Anda di halaman 1dari 17

SIRUP

A. Pengertian Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan
lain, kadar sakarosa C12H22O11, tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66% (FI III, 1979)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(Anonim, 1995).
Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang
minimal mengandung 50% sakarosa.
Sirup obat dalam perdagangan dibuat dari bahan-bahan awal yaitu dengan
menggabungkan masing-masing komponen tunggal dari sirup seperti sukrosa, air murni,
bahan pemberi rasa, bahan pewarna, bahan terapeutik dan bahan-bahan lain yang diperlukan
dan diinginkan (Anief, 1994).
B. Pembuatan Sirup
Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut:
Buat campuran untuk sirup, panaskan, tambahkan gul, jika perlu dididihkan hinggan
larut tambahkn air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,
buang busa yang terjadi, serkai (FI III, 1979)
Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon di
tambahkan sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada pembuatan
sirup simplisia untuk persediaan di tambahkan

metil paraben 0,25% b/v atau

pengawet lain yang cocok. (FI III, 1979)


C. Cara Pengerjaan Resep Sirup Secara Umum
1) Timbang Semua Bahan, Kalibrasi botol
2) Buat sirup simplek dengan cara, masukan saccarosa ke erlemeyer, tambhkan nivagin,
tambahkan air panas, goyang ad larut. Sisihkan
3) Masukan Zat-zat dalam erlemeyer tambahkan air panas goyang ad larut, tambahkan
sirup simplek goyang ad homogen.
4) Masukan kebotol tambahkan larutan carmin dan ol.citri (2-3 tetes) kocok ad homogen
tutup dengan penutup gabus.
5) Beri etiket putih tandai label KOCOK DAHULU
6) Obat Siap Diserahkan.

D. Evaluasi Sediaan Sirup


1) Bobot Jenis
Menggunakan piknometer yang kering dan bersih.
Menimbang piknometer kosong di timbangan analitik.
Aquadest dimasukkan kedalam pikometer dan ditimbang.
Zat cair (sirup) dimasukkan ke dalam piknometer.
Kelebihan zat uji ditimbang dan dibuang.
Bobot piknometer kosong dikurangkan dari bobot piknometer yang telah diisi.
2)

Viskositas
Viskometer diisi dengan zat cair (sirup) melalui pipa sebelah kanan.
Diusahakan permukaan lebih rendah dari tanda B.
Viskometer ostwald dimasukkan kedalam penangas air yang dilengkapi dengan
termometer untuk mengukur suhunya.

Pembuatan Syrup Paracetamol


A. Uraian Bahan
1. Uraian Zat Aktif
Parasetamol (Sumber FI Edisi III, Halaman 37)
Warna
: Putih
Rasa
: Pahit
Bau
: Tidak berbau
Pemerian
: serbuk hablur
Kelarutan
: Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol
(95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam

sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida.


Suhu lebur
: 169o - 172o C

Masa molekular
PH larutan
Stabilitas

: 272,4 g/mol
: 3,8 6,1
: Pada suhu > 40oC akan lebih mudah terdegradasi, lebih

mudah terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari
rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
Khasiat dan Penggunaan : Anelgetikum, Antipiretikum.
2. Uraian Zat Tambahan
Sukrosa (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 725)
Warna
: Putih, tidak berwarna
Rasa
: Manis
Bau
: Tidak berbau
Pemerian : Hablur, masa hablur, bentuk kubus
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klroform dan eter.
Titik didih : 186Oc
Bobot jenis
: 1,587 g/ mol
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.
Khasiat : Bahan sirupus simplex
Metil paraben / Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378)
Warna
: Putih
Rasa
: Tidak mempunyai rasa
Bau
: Hampir tidak berbau
Pemerian : Serbuk hablur halus
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25
bagian etanol (95 %) P, dan dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P,

dan dalam alkali hidroksida.


Titik Lebur
: 1250C sampai 1280C
Pka/pkb
: 8,4
Bobot Jenis : 1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml
pH larutan : 3-6
Stabilitas
: Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Khasiat
: Bahan Pengawet

Gliserol
Nama resmi
: Glycerolum
Nama lain
: Gliserol, Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah

dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak berwarna yang tidak melebur

hingga mencapai suhu lebih kurang 20.


Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak

larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.


Khasiat : Pelarut

Asam Sitrat
Pemerian

: hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat

asam; agak higroskopik merapuh dalam udara kering dan panas.


Kelarutan
: larut dalam kurangdari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol

(95%) P; sukar larut dala eter P.


Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat
: Pendapar

B. Alat dan Bahan

Alat

Timbangan
Spektrofotometer
Batang pengaduk
Botol coklat
Spatel
Kertas perkamen
Gelas ukur
Erlenmeyer
Pipet tetes
Beaker glass
Viskometer Broukfield
Piknometer

C. Prosedur Kerja

Bahan

Paracetamol
Nipagin
Sukrosa
Propilenglikol
Gliserol
PEG6000
Asam sitrat
Sodium sakarin
Natrium sitrat
Erytrocine Soluble Colour
Grave Flavour
Aquadest

Cara Pembuatan :
1) Pembuatan sirup gula
Dalam gelas pialan 1 L yang berisi air suling ( suhu 80o )
Dimasukan sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut
Dinginkan sampai suhu 40o
2) Pembuatan Larutan Sirup Paracetamol
Masukan propilen glikol dan gliserol dalam labu erlenmeyer
Masukan nipagin sambil diaduk ad larut
Larutan dipanaskan pada suhu 50-60oC
Masukan secara bertahap paracetamol sambil diaduk ad larut
Dinginkan ad suhu 40oC
3) Pembuatan Larutan Dapar dan Zat Warna
Masukan secara bertahap asam sitrat, natrium sitrat, natrium sakarin
Larutkan dalam aquadest sambil diaduk ad larut dan homogen.
Tambahkan zat warna erytrocyne seluble color sambil di aduk ad homogen.
Tambahkan PEG 6000 secara bertahap sambil di aduk hingga larut dan homogen.
4) Pembuatan sirup akhir
Masukan larutan paracetamol + nipagin + gliserol + propilenglikol dalam

erlenmeyer
Tambahkan sedikit sirupus simplex, aduk larutan ad homogen
Masukan larutan dapar + zat warna + PEG 6000, sambil diaduk ad homogen
Tambahkan larutan grape flavor sambil diaduk ad homogen
Tambahkan sirupus simplex hingga 60 mL.
Kemas dalam botol 60 mL.

D. Evaluasi Sediaan
1. Uji Pemerian
Keadaan yang di amati yaitu :Warna, Rasa, Bau, Kelarutan.
Pemerian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau tidak hilang.
2. Pemeriksaan BJ
3. Pemeriksaan pH
Larutan sirup yang telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 mL
Lakukan pengukuran pH menggunakan pH meter dengan mencelupkannya dalam
larutan sirup.
4. Volume Terpindahkan
Botol 60 mL yang sebelumnya telah dikalibrasi
Sediaan sirup yang telah jadi kemudian dimasukan ke dalam botol 60 ml sampai
batas kalibrasi
Tuang kembali sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya
serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi.

5. Pemeriksaan Viskositas
Mengukur viskositas sirup paracetamol menggunakan Viskometer Brookfield :
Masukan sirup kedalam beaker glass
Pasang alat brookfield dan masukan spindel dalam sirup paracetamol
Pilih pengatur kecepatan; amati jarum penunjuk pada saat konstan
Catat angka yang ditunjuk jarum; hitung viskositasnya.
HASIL PENGAMATAN
1.

Uji Pemerian
Sebelum penyimpanan

Setelah 1 minggu penyimpanan

Warna sirup : Merah

Warna sirup

: Merah

Bau sirup

: Wangi anggur

Bau sirup

: Wangi anggur

Rasa

: Manis, pahit

Rasa

: Manis, pahit

Kelarutan

:Larutan

bening

dan

tidak Kelarutan

mengendap

: Larutan bening dan tidak

mengendap

2. Pemeriksaan pH
Rentang pH sediaan paracetamol sirup 3,8 6,1
Sebelum penyipanan

Setelah 1 minggu penyimpanan

4,5

8,5

3. Pemeriksaan BJ
Sebelum penyimpanan

Setelah 1 minggu penyimpanan

1,14 gr/ml

1,15 gr/ml

4. Pemeriksaan Viskositas

Sebelum

Spindel
61

Kecepatan
6 rpm

Skala
2,5

Koefisien
10

Viskositas
20 cP

penyimpanan
Setelah

61

6 rpm

2,

10

20 P

Penyimpana
n 1 minggu

5. Volume Terpindahkan
Sebelum penyimpanan
Kelompok

Botol 1

Botol 2

63 ml

62 ml

62 ml

62 ml

62 ml

63 ml

63 ml

64 ml

61 ml

62 ml

Setelah 1 Minggu Penyimpanan


Kelompok

Botol

62 ml

61 ml

61 ml

62 ml

61 ml

EMULSI

A. Pengertian Emulsi
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat
dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator
(emulsifying agent)
B. Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi , secara singkat dapat dijelaskan :
1) Metode gom kering atau metode kontinental.

Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru
diencerkan dengan sisa air yang tersedia.
2) Metode gom basah atau metode Inggris.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar
membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk
mem-bentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
3) Metode botol atau metode botol forbes.
Digunakan untuk minyak menguap dan zat zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam
botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran
tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil
dikocok.

Pembuatan Emulsi Minyak Ikan


Dr.raditya gumilar
SIP. NO. 02/SK/XI/2013
Jl. Singaparna no 5, tlpn 545222
No : 04
Tanggal : 04 April 2015
r/ oleum iecoris aseli
10%
xanthan gum
0,5%
toxoferol
0,01%
natrium benzoat
0,15%
sirupus symplex
30%
essence jeruk
q.s
aq dest
ad
100 ml
S tdd 1 cth
Pro
: subhan
paraf

A. Uraian Bahan
Oleum iecoris aselli
Pemerian : Cairan kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%)P mudah larut dalam kloroform
Wadah
: Dalam wadah tertutup baik trlindung dari cahaya
Khasiat
: Sumber vitam A dan D

Natrium benzoat
Pemerian :butiran atau serbuk hablur putih, tidak berbau,
Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%)P
Wadah
:Dalam wadah tertutup baik
Khasiat
:Zat pengawet

Tokoferol
Pemerian

: sedikit berbau, tidak berasa atau sedikit berasa, cairan

seperti

minyak kuning jernih


Kelarutan : praktis tidak larut air, sukar larut larutan alkali, larut dalam etanol
Khasiat
: antioksidan dan vitamin E
Wadah
: dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya

Sirupus simplex
Pemerian : cairan jerniih tidak berwarna
Khasiat
: pemanis
Wadah
: dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
Aquadest
Pemerian : Cairan jernih
Khasiat : Pelarut
B. Perhitungan Penimbangan
1. Oleum iecoris
x 100 = 10ml

3. Toxoferol
x 100 = 0,01ml

2. Xanthan gum
x 100 = 0,5

4. Na benzoat
x 100 = 0,15ml

Air : 2

x 0,5 = 1,25 ml

5. Syrupus simplex
x 100 = 30ml

C. Prosedur Pembuatan
Menyetarakan timbangan lalu menyiapkan alat dan bahan

Mengkalibrasi bolot ad 100ml lalu menimbang semua bahan


Larutkan toxoferol kedalam oleum iecoris digelas kimia (fasa minyak)
Masukan aq dest panas dalam mortir lalu taburkan zanthan gum, tunggu hingga
mengembang kemudian gerus kuat hingga terbentuk mucilago
Masukan fasa minyak sedikit-sedikit gerus hingga terbentuk korpus emulsi
Masukan na benzoat kedalam 2ml air lalu masukan kedalam mortir dan gerus
homogen kemudian tambahkan sirupus simplek gerus homogen
Masukan essence jeruk secukupnya kemudian masukan kedalam botol
Ad aq dest sampai batas kalibrasi, kocok lalu beri etiket dan label
D. Data hasil pengamatan
Sabtu
-

Minggu Senin
-

Selasa Rabu
-

Kamis Jumat
-

Pengkristalan

pada leher botol


Warna
Bau

coklat
Jeruk,

coklat
Jeruk,

coklat
Jeruk,

coklat
Jeruk

coklat coklat coklat


Minya Minya Minya

minya

minyak

minya

minya

k ikan

k ikan

k ikan

k ikan
Manis

ikan
Manis

k ikan
Manis

k ikan
-

Pertumbuhan
Mikroorganisme

Rasa
Evaluasi sediaan
1) Organoleptic
Bau

: khas aroma minyak ikan dan jeruk

Warna

: kuning kecoklatan

Rasa

: rasa manis, diikuti rasa jeruk

2) Penetapan PH : 5
3) Volume
:100ml

SUSPENSI

A. Pengertian Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut,terdispersi dalam cairan pembawa (Imo hal 159)
Suspensi adalah sediaaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut tang
terdisfersi dalam fase cair (FI IV hal 17)
Suspensi adalag sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut,terdisfersi dalam cairan pembawa (FI III hal 32)
B. Cara Pembuatan Suspensi secara Umum
1) Metode disperse
Ditambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk, kemudian
diencerkan
2) Metode Presitipasi
Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian di
encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan halus
tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.

Pembuatan Suspensi Lotio Kumerfeldi


LOTIO KUMMERFEL,DI.(aqua cosmetika kummerfeldi) (Obat kukul)
Resep stadart
R/ Sulf praec

20

Camph

Mucil Gum Arab 10


Sol. Calc Hidrat

134

Aq. Rosae

133
s.u.e

Rancangan Formulasi
Dr. azhhuri
(SIP.017/KOD/DU/II/1991)
Praktik:
Jln.sawojajar 23 Malang
Telp. 03417456678
Malang 27-11-2012
R/ Sulf praec
4
Camph
0,6
Mucil Gum Arab 2
Sol. Calc Hidrat 26,8
Aq. Rosae
26,6
s.u.e

A. Uraian Bahan
Sulfur praicipitat / belerang endap
Pemerian: serbuk amof/ hablur renik, sangat halus, warna kuning pucat, tidak

berbau dan berasa


Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbondioksida,

praktis tidak larut dalam etanol.(FI IV, hal 771)


Khasiat: antiskabisid

Campora

Pemerian: hablur, granul/ massa hablur, putih/ tidak berwarna, jernih, bau khas,

tajam, rasa pedas dan aromatik, menguap perlahan pada suhu kamar.
Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, minyak lemak,

minyak menguap.(FI IV, hal 167)


Khasiat: anti iritan

Mucil PGA
Mengandung Gummi Arabicum 40% dan dibuat dengan menambahkan 1,5 kali
air kepada Gom Arap itu, kemudian digerus sampai diperoleh suatu massa yang
homogeny. (VANDUIN hal 58)
Sol Calc Hidrat
Suatu kapur tohor dengan tiga bagian ait mendidihdiencerkan, sesudah 15 menit
dengan air hingga 25 bagian, biarlah campuran mengendap dan tuanglah zat cair
yang diatasnya, tambahkan air yang sama banyak pada endapannya, kocok dan
biarkan mengendap lagi. Tuanglah lagi zat cair yang diatasnya, ulangi lagi dan
akhirnya tambahkan pada endapannya 300 bagian air, dikocok berulang-ulang dan
simpanlah campurannya dalam botol tertutup baik. (PH ned hal 532)

Aqua rosae
Larutkan sebagian minyak mawar dalam 1g bagian spiritus keras dan saring,
ambil 4 bagian dari larutan tambahkan 996 bagian air saringlah zat cair jernih.
(PH ned, hal 105)
Pulv Gumi Arabicum
Pemerian; serbuk putih/putih kekuningan, tidak berbau
Kelarutan: larut hamper semua dalam air, tetapi sangat lambat meninggalkan, sisa
bagian tanaman dalam jumblag sangat sedikit, dan membersihkan cairan seperti
mucilage, tidak bermarna/ kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam
lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut dalam eter dan etanol. (FI
IV hal 718)
B. Perhitungan Bahan
Sulfur Praecipitat : 20g/300ml X 60 ml = 4g
Champora
: 3g/300ml X 60 ml = 0,6g

Mucil PGA
PGA
Aqua untuk PGA
Sol. Calc hidrat
Aqua Rosae

: 10g/300ml X 60 ml = 2g
: 4g/100g X 60 ml = 0,8g
: 1,5 X 0,8 = 1,2 ml
: 134g/300ml X 60 ml = 26,8ml
: 133g/300g X 60 ml = 26,6ml

C. Cara Pembuatan
Disiapkan alat dan bahan
Disetarakan timbangan
Dikalibrasi botol 60ml
Ditimbang champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 3 tetes spiritus fort dan
digerus ad homogen.
Ditimbang sulf. Praicipitat dimasukkan kedalam no. 4, digerus ad homogen.
Dipindahkan dalam kaca arloji, dan dibasahi dengan gliserin
Ditimbang PGA dimasukkan kedalam mortar digerus, ditambahkan aqua rosae 1,2ml

digerus ad terbentuk mucilage


Ditambahkan no. 5 kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogen
Ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogen
Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol
Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad homogen
Tutup dengan cup, diberi etiket biru dan label.

D. Evaluasi Sediaan
1) Kelarutan
2) Viskositas
3) Volume
4) Homogenitas
5) Organoleptis:
Bau
Rasa
Warna

:: encer
: 60ml
: kurang homogen terdapat endapan kamfer

: kamfer dan aqua rosae


:: putih kekuningan

DAFTAR PUSTAKA

Anief.Moh.1997.Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta:UGM Press


Departemen kesehatan republik indonesia.1979.farmakope indonesia.edisi ke-3: Jakarta.
Departemen kesehatan republik indonesia.1995.farmakope indonesia.edisi ke-4: Jakarta.
Departemen kesehatan republik indonesia.200.ilmu resep teori.jilid ke-1: Jakarta
Djasawibawa S.Si, Apt, susan I, dkk.2008.ilmu resep.jakarta:bakti husada
Howard C. Ansel.1989.Pengantar bentuk sediaan farmasi.Jakarta:UI-Press.
Msc, Prof.Dr.Ssupriyatna.2009.farmasetika dasar.jakarta:widia padjadjaran
http://inieyhciita.blogspot.com/2011/12/fisika-farmasibobot-jenis-zat-cair.html
http://antometa208.blogspot.com/2011/08/stabilitas-sediaan-sirup.html

TUGAS TEKNOLOGI FARMASI

SEDIAAN LIQUID
( SIRUP, EMULSI, SUSPENSI )

Disusun oleh:
Betti Nur Anggraeni
Dian Monika Ratih
Lyana Gita Sasiwi
Martyas Sukma Nugraha
Nisfiatur Riska
Rina Puji Astuti
Satrio Nugrogho
Sri Winda Sari
Yuliani Nur Hidayat

(1409226)
(1409228)
(1409234)
(1409236)
(1409239)
(1409243)
(1409246)
(1409249)
(1409253)

Anda mungkin juga menyukai