JUDUL PERCOBAAN
Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis
III.
pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam. Untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada larutan molekul yang terlarut dalam fase gerak,
akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang
kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat disbanding molekul yang
berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam molekul dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakan dalam molekul (Wikipedia, 2010).
Kromatografi adalah tekhnik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat
yang digunakan terdiri atas kolom yang didalamnya diisikan fasa stasioner (padatan
atau cairan). Campuran ditambahkan kekolom dari ujung yang satu dan campuran
akan bergerak dengan bantuan pengembang yang cocok (fasa mobil). Campuran atau
pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom
yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisisen partisi fase gerak dan fase
diam (Takeuchi, 2009).
Menurut Takeuchi, 2009, bhwa beberapa contoh kromatografi yang sering
digunakan dilaboratorium, antara lain:
a. Kromatografi partisi
b. Kromatografi kertas
c. Kromatografi kertas
d. HPLC
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu
sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel
senyawa
tersebut
pada
plat
kromatografi
lapis
tipis.
Saat
membandingkan dua sampel yang berbeda dibawah kondisi kromatografi yang sama
nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan
adsorbent polar dari kromatografi lapis tipis (Wikipedia, 2010).
Kromatografi kolom merupakan tekhnik kromatografi yang paling awal
dilakukan. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi
partisi atau adsorpsi (soebagio, dkk, 2000).
Pada dasarnya kromatografi lapis tipis (KLT atau TLC = Thin Layer
Chromatography) sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara
melakukannya. Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahnya, yakni digunakannya
lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium, atau plastic
sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada proses pemisahan berlaku
sebagai fase diam (soebagio, dkk, 2000).
Kromatografi kolom-terbuka biasa dipakai secara luas karena caranya yang
sederhana. Jika kita memakai silika gel 30 mg cuplikan per gram penjerap 50-200 m
dapat dipisahkan (Versele dan Geeraert, 1980) tetapi beban yang tinggi ini hanya
mungkin jika Rf komponen yang akan dipisah berbeda jauh (K. Hostettman, dkk,
1995: 27).
Menurut Hostettman, dkk, 1995, pembatasan kromatografi kolom terbukaklasik ialah sebagai berikut:
a. Pemisahan lambat
b. Penyerapan linarut yang tidak bolak-balik
c. Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil
Salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah
dan memakai peralatan paling dasar ialah kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP).
Walaupun KLTP dapat memisahkanbahan dalam jumlah gram, sebagian besar
pemakaian hanya dalam jumlah mg (milligram). KLTP bersama-sama dengan
kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebagian besar publikasi
mengenai isolasi bahan alam, terutama dilaboratorium yang tidak dilengkapi dengan
pemisahan modern. Akan tetapi, seperti yang akan diterangkan kemudian, terdapat
banyak masalah pada KLTP atau kromatografi lapis tipis preparatif (K. Hostettman,
dkk, 1995: 9).
Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang
fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjana fase diam dan terbentuklah
kromatogram (SM. Khopkar, 2008: 164).
Biasanya yang sering digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silika gel,
tetapi kadangkala bubuk selulosa dan tanah diatome, kieselguhr, juga digunakan
untuk fase diam hidrofilik dapat digunakan pengikat seperti semen paris, kanji,
disperse koloid plastic, silika terhidrasi. Untuk meratakan pengikat dan zat pada
pengadsorpsi digunakan suatu aplikator (SM. Khopkar, 2008: 164).
Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas komponenkomponen berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi masing-masing komponen
diantara dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Perbedaan kecepatan perpindahan
itersebut dapat dipisahkan oleh perbedaan kemampuan oleh masing-masing
komponen untuk diserap (adsorpsi) atau perbedaan distribusi diantara dua fasa yang
tidak saling bercampur (partisi) (Tim Dosen Kimia Organik, 2011: 39).
Pemisahan suatu campuran secara kromatografi dapat dilakukan dengan
mengikuti beberapa tekhnik kromatografi, yaitu kromatografi kolom, kromatografi
kertas, dan kromatografi lapis tipis (TLC). Kedua tekhnik terakhir dianggap sebagai
bentuk terbuka dari kromatografi kolom (Tim Dosen Kimia Organik, 2011: 39).
V. CARA KERJA
a. Nitrasi fenol
1. Memasukkan 1,5 mL HNO3 pekat kedalam 3,5 mL air, dinginkan sampai 5 0C.
2. Menambahkan campuran tersebut kedalam 1,5 gram fenol yang ditempatkan
dalam erlenmeyer 50 mL.
3. Mengaduk, mengatur suhu campuran antara 2-5 0C selam 15 menit, kemudian
antara 3-5 0C selama 15 menit dengan cara mendinginkannya dalam air.
4. Menambahkan 3,5 mL air es, lalu mengekstrak dua kali dengan 5 mL CCl4.
5. Mencuci lapisan-lapisan organik dua kali dengan air, kemudian mengeringkannya
dengan natrium sulfat anhidrat dan menguapkan pelarutnya diatas penangas air.
b. Pembuatan kromatografi kolom
1. Menyiapkan kolom gelas yang berisi penyumbat kapas dan selapis pasir bersih,
dan mengisi kedalamnya metilen klorida atau CCl4.
VI.HASIL PENGAMATAN
1. Nitrasi Fenol
1,5 mL HNO3 pekat (bening) + 3,5 mL air
(bening)
pekat dipisahkan
larutan hitam
larutan
hitam pekat (belum mengkristal)+ silika gel (putih) impregenasi serbuk abu-abu
2. Kromatografi Kolom
Kloroform (CCl4) bening + silika gel (putih) diaduk/dicampur + CCl 4 (bening) +
serbuk (hasil dari nitrasi fenol)
dielusi
larutan hitam pekat dan kuning
warna kuning (ditampung)
3. Kromatografi Lapis Tipis
Meneteskan eluen diatas plat lapis tipis (silika gel), kemudian masukkan plat silika
gel kedalam chamber yang telah diisi benzena, kemudian plat di angkat dan di
keringkan. Lalu plat dimasukkan kedalam botol uap iodium jenuh yang telah
dipanaskan hingga terlihat bercak-bercak noda dan beri tanda. Kemudian ditentukan
harga Rf- masing-masing fraksi dapat dilihat pada table berikut:
Fraksi
1
2
3
4
5
6
7
Jarak noda
0,9 cm
0,9 cm
2,8 cm
0,9 cm
3,4 cm
3,4 cm
0,3 cm
Rf
0,225 cm
0,225 cm
0,7 cm
0,225 cm
0,85 cm
0,85 cm
0,075 cm
.
2
1 cm
4 cm
0,25 cm
.
1
0,3 cm
4 cm
0,075 cm
.
2
1 cm
4 cm
0,25 cm
.
1
0,3 cm
4 cm
0,075 cm
.
2
1 cm
4 cm
0,25 cm
VII.
jarak pelarut
4 cm
4 cm
4 cm
4 cm
4 cm
4 cm
4 cm
ANALISIS DATA
Jarak eluen/benzena
0,9 cm = 0,225
4 cm
Rf (2)= 0,9 cm = 0,225
4 cm
Rf (3)= 2,8 cm = 0,7
4 cm
Rf (4)= 0,9 cm =0,225
4 cm
Rf (5)= 3,4 cm = 0,85
4 cm
Rf (6)= 3,4 cm = 0,85
4 cm
Rf (7) noda 1= 0,3 cm = 0,075
4 cm
noda 2= 1 cm = 0,25
4 cm
Rf (8) noda 1= 0,3 cm = 0,075
4 cm
noda 2= 1 cm = 0,25
4 cm
Rf (9) noda 1= 0,3 cm = 0,075
4 cm
noda 2= 1 cm = 0,25
4 cm
Rf (1)=
VIII. PEMBAHASAN
1. Nitrasi Fenol
Pada percobaan ini, larutan HNO3 pekat ditambahkan dengan beberapa mL air
menghasilkan larutan yang berwarna bening. Adapun fungsi dari HNO 3 pada
percobaan ini, yaitu sebagai penyedia ion nitrit (NO 2+) pada fenol, sedangkan air
berfungsi untuk mengencerkan atau mengubah larutan yang sangat pekat menjadi
kurang pekat atau tidak pekat, dalam hal ini yang diencerkan adalah HNO3 pekat.
Setelah itu, campuran tersebut ditambahkan kedalam fenol yang ditempatkan
dalam erlenmeyer, dan terjadi perubahan warna larutan menjadi hitam pekat. Hal ini
disebabkan adanya gugus OH dalam fenol yang mengaktifkan cincin benzena.
OH
OH
+ HNO3
NO2
Fenol
Asam nitrat
orto-Nitrofenol
dengan
Na2SO4.H2O
(Natrium
sulfat
anhidrat),
penambahan
kolom,
maka
proses
OH
NO2
OH
OH
NO2 NO2
NO2
NO2
o-nitrofenol
p-nitrifenol
NO2
2,4-dinitrofenol
NO2
2,4,6-trinitrofenol
DAFTAR PUSTAKA
Hosttetman. 1995. Cara Kromatografi Kolom Preparatif. Bandung: Institut Teknologi
Teknologi Bandung (ITB).
SM, Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: VIP
Soebagio, dkk. 2003. Kimia Analitik II. Makassar: JICA
Takeuchi, Yoshito. 2009. Kromatografi. http://wikipedia. Diakses pada tanggal 18
April 2011.
Wikipedia. 2010. Kromatografi Lapis Tipis. http://id.wikipedia.org. diakses pada
tanggal 18 April 2010.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Menurut teori semakin kurang kepolaran zat yang terdapat pada campuran maka
Rf-nya semakin besar, berdasarkan teori tersebu maka dapat disimpulkan bahwa
urutan kepolaran fraksi fenol adalah
2,4,6-trinitrofenol = 0,05
2,4-dinitrofenol = 0,2
p-nitrofenol = 0,4
o-nitrofenol = 0,9
2. Suatu tekhnik pendeteksian yang biasa dilakukan untuk senyawa-senyawa organic
adalah dengan penyemprotan H2SO4. Langkah ini kemudian diikuti dengan
pemanasan untuk mengarangkan dan mengembangkan noda-noda hitam untuk
keperluananalisa kualitatif yang diinginkan diperiksa secara instrumental dan
larutan hasil ekstraksi.