Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Pertamina (Persero)
Minyak bumi pertama kali digunakan di Indonesia sekitar abad ke-8,
dimana pada saat terjadinya peperangan antara pasukan armada Adjeh (Aceh)
yang melawan tentara Portugis, menggunakan bola-bola api yang terbuat dari batu
berlapis kain yang dilumuri dengan minyak tanah (minyak bumi) yang merembes
keluar dari tanah yang mereka peroleh dibeberapa tempat didaerah Aceh pada saat
itu.
Pencarian minyak bumi secara komersil dilakukan pertama kali di
Indonesia pada tahun 1871 di lereng Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat,
dilakukan oleh seorang pengusaha Belanda bernama Jan Reerink, tetapi usaha ini
mengalami kegagalan. Pengusaha lain yaitu seorang inspektur perkebunan
Belanda bernama A.J. Zijlker menemukan kandungan minyak bumi di Telaga
Tunggal/Telaga Said, Pangkalan Brandan Sumatera Utara pada tanggal 15 Juni
1885 dan merupakan sumur minyak komersial pertama di Indonesia dengan
kedalaman sumur 121 meter. Kemudian berturut-turut ditemukan sumur minyak
bumi di Indonesia yang dikelolah oleh perusahaan Asing, seperti Koninklijke
Nederlandsche Petroleum Company di Telaga Said, Shell Transport and Trading
Co. di Kalimantan Timur, Dortsche Petroleum di Jawa Timur, Stanvac, Caltex, dll.
Tetapi setelah kemerdekaan, dilakukan usaha-usaha untuk mengambil alih
kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi. Hingga akhirnya terdapat 3
buah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia
saat itu, yaitu PN Permina, PN Pertamin, dan PN Permigan, yang kemudian
digabung dan disatukan menjadi sebuah perusahaan minyak dan gas bumi
gabungan bernama Pertamina, pada tanggal 10 Desember 1957 yang kemudian
tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi Pertamina.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, PT.
Pertamina hingga saat ini telah mengoperasikan 6 Refinery Unit (RU) yang
tersebar di Indonesia, yaitu:
1. RU I (Idle/Off)
: Pangkalan Brandan, Sumatera Utara
2. RU II
: Dumai, Riau
3. RU III
: Plaju dan Sungai Gerong, Sumatera Selatan
4.
5.
6.
7.
RU IV
RU V
RU VI
RU VII
Adapun peta ke 6 Refinery Unit (RU) saat ini dari PT. Pertamina (Persero)
dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
Pada tahun 1973, kedua kilang ini mengalami proses integrasi, kedua
kilang ini disebut dengan Kilang Musi. Kilang ini di bawah pengawasan PT.
Pertamina (Persero) RU III dan bertanggung jawab dalam pengadaan BBM untuk
wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.
Sebagian besar peralatan di Kilang Plaju menggunakan teknologi lama
sehingga sudah tidak begitu efisien lagi. Normalnya umur pabrik ini adalah 20
tahun dan sampai sekarang ini pabrik tersebut sudah beroperasi melebihi
umurnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut direncanakanlah pembuatan kilang
minyak baru yang disebut Proyek Kilang Musi (PKM). Sesuai dengan kebijakan
pemerintah yang tertuang dalam Inpres Nomor 12 dan 13 tahun 1983 tentang
penjadwalan kembali PKM, maka pelaksanaan PKM dilakukan secara bertahap.
PKM tahap 1 dijalankan tahun 1982 dengan menitikberatkan pada konservasi
energi dengan tujuan untuk meningkat efisiensi unit-unit proses.
Hal ini diwujudkan dengan melakukan revamping (penambahan alat) dan
pembangunan unit baru. Upaya yang telah dilakukan pada PKM tahan I adalah
sebagai berikut:
1. Revamping dapur dan beberapa peralatan CD Plaju untuk menurunkan
pemakaian bahan bakar.
2. Revamping FCCU dan Unit Light End Sungai Gerong.
3. Pembangunan destilasi bertekanan hampa bernama New Vacuum
Distilation Unit (NVDU) di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48
MBCD Long Residue.
4. Mengganti koil pemanas tangki.
5. Melengkapi fasilitas transfer produk antara kilang Plaju dan Sungai
Gerong.
6. Memanfaatkan feed semaksimal mungkin.
Dengan upaya tersebut, pemakaian refinery fuel menurun menjadi lebih
efisien. Proyek kilang Musi Tahap I telah selesai bulan September 1986.
Tahap II dari PKM dijalankan pada tahun 1991 dengan melakukan
pembaruan diantaranya:
1. Peningkatan kapasitas produksi-produksi Kilang Polypropylene menjadi
45.000 ton/tahun.
2. Revamping RFCCU dan Unit Alkilasi.
3. Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.
3
1982
1982
Tahun Sejarah
1984
1986
1987
1988
1990
1994
2002
2003
2007
Tempat
Area Perkantoran Kilang Plaju
Area Kilang Sungai Gerong
Diklat - SDM Sungai Gerong
RDP dan Lap. Golf Bagus Kuning
RDP Kenten
Lapangan Golf Kenten
RDP Plaju, Sungai Gerong dan Ilir
Luas (Ha)
229,60
153,90
34,95
51,40
21,20
80,60
349,37
1.3
menjadi 5 jenis, yaitu produk bahan bakar minyak (BBM), produk non bahan
bakar minyak, produk petrokimia, produk bahan baku khusus, dan produk lainnya.
1.3.1
yang dapat digolongkan ke dalam kelompok produk BBM (Bahan Bakar Minyak),
non-BBM, produk petrokimia, dan produk khusus.
Kilang Pertamina RU III Plaju menghasilkan berbagai macam produk
BBM, yaitu:
-
Avtur
Avtur adalah bahan bakar untuk pesawat turbin. Avtur dihasilkan dari unit
gas plant.
Avgas
Avgas adalah bahan bakar untuk pesawat baling baling. Kilang
Pertamina RU III adalah satu satunya di Asia yang memproduksi avgas.
Di seluruh dunia, hanya 3 negara yang memproduksi avgas, yaitu Italia,
Indonesia dan Australia. Hal tersebut karena sedikitnya permintaan avgas
seiring dengan penggunaan pesawat baling baling yang semakin tidak
populer. Contoh penggunaan avgas di Indonesia adalah sebagai bahan
bakar pesawat Hercules. Avgas dihasilkan dari unit gas plant.
Kerosene
Kerosene atau minyak tanah adalah salah satu bahan bakar yang biasanya
digunakan untuk keperluan rumah tangga. Saat ini, produksi minyak tanah
sudah tidak terlalu banyak lagi, mengingat adanya program pemerintah
yaitu konversi minyak tanah menjadi gas. Kerosene dihasilkan dari unit
crude distiller.
-
Solar
Solar adalah bahan bakar untuk mesin diesel. Pada unit CD, solar berada
pada tingkatan yang sama dengan kerosene. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, karena menurunnya produksi kerosene, sehingga produksi
solar meningkat jika dibandingkan sebelumnya. Solar dihasilkan dari unit
crude distiller.
Plaju adalah :
-
LSWR
LSWR merupakan singkatan dari Low Sulfur Waxy Residue. LSWR adalah
bahan bakur yang biasa digunakan untuk industri kimia. LSWR adalah
produk dari unit RFCCU.
1.3.3
Produk Petrokimia
Pertamina RU III Plaju juga memiliki kilang polypropylene, sehingga juga
Musicool
Musicool adalah refrigeran ramah lingkungan yang dihasilkan oleh Kilang
Pertamina RU-III Plaju. Musicool memiliki kandungan prophane
mencapai 98%. Musicool dipakai sebagai pengganti chlorofluorocarbon
(CFC) yang penggunaannya sudah dilarang karena dapat merusak
lingkungan. Selain ramah lingkungan, penggunaan musicool lebih irit
karena hanya memerlukan 30% untuk kebutuhan pendingin yang sama.
Racing fuel
Racing fuel adalah bahan bakar yang masih dikembangkan oleh Pertamina.
Racing fuel akan digunakan sebagai bahan bakar mobil balap. Harga jual
dari produk ini sangat tinggi, dapat mencapai Rp. 75.000/liter. Racing fuel
adalah hasil blending antara produk polimer beroktan tinggi dari unit
polimerisasi di gas plant dan catalytic naphta dari unit RFCCU. Angka
oktan racing fuel ini dapat mencapai 100.
Naptha adalah pemurnian yang berasal dari minyak mentah atau gas alam
dengan titik didih kira-kira berada di antara 27oC dan 221oC. Bila
dicampur dengan bahan lain akan menjadi motor gasoline atau jet fuel
dengan mutu yang lebih tinggi. Juga digunakan sebagai bahan baku untuk
gas kota, atau membuat berbagai jenis produk kimia atau digunakan
sebagai bahan pelarut, tergantung pada sifat dari turunan naptha
-
Vacuum Residue
Vacuum Residue adalah minyak mentah dengan kandugan karbon yang
masih tinggi yang tidak terkonversi dalam proses pemvakuman dan akan
dijadikan umpan di RFCCU.
1.4
Sistem Pemasaran
PT. Pertamina RU III Plaju bergerak di sektor hilir yang mengoperasikan
kilang BBM dan petrokimia. Bahan baku crude oil dari Prabumulih, Pendopo, dan
Jambi disalurkan melalui pipa-pipa. Sedangkan hasil produksi berupa BBM, non
BBM, Bahan bakar khusus, dan petrokimia didistribusikan untuk memenuhi
kebutuhan minyak dan gas di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Pangkal Pinang, Medan, Pontianak, Jakarta dan ekspor.
Produk-produk yang dihasilkan oleh Pertamina RU III Plaju
akan
Sistem Manajemen
10
11
perijinan,
pengkajian
Undang-Undang,
serta
menganalisa
peraturan.
7. Health, Safety, and Environmental
PT. Pertamina RU IIII Plaju melindungi keselamatan, kesehatan, dan
lingkungan kerja karyawankaryawannya melalui unit HSE. Selain itu
HSE juga berfungsi sebagai pengelola lingkungan hidup.
8. Procurement
Kegiatan utama dari bidang Procurement adalah inventory controlling
(pengendalian persediaan), purchasing (pengadaan material), contract
officer (kontrak jasa), dan terakhir service and warehousing.
9. Turn Arround
12
MANAGER, ENGINEERING
& DEVELOPMENT
13
14
SENIOR SUPERVISOR
PRIMARY PROCESS
SENIOR SUPERVISOR
PROCESS ENGINEER
POLYPROPYLENE
SECONDARY PROCESS
SENIOR SUPERVISOR
PROCESS CONTROL
ENGINEERING PROCESS
CONTROL & LMI3 DC3
PROCESS ENGINEER
PLANTPROCESS
ENGINEER
ECLCGAS
dikepalai
oleh Energy
Conservation
FCC
EXPERT ENVIRONMENT
EXPERT
SAFETY
EXPERT
and Loss Control
Head, yang
CDU, OFFSITE, UTL
energi serta
kehilangan
dalam ENGINEER
proses.
PROCESS ENGINEER
OFFSITE
& PRODUCT
PROCESS
DISTRIBUTION
UTILITIES
EXPERT
FCC, GAS PLANT, PP
JUNIOR ENGINEER
ASSISTANT ENGINEERING
energi
baik diPROCESS
primary process maupun di secondary
process.
SECONDARY
DATA & LIBRARY
Energy &
Combustion
Engineer
Primary-UTL
Energy &
Combustion
Engineer
Secondary
Optimation
Loss Engineer
Primary-UTL
Optimation
Loss Engineer
Secondary
1.5.4
16