzimmembutuhkan
kondisi lingkungan optimal untuk dapat berfungsi.
2.
Hevar (hati)
Dari perut dan usus halus, sebagian besar pakan yang diserap masuk ke dalam
vena portal menuju hati, suatu kelenjar terbesar kedalam tubuh. Hati tersusun dari dua
lobi besar.
Fungsi fisiologi hati sebagai berikut:
a.
Sekresi empedu.
b.
c.
d.
Penyimpan vitamin.
e.
Penyimpan karbohidrat.
f.
g.
h.
1.
Aliran darah
2.
3.
4.
3.
SISTEM PERNAPASAN
Organ Pernapasan
Ayam bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kantong udara (air sacs). Secara
umum sistem pernapasan dari unggas didukung oleh beberapa organ, yaitu lubang hidung,
larinx, trakhea, srinx, bronkhi, paru-paru, kantung udara dan rongga tulang (North, 1978)
dan tampak pada gambar 7. Secara umum diuraikan sebagai berikut:
(percabangan bronki menjadi dua) ini menghasilakan suara pada unggas. Pita suara
merupakan satu-satunya bagian alat pernapasan yang mampu menghasilkan suara,
sedangkan jakun merupakan bagian pembentuk suara (Nesheim et al., 1979; Akoso, 1993).
karbon dioksida dan uap air. Struktur paru-paru ayam sangat kaku dan selama bernapas
hanya terjadi sedikit gerakan mengembang dan mengempis (Akoso, 1993).
Mekanisme Pernapasan
Paru-paru letaknya menempel pada tulang rusuk bagian atas pada rongga dada. Udara
yang dihirup karena ada tekanan akan masuk kedalam kantung udara dan didistribusikan
kembali masuk atau keluar dari paru-paru. Distribusi udara karena aktivitas kontraksi otot
pendukung pernapasan pada unggas ada dua cara, secara inspirasi dan ekspirasi (Neheim et
al., 1979).
Berbeda dengan mamalia, unggas mempunyai paru-paru lebih kecil sehingga
memerlukan pendukung yang berupa kantung udara dan rongga tulang (North, 1978).
Mekanisme kerja pernapasan pada ayam dengan bantuan kantung udara dengan dua cara,
yaitu pada waktu istirahat dan pada waktu terbang:
Terbang. Pada waktu terbang yang berfungsi adalah saccus interclavicularis dan
saccus axilaris. Apabila sayap diturunkan saccus axilaris terjepit, sehingga saccus
interclavicularis menjadi longgar, begitu pula sebaliknya apabila sayap diangkat saccus
axilaris membesar dan saccus interclavicularis mengecil. Pada peristiwa ini akan
mengakibatkan terjadinya pergantian udara pada paru-paru (Radiopoetra, 1991).
Suhu di bawah 80oF. Pada kondisi suhu lingkungan di bawah 80oF unggas
melakukan mekanisme pertahanan suhu tubuh melalui radiasi, konveksi dan konduksi.
Pembuangan panas tubuh melalui seluruh permukaan tubuh, terutama yang tidak ditumbuhi
bulu dan sekitar 40% melalui bagian kepala (mulut, hidung, comb, pial dan kulit).
Suhu di atas 80oF. Pada kondisi suhu lingkungan di atas 80oF pelepasan panas
melalui mekanisme evaporasi dengan cara pembuangan uap air melalui saluran pernapasan
(panting). Panting merupakan mekanisme yang penting sebab unggas akan berusaha
menjaga temperatur tubuh konstan (dibawah suhu lingkungan) pada kondisi suhu
lingkungan yang tinggi (Nesheim et al., 1979). Pada kondisi panting ayam mengalami
cekaman panas (stress panas) sehingga tampak megap-megap, tubuh posisi menyentuh
tanah dan bulu-bulu ditegakkan dan kadang-kadang ayam selalu minum untuk menjaga
keseimbangan kadar air dan pelepasan panas tubuh.