Laporan Ipt Lengkap
Laporan Ipt Lengkap
TUJUAN
Tujuan dari Kunjungan praktikum Ilmu Penyakit Tanaman ke
Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Temanggung adalah:
1. Untuk mengetahui aplikasi Mikoriza pada media tanam
2. Mengetahui peran agen pengendali hayati dalam pengendalian penyakit
tanaman yaitu PGPR dan Tricoderma sp.
3. Mengetahui teknik pengamatan atau identifikasi penyakit tanaman.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikoriza
1. Pengertian Mikoriza
Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti
fungi akar (mykos = miko= fungi dan rhiza = akar ) atau fungi
tanah karena hifa dan sporanya selalu berada di tanah terutama di
areal rhizosfer tanaman (Mikola, 1980; Smith and Read, 1997).
Asosiasi antara fungi mikoriza dengan tanaman inang merupakan
hubungan simbiosis mutualisme (Simanungkalit, 2003; Brundrett et
al., 2008).).
2. Morfologi Mikoriza
Perkembangan kolonisasi FMA dimulai dengan pembentukan
apresorium. Apresorium merupakan struktur penting dalam siklus
hidup FMA. Hal ini diinterpretasikan sebagai kejadian kunci bagi
pengenalan interaksi yang berhasil dengan bakal calon tanaman inang.
Fase kontak akan diikuti dengan fase simbiotik. Sejak fase itu, fungi
menyempurnakan
memproduksi
hifa
proses
morfogenesis
interseluler
dan
kompleks
dengan
intraseluler, vesikel,
dan
ektendomikoriza
merupakan
bentuk
antara
terbatas
dalam
tanah-tanah
hutan
sehingga
4. Sifat-sifat Mikoriza
Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) tergolong ke dalam tipe
endomikoriza dan mampu membentuk organ-organ khusus yaitu
arbuskul, vesikular dan spora.
a. Vasikular
Vesikular merupakan struktur fungi yang berasal dari
pembengkakan hifa internal, berbentuk bulat telur yang berukuran
30-50 m-sampai 80-100 m dan berisi banyak senyawa lemak
sehingga merupakan organ penyimpan cadangan makanan dan pada
penyerapan
unsur
hara
tanaman,
peningkatan
amonium (NH4+) dan unsur hara tanah yang relatif immobil lain
seperti belerang (S), tembaga (Cu) dan juga Boron (B). Mikoriza
juga meningkatkan luas permukaan kontak dengan tanah, sehingga
meningkatkan daerah penyerapan akar hingga 47 kali lipat. Mikoriza
tidak hanya meningkatkan laju transfer nutrisi di akar tanaman inang,
tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap cekaman biotik dan
abiotik (Smith dan Read, 2008).
B. Agens Hayati
1. PGPR
PGPR adalah sejenis bakteri yang menguntungkan yang
hidup di sekitar perakaran tanaman dimana bakteri ini memberi
keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Jika
di daerah perakaran suatu tanaman kekurangan mikroorganisme
menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang
berbagai macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu
tanaman juga akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya
(kurang subur). PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan
Schroth tahun 1978, dimana mereka menemukan bahwa keberadaan
bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu pertumbuhan
tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman
nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit.
Mekanisme PGPR dalam meningkatkan kesuburan tanaman
dapat terjadi melalui 3 cara (Amalia, 2007), yaitu:
a. Menekan
perkembangan
hama/penyakit
(bioprotectant):
: Fungi
Devisio
: Amastigomycota
Class
: Deutromycetes
Ordo
: Moniliales
Famili
: Moniliaceae
Genus
: Trichoderma
Spesies
: Trichoderma sp.
C. Identifikasi Penyakit
1. Gejala Penyakit Tanaman
Gejala penyakit sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan
di dalam sel-sel bagian tanaman yang bersangkutan. Oleh karena itu
gejala yang ditunjukkan oleh tanaman yang sakit juga dapat
dibedakan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
sel atau pada sekumpulan sel yang bersangkutan, yaitu sebagai
berikut :
a. Tipe Nekrotik
Nekrotik yaitu tipe gejala yang disebabkan oleh adanya
kerusakan fisik atau kematian pada sel, bagian sel, atau
jaringan. Gejala yang termasuk tipe nekrotik antara lain:
1) Nekrose
2) Chlorosis
3) Layu
4) Terbakar
5) Busuk
6) Dumping Off
7) Kanker
8) Hydrosia
9) Pendarahan
10) Mati Ujung
a. Tipe Hipoplastik
Tipe hipoplastik, yaitu tipe kerusakan yang disebabkan
karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan
(underdevelopment) sebagian atau seluruh jaringan tanaman
akibat serangan patogen. Contoh gejala yang termasuk tipe
hipoplastik yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
Kerdil
Perubahan Simetri
Chlorosis
Roset (Sapu)
Etiolasi
b. Tipe Hiperplastik
Tipe hiperplastik, yaitu tipe gejala yang diakibatkan
karena
adanya
pertumbuhan
jaringan
yang
melebihi
III.
METODOLOGI
Praktikum kunjungan ke laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit
Tanaman Temanggung dilaksanakan pada tanggal 4 November 2016.
IV.
dan
ditutup rata.
Inokulum tanah merupakan inokulum alami yang paling murah
harganya dan teknologinya juga paling sederhana. Keuntungan dengan
menggunakan inokulum tanah ialah kadang-kadang terbawa jasad renik
tanah lainnya yang juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman.
Inokulum tanah juga berisi spora, akar dan hifa yang semuanya dapat
menginfeksi akar tanaman.
Fungi mikoriza arbuskular merupakan suatu bentuk asosiasi antara
fungi dan akar tumbuhan tingkat tinggi. Bentuk asosiasi yang terjadi
antara fungi dengan tanaman adalah bentuk asosiasi yang saling
menguntungkan (simbiosis mutualisme), yaitu fungi memperoleh nutrisi
dari tanaman dan tanaman memperoleh tambahan serapan air dan hara.
Fungi mikoriza arbuskular dapat membentuk resting spora dalam tanah
baik tunggal maupun dalam bentuk sporokarp hingga FMA berhubungan
dengan akar tanaman inang.
Dalam pemeliharaan tanaman pada fase vegetatif penyiraman
dilakukan sebanyak 30 kali, sedangkan pada fase generatif dilaparkan
hingga dua bulan karena merupakan pembentukan spora (struktur
istirahat). Bibit mikoriza menemukan akar maksimal tiga hari karena
apabila lebih dari tiga hari maka mikoriza akan mati. Pemupukan
dilakukan dua minggu setelah tanam. Dilakukan satu minggu sekali,
sehingga selama satu bulan dilakukan empat kali pemupukan. Penen
dengan cara mengambil dari hasil perbanyakan kemudian dicacah 1 cm
kemudian diaduk rata-rata lalu dikemas. Dalam pemanenan media harus
tetap dijaga sterilitasnya. Setelah dilakukan perbanyakan maka dilakukan
pengujian yaitu mengambil sampel dan pads pengujuan ini ada standar
yang harus terpenuhi.
Cara pengaplikasian pada lahan menggunakan mikoriza yaitu
dengan cara memasukkan 0,5 g mikoriza ke dalam lubang tanam.
Kemudian memasukkan bibit tanaman. Dengan penggunaan mikoriza
potensi hasil akan meningkat 30 %, menekan serangan hama karena
tanaman menjadi lebih tahan.
Cara pengaplikasian pada polybag yaitu dengan cara memasukkan
0,5 g mikoriza ke dalam lubang tanam. Bahan tanam dari polybag
disobek kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanam. Pemberian
mikoriza pada tanaman ketela pohon meningkatkan bobot ubi, kualitas
rasa, kualitas aroma, dan warna lebih mengkilap. Sistem kerja mikoriza
yaitu sistemik karena membentuk pertahanan tanaman pada sistem
B. Agens Hayati
1. PGPR
PGPR (Plant Growth Promoting Rhyzobium) adalah sejenis
bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut
hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman
keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik karena bakteri ini
memberi
keuntungan
dalam
proses
fisiologi
tanaman
dan
pertumbuhannya.
Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan
PGPR adalah akar bambu. Alasan penggunaan akar bambu karena :
a.
b.
c.
d.
e.
adalah :
a. Akar bambu 100 gram
b. Dedak 1 kg
c. Terasi 200 gram
d. Gula pasir / Molasses 400 gram
e. Kapur sirih 100 gram
f. Air bersih 10 L
g. Galon
h. Jenis bakteri : Pseudomonas flourecence, Bacillus subtilis
Langkah-langkah pembuatan PGPR adalah sebagai berikut :
2. Trichoderma sp.
Trichoderma sp. adalah jenis cendawan yang tersebar luas di
tanah, dan mempunyai sifat mikoparasitik. Mikoparasitik adalah
kemampuan untuk menjadi parasit cendawan lain. Sifat inilah yang
dimanfaatkan sebagai biokontrol terhadap jenis-jenis
fitopatogen.
cendawan
C. Identifikasi Penyakit
Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagi
menjadi 3 golongan pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri,
dan virus.
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu
sendiri sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit.
Berdasarkan peruubahan yang terjadi pada sel tumbuhan, gejala penyakit
V. KESIMPULAN
Dari kunjungan yang telah dilaksanakan
ke Laboratorium
Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Temanggung dapat disimpulakan :
1. Mikoriza dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman, serta fungsinya
dalam tanaman yaitu membantu penyerapan unsur hara tanaman,
peningkatan pertumbuhan dan hasil produk tanaman
2. PGPR (Plant Growth Promoting Rhyzobium) mempunyai fungsi dalam
memacu pertumbuhan sehingga mempengaruhi proses fisiologi.
Tricoderma sp. mempunyai fungsi dalam kegagalan pertumbuhan
tanaman.
3. Identifikasi penyakit dilakukan untuk mengetahui gejala visual dan
melihat sejarah tanaman baik dari cara budidayanya maupun sifat yang
dibawa.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, C.J. dan Mimms, C.W. 1979. Introductory Mycology. John Wiley &
Sons.
Amalia, R. 2007. Pengaruh Perlakuan Benih Menggunakan Rizobakteri Pemacu
Pertumbuhan Tanaman ( RPPT ) dan Pemupukan P terhadap
Pengendalian Penyakit Antraknosa, serta Pertumbuhan Cabai Merah
(Capsicum annuum L.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 45 hal.
Bowen, G. D., and Rovira, A. D. 1999. The rhizosphere and its management to
improve plant growth. Adv. Agron. 66:1-102.
Brundrett, M. C., 2008. Mycorrhizas In Natural Ecosystems. Asv. Ecol. Res.
21:171-313.
Garg N, Chandel S. 2010. Arbuscular mycorrhizal networks: process and function.
A review. Agron Sustain Dev 30: 581-599.
Garrett, S.D. 1970. Cambridge at University Press. Cambridge.
Mikola, P., 1980. Tropical Mycorrhiza Research. Clarendon Press Oxford, New
York. p. 215.
Mosse, S., 1991. Vesicular Arbuscular Mycorizarescarh For Tropical Agriculture.
Ress. Bull
Pattimahu, D.V., 2004. Restorasi Lahan Kritis Pasca Tambang Sesuai Kaidah
Ekologi. Makalah Mata Kuliah Falsafah Sains, Sekolah Pasca Sarjana,
IPB. Bogor.
Rayburn, E.B. 1993. Plant Growth and Development as the Basis of Forage.
Simanungkalit, M. D. R., 1994. Potensi Mikoriza Vesikula Arbuskula Dalam
Peningkatan Produktifitas Tanaman Pangan. Laporan Program Pelatihan
Biologi dan Bioteknologi, Bogor.
Smith. S. E., and Read. D. J., 1997. Mycorrhizal Symbiosis. Second Edition.
Academic Press. Harcourt Brace & Company Publisher, London. pp. 3279.
Suharno, Sufaati S. 2009. Efektivitas pemanfaatan pupuk biologi fungi mikoriza
arbuskular (FMA) terhadap pertumbuhan tanaman matoa (Pometia
pinnata Forst.). SAINS 9 (1): 81-36
LAMPIRAN
MIKORIZA
AGENS HAYATI
IDENTIFIKASI PENYAKIT