Anda di halaman 1dari 5

1.

SIFAT MEKANIK MATERIAL


Disusun oleh:
1. Atabik Yusuf G1F008034
2. Sri Juwita Sari G1F008040
3. Nurmisni Rumodar G1F008082

ABSTRAK
Banyak material yang terdapat di sekitar kita, dan telah menjadi bagian dari pola
berpikir manusia bahkan telah menyatu dengan keberadaan kita. Bahan dengan
sendirinya merupakan bagian dari alam semesta, secara terperinci bahan adalah benda
yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan
atau produk. Seperti : logam, keramik, semikonduktor, polimer, gelas, dielektrik serat,
kayu, pasir, batu berbagai komposit dan lain-lain.
Pada dasarnya bahan atau material mempunyai beberapa sifat yang diklasifikasikan
menjadi sifat mekanik, sifat fisik dan sifat kimia. Sifat mekanik yang dimiliki oleh
material antara lain hardness (kekuatan), ketangguhan (impak), keausan, fatik, dan
kekuatan tarik.
Kata kunci : material, sifat mekanik
Sifat Mekanik Material
1. Hardness (kekuatan)
Ketahanan suatu bahan terhadap deformasi (perubahan bentuk) yang permanen.
Kekerasan linier dengan kekuatan, semakin tinggi kekuatan maka semakin keras benda
tersebut. Beberapa metode yang digunakan untuk uji kekerasan antara lain:
a. Metode Gores
Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu dengan membagi kekerasan material
di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian dikenal sebagai skala Mohs). Skala ini
bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh
material talk, hingga skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki
oleh intan. Dalam skala Mohs urutan nilai kekerasan material di dunia ini diwakili oleh:
1. Talc
2. Gipsum
3. Calcite
4. Fluorite
5. Apatite
6. Orthoclase
7. Quartz
8. Topaz
9. Corundum
10. Diamond (intan)
b. Metode Elastik/Pantul
Dengan metode ini, kekerasan suatu material ditentukan oleh alat Scleroscope yang
mengukur tinggi pantulan suatu pemukul (hammer) dengan berat tertentu yang
dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji
c. Metode Indentasi

Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor
dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Kekerasan suatu material
ditentukan oleh dalam ataupun luas area indentasi yang dihasilkan (tergantung jenis
indentor dan jenis pengujian).
2. Ketangguhan (Impak)
Ketangguhan (impak) merupakan ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang
membedakan pengujian impak dengan pengujian tarik dan kekerasan dimana
pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan. Pengujian impak merupakan suatu
upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam
perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara
perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba.

Ilustrasi skematis pengujian impak dengan benda uji Charpy


3. Keausan
Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau
pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil pergerakan
relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya. Pengujian keausan dapat
dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk
mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah dengan metode Ogoshi
dimana benda uji memperoleh beban gesek dari cincin yang berputar (revolving disc).
Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulangulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda
uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar
penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan
maka semakin tinggi volume material yang terlepas dari benda uji.
4. Fatik
Fatik merupakan ketahanan suhatu material menerima pembebanan dinamik. Benda
yang tidak tahan terhadap fatik akan mengalami kegagalan pada kondisi pembebanan

dinamik (beban berfluktuasi). Mengalami kegagalan (patah) pada tegangan jauh di


bawah tegangan yang diperlukan untuk membuatnya patah pada pembebanan tunggal
(statis). Kegagalan fatik biasanya terjadi pada tempat yang konsentrasi tegangannya
besar, seperti pada ujung yang tajam atau notch.

Menunjukkan permukaan patahan poros akibat fatik yang bermula dari ujung yang
tajam dari tempat pasak
Faktor-faktor Penyebab Patah Fatik
Bersadarkan Penyebab utamanya, yaitu beban (tegangan) yang bekerja, patah Fatik
tergantung pada :
a. Besarnya tegangan maksimum yang bekerja
b. Fluktuasi tegangan yang bekerja, yaitu besarnya amplitudo dari tegangan tegangan
yang bekerja
c. Siklus tegangan yang bekerja. Adalah banyaknya periode pembebanan yang terjadi
d. Selain tegangan, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya patah fatik,
antara lain :
Konsentrasi tegangan pada suatu bagian benda.
Terdapatnya porositas
e. Korosi akibat lingkungan dan penyelesaian permukaan benda
5. Kekuatan Tarik
Kekuatan suatu bahan, pada umumnya dinyatakan dengan kekuatan tarik atau
tegangan tarik dimana tegangan sendiri adalah gaya per satuan luas. Tegangan tarik
dinyatakan dalam u (N/mm2), kekuatan luluh y (N/mm2).

Alat Uji Tarik

Kesimpulan
Material mempunyai beberapa sifat yang diklasifikasikan menjadi sifat mekanik, sifat
fisik dan sifat kimia. Sifat-sifat mekanik meliputi: hardness (kekuatan), ketangguhan
(impak), keausan, fatik, kekuatan tarik.
Daftar Pustaka
Mangonon. P.L.1999. The Principles of materials Selection for Engineering Design,
Printice-Hall International,Inc.
Smith William F.1999. Principles of Material Science and Enginering, Mc Granhill
Book Company, New York.
Sudihono, 1995, Teknologi Besi Tuang Kelabu, Politeknik Manifakturing ITB, Bandung.

Surdia, Tata dan Shinroku, Saitou. 2008. Pengetahuan Bahan. Departemen Metalurgi
dan Material FTUI: Jakarta
http://taufik-yoriwe.blogspot.co.id/2013/02/sifat-mekanik-bahan.html

Anda mungkin juga menyukai