Anda di halaman 1dari 5

PERAWATAN REKUREN APTHOUS STOMATITIS MENGGUNAKAN

TRIAMCINOLONE ACETONIDE

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh:
Pamungkas Handy Mulyawan
J530145006

PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

HALAMAN PERSETUJUAN
PERAWATAN RECURRENT APTHOUS STOMATITIS MENGGUNAKAN
TRIAMCINOLONE ACETONIDE

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Pamungkas Handy Mulyawan


J530145006

Telah diperiksa dan disetujui oleh:


Dosen Pembimbing

drg. SE Yuletnawati., MD.Sc

PERAWATAN REKUREN APTHOUS


STOMATITIS MENGGUNAKAN
TRIAMCINOLONE ACETONIDE
(Laporan Kasus)
Pamungkas Handy M, SE Yuletnawati
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kas_dey@yahoo.co.id, ysartarientin@yahoo.com
ABSTRAK
Rekuren apthous stomatitis (RAS) merupakan suatu peradangan yang terjadi pada mukosa
mulut, berupa ulser oval rekuren berwarna putih kekuningan tanpa tanda-tanda adanya penyakit lain
dan salah satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang paling menyakitkan terutama sewaktu makan,
menelan dan berbicara. Studi ini bertujuan melaporkan kasus klinis seorang pasien perempuan
berusia 21 tahun yang mengalami rekuren apthous stomatitis pada bagian bibir bawah dan diberikan
terapi triamcinolone acetonide 2x sehari. Rekuren apthous stomatitis dapat sembuh setelah 10 hari
perawatan. Pada kasus ini perawatan RAS dengan obat topikal memberikan prognosis yang baik.
Kata kunci : Rekuren apthous stomatitis, inflamasi, triamcinolone acitonide
ABSTRACT
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) is an inflammation of the mucosa of the mouth, in the form
of recurrent ulcer yellowish-white oval without signs of other diseases and one of the conditions of
ulcerative oral mucosal most painful especially when eating, swallowing and speaking. This study
aims to report the clinical case of a 21-year-old female patient who had recurrent aphthous
stomatitis in the lower lip and triamcinolone therapy acetonide twice a day. Recurrent aphthous
stomatitis can be recovered after 10 days of treatment. In this case, that Recurrent aphthous
stomatitis (RAS) which coated with topical drug has a good prognosis.
Keywords : Recurrent Apthous Stomatitis, inflamation, triamcinolone acitonide

PENDAHULUAN
Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena merupakan pintu
pertama masuknya bahan makanan untuk kebutuhan pertumbuhan dan kesehatan yang
optimal. Berbagai macam lesi sering kali terjadi di rongga mulut yang dapat disebabkan
berbagai faktor, salah satunya adalah RAS.4
RAS biasanya dirasakan oleh penderita sebagai sensasi rasa terbakar jika telah terbentuk
luka, rasa sakit semakin hebat dan terdapat gejala-gejala pendahulu/prodromal seperti
parestesia dan hiperestesia.2,5,6 Rasa sakit dan ketidaknyamanan yang eksaserbasi dengan
adanya pergerakan di sekitar ulser, seperti kegiatan makan, berbicara dan menelan.7
Karakteristik RAS biasanya berupa ulser rekuren dengan bentuk bulat atau oval dengan
pinggir yang dikelilingi erimatous dengan dasar lesi berwarna kuning keabuan. Ulser
berlangsung selama 1 minggu atau 1 bulan. 8,10 Secara klinis penyakit ini dibagi menajdi tiga
tipe yaitu tipe mayor, minor dan hepertiformis. RAS tipe minor merupakan jenis RAS yang
paling banyak dijumpai di masyarakat.7
Etiologi dari RAS hingga saat ini belum ada faktor yang diketahui, akan tetapi sejumlah
faktor predisposisi telah diidentifikasi yaitu mikroorganisme, herediter, trauma, hormonal,
defesiensi nutrisi, kelainan sistem pencernaan, psikososial dan kelainan imunologi seperti
hipersensitif dan autoimun.9

LAPORAN KASUS
Seorang pasien perempuan usia 21 tahun datang ke Klinik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta mengeluhkan perih pada bagian bibir bawah.
Keluhan dirasakan sejak 5 hari lalu, pasien sering mengalami hal yang sama sewaktu pasien
stress dan menstruasi dengan lokasi yang berpindah-pindah. Pasien tidak menderita penyakit
sistemik dan saat ini sedang tidak dalam perawatan dokter. Pemeriksaan intra oral mukosa
bibir bagian depan bawah kanan terdapat ulcer berwarna putih, diameter 4 mm, berbentuk
oval dengan tepi kemerahan. Didapatkan diagnosa sebagai rekuren apthous stomatits minor.

Gambar 1. Gambaran klinis sebelum perawatan


Perawatan yang diberikan kepada pasien berupa topikal steroid yaitu triamcinolone
acitonide. Triamcinolone acitonide berfungsi sebagai antiinflamasi dan mengurangi rasa
sakit. Obat diaplikasikan 2-3 kali sehari di tempat yang terasa sakit pada waktu setelah
makan dan malam hari sebelum tidur agar obat dapat berkontak secara optimal dengan cara
dioleskan tipis pada lesi.3,4,8 Selain obat tersebut pasien juga diberikan penjelasan mengenai
DHE untuk informasi mengenai penyakit yang dialami oleh pasien yaitu RAS agar pasien
mengerti dan mengetahui gejala dan penatalaksanaan yang tepat. Pasien dianjurkan untuk
menjaga kebersihan rongga mulut dan rutin mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk
mempercepat proses penyembuhan. Pemeriksaan intra oral setelah 10 hari perawatan
menunjukkan lesi mengalami penyembuhan.

Gambar 2 . Gambaran klinis setelah perawatan


PEMBAHASAN
Diagnosis RAS pada kasus ini tidak ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dan
biopsi tetapi hanya berdasarkan riwayat dan gambaran klinis pada kasus pasien. Pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan darah da serum serta biopsi dilakukan jika diduga adanya
gangguan sistemik.9

Tahap perkembangan RAS dibagi kepada 4 tahap. Tahap pertama premonitori, terjadi
pada 24 jam pertama perkembangan lesi RAS. Pada waktu prodromal, pasien merasakan
sensasi mulut terbakar pada tempat dimana lesi akan muncul. Secara mikroskopis sel-sel
mononuklear menginfeksi epitelium, dan edema mulai berkembang. Tahap kedua preulserasi, terjadi pada 18-72 jam pertama perkembangan lesi RAS. Pada tahap ini, makula
dan papula akan berkembang dengan tepi eritematus. Intensitas rasa nyeri akan meningkat
sewaktu tahap pre-ulserasi ini. Tahap ketiga ulseratif akan berlanjut selama beberapa hari
hingga 2 minggu. Pada tahap ini papula-papula berulserasi dan ulser itu akan diselaputi oleh
lapisan fibromembranous yang diikuti oleh intensitas nyeri yang berkurang. Tahap keempat
penyembuhan, terjadi pada hari ke-4 hingga 35. Ulser tersebut akan ditutupi oleh epitelium.
Penyembuhan luka terjadi dan sering tidak meninggalkan jaringan parut dimana lesi RAS
pernah muncul. Semua lesi RAS menyembuh dan lesi baru berkembang. 9,10 Berdasarkan hal
tersebut RAS dibagi menjadi tiga tipe yaitu rekuren apthous stomatits minor, rekuren
apthous stomatits minor mayor, dan stomatitis aftosa rekuren tipe herpetiformis.9
Penatalaksanaan RAS dilakukan dengan cara mengatasi atau menghilangkan faktor
predisposisi dan medikasi topikal seperti steroid topical berupa Triamcinolone acetonide
untuk menghilangkan gejala dan memiliki efek anti inflamasi, anti gatal dan anti alergi.
Triamcinolone acetonide merupakan topikal steroid yang berfungsi sebagai antiinflamasi
untuk meredakan peradangan yang berhubungan dengan lesi inflamasi dan lesi ulseratif oral
serta sebagai covering agent yang dapat mengurangi rasa sakit.9
Tindakan pencegahan timbulnya RAS dapat dilakukan dengan menghindari stress,
mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi,
konsumsi makanan kaya serat seperti sayur dan buah yang mengandung vitamin C serta
menjaga kebersihan rongga mulut dengan cara berkumur-kumur air hangat garam, obat
kumur dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali,
KESIMPULAN
Perawatan pada kasus RAS minor menggunakan triamcinolone acetonide dapat
dikatakan berhasil karena pasien tidak mengeluhkan rasa perih lagi pada bibir bawahnya
dan pemeriksaan intra oral setelah 10 hari perawatan menunjukan lesi mengalami
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Neville, B.W., Douglas D.D., Carl M.A., Jerry E.B. 2012. Oral and Maxillofacial
Pathology. 3th Ed. Elsevier. Hal: 331-6.
2. Pindborg, J. J., 2009, Atlas Penyakit Mukosa Mulut. BinarupaAksara. Hal : 151-6.
3. Usri, K., 2013. Diagnosis dan Terapi. Edisi ke2. LskI. Hal : 59-60
4. Langlais,olor Atlas of Common Oral Diseases. 4thED. Lippincott Williams &Wilkins.
5. Kasim, F., 2010. ISO Indonesia. Hal : 378
6. Scully, C.2012. Oral and MaxillofacialMedicine. 2nd ED.Elsevier. Hal : 151-6
7. Ship JA, Chavez EM, Doerr PA, Henson BS, Sarmadi M. Recurrent aphthous
stomatitis. Quintessence Int. 2000; 31(2):95-112.
8. E. A. Field & R. B. Allan. Oral ulceration., 2003, aetiopathogenesis, clinical diagnosis
and management in the gastrointestinal clinic. Aliment PharmacolTher., 18 : 8211962.
9. Scully C, Gorsky M, Lozada., 2004, The diagnosis and management of recurrent
aphthousstomatitis: A consensus approach. J Am Dent Assoc., 134: 200- 207.
10. Miller MF, Garfunkel AA, Ram C, Ship II., 2007, Inheritance patterns in recurrent
aphthous ulcers: twin and pedigree data. Oral Surg Med Oral Pathol., 43(6):886-91.

Anda mungkin juga menyukai