Anda di halaman 1dari 6

SYARIAT ISLAM

A. Pengertian Syariah Islam Dalam Kehidupan


Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi manusia di
dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat mencapai keridhoan Allah SWT yang dirumuskan dalam Al-Quran, yaitu :
1. Surat Asy-Syura ayat 13 Artinya :




Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh
dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya) (Quran surat Asy-Syura ayat 13).
2. Surat Asy-Syura ayat 21 Artinya :



Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk
mereka agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan
(dari Allah tentukanlah mereka dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
akan memperoleh azab yang pedih. (Quran Surat Asy-Syura Ayat : 21).
3. Surat Al-Jatsiyah ayat 18 Artinya :


Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka
ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
(Quran Surat Al-Jatsiyah ayat : 18).
Ketentuan-ketentuan sebagaimana dirumuskan dalam syariah, wajib dipatuhi. Orang
Islam yakin bahwa ketentuan Allah SWT yang terdapat dalam syariah itu adalah ketentuanm
Allah SWT yang bersifat universal, oleh karena itu merupakan hukum bagi setiap komponen
dalam satu sistem. Hal ini berarti bahwa setiap ketentuan yang ditinggalkannya atau dilanggar
bukan saja akan merusak lingkungannya tetapi juga akan menghilangkan fungsi parameter

dalam komponen atau fungsi komponen dalam sisten. Sebagai contoh, seseorang menyalahi
janji, berdusta, zina, mencuri, korupsi, dan lain-lain. Dalam syariah Islam ada istilah rukshoh
(keringanan) apabila seseorang tidak dapat melaksanakan kewajibannya secara normal, maka
ia boleh melaksanakannya dengan cara lain sesuai dengan kekuatan, kemungkinan, dan
kondisi, seperti sholat sambil duduk.
B. Ruang Lingkup Syariah Islam
Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT
(ritual), yang terdiri dari :
a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam.
1) Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu, mandi, tayamum, pengaturan
menghilangkan najis, peraturan air, istinja, adzan, qomat, Itikaf, doa, sholawat,
umroh, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain.
2) Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah, dan lainlain.
2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lainnya
dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya : dagang, pinjammeminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan,
rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah,
pesanan, dan lain-lain.
3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam
hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya:
perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan
suami istri, mas kawin, berkabung dari suami yang wafat, meminang, khulu, liam dzilar,
ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain.
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya : qishsash, diyat, kifarat,
pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad, khianat dalam perjuangan, kesaksian dan
lain-lain.
5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik), diantaranya :
ukhuwa (persaudaraan) musyawarah (persamaan), adalah (keadilan), taawun (tolong
menolong), tasamu (toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab sosial), ziamah
(kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.

6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar, tawadlu,
(rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syajaah (berani), birrul walidain
(berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman, sembelihan, berburu, nazar,
pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, mesjid, dawah, perang, dan lainlain.
C. Sumber-sumber Syariah
1. Al-Quran, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan
merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan rincian
terhadap hukum-hukum Al-Quran yang bersifat umum.
3. Rayu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Quran dan As-Sunnah untuk menetapkan
hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
D. Klasifikasi Syariah
Syariah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya, apabila dikerjakan
mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.
2. Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh, minum-minuman
keras, durhaka pada orang tua, dan lain-lain.
3. Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat pahala dan
apabila ditinggalkan tidak berdosa.
4. Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk ditinggalkannya
suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak
berdosa. Contohnya : merokok, makan bau-bauan, dan lain-lain.
E. Ibadah Sebagai Bagian Dari Syariah
Syariah mengatur hidup manusia sebagai hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh
kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk
pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh Syariah Islam. Esensi
ibadah adalah penghambaan diri secara total kepada Allah sebagai pengakuan akan
kelemahan dan keterbatasan manusia di hadapan kemahakuasaan Allah. Dengan demikian
salah satu bagian dari syariah adalah ibadah.
Secara umum Ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan
yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Ibadah dalam pengertian inilah yang dimaksud

dengan tugas hidup manusia. Sebagaimana dalam Firman Allah dalam Al-Quran Surat AdzDzariyah ayat 56 yang berbunyi : Artinya : Dan aki tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Adz-Dzariyat : 56).
Secara khusus Ibadah berarti perilaku manusia yang dilakukan atas perintah Allah SWT
dan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti shalat, dzikir, puasa, dan lain-lain.
Landasan dasar pelaksanaan syariah adalah aqidah (keimanan). Dengan aqidah yang kuat
maka syariah dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
F. Syariat Sebagai Sistem Hukum Islam
Dalam mempelajari hukum Islam, orang tidak boleh melepaskan diri dari mempelajari
sepintas lalu agama Islam, karena hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits
Rasulullah saw. merupakan bagian dari agama Islam.
Berhubung karena norma-norma hukum Islam dan agama Islam serta nash-nash dalam
Al-Quran itu bersifat umum (generale). Sebaliknya, kejadian-kejadian yang ditimbulkan oleh
suatu peristiwa atau tingkah laku manusia bersifat khusus, walaupun bermacam-macam
ragamnya dengan tidak ada batasnya selama dunia ini berkembang. Hal itu pada tiap-tiap
masa tidaklah sunyi dari berbagai peristiwa yang belum pernah diketahui hukumnya oleh
manusia pada masa sebelumnya, sedangkan pada tiap-tiap peristiwa itu perlu diberikan
ketetapan hukum, seperti halal, makruh, Sunnah, wajib, dan haram.
Oleh karena itu, disadari oleh Rasulullah saw, bagaimana mengatasi masalah tersebut
untuk generasi selanjutnya maka Rasulullah saw, mengajarkan kepada para sahabatnya
bagaimana caranya mengeluarkan hukum dari nash-nash atau dalil-dalil yang bersifat general.
Demikian pula terdapat kata hukum Allah dalam (QS. Al-Mumtahanah (60) : 10
Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. Dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Mumtahanah: 10).
Kata hukum Allah berarti hukum syara. Tetapi tidak satupun kata hukum Islam dalam
Al-Quran, atau dalam literatur hukum dalam isalm tidak ditemukan lafadz hukum Islam.
yang bisa digunakan adalah Syariat Islam, hukum syara, fiqhi dan Syariat atau syara.
Dalam literatur Barat terdapat term Islamic law yang secara harfiah dapat disebut hukum
Islam. dalam penjelasan terhadap kata Islamic law sering ditemukan definisi; keseluruhan
kitab Allah yang mengatur kehidupan setiap muslim dalam segala aspeknya dari definisi ini
terlihat bahwa hukum Islam itu mendekati kepada arti Syariat Islam.

Oleh karena itu, dalam Islam sering dijumpai istilah fiqhi, syariah, dan hukum
Islam.istilah-istilah itu sering dikacaukan pemakaiannya, sebagai suatu hal yang berbeda, dan
kadang-kadang bersinonim. Terlebih bagi jika yang dipakai terjemahan hukum Islam yaitu
pengertian Syariat dan fiqhi sering menimbulkan konflik-konflik hukum dalam masyarakat.
Fiqhi berarti paham (faham/understanding), atau sering diartikan sebagai pengetahuan
(knowledge), atau diartikan sebagai suatu disiplin ilmu dari pengetahuan Islam atau ilmu-ilmu
keislaman.
Syariaah sering digunakan sebagai sinonim dengan kata din dan millah yang
berakna segala peraturan yang berasal dari Allah swt yang terdapat dalam Al-Quran dan alHadits yang bersifat qathi atau jelas nashnya.
Hukum Islam, sering di identikkan dengan fiqhi atau paham karena keduanya adalah
hasil ijtihad ulama, baik ulama tradisional (pesantren) maupun modern, sebagai contoh adalah
ungkapan Dr. Muhammad Muslihuddin sebagai berikut:
Islamic law is divinely ordained system, the will of god to be established on earth. It is
called syariah or the (right) path. Al-Quran and the Sunnah (tradition of the prophet) are is
two primaryand original sources. (Hukum Islam adalah sistem hukum produk Tuhan,
kehendak Allah yang ditegakkan di atas bumi. Hukum Islam itu disebut Syariat atau jalan
yang benar. Al-Quran dan sunnahnabi merupakan dua sumber utama dan asli bagi hukum
Islam tersebut).
Dalam uraian tentang perkembangan dan pelaksanaan hukum Islam yang melibatkan
pengaruh luar dan dalam terlihat bahwa yang mereka maksud dengan Islamic law disini
tentunya bukan Syariat tetapi fiqhi yang telah dikembangkan oleh fuqaha dalam situasi dan
kondisi tertentu. Terlihat kekaburan arti dari Islamic law antara syariah dan fiqh. Kata hukum
Islam dalam istilah bahasa Indonesia agaknya diterjemahkan dari bahasa Barat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapatlah kita mengambil sebuah kesimpulan
bahwa Hukum Islam berarti : seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah
rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat
untuk semua umat yang beragama Islam.
Kata seperangkat peraturan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hukum Islam itu
adalah peraturan yang dirumuskan secara terperinci yang mempunyai kekuatan mengikat.
Kata berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah rasul menjelaskanbahwa seperangkat peraturan itu
digali dari dan berdasarkan kepada wahyu Allah dan Sunnah rasul, atau yang populer dengan
sebutan syariah.

Kata-kata tentang tingkah laku mukallaf berarti bahwa hukum Islam mengatur tindakan
lahir dari manusia yang telah dikenai hukum : peraturan tersebut berlaku dan mempunyai
kekuatan terhadap orang-orang yang meyakini kebenaran wahyu dan Sunnah nabi tersebut;
yang dimaksud dalam hal ini adalah umat Islam.
Oleh karena itu, hukum Islam sebagai suatu istilah, sangat terkait dengan dan tak dapat
dipisahkan istilah syariah. Karena syariah adalah hukum-hukum Allah yang telah jelas
nashnya atau qathi, sedangkan fiqhi adalah hukum yang dzanni yang dapat dimasuki
pemikiran manusia (ijtihad).
G. Garis Besar Ajaran Syariat Islam
Di bidang syari'at, Islam mengajarkan tatacara beribadah yang meliputi:
(a) Hubungan langsung dengan Allah SWT (hablum minallah)
(b) Hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).
Yang pertama dikenal pula dengan sebutan ibadah mahdhah, yakni ibadah shalat, zakat,
puasa,

dan

haji;

sedangkan

yang

kedua

dikenal

dengan

sebutan ibadah

ghair

mahdhah dan mu'amalah, meliputi ajaran tentang aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik,
hukum, keluarga, dan aspek kehidupan duniawi lainnya.
Ibadah mahdhoh disebut pula lima fondasi Islam (Rukun Islam,Arkanul Islam), yakni ikrar
syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Dengan kelima hal itulah keislaman seseorang
dibangun.Islam itu dibangun oleh lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan beribadah
haji (H.R. Bukhori dan Muslim),
Ibadah ghair mahdhoh atau muamalah meliputi dua hal:
(a) Al-Qanunul Khas (Hukum Perdata) meliputi muamalah hokum niaga, munakahat
(hukum nikah), waratsah (pewarisan), dll.
(b) Al-Qanunul Am (Hukum Publik) meliputi jinayah (hukum pidana), khilafah (hukum

negara), jihad (hukum perang dan damai), dan sebagainya. Di dalam hukum publik ini
juga termasuk konsep-konsep sosial, ekonomi, budaya, dan politik Islam.

Anda mungkin juga menyukai