dia. Neno Warisman, Pemain film era 1980-an optimistis bakal memenangi gelar
perkara tersebut. Ia yakin Ahok menistakan agama. "Ada beberapa teori yang saya
sampaikan yang insya Allah membuktikan memang ada penistaan agama," papar
Neno. Pantauan Tribun, kuasa hukum Ahok, Sirra Prayuna hadir pada 07.30 WIB.
Dia tampak berjalan kaki dari ujung jalan menuju lokasi gelar perkara di Ruang
Rapat Utama (Rupatama). Kemudian, hadir beberapa pihak pelapor mulai hadir
sekitar 08.30 seperti Habib Rizieq Syihab, Habib Novel Bamukmin, Bachtiar
Nasir, dan Irene Handono.
Awak media diperkenankan mengambil gambar sebelum gelar perkara
dimulai. Tampak seluruh pihak yang berkepentingan ada di ruangan tersebut.
Neno Warisman yang ikut dalam gelar perkara menggambarkan suasana kegiatan
tersebut. Dia hadir sebagai ahli bahasa dari pihak pelapor. Menurutnya, acara yang
dipimpin Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Ari Dono Sukmanto
berlangsung tertib. Video rekaman pidato Ahok di Kepulauan Seribu juga kembali
ditayangkan. "Dari saksi ahli sudah memutar berkali-kali sayang waktunya selama
satu jam, 48 menit yah itu agak ngantuk juga sih," kata Neno.
Penggambaran suasana gelar perkara Neno serupa dengan yang dituturkan
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim, Brigjen Agus Andrianto. Ia
menuturkan ada pengaturan waktu untuk setiap pihak yang hadir, khususnya ahli
untuk beragumen. "Setiap ahli diberi waktu bicara selama satu jam," sebut Agus.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menyebut gelar perkara
dugaan penodaan agama berlangsung sejak pukul 09.10 Wib. Kabareskrim
Komjen Ari Dono pun memberi waktu satu jam bagi kubu terlapor melalui kuasa
hukumnya. Setelah kubu pelapor selesai, berlanjut ke istirahat dan shalat Maghrib.
Kemudian giliran para saksi ahli dari penyidik yang mendapat giliran sekitar satu
jam untuk memaparkan pandangan sesuai ilmu yang ditekuninya. Selesai itu
semua, Kabareskrim dengan para penyidiknya dari Direktorat Tindak Pidana
Umum akan melakukan rapat hingga larut malam. Berlanjut keesokan paginya
akan diumumkan hasil dari gelar perkara. "Total saksi dari Polri yang hadir ada 7,
yang mewakili terlapor ada lima dan pihak pelapor ada enam saksi. Satu yang
informasinya dari Mesir tidak hadir, digantikan saksi lain. Seluruh saksi ahli hari
ini dari dalam negeri. Kita tunggu bersama hasil keputusan besok," katanya.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, sekitar
20 ahli akan dihadirkan dalam gelar perkara terbuka terkait Gubernur nonaktif
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Gelar perkara tersebut akan
dilakukan Selasa (15/11/2016) pagi. "20 dari ahli hukum pidana, ahli agama, dan
ahli bahasa," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Baik pelapor maupun terlapor masing-masing mengajukan ahli untuk
dimintai pendapat dalam gelar perkara tersebut. Para ahli itu sebelumnya sudah
dimintai keterangan selama penyelidikan kasus Ahok. Ahok selaku terlapor,
disebut bakal menghadirkan ahli dari Mesir. Sementara itu, ahli yang sudah
pernah dimintai pendapat saat penyelidikan antara lain Imam Besar Front Pembela
Islam Rizieq Shihab, pakar hukum dari Universitas Islam Indonesia Mudzakir,
dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin. Gelar perkara besok tak terbuka
sepenuhnya. Media hanya diperkenankan masuk ke ruang rapat pada saat
pembukaan. "Pada saat pembicaraan substansi, semua menunggu di luar," kata
Boy. Gelar perkara akan dibuka Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Ari
Dono Sukmanto yang memimpin gelar perkara.
Nantinya, tim penyelidik akan memaparkan kasus yang ditangani.
Kemudian, para ahli yang dihadirkan akan memberikan tanggapan. Masyarakat
yang melaporkan juga diberi kesemparan untuk menjelaskan laporannya. Apapun
yang dibahas dalam gelar perkara akan dicatat dan dijadikan pertimbangan
penyelidik untuk menyimpulkan. "Penyidik akan menjadikan hasil gelar perkara
untuk merumuskan keputusan kesimpulan dalam penyelidikan, apakah laporan
polisi yang diterima penyidik, layak dinaikkan statusnya jadi penyidikan," kata
Boy. Rencananya, keputusan hasil gelar perkara diumumkan pada Rabu
(16/11/2016) atau Kamis (17/11/2016).
Gelar perkara juga melibatkan Ombudsman, Komisi III DPR RI, dan
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebagai unsur netral untuk pengawasan.
(Baca: Komisi III Tolak Hadiri Gelar Perkara Kasus Ahok). Sementara itu, dari
internal Polri akan dihadiri Divisi Profesi dan Pengamanan, Inspektorat
Dalam
kunjungan
kerja
ke
nonaktif
DKI
Jakarta Basuki
Tjahaja
Purnama sempat
mencurahkan hati kepada kakak angkat, Andi Analta. Basuki yang biasa
dikenal Ahok ini membeberkan laporan yang diarahkan kepadanya soal dugaan
penistaan agama. "Katanya 'Kak, saya bingung kok bisa begini?'," ujar Andi,
menirukan ucapan Ahok, saat ditemui di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa
(15/11).
Atas keputusan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, keputusan
menaikkan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI
dengan baik. Menurutnya, niat baik Polri menuntaskan kasus ini patut diapresiasi.
Meski sebelumnya ada suara pejabat Polri yang terkesan berpihak kepada Ahok
sebelum gelar perkara dilakukan. Dalam kasus Ahok, lanjut Neta, Polri
diharapkan profesional, proporsional, independen, dan tidak mudah diintervensi.
"Jangan sampai gara-gara kasus Ahok, soliditas Polri terganggu atau Polri
terpecah. Dengan adanya keputusan melanjutkan penyidikan, Polri tampaknya
sudah mencermati dan memperhatikan argumentasi MUI," tandas Neta.
Dengan ditetapkannya Ahok jadi tersangka, tak membuat surut niat Calon
Gubernur DKI Jakarta. Justru dengan ditetapkan dirinya jadi tersangka Ahok juga
mengungkap terima kasih kepada pihak berwajib yang telah memproses
permasalahan itu. Menurut dia hal ini yakni bentuk dari demokrasi yang baik.
Meski sudah ditetapkan jadi tersangka Ahok mengaku tetap akan bertarung di
Pilkada DKI Jakarta 2017 lain kesempatan.
Ruhut Sitompul yang merupakan juru bicara Ahok mengatakan bahwa pihaknya
akan tetap semangat menuju pilkada 2017 mendatang, pihaknya tidak akan goyah
dan tidak akan menyerah, Bahkan Ruhut meyakini jika pasangan Ahok Dan
Djarot akan menang satu kali putaran lagi. Dirinya juga menyebutkan bahwa
pihak Ahok dan Djarot mendukung apa yang dilakukan presiden Jokowi perihal
menjadikan hukum sebagai panglima.
Sebelum menjadi tersangka, Ahok sudah memiliki firasat jika dirinya bakal
menjadi tersangka, Hal ini disampaikan Ahok beberapa waktu sebelum dirinya
ditetapkan menjadi tersangka. Kendati demikian Ahok mengakui jika dirinya akan
ikhlas menerima apa yang telah diputuskan oleh polri terhadap dirinya.
Diketahui sebelumnya sesaat sebelum ditetapkannya Ahok menjadi tersangka,
Presiden Jokowi menyampaikan pesan agar demo lanjutan terkait kasus Ahok
tidak terjadi lagi, Kasus ini disampaikan pada pukul 08.43 WIB atau satu jam
sebelum ditetapkannya Ahok menjadi tersangka. Kapolri Jenderal Tito Karnavian
menduga, ada motif lain apabila massa kembali ke jalan. Menurutnya, tujuan
demo mendatang tak lagi pada proses hukum Ahok.
Tak hanya Jenderal Tito Karnavian, Hal ini juga diungkap oleh Ketua Pusat Studi
Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi mengatakan apabila demo
masih tetap dilakukan maka ada dugaan aksi aksi yang dilakukan tersebut
memiliki agenda politik lain. Melalui juru bicaranya, Jokowi menugaskan JOhan
Budi agar menyampaikan kepada masyarakat supata menghormati proses hukum
yang sedang berjalan.
JAKARTA, KOMPAS.com
Penetapan tersangka Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok), ditanggapi beragam oleh sejumlah warga Ibu Kota.
Rio (34), warga Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur, mendukung
keputusan Bareskrim Mabes Polri yang menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus
dugaan penistaan agama tersebut. "Kita sebagai warga mendukung apa yang