Anda di halaman 1dari 31

warna-warni kehidupan

Senin, 20 Mei 2013


Asuhan keperawatan Pada Ank dengan ALL (Akut Limfoblastik Leukimia)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang
dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut Robbins & Kummar (1995), leukemia
adalah neoplasma ganas sel induk hematopoesis yang ditandai oleh penggantian secara
merata sumsum tulang oleh sel neoplasi.
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) adalah bentuk akut dari leukemia yang
diklasifikasikan menurut cell yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu berupa
lymphoblasts. Pada keadaan leukemia terjadi proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas,
sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian (Ngastiyah, 1997).
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) merupakan penyakit yang paling umum pada
anak (25% dari seluruh kanker yang terjadi). Di Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan
remaja menderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada
anak-anak kulit putih daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis kelamin,
dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-laki kurang dari 15 tahun. Insiden kejadian
3,5 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun. P u n c a k insiden pada umur 2-5 tahun
dan menurun pada dewasa (Supriatna, 2002).
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menyebutkan, setiap tahun ada 4.100 anak
terkena kanker. Leukemia bisa menyerang anak dari berbagai golongan umur, mulai dari anak
balita hingga menjelang dewasa muda, bahkan orang dewasa. Pada anak, leukemia bahkan
bisa terjadi sejak anak dilahirkan.
Leukemia menduduki urutan tertinggi dari jumlah kasus kanker pada anak. Data kasus
di RS Kanker Dharmais menunjukkan, sejak tahun 2006-2012, rata-rata ada 75 kasus kanker
pada anak. Dari jumlah itu, kasus yang paling banyak ditemukan adalah leukemia.
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok tertarik mengangkat kasus Akut
Limfoblastik Leukimia (ALL). Di samping itu, Asuhan Keperawatan diangkat karena Akut

Limfoblastik Leukimia (ALL) merupakan salah satu penyakit keganasan yang berkaitan
dengan system imunologi. Adapun system imunologi ini adalah sub pokok bahasan penting
dalam Mata Kuliah Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah. Mata kuliah tersebut
merupakan mata ajaran Praktik Profesi, yang saat ini praktikum di RS Kanker Darmais. Oleh
karena itu untuk bahasan lebih lanjut, berikut akan dipaparkan materi mengenai Akut
Limfoblastik Leukimia (ALL).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek klinik ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien anak dengan kasus Akut Limfoblastik Leukimia (ALL)
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik mahasiswa diharapkan mampu :
a) Dapat menjelaskan definisi Akut Limfoblastik Leukimia (ALL)
b) Dapat menyebutkan etiologi dan manifestasi klinis dari Akut Limfoblastik Leukimia (ALL)
c) Dapat menjelaskan patofisiologi Akut Limfoblastik Leukimia (ALL)
d) Dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan Akut Limfoblastik Leukimia
(ALL)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem hematopoietik yang
mengakibatkan ploriferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah
namun sangat jarang (Gale, 2000). Sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok sel
ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik dan
mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya (Bakta, 2007).
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) adalah penyakit yang berkaitan dengan sel
jaringan tubuh yang tumbuhnya melebihi dan berubah menjadi ganas tidak normal serta
bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang serharusnya membentuk limfosit berubah
menjadi ganas.
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) adalah proliferasi maligna / ganas limphoblast
dalam sumsum tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat sistemik.
(Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Tucker, 1997; Reeves & Lockart, 2002).
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi
pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65
tahun atau lebih. Leukemia limfositik akut dapat berakibat fatal karena sel-sel yang dalam

keadaan normal akan berkembang menjadi limfosit, pada ALL berubah menjadi ganas dan
dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang. Intinya, leukemia
limfositik akut merupakan proliferasi maligna/ganas limphoblast dalam sumsum tulang yang
disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat sistemik.
B. EPIDEMIOLOGI
Insidensi ALL adalah 1/60.000 orang per tahun dengan 75 % berusia 15 tahun,
insidensi puncaknya usia 3 5 tahun.
ALL lebih banyak di temukan pada pria dari pada perempuan. Saudara kandung dari
pasien ALL mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk berkembang menjadi, ALL,
sedangkan kembar monozigot dari pasien ALL mempunyai resiko 20% untuk berkembang
menjadi ALL.
C. ETIOLOGI
Penyebab Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) sampai saat ini belum jelas, diduga
kemungkinan karena virus (virus onkogenik) dan faktor lain yang mungkin berperan, yaitu:
1. Faktor Predisposisi
a) Penyakit defisiensi imun tertentu, misalnya agannaglobulinemia; kelainan kromosom,
misalnya sindrom Down (risikonya 20 kali lipat populasi umumnya); sindrom Bloom.
b) Virus
Virus sebagai penyebab sampai sekarang masih terus diteliti. Sel leukemia mempunyai enzim
trankriptase (suatu enzim yang diperkirakan berasal dari virus). Limfoma Burkitt, yang
diduga disebabkan oleh virus EB, dapat berakhir dengan leukemia.
c) Radiasi ionisasi
Terdapat bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi pada ibu selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko pada janinnya. Baik dilingkungan kerja, maupun pengobatan kanker
sebelumnya. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon,
dan agen anti neoplastik.
d) Herediter
Faktor herediter lebih sering pada saudara sekandung terutama pada kembar monozigot.
e) Obat-obatan
Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
2. Faktor Lain

a) Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat
sulfat), infeksi (virus dan bakteri).
b) Faktor endogen seperti ras
c) Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus
leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).
D. ANATOMI FISIOLOGI
Tubuh kita mempunyai suatu sistem khusus untuk memberantas bermacam-macam
bahan yang infeksius dan toksik. Sistem ini terdiri dari Leukosit (sel darah putih) dan sel-sel
jaringan yang berasal dari leukosit. Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama
dari leukosit atau sel darah putih. Jumlah normal sel darah putih berkisar dari 4000 sampai
10.000/mm. Lima jenis sel darah putih yang sudah diidentifikasikan dalam darah perifer
adalah: netrofil (62,0%) dari total); eosinofil (2,3%); basofil (0,4%); monosit (5,3%); limfosit
(30,0%). Leukosit ini sebagian dibentuk dalam sum-sum tulang belakang (granulosit dan
monosit dan sebagian limfosit). Granulosit dan monosit hanya ditemukan dalam sum-sum
tulang. Limfosit dan sel plasma diproduksi dalam berbagai organ limfogen, termasuk kelenjar
limfe, limpa, timus tonsil dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja dan dalam
tubuh, terutama dalam sum-sum tulang dan plak Peyer di bawah epitel dinding usus. Setelah
dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan.
Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih adalah bahwa kebanyakan ditranspor secara
khusus kedaerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi menyediakan
pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada.
Masa hidup granulosit setelah dilepaskan dari sum-sum tulang, normalnya adalah 4-8
jam dalam darah sirkulasi, dan 4-5 hari berikutnya dalam jaringan. Pada keadaan infeksi
jaringan yang berat, masa hidup keseluruhan seringkali berkurang sampai hanya beberapa
jam, karena granulosit dengan cepat menuju daerah infeksi, melakukan fungsinya, dan masuk
dalam proses dimana sel-sel itu sendiri dimusnahkan. Monosit juga mempunya masa edar
yang singkat, yaitu 10-20 jam, berada dalamdarah sebelum mengembara melalui membrane
kapiler ke dalam jaringan. Begitu masuk kedalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai
ukurannya menjadi besar sekali untuk menjadi makrofag jaringan, dan dalam bentuk ini, selsel tersebut dapat hidup berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, kecuali kalau mereka
dimusnahkan karena melakukan fungsi fagositik. Trombosit dalam darah akan diganti kirakira setiap 10 hari; atau dengan kata lain, setiap hari terbentuk kira-kira 30.000 trombosit
permikroliter darah (Gayton & Hall, 1997).

1. Granulosit
Granulosit memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya. Granulosit memiliki
diameter 10-12 m, dengan demikian lebih besar daripada eritrosit. Dengan bertambah
tuanya granulosit, nukleus terbagi menjadi beberapa lobus: sesuai dengan namanya leukosit
polimorfonuklear (polimorf)
2. Limfosit
Limfosit memiliki nukleus besar bulat atau agak berindentasi, dengan menempati
sebagian besar sel. Limfosit berkembang di dalam jaringan limfe. Ukuran bervariasi dari 7-15
m.
3. Monosit
Monosit adalah sel besar, berdiameter sampai 20 m, dengan nucleus oval atau
berbentuk ginjal. Monosit dibentuk di dalam sum-sum tulang.
4. Trombosit
Adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sum-sum tulang, dan hidup sekitar
10 hari. Sekitar 30-40% terkonsentrasi di dalam limpa; sisanya bersirkulasi da dalam darah,
di dekat endotel (bagian terdalam lapisan pembuluh darah) John Gibson (2002)
E. KLASIFIKASI
1. Leukemia Lyphoblastic Akut (ALL)
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15
tahun ALL jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan
perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
Secara morfologik menurut FAB ALL dibagi menjadi tiga yaitu:
L1 : ALL dengan sel limfoblas kecil-kecil dan merupakan 84% dari ALL.
L2 : sel lebih besar, inti regular, kromatin bergumpal, nucleoli prominen dan sitoplasma agak
banyak. Merupakan 14% dari ALL
L3 : ALL mirip dengan limfoma Burkitt, yaitu sitoplasma basofil dengan banyak vakuola,
hanya merupakan 1% dari ALL
2. Leukemia Nonlymphoblastik Akut (ANLL)
Secara morfologik yang umum dipakai adalah klasifikasi dari FAB :
M0 - myeloblastic without differentiation
2M1 - myeloblastic without maturation

M2 - myeloblastic with maturation


M3 - acute promyelocytic
M4 - acute myelomonocytic
M5 monocytic
o Subtipe M5a: tanpa matures
o Subtipe M5b: dengan maturasi
M6-erythroleukemia
M7-acute megakaryocytic leukemia
F. PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau
sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari
sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke
dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal
bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat
mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk
untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel
muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%), kadang-kadang leukopenia (25%).
Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit.
Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan.
Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre preB, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga
berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur,
cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga
sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-

muntah, seizures dan gangguan penglihatan (Price Sylvia A, Wilson Lorraine Mc Cart,
1995).
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam jumlah yang
berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan
menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum
tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini
menyebabkan haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit,
sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan
pembesaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta
persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit
mempermudah terjadinya perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.). Adanya sel
kanker juga mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan
sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kanker juga
mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan. (Ngastiyah, 1997; Smeltzer &
Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001, Betz & Sowden, 2002).

G. PATOFLOW

H. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) antara lain:
1. Pilek tak sembuh-sembuh
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
3. Demam, anoreksia, mual, muntah
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, epistaksis, perdarahan gusi, memar tanpa sebab
6. Nyeri tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen
8. Hepatosplenomegali, limfadenopati
9. Abnormalitas WBC
10. Nyeri kepala

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang lazim dilakukan pada anak dengan Leukemia Limfositik
Akut adalah:
1. Pemeriksaan sumsum tulang Leukemia Limfositik Akut (BMP / Bone Marrow Punction):
a) Ditemukan sel blast yang berlebihan
b) Peningkatan protein
2. Pemeriksaan darah tepi Leukemia Limfositik Akut

a) Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia)


b) Peningkatan asam urat serum
c) Peningkatan tembaga (Cu) serum
d) Penurunan kadar Zink (Zn)
e) Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 200.000 / l) tetapi dalam bentuk sel blast / sel
primitif
3. Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ
tersebut
4. Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum
5. Sitogenik : 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan berupa:
a) Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid (2n+a)
b) Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
c) Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan komponen
kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil

J. PENATALAKSANAAN
1. Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada trombositopenia
yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat
tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
2. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai remisi
dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau MTX)
pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (oncovin),
rubidomisin (daunorubycine), sitosin, arabinosid, L-asparaginase, siklofosfamid atau CPA,
adriamisin dan sebagainya. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama
dengan prednison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa

alopesia, stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiagis. Hendaknya lebih


berhaiti-hati bila jumiah leukosit kurang dari 2.000/mm3.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang suci
hama).
5. Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak
digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan
oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu transplantasi sumsum tulang juga
berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kangker.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Anak
a.

Umur : ALL lebih sering terjadi pada umur kurang dari 5 tahun. Angka kejadian tertinggi
adalah pada umur 3 tahun.

b. Jenis kelamin : leukemia limpfositik akut paling sering terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
2. Identitas Orang Tua
a.

Pendidikan : Pendidikan yang rendah pada orang tua mengakibatkan kurangnya pengetahuan
terhadapa penyakit anaknya.

b. Pekerjaan : Pekerjaan orang tua yang berhubungan dengan bahan kimia , radiasi sinar X ,
sinar radioaktif, berpengaruh kepada anaknya. Selain itu sejauh mana orang tua
mempengaruhi pengobatan penyakit anaknya.
B. KELUHAN UTAMA
Nyeri sendi dan tulang sering terjadi, lemah , nafsu makan menurun, demam (jika
disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala, purpura, penurunan berat badan dan
sering ditemukan suatu yang abnormal. Kelelahan dan petekie berhubungan dengan
trombositopenia juga merupakan gejala-gejala umum terjadi
C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

Saat hamil ibu sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap
rasa. Radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko Saat hamil ibu sering
mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap rasa. Radiasi pada ibu
selama kehamilan dapat meningkatkan resiko pada janinnya. Lebih sering pada saudara
sekandung, terutama pada kembar.
D. RIWAYAT KELUARGA
Insiden ALL lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih
pada kembar monozigot (identik).
E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Pada penderita ALL pertumbuhan dan perkembangannya mengalami keterlambatan akibat
nutrisi yang didapat kurang karena penurunan nafsu makan, pertumbuhan fisiknya terganggu,
terutama
badan anak
Anak
kurus, kecil
sesuai
anak.

Usia
3 hari
10 hari
3 bulan
6 bulan
9 bulan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun

Rata-rata Berat Badan (Kg)


3,0
3,2
5,4
7,3
8,6
9,5
11,8
16,2
20,0
28,0
45,0
54,0

pada berat
tersebut.
keliatan
dan tidak
dengan usia

Table 1.1. Rata- rata normal sesuai usia


(Wong, Donna L, 2004 : 134)
Sedangkan pada keadaan normal anak lingkar kepala mencapai 42,5 pada usia (Betz, Cecily,
2002 : 538)
Pada anak dengan penderita penyakit ALL cenderung berat badan menurun, dan tidak
sesuai usia, lingkar kepala dan panjang badan relatif tetap (normal).
a.

Riwayat Perkembangan

Motorik Kasar
Pada anak normal

Mengangkat kepala saat tengkurap

Dapat duduk sebentar dengan ditopang

Dapat duduk dengan kepala tegak

Jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri

Control kepala sempurna

Mengangkat kepala sambil berbaring terlentang

Berguling dari terlentang ke miring

Posisi lengan dan tungkai kurang fleksi

Berusaha untuk merangkak


(Betz, Cecily, 2002 : 539)
Pada anak dengan penyakit ALL pada umumnya dapat melakukan aktivitas secara
normal, tapi mereka cepat merasa lelah saat melakukan aktivitas yang terlalu berat
(membutuhkan banyak energi).

Motorik Halus
Pada keadaan normal

Melakukan usaha yang bertujuan untuk memegang suatu objek

Mengikuti objek dari sisi ke sisi

Mencoba memegang benda tapi terlepas

Memasukkan benda ke dalam mulut

Memperhatikan tangan dan kaki

Memegang benda dengan kedua tangan

Menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar


(Betz, Cecily, 2002 : 539)

Pada umumnya anak dengan ALL masih dapat melakukan aktivitas ringan seperti
halnya anak-anak normal. Karena aktivitas ringan tidak membutuhkan energi yang banyak
dan anak tidak mudah lelah
F. DATA PSIKOSOSIO SPIRITUAL
1. Psikologi:
Anak belum tahu tentang penyakitnya, sehingga anak tidak merasa memiliki
penyakit. Orang tua mengalami kecemasan mengenai penyakit yang dialami anak,
kondisinya apakah bisa sembuh atau tidak, serta masalah financial keluarga.
2. Sosial:
Anak jarang bermain dengan teman-temannya, karena kondisi anak lemah sehingga
orangtua tidak mengizinkan anak untuk beraktivitas yang berat. Dirumah anak bermain
dengan orang tua dan saudaranya, tetapi bermain yang ringan.
3. Spiritual:
Sebelum tidur anak diingatkan oleh orang tua untuk berdoa. Saat anak melihat orang
tuanya berdoa anak mengikuti cara orang tuanya berdoa.
G. ADL
1. Nutrisi:
Anak makan 2 kali sehari, pada ALL terjadi penurunan nafsu makan. Anak suka
makan makanan siap saji maupun jajan diluar rumah. Anak tidak suka makan sayur-sayuran,
makan buah kadang-kadang sehingga zat besi yang diperlukan berkurang. Selain itu pengaruh
ibu yang suka masak menggunakan penyedap rasa dan sering menyediakan makanan siap
saji dirumah.
Gizi merupakan komponen penting lain dalam pencegahan infeksi. Asupan proteinkalori yang adekuat akan memberikan hospes pertahanan yang lebih baik terhadap infeksi
dan meningkatkan toleransi terhadap kemoterapi dan iradiasi.

2. Aktivitas istirahat dan tidur:


Saat beraktivitas anak cepat kelelahan. Anak kebanyakan istirahat dan tidur karena
kelemahan yang dialaminya. Sebagaian aktivitas biasanya dibantu oleh keluarga. Saat tidur

anak ditemani oleh ibunya. Tidur anak terganggu karena nyeri sendi yang sering dialami oleh
leukemia.
3. Eleminasi:
Anak gangguan ALL pada umumnya mengalami diare, dan penurunan haluran urin.
BAB 3-5x sehari, dengan konsistensi cair. Haluan urin sedikit yang disebabkan susahnya
masukan cairan pada anak, warna urine kuning keruh. Saat BAK anak merasa nyeri karena
nyeri tekan diperianal.
4.

H.P:
Anak mandi 2x sehari, gosok gigi 2x setelah makan dan mau tidur. Sebagaian
aktivitas hygiene personal sebagaian dibantu oleh orang tua.

H. KEADAAN UMUM
Pada anak anak tampak pucat, demam, lemah, sianosis
I.

PEMERIKSAAN TTV

RR: Pada penderita PDA, manifestasi kliniknya pada umumnya anak sesak nafas, tachypnea
(Pernafasan >70x/menit), retraksi dada :
Usia
Nilai Pernafasan
Bayi baru lahir
35
1-11 bulan
30
2 tahun
25
4 tahun
23
6 tahun
21
8 tahun
20
10-12 tahun
19
14 tahun
17
16 tahun
17
18 tahun
16-18
Tabel 1.4 Nilai Pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur
(Weni Kristiyani Sari, 2010 : 6)

Nadi

: Pada penderita ALL, terdapat manifestasi klinik nadi teraba kuat dan cepat

(takikardia)
Usia

Waktu bangun

Tidur

Demam

Bayi baru

(kali/menit)
100-180

(kali/menit)
80-160

(kali/menit)
>200

lahir

1 minggu-3

100-120

80-200

>200

bulan
3 bulan-2

70-120

70-120

>200

tahun
2-10 tahun
10 tahun-

60-90
50-90

60-90
50-90

>200
>200

dewasa
Tabel 1.4 Nilai Nadi Normal pada Anak
(Weni Kristiyani Sari, 2010 : 6)
-

TD : pada penderita ALL, tekanan darahnya tinggi disebabkan oleh hiperviskositas darah
Usia

Sistolik

Diastolik

(mmHg)
(mmHg)
Neonatus
80
45
6-12 bulan
90
60
1-5 tahun
95
65
5-10 tahun
100
60
10-15 tahun
115
60
Tabel 1.3 Nilai Tekanan Darah Normal pada Bayi dan Anak-anak
(Aziz Alimul, 2005 : 279 )

Suhu

: Pada penderita ALL yang terjadi infeksi l suhu akan naik (hipertermi, >37,50C)
Usia
Nilai Suhu
3 bulan
37,5
6 bulan
37,5
1 tahun
37,7
3 tahun
37,2
5 tahun
37
7 tahun
36,8
9 tahun
36,7
11 tahun
36,7
13 tahun
36,6
Tabel 1.2 Nilai Suhu rata-rata normal anak
(Weni Kristiyani Sari, 2010 : 5)

J. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

1. Kepala dan Leher


a) Rongga mulut :
-

apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri). Penyebab yang paling sering
adalah stafilokokus,streptokokus, dan bakteri gram negative usus serta berbagai spesies
jamur.

perdarahan gusi,

pertumbuhan gigi apakah sudah lengkap

ada atau tidaknya karies gigi.

b) Mata:
-

Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP,

sclera: kemerahan, ikterik.

Perdarahan pada retina

c) Telinga : ketulian
d) Leher: distensi vena jugularis
e) Perdarahan otak
Leukemia system saraf pusat: nyeri kepala, muntah (gejala tekanan tinggi intrakranial),
perubahan dalam status mental, kelumpuhan saraf otak, terutama saraf VI dan VII, kelainan
neurologic fokal.
2. Pemeriksaan Dada dan Thorax
a) Inspeksi

: bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi dada, penggunaan otot bantu

pernapasan
b) Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
c) Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
d) Auskultasi : suara nafas, adakah ada suara napas tambahan: ronchi (terjadi penumpukan
secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
3. Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran pada kelenjar limfe, ginjal, terdapat
bayangan vena, auskultasi peristaltik usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan
limpa
b) Perkusi adanya asites atau tidak.
4. Pemeriksaan Genetalia
5. Pembesaran pada testis : hematuria
6. Pemeriksaan integument
Kulit :

a) Perdarahan kulit (pruritus, pucat, sianosis, ikterik, eritema, petekie, ekimosis, ruam)
b) nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak sembuh, luka bernanah, diaforesis (gejala
hipermetabolisme).
c) peningkatan suhu tubuh
d) Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh, sianosis perifer.
7. Pemeriksaan Ekstremitas
a) Adakah sianosis, kekuatan otot
b) Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel leukemia
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas
terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan diamana perawat bertanggung gugat (Wong,D.L, 2004 :331).
Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran berlebihan
seperti muntah, dan penurunan intake
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
6. Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,
imobilitas.
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.
11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
12. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

III. Rencana keperawatan


Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi
untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat.
Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut
(Wong,D.L,2004 ).
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :

Pantau suhu
Rasionalnya : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

Tempatkan anak dalam ruangan khusus


Rasionanya : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

Anjurkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum menyentuh pasien


Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

Menggunakan masker setiap kali kontak dengan pasien


Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

Berikan periode istirahat tanpa gangguan


Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler

Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai ketentuan


Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

2.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia


Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi :

Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas


sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan


Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan
jaringan

Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi

Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi


Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

3. Resiko terhadap perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit


Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi :

Pantau tanda-tanda perdarahan


Rasional : Mengetahui tanda-tanda perdarahan
Anjurkan keluarga untuk memberitaukan apabila ada tanda perdarahan
Rasional : Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Anjurkan keluarga untuk pergerakan pasien


Rasional : Keterlibatan keluarga dapat membantu untuk mencegah terjadinya perdarahan

lebih lanjut

Kolaborasi dalam monitor trombosit

Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah


4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui
feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
Tujuan : - Tidak terjadi kekurangan cairan melalui feses
Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Intervensi :

Kaji tanda-tanda dehidrasi


Rasional : Untuk mengetahui tindakan ang akan dilakukan

Berikan cairan oral dan parinteral


Rasional : sebagai upaya untuk mengatasi cairan yang keluar

Pantau intake dan output


Rasional : dapat mengetahui keseimbangan cairan

Kolaborasi Pemberian obat anti diare


Rasional : menghentikan diare
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi :

Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral


Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera

Hindari mengukur suhu oral


Rasional : untuk mencegah trauma

Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa

Rasional : untuk menghindari trauma

Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan
bikarbonat.
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan

Gunakan pelembab bibir


Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)

Berikan diet cair, lembut dan lunak


Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak

Inspeksi mulut setiap hari


Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan


Rasional : untuk membantu melewati area nyeri

Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia


Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat
penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa

Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan


Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis

Berikan analgetik
Rasional : untuk mengendalikan nyeri

6. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, malaise, mual dan
muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang
adekuat
Intervensi :

Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan asi


Rasional : Mempertahankan asupan nutrisi

Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering


Rasional : Karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik

Timbang berat badan pasien


Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori.

Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian nutrisi


Rasional : Membantu proses penyembuhan dalam kebutuhan nutrisi
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
diterima anak.
Intervensi :

Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5


Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan
intervensi

Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses
vena.
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman

Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi

Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat

Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat

Rasional : sebagai analgetik tambahan

Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri


8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,
imobilitas.
Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit
Intervensi :

Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal.
Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi

Ubah posisi dengan sering


Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit

Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan


Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker


Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area
radiasi pada beberapa agen kemoterapi

Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit

Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negative

Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif
Intervensi :

Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut
anak sebelum rambut mulai rontok.
Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan
rambut.

Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau
dingin.
Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut

Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus.
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial

Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau
teksturnya agak berbeda.
Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru.

Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig,
skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik.
Rasional : untuk meningkatkan penampilan

10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau
terapi.
Intervensi :

Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak


Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff
Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan

Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani
kehidupan yang normal
Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal

Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum


diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup
Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara
realistis.

Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan
dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan.
Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur

Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga

11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.


Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak.
Intervensi :

Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga


Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi
terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi
kondisinya.

Berikan kontak yang konsisten pada keluarga.


Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasi.

Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal


Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikan

Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain


Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami

12.

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan jumlah leukosit


Intervensi keperawatan
Tujuan : peningkatan suhu tubuh dapat teratasi dengan Sb:36oC

Observasi tanda vital


Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien

Anjurkan keluarga untuk memberi pasien minum


Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

Berikan kompres air hangat


Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan
suhu tubuh.

Kolaborasi dalam pemberian obat

Rasional :Mempercepat penurunan suhu tubuh


IV.

Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah
dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga
pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah
ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).

V.

Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan
pada klien dengan leukemia adalah :
a.

Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan


peningkatan toleransi aktifitas.
c.

Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.

d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e.

Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman

f.

Masukan nutrisi adekuat

g. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
h. Kulit tetap bersih dan utuh
i.

Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu
menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini
dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.

j.

Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan


pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan
serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.

k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap
terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Medis

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama anak

: An.F

Tanggal masuk

: 17-04-2013

No. RM

: 15. 27. 92

Tempat/tgl lahir

: Bekasi /03-10-2011

BB/TB saat lahir

: 10,5 Kg/76 cm

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Anak Ke

: 2 (dua) dalam keluarga

2. Identitas Orang Tua


Nama ayah

: Tn. R

Pekerjaan

: Buruh

Pendidikan

: SMA

Nama ibu

: Ny.

Pekerjaan

: Ibu RT

Pendidikan

: Grama Puri Persada 12/46 RT RW 005/10, Sukajaya, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat
: Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL).
3. Keluhan saat masuk
Alasan masuk ke RS : An.F kelihatan lesu, lemas dan pucat disertai flu, batuk dan perut
bengkak.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a.

Prenatal:
Ibu mengatakan selama hamil An. F, ia tidak mengalami kelainan dan gizinya cukup.

b. Intranatal:
Ibu mengatakan, An.F lahir dengan normal. Lahir dengan cukup umur yaitu 9 bulan. Berat
badan lahir 2800 gram dan panjang badan 48 cm. Saat lahir, An. F menangis spontan.
c.

Postnatal:
Ibu mengatakan, ia tidak mengalami perdarahan yang banyak setelah melahirkan. Kondisinya
normal.

5.

Riwayat Kesehatan Dahulu

a.

Penyakit yang diderita sebelumnya :


Ibu mengatakan, An.F tidak pernah menderita penyakit yang serius hanya flu dan batuk

b. Pernah dirawat di RS :
Ibu mengatakan An.F belum pernah di rawat di RS
d. Alergi :
An. F tidak memiliki riwayat alergi.
e.

Kecelakaan :
An.F tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya. Kalaupun jatuh, An.F tidak
sampai mengalami luka berat.

f.

Riwayat imunisasi :
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B

I
1BLN
1BLN
9BLN
1BLN
0BLN

II
2BLN
2BLN

III
3BLN
3BLN

2BLN

6BLN

6. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Tanggal 23 April 2013 kemaren, An.F telah mendapatkan kemo terapi. Saat pengkajian
tanggal 30 April 2013, An. F sedang demam, akral panas, suhu 39,9oC, diare 2x, An.F tidak
mau makan, perutnya kembung. Setelah diberi makan, An.F muntah. Anak berada dalam
ruangan tertutup dengan tirai, keluarga harus menggunakan masker apabila mendekati pasien,
An.F malas makan dan minum.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu An.F mengatakan, tidak ada penyakit keturunan, apalagi penyakit turunan yang seperti
dialami oleh An. F
8. Riwayat Tumbuh Kembang
a.

Kemandirian dan bergaul :


Sebelum sakit, An. F mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti bermain-main. Tapi
semenjak sakit, An. F sudah tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari dan memiliki
keterbatasan dalam bermain.

b. Motorik :

Umur 3 bulan, An. F sudah bisa tengkurap. Umur 8 bln anak sudah bisa duduk, umur 9 bln
berdiri dan umur 10,5 bulan sudah bisa berjalan.
c.

Kognitif dan bahasa :


Umur 1 tahun 6 bulan ini, An. F sudah bisa memahami perintah dari orang lain, An.F
mengerti apa yang ditanyakan orang padanya. Perkembangan bahasa normal, anak mulai bisa
bicara umur 12 bulan

d. Psikososial :
Saat pengkajian, An.F mau tidak bisa berinteraksi dengan orang lain selain orangtua bila di
dekati anak F langsung menangis.

9. Riwayat Sosial
a.

Yang mengasuh klien :


Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)

b.

Hubungan dengan anggota keluarga :


Hubungan Ank F dengan anggota keluarganya sangat dekat.

c.

Hubungan dengan teman sebaya :


Sebelum sakit, An.F berteman dan bermain dengan teman sebayanya.

d. Pembawaan secara umum :


Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah(anak tidak sinroma down)
e.

Lingkungan rumah :

Luas rumah 8 x 10 m

Ventilasi cukup, penerangan cukup

Pakai sumur gali- Sampah dibakar

Jarak rumah dengan rumah tetangga tidak terlalujauh kira-kira 10 m

Lingkungan rumah dekat dengan pembuangan limbah berjarak 20 kg

10. Pemeriksaan Fisik


a.

Keadaan umum

: sadar/compos mentis

b. TB/BB (cm)

: 78 cm/ 10.5 kg

c.

: 46 cm

Kepala

1) Rambut :
- Kebersihan = (bersih)
- Warna

= (hitam)

- Tekstur

= (kasar)

- distribusi rambut

= (merata)

- Kuat/mudah tercabut

= ( kuat )

d. Mata :
1) Sklera

: Normal/non ikterik

2) Konjungtiva

: anemis

e.

Telinga :

1) Simetris

: ya

2) Serumen

: tidak ada

3) Pendengaran

: Baik

f.

Hidung

1) Simetris :ya
2) Sekret :tidak
g. Mulut:
1) Kebersihan(bersih).
2) Warna(merah)
3) Kelembaban(lembab),
h. Lidah :baik
i.

Gigi : baik

j.

Jantung : -

k. Paru-paru : l.

Perut : kembung

m. Punggung :bentuk normal


n. Ekstremitas :Kekuatan dan tonus otot baik
o. Genitalia : baik
p. Kulit : baik
1) Tampak pucat
2) Warna :sawo matang
3) Turgor :kering
q. Pemeriksaan Neurologis : an.F dalam kondisi sadar/compos mentis
Aye : 4
Verbal : 5
Motorik : 6

XIII. Pemeriksaan Penunjang


a.
TGL 28/04/2013
HB : 7,2g/dl
Leukosit:0,630 l
Trombosit: 1000 l
Eritrosit: 2.64103/l
Hematokrit: 20.7 %
Laboratorium :

Diposkan oleh Grace Ruung di 04.14


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (7)
o Mei (2)

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny D.S DENGAN


STOK...

Asuhan keperawatan Pada Ank dengan ALL (Akut Limfo...

o April (5)

Mengenai Saya

Grace Ruung
aq adalah milik Tuhan...dan aq adalah anak yg paling di kasihinya sama seperti anda:)
Lihat profil lengkapku
Template Sederhana. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai