Anda di halaman 1dari 4

Contoh kegiatan

lingkungan :

manusia

yang

membahayakan

dan

merusak

a. Pembangunan perumahan yang tidak terencana


Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Seiring
bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal tentu semakin
meningkat. Akibatnya, terjadi perubahan penggunaan lahan. Lahan pertanian yang
tadinya luas, sedikit demi sedikit berubah fungsi menjadi pemukiman. Perubahan
fungsi lahan pun tidak saja terjadi pada lahan pertanian, hutan pun akan berkurang
luasnya. Hasilnya, keseimbangan ekosistem hutan pun akan terganggu. Timbullah
beberapa perubahan lingkungan yang dapat merusak lingkungan, seperti banjir dan
tanah longsor, karena berkurangnya hutan yang berisi pepohonan yang dapat
menyerap air.
b. Penebangan pohon dan pembakaran hutan
Seiring pertambahan populasi manusia, kebutuhan kayu pun semakin meningkat.
Hutan adalah sumber pemenuhan kebutuhan akan kayu. Akibatnya, penebangan
pohon dilakukan tidak terbatas. Penebangan hutan liar mengurangi fungsi hutan
sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Hilangnya
habitat dan makhluk hidup serta musnahnya spesies hewan dan tumbuhan, dapat
terjadi akibat penebangan pohon yang tidak terkendali ini. Ada lagi masalah yang
timbul, seperti masalah tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan. Akibat lain
yaitu munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia
karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
c. Penambangan pasir laut
Sejak tahun 1970-an, akibat keserakahan manusia, di Kepulauan Riau, Bangka,
Belitung, dan Singkep telah dilakukan penambangan pasir laut untuk diekspor ke
Singapura. Kegiatan ini menyebabkan abrasi dan rusaknya pantai sehingga
merusak ekosistem laut. Aktivitas tersebut kini setidaknya telah menenggelamkan
70 pulau, dan menurunkan produktivitas penangkapan ikan. Ironisnya, pasir laut
yang banyak mengandung logam, seperti titanium, paladium, dan vandium, oleh
Singapura kemudian diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat.
d. Polusi
Pada kondisi normal, lingkungan berada pada keadaan yang sehat dan tidak
membahayakan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang berlebihan, timbul
pencemaran lingkungan atau polusi yang justru membahayakan manusia itu
sendiri. Polusi merupakan masuknya zat atau senyawa kimia atau bahan-bahan
berbahaya lainnya ke dalam lingkungan pada kadar yang melebihi ambang batas
toleransi yang dapat diterima manusia sehingga membahayakan manusia. Polusi
juga
dapat
menyebabkan
menurunnya
kualitas
lingkungan
sehingga
membahayakan makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan tersebut. Zat-zat
atau bahan yang menyebabkan terjadinya polusi dinamakan polutan.
1) Polusi udara
Polusi udara terjadi jika terdapat penambahan polutan ke dalam komponen udara
hingga berada pada ambang batas yang membahayakan manusia. Sumber polutan
penyebab polusi udara umumnya berasal dari sisa pembakaran bahan bakar,
seperti pembakaran batubara di pabrik dan pembakaran BBM dari kendaraan
bermotor, dan lain-lain, termasuk pembakaran lahan dan hutan. Polusi udara dapat
menyebabkan sesak napas, batuk, dan aneka penyakit mata.

Polusi udara juga menyebabkan hujan asam dan sulfur sehingga suhu di permukaan
bumi meningkat. Hujan asam disebabkan oleh senyawa belerang dan sulfur (SO2)
yang banyak dihasilkan pada pembakaran batubara. Hujan asam memiliki air
berkadar pH rendah. Pada kondisi hujan normal, pH airnya mendekati 5,6;
sedangkan pada kondisi hujan asam, pH airnya mencapai 3-3,5. Penyebab utama
hujan asam yaitu polutan dari industri dan polusi kendaraan bermotor. Hujan asam
dapat merusak bangunan, berbagai peralatan logam, dan memusnahkan
pepohonan serta mematikan ikan-ikan dan biota perairan. Pepohonan yang mati
akibat hujan asam, tidak dapat tumbuh kembali dengan singkat.
Polusi udara juga dapat menyebabkan efek rumah kaca. Bagaimana Efek rumah
kaca terjadi? Energi yang dilepaskan oleh matahari berupa cahaya yang memiliki
panjang gelombang pendek (1). Ketika gelombang cahaya tersebut menembus
atmosfer terjadi pengurangan energi gelombang cahaya. Akibatnya, panjang
gelombang cahaya tersebut semakin panjang (2). Hal ini disebabkan sebagian
energi tersebut diserap oleh permukaan bumi dan sebagian lagi dipantulkan. Energi
yang dipantulkan tersebut memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
daripada 2 (disimbolkan 3). Oleh karena memiliki panjang gelombang yang lebih
panjang dan energi yang lebih rendah, cahaya tersebut tidak semua dapat
menembus lapisan atmosfer. Hal ini karena untuk menembus atmosfer dibutuhkan
energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, cahaya tersebut dipantulkan kembali ke
bumi.
Semakin meningkatnya kandungan CO2 dari pembuangan bahan bakar dan
peristiwa kebakaran hutan serta penebangan hutan (deforestasi), menyebabkan
semakin tebalnya lapisan yang menyelubungi bumi. Oleh karena itu, energi
matahari yang seharusnya dikeluarkan dari bumi semakin banyak terkurung.
Akibatnya, terjadi peningkatan suhu rata-rata di atmosfer (pemanasan global)
2) Polusi air
Polusi air terjadi jika terdapat penambahan polutan ke dalam komponen air hingga
berada
pada
ambang
batas
yang
membahayakan
organisme
yang
menggunakannya, termasuk manusia. Polutan penyebab polusi air bisa berasal dari
limbah cair pabrik, limbah pertanian, limbah rumah tangga, sampah organik, dan
logam berat. Polutan-polutan ini dapat mengubah komposisi air sehingga
membahayakan kehidupan di dalam air dan kehidupan di sekitarnya. DDT
(diklorodifenil trikloroetana) merupakan pestisida yang sangat efektif. Adanya DDT
ini telah menyelamatkan berjuta-juta manusia dari kelaparan dan penyakit, seperti
penyakit malaria. DDT juga membantu mengurangi insekta yang memakan
tumbuhan pertanian (hama pertanian). Akan tetapi, DDT sangat berbahaya dan
tidak mudah teruraikan oleh lingkungan. DDT dapat berada di lingkungan dalam
waktu yang lama. DDT juga tidak diuraikan oleh tubuh makhluk hidup. Hal ini dapat
menyebabkan DDT dapat melalui rantai makanan yang panjang. Peristiwa
terakumulasinya suatu zat kimia, seperti DDT, dalam tubuh makhluk hidup
dinamakan bioconcentration. Adapun meningkatnya kandungan suatu zat kimia
pada makhluk hidup, yang terbentuk melalui suatu rantai makanan, dinamakan
biological magnification.
3) Polusi tanah
Sampah dapat menjadi polutan yang menyebabkan terjadinya polusi tanah. Polutan
lain adalah limbah rumah sakit dan limbah cair pabrik, misalnya pabrik baterai.
Bahan-bahan seperti plastik, kaca, logam, dan insektisida merupakan polutan yang
susah diuraikan oleh dekomposer. Akibatnya, bahan-bahan tersebut akan

menumpuk dan terbenam dalam tanah. Tanah seperti ini akan berkurang
porositasnya. Insektisida dalam tanah juga dapat menyebabkan terbunuhnya
makhluk hidup lain yang justru berguna untuk manusia. Tanah yang tercemar logam
berat pun dapat mengganggu organisme yang hidup di dalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai