Anda di halaman 1dari 3

Dewana Nugraha Kevin Caesar Perdhana

135060401111063
Tugas PWK kelas A
Manajemen Sampah di Indonesia
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Sampah adalah konsekuwensi dari adanya
aktivitas manusia. Sampah merupakan masalah yang umum terjadi di kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Semarang.
Sebagian besar sampah kota yang dihasilkan di Indonesia tergolong sampah hayati.
Rata-rata sampah yang tergolong hayati ini adalah di atas 65 % dari total sampah. Melihat
komposisi dari sumber asalnya maka sebagian besar adalah sisa-sisa makanan dari sampah
dapur, maka jenis sampah ini akan cepat membusuk, atau terdegradasi oleh mikroorganisme
yang berlimpah di alam ini, dan berpotensi pula sebagai sumberdaya penghasil kompos,
metan dan energi.
Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota.
Pengelolaan

sampah

tidak

cukup

hanya

dilakukan

dengan

manajemen

3P

(Pengumpulan, Pengangkutan dan Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari


sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah
dengan mengolah sampah untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang berguna perlu
dipikirkan.

Manajemen Sampah di Jepang


Mereka (Jepang) telah membuat peraturan tentang pengelolaan sampah ini, yang diatur
oleh pemerintah kota. Mereka telah menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna
berbeda, hijau dan merah. Namun selain itu ada beberapa kategori lainnya, yaitu: botol PET,
botol beling, kaleng, batu betere, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang
masing-masing memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda.
Selain pengelolaan sampah di rumah, departemen store, convenient store, dan
supermarket juga menyediakan kotak-kotak sampah untuk tujuan recycle (daur ulang). Kotakkotak tersebut disusun berderet berderet di dekat pintu masuk, kotak untuk botol beling,
kaleng, botol PET. Bahkan di
beberapa

supermarket

tersedia

untuk kemasan susu dan jus (yang


terbuat dari kertas). Uniknya lagi,
dalam kotak kemasan susu atau jus
(biasanya

terpisah),

terdapat

ilustrasi tentang cara menggunting


dan melipat kemasan sedemikian
rupa sebelum dimasukkan ke dalam
kotak.

Proses daur ulang itu pun sebagian besar


dikelola perusahaan produk yang bersangkutan,
dan perusahaan lain atau semacam yayasan
untuk menghasilkan produk baru. Hebatnya
lagi,

informasi

tentang

siapa

yang

akan

mengelola proses recycle juga tertulis dalam


setiap kotak sampah.
Sebelum isu meningkatnya gerakan antiterorisme

(setidaknya

mereka

menyebut

demikian), pada awalnya, di tempat umum juga


menyediakan

menyediakan

kotak-kotak

sampah, biasanya untuk kategori kaleng, beling,


dan sampah biasa (ordinary).
Selain peran pemerintah yang cukup intensif dalam mengajak masyarakatnya untuk
menjunjung tinggi kebersihan lingkungan, kesadaran serta kedisiplinan warga Jepang yang
sangat tinggi merupakan faktor utama dalam terciptanya lingkungan bersih yang ideal. Warga
Jepang telah teredukasi sehingga memiliki pemikiran yang maju, yang tidak mengedepankan
ego masing-masing, tidak terjebak dalam paradigma NIMBY (Not in My Backyard) yang
sering kita temui di negara berkembang. Hal-hal seperti inilah yang perlu dicontoh oleh
negara berkembang seperti Indonesia agar mampu menciptakan kebersihan lingkungan dalam
skala nasional.

Anda mungkin juga menyukai