Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BISNIS PARIWISATA XII DAN XIII

PENDANAAN DAN INVESTASI DALAM PARIWISATA BAGIAN II


DAN
KETENAGAKERJAAN DALAM PARIWISATA

Oleh:
I Gede Omy Wira Dharma
1502622010321 (25)
Akuntansi C

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2016

12.1.SUMBER-SUMBER PERMODALAN PARIWISATA


12.1.1.Investasi
Salah satu sumber permodalan dari sektor pariwisata adalah adanya
investasi dari investor baik itu dari dalam maupun luar negeri yang sifatnya
secara langsung maupun tidak langsung.investasi disini berguna sebagai sumber
dana dalampembangunan akomodasi pariwisata dari sektor swasta ,contohnya
seperti ,hotel,restoran,travel agent serta akodomodasi penunjang pariwisata yang
lainnya yang tentunya sangat diperlukan dalam proses berjalannya kegiatan
pariwisata di suatu daerah.
12.1.2.APBD
APBD atau anggaran perencanaan belanja daerah merupakan alokasi
dana dari daerah untuk didistribusikan ke bidang - bidang dari pembangunan di
daerah tersebut, salah satunya adalah sektor pariwisata .Tidak dapat dipungkiri
peran pemerintah daerah dalam pembangunan pariwisata sangaat besar
dikarenakan jumlah dana yang dialokasikan di sektor pariwisata tentunya tidak
sedikit , berbeda dengan dengan investasi yang lebih menitik beratkan pada
pembangunan akomodasi ,APBD sendiri lebih mengkhusus kepada
pembangunan infrastruktur daerah pariwisata seperti trotoar untuk pejalan kaki
toilet umum di daerah objek wisata dll .Selain itu APBD sendiri juga menyasar
untuk pembuatan event wisata disuatu daerah demi mendapatakan kujungan
wisata yang lebih tinggi dan juga sebagai media promosi secara tidak langsung.

12.2.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PARIWISATA


12.2.1.Jumlah Kunjungan Wisatawan
Jumlah kunjungan wisatawan menjadi salah satu indikator yang
mempengaruhi jumlah pendapatan dalam pariwisata,dikarenkan wisatawan
merupakan target utama dari kegiatan paariwisata itu sendiri.Maka bisa
dikatakan semakin tinggi tingkat kunjungan wisatawan ke suatu daerah wisata
berbanding lurus dengan tingginya tingkat pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan wisata tersebut.
12.2.2.Keadaan Sosial Daerah Wisata
Keadaan sosial dari suatu daerah wisata akan sangat mempengaruhi
tingkat pendapatan pariwisata di daerah tersebut ,dikarenakan dengan
kondusifnya situasi dan keadaan sosial di suatu daerah wisata maka secara tidak
langsung wisatawan akan datang berkunjung ke tempat wisata terswbut tanpa
harus merasa was was akan kondisinya nanti di dearah tujuan wisata tersebut .

12.2.3.Jumlah Obyek Wisata


Banyaknya jumlah obyek wisata pada suatu daerah tujuan wisata akan
memicu meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan.Hal ini dikarenakan
semakin bnyaknya pilihan wisata bagi wisatawan unutnk dikunjungi sehingga
secara tidak langsung akan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung
ke daerah tujuan wisata tersebut.
12.2.4.Kualitas Sarana Dan Prasarana Pariwisata
Kualitas sarana dan prasarana pariwisata di suatu daerah tujuan wisata
akan mempengaruhi tingkat kepuasan kunjungan dari wisatawan.Contohnya
seperti bersih tidaknya fasilitas umum di suatu daerah wisata .apabila kualitas
dari sarana dan prasarana daerah wisata tersebut baik dan wisatawan merasa
puas ,maka secara tidak langsung wisatawan akan tertarik untung berkunjung
kembali di kemudian hari, yang juga berpengaruh pada tingkat kunjungan
wisatawan yang sejajar dengan meningkatnya pendapatan pariwisata .

12.3.KASUS PENANAMAN INVESTASI ASING DALAM NEGERI DI PARIWISATA


BALI
Investasi Pariwisata di Bali Seret Masalah Lingkungan
Derasnya arus investasi perhotelan di Bali mau tidak mau menyeret kawasan
ini pada krisis air.Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, Ketua
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengatakan perkembangan
dunia perhotelan di Bali dengan jumlah kamar sekitar 77.496 hingga 2014 lalu,
tentunya membutuhkan air yang sangat banyak.
Dengan keadaan seperti ini, pariwisata bisa menjadi predator air dan budaya.
Jika pembangunan dilakukan terus menerus, bagaimana mengendalikannya. Bisa jadi
suatu saat cepat atau lambat Bali bisa akan ditinggalkan, terangnya, Selasa
(14/4/2015).
Dia menambahkan, untuk mengurangi pembangunan akomodasi pariwisata
seperti hotel dan vila, sudah ada surat edaran dari gubernur yang disikapi secara
berbeda-beda oleh setiap bupati di Bali. Namun sayangnya, SE tersebut tidak
diperhatikan dengan baik oleh bupati, bahkan saat ini ada sekitar 1.000 izin hotel yang
akan dibangun.
Kami harap agar ada evaluasi yang serius terhadap akomodasi perhotelan di
Bali, sebagai upaya pengendalian sumber daya air termasuk pembebasan lahan,
lanjutnya.
Menurutnya, pemerintah harus mengambil sikap tegas permasalahan ini agar
pariwisata Bali tetap hidup dengan baik.

Putu Gede Mahaputra, Direktur Umum PDAM Denpasar mengatakan, deposit


air di Denpasar terus menerus menurun hingga saat ini dan sudah tidak ada sumber air
lagi.
Sekitar tahun 2000-an deposit air di Denpasar mencapai sekitar 450 liter per
detik sekarang hanya sekitar 300 liter per detik, tuturnya di Denpasar.
Dia menambahkan, dengan melihat penurunan deposit air di Denpasar
pihaknya telah menghentikan penambahan produksi sumur bor lagi. Selain itu,
pihaknya sekarang ini juga tidak lagi berharap pada air bawah tanah.
Sekarang ini kami hanya bergantung pada sungai saja, yaitu di daerah Petanu
dan Tukad Penet, cetusnya.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang memasang pipa untuk mengalirkan air
tersebut kepada masyarakat.
Sekitar Mei nanti kami akan mulai memasang pipa di kawasan jalan WR
Supratman selama tujuh bulan sehingga air dari Petanu nanti akan masuk ke Denpasar
serta menambah kualitas produksi dan air di Denpasar, jelasnya.

13.1.PERAN LANGSUNG PARIWISATA TERHADAP PELUANG KERJA


Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata yaitu:
1.

Mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uang asing di


daerahtujuan wisata,

2.

Pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat setempat,

3.

Meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsung atau tidak


langsungdengan jasa pariwisata,

4.

Memperluas penciptaan kesempatan kerja, baik pada sektor-sektoryang terkait


langsung seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan, maupun pada sektor-sektor
yang tidak terkait langsung seperti industri kerajinan, penyediaan produkproduk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasa lain dan sebagainya,

5.

Sumber pendapatan asli daerah (PAD),

6.

Merangsang kreativitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun


seniman tabuh dan tari yang diperuntukkan konsumsi wisatawan.

Menggunakan pengganda National Tourism Satellite Account 2006 diketahui


pengganda pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor
pariwisata sebesar 0,0000000530 dan di dalam perekonomian nasional sebesar
0,000000761. Artinya setiap pengeluaran wisatawan sebesar satu trilliun (Rp
1,000,000,000,000) akan mampu menciptakan kesempatan kerja di sektor pariwisata
sebanyak 53.000 orang dan di dalam perekonomian nasional sebesar 761.000 orang.
Sumbangan penciptaan kesempatan kerja di pariwisata terhadap perekonomian nasional
6,97%. Untuk kasus Bali, menggunakan pengganda Bali Tourism Satellite Account
2007, pengganda pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di
sektor pariwisata adalah 0,0000000283 dan dalam perekonomian regional adalah
0,00000006756. Artinya setiap pengeluaran wisatawan satutilliun rupiah (Rp
1,000,000,000,000) akan mampu menciptakan kesempatan kerja sebanyak 28.300 di
sector pariwisata, dan dalam perekonomian Bali sendiri adalah 67.560 orang. Jadi,
sumbangan penciptaan kesempatan kerja sector pariwisata terhadap kesempatan kerja
regional mencapai 41,89%. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pariwisata telah menjadi
mesin penciptaan kesempatan kerja. Peningkatan kedatangan wisatawan ke Indonesia
atau ke pulau Bali (berarti peningkatan pengeluaran wisatawan) akan meningkatkan
secara nyata permintaan berbagai macam output, dan pada akhirnya akan meningkatkan
peluang pekerjaan. Dalam perspektif ini, dapatlah dikatakan bahwa Bali telah benar
menaruh pariwisata sebagai prioritas dalam strategi pembangunan, seperti pariwisata
adalah sebuah wahana meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan pemerintah,
revitalisasi seni dan budaya, pengentasan kemiskinan, atau meningkatkan kesejahteraan
masyarakat umum.
Kebutuhan tenaga kerja pariwisata makin meningkat sejalan dengan makin
berkembangnya usaha jasa pariwisata, sarana pariwisata serta usaha objek dan daya
tarik wisata. Oleh karena itu kesempatan kerja di bidang pariwisata perlu juga
diperhitungkan, berdasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan, jumlah pengeluaran
wisatawan dan pertumbuhan sarana pariwisata.
Dalam berbagai analisis disebutkan bahwa pembangunan pariwisata mampu
mendorong mobilitas tenaga kerja (Vorlauter, 1996). Hal senada diungkapkan Radetzki,
1989) bahwa perkembangan pesat pariwisata menjadi salah satu daya tarik utama bagi
migrasi tenaga kerja. Bila di lihat dari kualitas/jenis tenaga kerja yang ada, di tinjau dari
indikator tingkatpendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja di
bidang pariwisata ( perhotelan) lebih tinggi di bandingkan dengan pendidikan tenaga
kerja di sektor ekonomi lain pada umumnya. Fenomena tersebut di dukung oleh
penelitian Spillane (1994) yaitu adanya kecenderungan bahwa tingkat pendidikan yang
lebih baik tercipta di sektor pariwisata daripada sektor ekonomi lainnya.

13.2.PELUANG KERJA MULTIPLIER EFFECTS PARIWISATA

13.2.1Pengertian Kesempatan Kerja


Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan
pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan juga sebagai
permintaan atas tenaga kerja. Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting
dalam roda perekonomian suatu negara, karena:
1. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi.
2. Sumber Daya Alam.
3. Kewiraswastaan.
13.2.2.Masalah Yang Ditimbulkan Dari Banyaknya Tenaga Kerja:
1. Masalah-masalah perluasan kesempatan kerja.
2. Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja.
3. Pengangguran.

13.2.3.Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut Sumitro


1. Jumlah dan sebaran usia penduduk.
2. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda.
3. Peranan kaum wanita dalam perekonomian.
4. Pertambahan penduduk yang tinggi.
5. . Meningkatnya jaminan kesehatan.
13.2.4.Strategi Peningkatan Kesempatan Kerja
Sebagai strategi peningkatan kesempatan kerja yang diperlukan antara lain :

1. Dari sisi persediaan tenaga kerja :

Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang masih perlu


dipertahankan. Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui
peningkatan pendidikan yaitu dibedakan atas peningkatan kuantitas pendidikan
(perluasan fasilitas pendidikan, peningkatan kondisi perekonomian keluarga yang
mencegah angka putus sekolah dan peningkatan usia sekolah/wajib belajar 9
tahun) serta peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga kerja.
Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata sehingga dapat mencegah
migrasi desa-kota.
2. Dari sisi kebutuhan tenaga kerja
Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro
(seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem pajak yang
ramah pengembangan usaha, sistem kredit yang menggerakkan sektor riil),
kebijakan regional (melalui pengalokasian anggaran untuk pembangunan
infrastruktur yang menyerap tenaga kerja), kebijakan sektoral ( di sektor
pertanian dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan (koperasi),

membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa usaha kecil (UKM) dalam
pengolahan hasil pertanian, perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan
sistem pengemasan sesuai dengan kebutuhan pasar di luar komunitas, sedangkan
di sektor industri melalui penyederhanaan mekanisme investasi, penataan sistem
keamanan yang lebih baik.
13.2.5.Multiplier Effects Pariwisata
Menurut Glasson (1990) multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat
memacu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa
industri pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya.
Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan
atraksi wisata, perhotelan, restoran dan transportasi lokal. Sementara komponen
pendukungnya, mencakup industri-industri dalam bidang transportasi, makanan dan
minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu dari industri
pariwisata.
Menurut Harry G. Clement, (Yoeti, 2008: 249) setelah wisatawan datang pada
suatu negara atau destinasi, mereka pasti akan membelanjakan uang untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya selama mereka tinggal di negara atau
destinasi tersebut. Uang yang dibelanjakan wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak
pernah berhenti beredar, akan tetapi berpindah dari satu tangan ke tangan orang lain
atau dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Setelah melalui beberapa kali transaksi
dalam periode satu tahun, baru akan berhenti dari peredarannya bila uang itu tidak
lagi memberi pengaruh terhadap perekonomian negara atau destinasi yang
dikunjungi.
Multiplier effects juga bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
industri pariwisata. Secara sederhana ukuran keberhasilan dihitung dari besar
pengaruh uang yang dibelanjakan wisatawan terhadap perekonomian suatu negara
atau destinasi. Besarnya pengaruh uang tersebut dinotasikan sebagai coefficient of
multiplier effects(K). Semakin besar nilai K menunjukan bahwa perkembangan
industri pariwisata juga semakin bagus. Nilai K juga dipengaruhi oleh kebocoran
multiplier effects, meskipun banyak uang dibelanjakan oleh wisatawan, tapi jika
kebocorannya juga besar maka nilai K akan mengecil. Besarnya nilai K juga bisa
digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata.

13.3.PASAR TENAGA KERJA


13.3.1.Pengertian Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang


mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di
dalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan

sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja.


Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi
pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang
membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan
jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan
hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk
menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual
dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak
yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.

13.3.2.Penyelenggaraan Pasar Tenaga Kerja


Di Indonesia, penyelenggaraan bursa tenaga kerja ditangani oleh Departemen
Tenaga Kerja (Depnaker). Orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan
tenaga kerja dapat melapor ke Depnaker dengan menyampaikan jumlah dan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan beserta persyaratannya. Kemudian
Depnaker akan mengumumkan kepada masyarakat umumnya tentang adanya
permintaan tenaga kerja tersebut. Sementara itu, para pencari kerja (Pemilik
Tenaga Kerja) dapat mendaftarkan dirinya kepada Depnaker dengan
menyampaikan keterangan-keterangan tentang dirinya. Keterangan tentang diri
pribadi si pencari kerja ini sangat penting untuk dasar penyesuaian dengan
kebutuhan tenaga kerja dari orang-orang atau lembaga-lembaga yang
bersangkutan. Apabila ada kesesuaian, Depnaker akan mempertemukan si pencari
kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja tersebut untuk
transaksi lebih lanjut.
Selain Depnaker, di Indonesia juga berkembang penyelenggaraan bursa tenaga
kerja swasta yang biasa disebut Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja. Perusahaan
swasta yang berusaha mengumpulkan dan menampung pencari kerja, kemudian
menyalurkan kepada orang-orang atau lembaga - lembaga yang membutuhkan
tenaga kerja, baik di dalam maupun di luar negeri seperti Malaysia, Singapura,
Hongkong dan Arab Saudi. Sebelum diadakan penyaluran, perusahaan ini juga
sering menyelenggarakan pelatihan kepada para pencari kerja yang ditampungya.
Apabila ada kesesuaian antara pencari kerja dengan orang atau lembaga yang
membutuhkan, dapat dilakukan transaksi. Atas jasanya menyalurkan tenaga kerja
ini, perusahaan tersebut akan mendapatkan komisi.
13.3.3.Fungsi dan Manfaat Pasar Tenaga Kerja

1. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yaitu :


a. Sebagai Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,
b. Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan,
c. Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja,
2. Manfaat adanya bursa tenaga kerja yaitu :
a. Dapat membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga
dapat mengurangi penggangguran,
b. Dapat membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan tenaga
kerja untuk mendapatkan tenaga kerja,

Daftar pustaka
http://www.bisnishotel.com/index.php/investasi-pariwisata-di-bali-seret-masalah-lingkungan/
https://www.scribd.com/doc/304853720/Makalah-Tenaga-Kerja-Bispar

Anda mungkin juga menyukai